Anda di halaman 1dari 12

Limit Fungsi Trigonometri

KETENTUAN

Untuk x <<< ( x  0 ) maka sin x x


(x <<< kecil sekali ;  setara )

lim sin x = 1 lim tg x = 1


x0 x x0 x

lim x =1 lim x =1
x0 sin x x0 tg x

PERLUASAN

lim sin ax = a/b lim tg ax = a/b


x0 bx x0 bx

lim ax = a/b lim ax = a/b


x0 sin bx x  0 tg bx

lim sin ax = a/b lim tg ax = a/b


x0 sin bx x  0 tg bx

lim sin ax = a/b lim tg ax = a/b


x0 tg bx x0 sin bx

Rumus-rumus trigonometri yang sering digunakan untuk merubah fungsi:

cos x = sin (90° - x)


ctg x = tg (90° - x)
sin ax = 2 sin ½ax cos ½ax
cos ax = 1- 2 sin² ½ax
cos²x = 1 - sin²x

HAL-HAL KHUSUS

l i m axm + bxm-1 + .... =  untuk m > n ;


x  pxn + qxn-1 + ... a/p untuk m =n ;
0 untuk m < n
 untuk a > d ;
l i m ax2 + bx + c - dx2 + ex + f b-e untuk m =n ;
x  2a
- untuk a < d
Bila salah satu suku belum berbentuk tanda akar maka dibentuk dengan cara
mengkuadratkan kemudian menarik tanda akar.

DALIL L'HOSPITAL

Jika fungsi f dan g masing-masing terdifferensir pada titik x= a


dan f(a) = g(a) = 0 atau f(a) = g(a) =  maka

l i m f(x) =lim f(x)


x  g(x) x a g(x)

CONTOH LIMIT FUNGSI ALJABAR

1. l i m x2 - 5x + 6 = (3)2 - 5(3) + 6 = 0
x 3

2. l i m 3x - 2 =  (*) Uraikan


x  2x + 1 

x(3 - 2/x) = 3 - 2/x = 3 - 0 = 3


x(2 - 1/x) 2 + 1/x 2 - 0 2

atau langsung gunakan hal khusus

3. l i m x2 - x - 1 =  (*) Uraikan


x  10x + 9 

x(x - 1 - 1/x) = x - 1 - 1/x =  - 1 - 0 =  =


x(10 - 9/x) 10 + 9/x 10 + 0 10

atau langsung gunakan hal khusus

4. l i m x2 - 3x + 2 = 0 (*) Uraikan
x 2 x2 - 5x + 6 0

(x - 1)(x - 2) = (x - 1) = 2 - 1 = -1
(x - 3)(x - 2) = (x - 3) = 2 - 3

atau langsung gunakan hal khusus  Differensial

5. l i m x3 - 3x2 + 3x - 1 = 0 (*) Uraikan


x 1 x2 - 5x + 6 0

(x - 1)3 = (x - 1)2 = (1 - 1)2 = 0


(x - 1) (x - 5) (x + 5) (1 + 5) 6

atau langsung gunakan hal khusus  Differensial


6. l i m 2 + x - 2x = 0 (*) Hilangkan tanda akar dengan
x 2 x-2 0 mengalikan bentuk sekawan

(x - 1)3 = (x - 1)2 = (1 - 1)2 = 0 = 0


(x - 1) (x - 5) (x + 5) (1 + 5) 6

atau langsung gunakan hal khusus  Differensial

7. l i m (3x - 9x2 + 4x) =  -  (*) Hilangkan tanda akar


x 

l i m (3x - 9x2 + 4x ) =  3x
- 9x2 + 4x  = (*) Hilangkan tanda
x   3x - 9x2 + 4x  akar

l i m (9x2 - (9x2 + 4x) = l i m -4x =


x  3x + (9x2 + 4x) x  3x + 3x [1+(a/9x)]

lim -4 = -4 = -2
x  3 + 3 + 0)
(1
6 3

atau langsung gunakan hal khusus

CONTOH LIMIT FUNGSI TRIGONOMETRI

1. l i m sin 2x = 0 (*)
x 0 tg 3x 0

sin 2x = 3x 2 = 1 . 1 . 2 = 2
2x tg 3x 3 3 3

2. l i m 1 - cos 2x = 0
x 0 sin 2x 0

1 - (1 - 2 sin² 2x) = 2 sin² x = sin x = tg x = 0


2 sin x cos x 2 sin x cos cos x

3. l i m 1 - cos x = 0
x 0 3x² 0

2 sin² (½x) = sin (½x) . sin (½x) = 1 . 1 . 1 = 1


3 . 4 . (½x) 6 (½x) (½x) 6 6

atau langsung gunakan hal khusus  Differensial


4. l i m sin x - sin a = 0 (*)
x 0 x-a 0

2 cos ½(x+a) sin ½(x-a) = cos ½(x+a) . sin ½(x-a) =


x-a ½ (x - a )

cos ½(x+a) . 1 = cos ½(a+a) . 1 = cos a

Differensial (turunan) fungsi y = f(x) terhadap x didefinisikan sebagai :

dy = l i m f(x + x) - f(x)


dx x  0 x

(Perbandingan perubahan y yang disebabkan karena perubahan x, untuk perubahan x yang kecil
sekali)

Notasi lain : df/dx = f`(x) ; y`

RUMUS - RUMUS

1. FUNGSI ALJABAR 2. FUNGSI TRIGONOMETRI

y = xn  dy/dx = nxn-1 y = sin x  dy/dx = cos x


y = cos x  dy/dx = - sin x
y = sin x  dy/dx = sec²x

Sifat - sifat :

1. y = c (c=konstanta)  dy/dx = 0

2. y = c U(x)  dy /dx = c . U`(x)

3. y = U(x) ± V(x)  dy /dx = U`(x) ± V`(x)

4. Bentuk perkalian
y = U(x) . V(x)  dy/dx = U`(x).V(x) + U(x).V`(x)

5. Bentuk pembagian
y = U(x)  dy = U`(x).V(x) - U(x).V`(x)
V(x) dx (V(x))²

6. Bentuk rantai
y = f(U) dan U = g(x)  dy/dx = dy/du .du/dx

y = (ax + b)n
dy/dx = n(ax+b)n-1(a)

y = sin (ax + b)
dy/dx = (a) cos (ax+b)

y = sinn (ax + b)
dy/dx = n sinn-1(ax+b) [a cos (ax+b)]

Ket : Untuk menyelesaikan persoalan, sifat dan rumus-rumus ini dikombinasikan

1. MENENTUKAN KOEFISIEN ARAN GARIS SINGGUNG


(Gradien) di titik (x1y1) pada kurva y = f(x)

m = f`(x1)

f`(x1) berarti nilai turunan f(x) pada titik dengan absis x = x1,

Ket :
Khusus untuk jenis fungsi kuadrat. Jika titik tidak terletak pada grafik, maka gradien garis
singgungnya dimisalkan dengan m yang dicari dengan menggunakan persamaan garis y -
y1 = m (x - x1) disinggungkan dengan persamaan kurva y = f(x) dengan syarat D = 0 (D =
diskriminan dari hasil eliminasi kedua persamaan)

2. MENENTUKAN MONOTON FUNGSI

• Fungsi y = f(x) monoton naik pada suatu interval,


jika pada interval itu berlaku f'(x) > 0

• Fungsi y = f(x) monoton turun pada suatu interval,


jika pada interval itu berlaku f'(x) < 0

3. MENENTUKAN TITIK STASIONER

Fungsi y = f(x)  Syarat stasioner f'(x) = 0

JENIS - JENISNYA

STASIONER :

MAKSIMUM
Syarat : f`(x) = 0  x = x0; f'' (x0) < 0  Titik maksimum (xo, f(xo))

MINIMUM
Syarat : f '(x) = 0  x = x0; f'' (x0) > 0 Titik Minimum (xo, f(xo))

BELOK
Syarat : f '(x) = 0  x = x0; f'' (x0) = 0 Titik belok (xo, f(xo))

Nilai Stasioner adalah nilai fungsi di absis titik stasioner

Keterangan :
1. Untuk menentukan jenis jenis titik stasioner dapat juga dicari dengan melihat
perubahan tanda disekitar titik stasioner.
Langkah :
a. Tentukan absis titik stasioner dengan syarat f '(x) = 0 x = xo
b. Buat garis bilangan f '(x)
c. Tentukan tanda-tanda disekitar titik stasioner dengan mensubstitusi sembarang
titik pada f '(x)
d. Jenis titik stasioner ditentukan oleh perubahan tanda di sekitar
titik stasioner.

ket : f`(x) > 0 grafik naik


f`(x) > 0 grafik turun

2. Nilai maksimum/minimum suatu fungsi dalam interval tertutup didapat dari nilai
stasioner fungsi dalam interval itu atau dari nilai fungsi pada ujung - ujung interval

4. MASALAH FISIKA

Jika S(t) = Jarak (fungsi waktu)


V(t) = Kecepatan (fungsi waktu)
a(t) = Percepatan (fungsi waktu)
t = waktu

maka V = dS/dt dan a = dV/dt

5. MENYELESAIKAN MASALAH LIMIT

DALIL L'Hospital

Jika fungsi-fungsi f dan g masing-masing terdifferensir pada x = a dan f(a) = g(a) = 0 atau
f(a) = g(a) =  sehingga :

lim f(x) = 0 atau lim f(x) = , maka


xa g(x) 0 xa g(x) 

lim f(x) = lim f`(x) = , maka


xa g(x) xa g`(x) 

INTEGRAL merupakan kebalikan dari differensial (anti differensial).


Jika turunan dari F(x) adalah f(x), maka :

 f(x) dx = F(x) + c  (c = konstanta)

Integral dapat digolongkan atas :

A. Integral tak tentu (Tanpa batas)


B. Integral tertentu (Dengan batas)

Integral Tak Tentu

1. RUMUS

FUNGSI ALJABAR
 xn dx = 1/n+1 xn+1 + c ; n  -1

FUNGSI TRIGONOMETRI
 sin x dx = - cos x + c
cos x dx = sin x + c

sifat-sifat:
a. c f(x) dx = c f(x) dx
b. ( f(x) ± g(x) ) dx = f(x) dx ± g(x) dx
c. jika f(x) dx = F(x) + c
maka f(ax) dx=1/a F(ax) + c
f(ax+b) dx=1/a F(ax+b) + c

Perluasan :
(ax + b)n dx = 1/a 1/(n+1) (ax + b)n+1 + c
sin (ax + b) dx = -1/a cos (ax + b) + c
cos (ax + b) dx = 1/a sin (ax + b) + c

CARA MENGINTEGRIR

a. SUBSTITUSI

I = f(x) dx
substitusi : x = Q(u) ; dx = Q`(u) du
I = f(Q(u)) Q`(u) du
jika ruas kanan telah diintegrir, subtitusi kembali dengan fungsi invers dari x = Q(u)
(ket : Prinsipnya adalah merubah variabel sehingga rumus dapat digunakan)

b. SUBSTITUSI TRIGONOMETRI

1. Bentuk  a2 - x2
misalkan x = a sin  = arc sin x/a
dx = a cos  d

 a2 - x2 dx = a  1 - sin2 (a cos  d)


= a2  cos2 d
= ½a2 (1 + cos2) d
= ½a2 ( + sin cos) + c

= ½a2 [arc sin x + x a2 - x2 ] + c


a a a

  a2 - x2 dx = ½ a2 arc sin x/a + ½ x  a2 - x2 + c

2. Bentuk a2 + b2x2


Gunakan substitusi : x = a/b tg
dx = a/b sec2 d

3. Bentuk b2x2 - a2
Gunakan substitusi : x = a/b sec
dx = a/b tg sec2

c. PARSIIL

Yaitu mengenai integral dari suatu bentuk yang merupakan hasil perkalian antara suatu
fungsi x dengan turunan dari suatu fungsi x yang lain.

I = f(x) g(x) dx
Misalkan : u = f(x) ; dv = g(x) dx
du = ..... dx ; v = g(x) dx = ..... maka :

u du = u v - v du

Pemisalan dibuat sedemikian sehingga bentukv du jadi lebih mudah


Untuk hal-hal khusus dapat digunakan cara TABULASI

Integral Tertentu

1. Pengertian

Bila suatu fungsi F(x) mempunyai turunan f(x), maka bila f(x) diintegrasikan pada selang
(a, b) menjadi
a a
 c dx = c(x) = F(b) - F(a)
b b

2. Sifat

b b
a.  c dx = c(x) = c(b - c) c = konstanta
a a

b a
b.  f(x) dx = -  f(x) dx c = batas ditukar
a b

a
c.  f(x) dx = 0 c = batas sama
a

b a b
d.  f(x) dx =  f(x) dx +  f(x) dx c = ( a < c < b)
a b c
Menghitung Luas Daerah Gambar

1. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva

y = f(x)  0 (grafik di atas sumbu-x) ;


sumbu -x
garis x = a ; garis x = b
b
Luas =  f(x) dx = 0
a

2. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva

x = g(y)  0 (grafik di kanan sumbu-y)


sumbu -y ;
garis y = c ; garis y = d
d
Luas =  g(y) dy = 0
c

3. Untuk y = f (x) < 0, maka  f(x) dx < 0


a
menyatakan luas daerah yang terletak di bawah sumbu x dibatasi oleh garis x = a ; a = b. Karena
luas selalu positif, maka :
b b
Luas = -  f(x) dx =  f(x) dx 
a a

4. Jika y = f (x) pada interval a < x < b grafiknya memotong sumbu-x, maka luasnya
merupakan jumlah dari beberapa integral tertentu.

y = f(x) memotong sumbu x di c ; a < c < b


sumbu-x ;
garis x = a ; garis x = b
c b
Luas =   f(x) dx +  f(x) dx
a c

5. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva-kurva

y= f1(x) ; y=f2(x)
garis x = a ; garis x = b
Luas =  [f1(x) - f2(x)] dx

6. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva-kurva

Y = f1(x) Y = f2(x) yang berpotongan pada titik-


titik yang berabsis c dan d

Luas = ò [f1(x) - f2(x)] dx

HAL KHUSUS

1. Untuk luas antara dua kurva (fungsi kuadrat dengan sumbu-x ; fungsi kuadrat dengan
fungsi kuadrat atau fungsi kuadrat dengan fungsi linier dapat digunakan rumus:
Luas = DD atau Luas = ax1 - x2  3
2
6a 6
Ket. :
D = Diskriminan hasil eliminasi kedua persamaan (yang tidak disederhanakan)
a adalah koefisien a² hasil eliminasi kedua persamaan.
x1 dan x2 adalah absis titik potong kedua kurva.

2. Luas antara parabola dengan sumbu-x.

Luas = 2/3 luas persegi panjang terkecil yang melingkupinya


= 2/3 (b-a)(c)
1. Volume benda putar yang mengelilingi sumbu x

y = f(x) ;
garis x =a ; garis x = b ;
diputar mengelilingi sumbu -x

Volume =   (f(x))2 dx
a

2. Volume benda putar mengelilingi sumbu y

x = f(y)
garis y = c ; garis y = d ; diputar mengelilingi sumbu-y

d
Volume =   (f(x))2 dy
c

3. Daerah antara dua kurva diputar mengelilingi sumbu –x

y = f1(x) ; y = f2(x)
garis x = a ; garis x = b ; diputar mengelilingi sumbu –x
b
Volume =   {[f1(x)]2 - [f2(x)]2} dx
a

4. Daerah antar dua kurva yang berpotongan pada titik-titik dengan absis a dan b diputar
mengelilingi surnbu x

y = f1(x) ; y=f2(cx)
diputar mengelilingi sumbu-x

b
Volume =   {[f1(x)]2 - [f2(x)]2} dx
a

Menghitung Panjang Busur

1. Panjang busur kurva y = f(x) dari a = a sampai a = b

b
S=   1 + (dy/dx)2 dx
a

2. Panjang busur kurva x = f(y) dari y = c sampai y = d

d
S=   1 + (dx/dy)2 dy
c

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan

Kubus
Tabung
rusuk kubus = a
volume = a³ panjang diagonal bidang = a2
luas = 6a² panjang diagonal ruang = a3
r = jari-jari
t = tinggi
volume =  r² t luas = 2rt

Prisma Kerucut

LA = luas alas r = jari-jari


t = tinggi t= tinggi
volume = LA.t g = garis pelukis
volume = 1/3 r²t luas = rs

Limas Bola

LA = luas alas r =jari-jari


t = tinggi volume = 4/3 r³
volume = 1/3 LA t luas = 4r²

Anda mungkin juga menyukai