Anda di halaman 1dari 6

A.

TUJUAN DAN PRINSIP AKUNTANSI


Aku ntansi dikenal sebagai “bahasa” dalam dunia bisnis. Tujuan utama dari akun tansi adalah meny iapkan suatu laporan keuangan y ang memperlihatkan keadaan perusahaan secara jujur dan benar. Laporan pendapatan harus memperlihatkan laba atau rugi y ang se benarny a diterima oleh perusahaan pada periode tertentu dan neraca keuangan( balance sheet) harus menampilkan sebenar-benarny a posisi finansial perusahaan pada waktu tertentu. Pencatatan transaks i bisnis di bawah asumsi bahwa unit moneter selalu stab il disebut Histor ical Cost Accoun ting(H CA). Adapun keung gulan dari sy stem ini adalah sebag ai beriku t:
a. Hasil pencatatanny a dapat ditelusuri, d iidentifikasikan b ila perlu.
b. Data y ang diberikan kurang diperselisih kan dibanding metode lain y ang diajukan.
c. Tidak meny ajikan hold ing gain dan los s.
d. Data y ang diberikan berguna bagi pengambilan kepu tusan oleh manajer dan investor
e. Metode ini murah dilihat dari b iay a pencatatan, biay a pelaporan, auditing, dan peny elesaian perselisihan.

Dalam sistem HCA,aset dicatat berdasarkan harga pertukaran pada tanggal perolehan dan tidak
akan ada perubahan pada nilai aset meskipun harga pasar aset tersebut berubah.Hutang dicatat
berdasarkan jumlah yang disepakati dalam perjanjian dan tidak direvisi untuk mengkompensasi
perubahan pada tingkat harga umum dan biaya dicatat berdasarkan nilai historis. Pada
kenyataannya,nilai uang berubah dari waktu ke waktu sehingga HCA memiliki beberapa
kelemahan yatu:
a. Nilai aktiva yang dicatat dalam neraca akan mempunyai nilai yang lebih rendah apabila
dibandingkan dengan perkembangan harga daya beli uang terakhir. Di samping itu juga
terjadi perubahan-perubahan kurs yang cepat atas aktiva dan pasiva dalam valuta asing
yang dikuasai persahaan se-hingga mengalami kesulitan dalam perhitungan selisih
kurs yang tepat.
b. Bila aset diperoleh pada tanggal yang berbeda-beda
c. Alokasi biaya untuk depresiasi, amortisasi akan dibebankan terlalu kecil dan
mengakibatkan laba di-hitung terlalu besar
d. Laba/rugi yang terjadi yang dihasilkan oleh perhitungan laba/rugi yang didasarkan
pada asumsi adanya stable monetary unit tersebut tidaklah riil apabila diukur dengan
perkembangan daya beli uang yang sedang berlangsung,
e. Perusahaan tidak akan memperahankan real-capital-nya dan ada kecenderungan
terjadinya kanibalisme terhadap modal sehubungan dengan pembayaran pajak
perseroan dan pembagian laba yang lebih besar daripada semestinya.
f. Timbul kesulitan-kesulitan bagi manajemen perusahaan apabila harus mendasarkan
pada laporan akuntansi yang disusun atas dasar asumsi adanya stable monetary unit

B. KONSEP AKUNTANSI TINGKAT HARGA UMUM


Akuntansi Tingkat Harga Umum(General Price Level Accounting) adalah suatu metode
akuntansi yang menyatakan ulang laporan keuangan konvensional(yang mana dinyatakan
dalam nilai mata uang normal) ke dalam unit kemampuan daya beli secara umum untuk
disesuaikan dengan inflasi yang terjadi. Akuntansi Tingkat Harga Umum juga disebut sebagai
Akuntansi Inflasi ,karena dalam metode ini, entitas mencatat perubahan harga yang
memengaruhi daya beli terhadap aset lancar dan nilai aset jangka panjang serta kewajiban
perusahaan. Metode ini dapat menyediakan gambaran yang lebih akurat tentang nilai
perusahaan,sehingga metode ini sering digunakan untuk menyempurnakan laporan keuangan
perusahaan.

C. INDEKS-INDEKS TINGKAT HARGA

Indeks tingkat harga membandingkan perubahan harga umum atau khusus pada satu periode
dengan periode lain. Suatu indeks tingkat harga umum dapat didefinisikan sebagai suatu serial
pengukuran hubungan antara rata-rata harga sekelompok barang dan jasa pada suatu rangkaian
tanggal dengan rata-rata harga sekelompok barang dan jasa serupa pada suatu tanggal
tertentu,yang dinyatakan dengan persentase. Komponen serial itu disebut angka-angka indeks
harga (price-index number). Tetapi suatu index harga tidak mengukur pergerakan harga-harga
komponen individual, beberapa komponen bergerak dengan arah tertentu, sedangkan beberapa
lainnya bergerak dengan arah yang berlawanan. Maka, indeks harga umum didasarkan pada
sejumlah besar barang dan jasa, sedangkan indeks tingkat harga khusus mengacu pada barang
atau industri tertentu.

Pemilihan Indeks Tingkat Harga

Akuntansi tingkat harga umum menggunakan suatu faktor konversi yang didasarkan pada
perubahan indeks tingkat harga umum untuk mengubah dolar pada suatu tanggal menjadi
jumlah dolar yang mempunyai daya beli sama pada tanggal yang lain. Hendriksen
menunjukkan konsep yang berbeda mengenai daya beli yang disebut daya beli umum dolar,
daya beli pemegang saham, daya beli investasi bagi perusahaan dan daya beli penggantian
(replacement) khusus. Sebagai contoh, APB Statement No. 3 menyatakan :

Tujuan prosedur pernyataan kembali tingkat harga umum adalah untuk menyatakan kembali
laporan keuangan dolar, dan tujuan ini hanya dapat dicapai dengan penggunaan indeks tingkat
harga umum.

Di Amerika Serikat, Departemen Perdagangan dan Departemen Tenaga Kerja secara teratur
memelihara dan mempublikasi indeks-indeks harga umum,yaitu:

Indeks Harga Umum:

1. Indeks Harga Produk Domestik Bruto


2. Indeks Biaya Hidup
3. Indeks Harga Konsumen
4. Indeks Harga Grosir
5. Indeks Harga Produksi

Indeks Harga Khusus:

1. Indeks Produksi Industri


2. Indeks Harga Komoditas
D. METODE AKUNTANSI TINGKAT HARGA UMUM

Badan Akuntansi Internasional telah menyarankan beberapa metode untuk mengukur pengaruh
perubahan harga terhadap profitabilitas dan posisi finansial sebuah unit bisnis. Beberapa
metode yang digunakan secara umum ada 3 yaitu :

1. Current Purchasing Power(CPP) Method


Perubahan harga memiliki beberapa pengaruh terhadap pendekatan akuntansi yang
digunakan. Perubahan harga karena inflasi menyebabkan rusaknya stabilitas nilai
satuan mata uang yang berlaku. Hal ini menyebabkan berkurangnya daya beli sehingga
terjadi penyimpangan pada perbandingan perhitungan nilai rupiah dari tahun ke tahun
yang kemudian juga memengaruhi pernyataan dalam laporan keuangan.
Metode CPP pada dasarnya mencoba menghilangkan penyimpangan pada laporan
keuangan yang terjadi karena perubahan nilai Rupiah. Caranya adalah dengan
menyatakan kembali laporan keuangan yang dibuat berdasarkan historical cost dengan
menyesuaikan laporan tersebut terhadap perubahan kemampuan daya beli. Prosedur
awal adalah menyatakan kembali pembukaan dan penutupan laporan posisi keuangan
dengan mengindeks semua item pada pembukaan laporan posisi keuangan dan semuat
item non moneter termasuk modal pemilik pada penutup laporan posisi keuangan
dengan menggunakan indeks perubahan tingkat harga. Aset moneter tidak memerlukan
penyesuaian karena sudah dinyatakan dengan present value. Peningkatan modal yang
ditunjukkan di antara laporan posisi keuangan yang dinyatakan kembali akan menjadi
keuntungan yang dihasilkan pada kemampuan daya beli saat ini. Metode ini hanya
memerlukan sedikit penyesuaian dari historical cost dan karena metode ini dibuat
berdasarkan indeks yang tersedia untuk publik seperti indeks harga grosir sehingga
keandalan metode ini tidak berkurang. Nilai daya beli barang modal pemilik juga bisa
dijaga kestabilannya karena sudah dinyatakan ulang dengan metode ini.
Namun metode ini bisa jadi menyebabkan perubahan nilai secara fiksi pada suatu aset
karena tidak semua aset berubah harganya pada saat inflasi. Tambahan lagi, perubahan
harga yang dilaporkan akan menjadi kombinasi antara perubahan harga yang terealisasi
dengan yang tidak terealisasi, karena revaluasi harga aset dengan mengindeks aset
tersebut akan menaikkan nilainya tanpa bukti eksternal yang diperlukan untuk
keperluan penilaian laporan dan realisasi.
2. Current Cost Accounting(CCA) Method
Aspek kedua dalam hal perubahan harga adalah perubahan harga spesifik dalam nilai
aset.Current Cost Accounting adalah suatu konsep dimana akuntan menyatakan nilai
pos-pos laporan keuangan dengan harga perolehan sekarang yaitu dengan harga
perolehan dari pos yang mempunyai umur dan kapsitas yang sama.Pendekatan
historical cost,yang mengakui pendapatan hanya saat sudah terealisasi akan
menghasilkan keuntungan periodik yang mewakili hasil operasi pada tahun ini dan
keuntungan pada periode sebelumnya yang mana baru terealisasi pada tahun ini(tidak
termasuk pendapatan yang belum terealisasi pada tahun ini). Cara mengatasi problem
ini adalah mengakui keuntungan yang belum terealisasi pada periode tersebut tetapi
tidak memasukkannya pada keuntungan operasi. Sebaliknya, akun ini bisa diakui
sebagai holding gains yang timbul dikarenakan adanya perbedaan antara harga pokok
historis atau aktiva dengan harga pokoknya sekarang yang mana terjadi karena
kebijakan perusahaan untuk tetap memiliki aktiva tersebut di saat current cost aktiva
tersebut naik. Keuntungan dinyatakan ulang dengan menghilangkan holding gains.
Keuntungan ini dinyatakan dengan tepat sebagai operating profit yang menyatakan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan,sehingga operating profit ini
dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Metode ini juga menyatakan
jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan jika ingin memiliki suatu aktiva pada
periode berjalan.
Metode ini umumnya melakukan penyesuaian di tiga komponen,yaitu penyesuaian
penyusutan yang memodifikasi nilai aset menjadi nilai sekarang;penyesuaian HPP
dengan menyesuaikan nilai persediaan dan nilai perolehannya ke nilai
sekarang,penyesuaian nilai persediaan dan pembelian menjadi nilai sekarang dan
penyesuaian modal kerja moneter.
Kelemahan utama dari metode ini adalah pelaporannya yang bersifat subjektif karena
sangat sulit menentukan harga perolehan sekarang yang pasti. Hal ini menurunkan
reliabilitas metode ini,ditambah lagi biaya implementasi metode ini dinilai terlalu besar
karena periode penahanan aset yang relatif kecil dan pengaruh dari penyesuaian metode
ini lebih sedikit untuk beberapa perusahaan,sehingga metode ini sering diabaikan oleh
perusahaan.
3. Hybrid Method
Beberapa pakar baru-baru ini menawarkan metode baru yang mengkompromisasi
antara metode CPP dan CCA. Menurut metode ini, penyesuaian aset tetap dan
persediaan dilakukan berdasarkan indeks spesifik(harga khusus) daripada
menggunakan indeks harga umum seperti pada CPP. Selain itu, peningkatan atau
penurunan kemampuan daya beli unit moneter juga dipertimbangkan,yang mana
pengaruh ini diabaikan pada metod CCA. Metode ini terlihat sebagai metode yang lebih
baik ketimbang kedua metode sebelumnya,tetapi kenyataannya metode ini agak sulit
disetujui karena beberapa hal,terutama mengenai formula yang digunakan hanya
terbatas pada formula yang ada di metode CPP dan CCA.
Metode ini masih dalam tahap perkembangan dan masih memerlukan beberapa
masukan dari berbagai variasi lingkungan dan implikasi untuk beberapa tahun ke
depan. Akan membutuhkan beberapa tahun untuk menetapkan prosedur dan langkah-
langkah dalam metode ini, sehingga metode ini tidak disarankan untuk digunakan oleh
perusahaan pada masa ini.
STUDI KASUS

Anda memiliki suatu perusahaan yang berdiri selama 7 tahun, dimana selama 7 tahun tersebut
perusahaan anda menggunakan historical accounting method. Kemudian.negara mengalami
inflasi yang berdampak besar pada laporan keuangan perusahaan sehingga penggunaan metode
historical accounting pun mulai tidak relevan untuk digunakan. Anda pun memutuskan untuk
menggunakan salah satu metode akuntansi tingkat harga umum untuk mendukung laporan
keuangan yang dibuat oleh perusahaan. Di antara metode Current Purchasing Power dan
Current Cost Accounting, yang manakanh yang akan anda pilih?

Anda mungkin juga menyukai