Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Polihidramnion mengacu pada jumlah cairan amnion yang terlalu banyak, biasanya
melebihi 2 liter. Polihidramnion disebabkan oleh meningkatnya sekresi cairan amnion karena
plasenta besar atau malformasi janin yang menghalangi janin menelan cairan amnion atau
menghambat absopsi oleh vili usus janin.1

Menurut WHO polihidramnion terjadi pada sekitar 1 dari 250 kehamilan, angka kejadian
polidramnion berkisar 1.1-2,8% dari seluruh kehamilan disebabkan oleh komplikasi pada
kehamilan dan persalinan dan 8-18 % dengan kelainan janin. 2

Dalam suatu studi berbasis populasi lainnya, Biggio dkk. (1999) mengkaji pemeriksaan
sonografi pada lebih dari 40.000 wanita di University of Albama di Birmingham. Mereka
menemukan 370 wanita dengan polihidramnion yang didefinisikan sebagai indeks sebesar 25 cm
atau lebih kantung vertical terbesar 8cm atau lebih, atau gambaran subyektif oleh ahli sonografi
yang berpengalaman. Dengan menguunakan lebih dari 36.000 wanita dengan indeks normal
sebagai control, polihidramnion menandakan peningkatan resiko bermakna dalam sejumlah hasil
akhir yang merugikan. Suatu temuan yang menarik adalah bahwa sebagian besar gangguan
perinatal terjadi pada wanita nondiabetik yang mengalami hidramnion.3

Dalam suatu penelitian terdahulu oleh Hill dkk. (1987) dari Mayo Clinic, lebih dari 9000
pasien prenatal menjalani evaluasi ultrasonografi rutin menjelang awal trimester ketiga. Insidensi
polihidramnion adalah 0,9 persen. Polihidramnion ringan disefinisikan sebagai kantung-kantung
yang berukuran vertical 8 sampai 11 cm terdapat 80 persen kasus dengan cairan berlebihan.
Polihidramnion sedang disefinisikan sebagai kantung-kantung yang hanya mengandung bagian-
bagian kecil berukuran kedalaman 12 sampai 15 cm terdapat 15 persen kasus. Hanya 5 persen
mengalami polihidramnion berat yang didefinisikan sebagai adanya janin mengambang bebas
dalam kantung cairan yang berukuran 16 cm atau lebih. Walaupun dua pertiga dari semua kasus
bersifat idiopatik, sepertiga lainnya terjadi pada anomaly janin, diabetes ibu, atau gestasi
multijanin.

Damato dkk (1987) melaporkan hasil pemeriksaan dari 105 wanita yang dirujuk untuk
evaluasi kelebihan cairan amnion. Dengan menggunakan definisi-definisi serupa dengan yang
dijelaskan oleh Hill dkk (1987), para peneliti ini mengamati bahwa hampir 65 persen dari 105
kehamilan ternyata abnormal. Terdapat 47 janin tunggal dengan satu anomaly atau lebih : saluran
cerna (15), hidarops nonimun (12), susunan saraf pusat (12), thoraks (9), tulang rangka (8),
kromosom (7), dan jantung (4). Dari 19 kehamilan kembar, hanya 2 yang normal. Dua belas dari
17 sisanya memperlihatkan transfusi antarkembar.3
Dengan menggunakan indeks cairan amnion yang lebih dari 24 atau 25 cm sebagai
patokan polihidramnion, sebagian besar studi menunjukkan bahwa mortalitas perinatal
meningkat secara bermakna. Dalam suatu laporan oleh Carlson dkk (1990) mengenai 49 wanita
dengan indeks 24 atau lebih, 22 (44%) megalami malformasi janin dan enam dari mereka juga
mengalami aneuploidy. Terjadi 14 kematian perinatal di antara ke 49 wanita tersebut.3

Anda mungkin juga menyukai