‘’ ADOLESCENSE ‘’
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. FITRAYANA
2. HAFSAH TAHIR
3. HARDIANTI
4. HARDIANTY ANDI MUNAWARAH ABDUH
5. HERLITA ANDRI ANNISA
6. HUSNANNISA’
7. INTAN PERMATASARI
8. IRMA YUNITA
“Remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari saat pertama kali
ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual; ketika individu mengalami perkembangan psikologis dan pola
identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa; ketika terjadi peralihan dari
ketregantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih
mandiri”. (Mungman, dalam Sarlito Wirawan, 2005:9)
Pengertian lain dari remaja yang sampai sekarang masih banyak dikutip orang
adalah pendapat Stanley Hall (Bapak Psikologi Remaja abad ke-20) mengatakan
bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (strom and stress).
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau
pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang
menemukan bahwa ada empat status identitas diripada remaja yaitu Identity
diffusion/confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock,
2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja
yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan
masalah pada diri remaja.
Pada bagian ini akan diuraikan beberapa gangguan fungsi serta masalah terkait
dengan kesehatan wanita, seks dan sistem reproduksi wanita.
1. Nocturnal Eneuresis
Nocturnal eneuresis tanpa pengosongan urin yang jelas pada siang hari
mengenai 20% sampai usia 5 tahun, kemudian berhenti secara spontan pada kira-
kira 15% anak tersebut setiap tahun (Gonzales, 2000). Menurut Tanagho (2008),
anak perempuan dengan kandung kemih normal lebih cepat dapat mengontrol
buang air kecilnya daripada anak laki-laki. Pada usia 6 tahun, 10% masih
mengalami nocturnal enuresis, bahkan pada usia 14 tahun sebanyak 5% juga
masih ada yang mengalami nocturnal enuresis. Didapati 50% kasus mengalami
keterlambatan pematangan sistem saraf dan myoneurogenik intrinsik kandung
kemih, 30% kasus dipengaruhi keadaan psikologis, dan 20% lainnya disebabkan
oleh penyakit-penyakit organik. Dan biasanya nocturnal enuresis fungsional
berhenti pada usia kurang lebih 10 tahun.
Penyebab dari nocturnal enuresis tidak diketahui dengan jelas tetapi ada
beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab, seperti :
a. Faktor genetic
Dari anamnesa didapati bahwa salah satu atau kedua orang tua mengalami
enuresis. Dari beberapa penelitian dasar genetic enuresis ditemukan pada
kemban monozigotik (identik) dan disogetik (faternal ) ( Von gontard,
Schaumburg, Hollmann eiberg dan ritting, 2001 dalam Gary dan Moore)
b. Faktor urodinamik
Enuresis abnormal berhubungan dengan kecilnya kapasitas kandung kemih
yang dipengaruhi oleh kontraksi detrusor yang berlebihan. Hal ini diduga
akibat kurangnya inhibiftor kontraksi kandung kemih dan tidak adanya
koordinasi antara otot-otot detrusor dan otot-otot sfingter (Gary dan Moore,
2009: sekarwarna, 1993).
c. Faktor anti diuretic nocturnal enuresis terjadi karena tingginya volume
pengeluaran urin yang dipengaruhi adanya peribahan ritme sikardian dari
sekresi hormone antidioretik (ADH) (Gonzales, 2000: Gary dan Moore, 2009:
sekarwarna, 1993)
d. Faktor kematangan neurofisiologi
Terlambatnya mekanisme korteks dalam mengendalikan refleks pembuangan
urin dijadikan sebagai hipotesa keungkinan terjadi nocturnal enuresis dimana
pada pemeriksaan EEG anak dengan nocturnal enuresis didapati peningkatan
cerebrat aritmea. Dan hal ini tidak dapat dipengaruhi noleh tingkatan tidu
dalam dan pola tidur (Gonzales, 2000: Gary dan Moore, 2009: sekarwarna,
1993)
e. Faktor keterlambatan perkembangan
Anak keterlambatan perkembangan dapat menjadi salah satu faktor, pada ana
yang terlambat berjalan juga akan terlambat belajar mengontol miksi. Dimana
nocturnal enuresi merupakan manifestasi kematangan diri dari aspek
individual dalam pekembangan ( Koff, 1997: Meadow dan Newell, 2003).
f. Faktor psikologis
Biasanya hal ini terjadi karena adanya faktor stress selama periode
perkembangan antara usia 2-4 tahun. Stress psikologis berhubungan dengan
enuresis sehingga mempengaruhi perkembangan anak, seperti kelahiran
saudara, perceraian orang tua, pemaksaan fisik dan seksual, kmatian dalam
keluarga, serta masalah di sekolah. Hal ii dipengaruhi oleh stress emosional,
kecemasan, serta gangguan psikiatri dimana nocturnal enuresis merupakan
usaha untuk mendapatka perhatian, seperti lahirnya adik menyebabkan
perhatian orang tua berkurang menyebabkan anak menjadi cemas, dan anak
melakukan hal ini untuk mencari perhatian orang tuanya. Selain itu proses
belajar dan stress belajar di kemudian hari dapat menyebabkan enuresis. Akan
tetapi bahwa kebanyakan anak mengalami nocturnal enuresis tidak
mengalami sakit psikologis (Gary dan Moore, 2009; Hogman dan Dech,
2007, Tanagho, 2008; Sekarwan, 1993 )
g. Faktor Lain
Nocturnal eneuresis dipengaruhi oleh saluran kemih abnormal seperti
obstruksi uretra maupun infeksi kandung kemih, ataupun kondisi-kondisi
yang dapat menyebabkan poliuria seperti diabetes atau insufisiensi ginjal
(Meadow dan Newell, 2003).
Fisioterapi
b. Penyebab
Saluran kemih terdiri dari ginjal (tempat terbentuknya
urin),kandungkemih (tempat urin dikumpulkan dan disimpan),dan saluran
yang menghubungkan kandung kemih keluar (uretra). Banyak sekali
penyebab inkontenensia urin, yang mana bisa bersifat akut atau kronis.
1) Inkontinensia urin akut dapat disebabkan oleh :
Sembelit
Infeksi saluran kemih
Konsumsi alkohol berlebih
Minum terlalu banyak atau minum cairan yang dapat mengiritasi
kandung kemih,seperti minuman berkarbonisasi ,minuman yang
mengandung kafein, buah dan jus jeruk, pemanis buatan, dan
termasuk kopi dan teh tanpa kafein.
Mengonsumsi obat,separti obat untuk flu, alergi,depresi,
nyeri,tekanan darah tinggi, diuretik,dekongestan dan relaksan otot.
2) Inkontinensia urin kronis dapat terjadi karena :
Otot kandung kemih yang terlalu aktif
Terdapat obstruksi pada saluran kemih,separti batu saluran kemih
Otot dasar panggul lemah
Stroke
Kanker kandung kemih
Multiple sclerosis (penyakit kronis pada sistem sarap pusat)
Penyakit parkinson
Tumor otak
Cedera tulang belakang
Interstitial cytitis (radang kronis pada dinding kandung kemih)
Penyakit atau cefera yang mempengaruhi sistem saraf dan
otot,termasuk diabetes
Mobilitas yang minim.
Inkontinesia urin tioe stress dapat dibedakan dalam 4 jenis yaitu 14:
e. Pengobatan Inkontinensia
Pengobatan inkontinensia akan tergantung dari penyebabnya,. Secara garis
besar, ada beberapa macampengobatan untuk inkontinensia, antara lain :
2) Obat-obatan
Obat-obatan yang umum digunakan untuk mengatasi inkontinensia urin
antara lain :
Antispasmodic, termasuk obat-obatan antikoligernik dan relaksan otot
polos, yang bekerja untuk merelaksasi kandung kemih.
Antibiotic, digunakan untuk mengobati infeksi yang menyebabkan
inkontinensia
Terapi penggantian hormone, seperti terapi penggantian estrogen pada
perempuan menopause.
Obat lain, seperti desmopressin yang merupakan antidiuretik yang
menghentikan produksi urin saat anda tidur.
3) Peralatan medis
Beberapa peralatan medis yang dapat membantu mengatasi inkontinensia
urin antara lain :
Urethral insert, menyerupai tampon yang dapat dimasukkan ke dalam
uretra perempuan guna mencegah kebocoran urin.
Pessary, semacam cincin yang dimasukkan ke dalam vagina untuk
mengatasi inkontinesia akibat kandung kemih prolaps atau turun.
Penile compression device, klem pada penis yang mencegah kebocoran
urin.
Kateter, jika inkontinensia adalah karena ketidakmampuan dalam
mengosongkan kandung kemih, maka dokter akan menyarankan
penggunaan kateter. Kateter adalah selang lunak yang dimasukkan ke
uretra untuk menguras kandung kemih.
4) Pembedahan
Pada sebagian kasus inkontinesia urin, mungkin dibutuhkan tindakan
pembedahan. Ada banyak prosedur pembedahan untuk mengatasi
inkoninensia urin, seperti :
Pemasangan sfingter urin buatan (katup pengontrol aliran urin dari
kandung kemih) untuk laki laki
Suspensi leher kandung kemih (mengangkat kandung kemih yang
kendur)
Perbaikan kecacatan anatomi internal
Sacral nerve stimulation.
Bulking material injections atau collagen injections (akan memperkuat
jaringan di sekitar uretra)
Prosedur sling (ditempatkan di bawah uretra)
3. Infeksi Traktus Urinary (Infeksi kandung kemih)
a. Pengertian
Jika anda atau anak mengalami sering buang air kecil atau urine bercampur
dengan darah, segera temui dokter. Jika gejala infeksi kandung kemih
kembaali setelahg anda menyelesaikan dosis antibiotik, munkin anda
memerlukan jenis obat lainnya. Tanyakan pada dokter lebih jelas tentang
gejala yang anda alami, gejala mungkin disebabkan oleh kondisi medis lain
Kertas dipstick. Ini merupakan strip kertas yang mengandung bahan kimia
dan akan bereaksi terhadap bakteri tertentu dengan mengubah warna
kertas.
Tes sampel urine. Sampel dari urine anda akan diperiksa didalam
laboratorium untuk mengetahui bakteri apa yang mneyebabkan infeksi
kandung kemih. Tes ini juga bisa mengetahui jika infeksi kandung kemih
disebabkan oleh kondisi lain.
Sistoskopi. Prosedur dimana kamera kecil digunakan untuk memeriksa
bandung kemih anda
Test pencitraan seperti USG dan sinar X akan disarankan jika anda
mengalami infeksi kandung kemih kambuhan dan tidak merespons
terhadap antibiotik
Penanganan mandiri bisa dilakukan jika infekso kandung kemih yang anda
alami tergolong ringan, dan anda merasa tidak perlu menemui dokter. Berikut
beberapa cara yang bisa dilakukan sendiri :
Meski tidak semua infeksi kandung kemih bisa dicegah, berikut ini
beberapa langkah pencegahan agar terhindar dari infeksi kandung kemih :
Jangan menunda buang air kecil, menahan urine bisa membuat kandung
kemih tegang dan rentan mengalami infeksi. Dan pastikan untuk
mengeluarkan seluruh air seni di kandung kemih.
Gunakan pakaian dalam dari bahan katun
Hindari pemakaian celana yang ketat
Kurangi penggunaan sabun dan bedak yang mengandung parfumdi area
ginjal
Jangan terlalu sering membersihkan tubuh atau mandi dengan cara
berenda, agar area genital tidak lama terpapar bahan kimia produk
pembersih.
Beberapa makanan dan minuman bis mempeparah infeksi kandug kemih
yang dialami seseorang, misalnya kopi, jus buah – buahan atau makanan
pedas
Biasakan untuk mengelap area genital wanita dari arah depan ke belakang,
setelah buang air kecil. Apabila infeksi kandung kemih muncul setelah
sesorang berhubungan seksual, maka hendaknya mengosongkan kandung
kemih setelah melakukan hubungan seksual agar bakteri yang tidak
diinginkan bisa terbuang melalui urine.
Gejala adnexitis :
Pengobatan adnexitis :
Problem Fisioterapi : Spasme pada otot – otot bagian dalam paha dan
ketidakseimbangan otot – otot hip dan pelvic.
Pengobatan Fisioterapi :
c. Interstitial Cystitis
Gejala – gejala :
1) Nyeri panggul yang hebat dan persisten serta nyeri saat buang air kecil
2) Asam, minuman beralkohol, atau mengandung karbonat, kopi dan teh
menambah rasa nyeri
Pengobatan ( Fisioterapi )
1. Bladder training
2. TENS
3. Arus interferensial
BAB III
PEMBAHASAN DAN PROSES FISIOTERAPI PADA INFEKSI
KANDUNG KEMIH
1. Ginjal
Ginjal manusia berjumlah 2 buah, terletak dipinggang, sedikit dibawah
tulang rusuk bagian belakang. ( Daniel S, Wibowo, 2005 ). Ginjal kanan
sedikit lebih rendah dibanding ginjal kiri. Mempunyai ukuran panjang 7 cm
dan tebal 3 cm. Terbungkus dalam kapsul yang terbuka kebawah. Diantara
ginjal dan kapsul terdapat jaringan lemak yang membantu melindungi ginjal
terhadap goncangan. (Daniel S Wibowo, 2005). Ginjal mempunyai nefron
yang tiap – tiap tubulus dan glomerulusnya adalah satu unit. Ukuran ginjal
ditentukan oleh sejumlah nefron yang dimilikinya. Kira – kira terdapat 1,3
juta nefron dalam tiap – tiap ginjal manusia. (Ganong, 2001 )
Fungsi Ginjal :
2. Ureter
Ureter merupakan dua saluran dengan panjang sekitar 25 sampai 30 cm,
terbentang dari ginjal sampai vesika urinaria. Fungsi satu – satunya adalah
menyalurkan urin ke vesika urinaria. ( Roger Watson, 2002 )
3. Vesika Urinaria
Vesika urinaria adalah kantong berotot yang dapat mengempis, terletak 3
sampai 4 cm dibelakang simpisis pubis ( tulang kemaluan ).
Vesika urinaria mempunyai dua fungsi yaitu :
a. Sebagai tempat penyimpanan urin sebelum meninggalkan tubuh.
b. Dibantu uretra vesika urinaria berfungsi mendorong urin keluar tubuh.
(RogerWatson, 2002 ).
Didalam vesika urinaria mampu menampung urin antara 170 - 230 ml.
(Evelyn, 2002 )
4. Uretra
Uretra adalah saluran kecil dan dapat mengembang, berjalan dari kandung
kemih sampai keluar tubuh. Pada wanita uretra pendek dan terletak didekat
vagina. Pada uretra laki – laki mempunyai panjang 15 – 20 cm. ( Daniel S,
Wibowo, 2005 )
B. Patologi
1. Definisi
Infeksi kandung kemih adalah peradangan yang terjadi pada kandung
kemih. Infeksi kandung kemih umumnya disebabkan oleh bakteri. Infeksi
ini bisa menjadi semakin parah jika bakteri menyebar hingga ke ginjal.
Dibandingkan dengan pria, wanita lebih sering mengalami infeksi
kandung kemih. Hal ini disebabkan karena saluran uretra (saluran yang
membawa urine dari kandung kemih keluar tubuh) pada wanita lebih
pendek, dan mulut uretra wanita terletak sangat dekat dengan anus. Tidak
ada batasan umur wanita yang yang bisa mengalami infeksi kandung kemih.
Namun, wanita yang hamil, aktif secara seksual, dan yang sudah melewati
menopause memiliki risiko lebih besar.
Walaupun punya tingkat resiko tidak sebesar wanita, infeksi kandung
kemih bisa terjadi lebih parah pada pria. Hal hal yang memicu infeksi
kandung kemih pada pria adalah infeksi prostat, penyumbatan sistem
kandung kemih akibat tumor, atau karena pembengkakan prostat. Pria yang
melakukan seks anal tanopa memakai pelindung memiliki resiko lebih
tinggi mengalami infeksi kandung kemih
2. Etiologi
Berbagai mikroorganisme dapat menginfeksi saluran kemih tetapi yang
paling sering adalah basil gram negatif. Eschericia coli menyebabkan kira
– kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainan urologis dan kalkuli
selain itu bakteri lain misalnya Proteus,Klebsiella,Enterobacter, Serratia,
dan Pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksi tanpa
komplikasi. ( Basuki B Purnomo, 2007)
Penyebab lain infeksi traktus urinarius bisa karena terlalu lama menahan
kencing, kurang minum, penggunaan toilet umum yang tidak bersih,
kebiasaan cebok yang salah dan katerisasi.
Sedangkan pada anak –anak, salah satu gejala yang menandakan mereka
mengalami infeksi kandung kemih adaklah mengompol secara tidak sengaja
di siang hari. Beberapa gejala infeksi kandung kemih lain yang mungkin
terjadi adalah :
Nama : Ny. T
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Sekretaris
Agama : Islam
2. Anamnensis Khusus
Keluhan utama : rasa ingin selalu buang air kecil, nyeri saat buang air kecil,
warna urin keruh, dan bau urin tidak sedap.
Kapan terjadi : sekitar 2 bulan yang lalu
Sifat nyeri : nyeri terlokalisir
Riwayat penyakit lain : hipertensi
Riwayat penyakit keluarga : ginjal
Aktifitas yang memperberat : duduk lama
Aktifitas yang memperingan : istirahat
3. Inspeksi
Terdapat nyeri tajam di daerah perineum (selangkangan) dan selalu
kencing.
Terdapat warna agak kehitaman pada kantong mata dan tatapan terlihat
lemah dan sayup.
4. Pemeriksaan Vital Sign
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Denyut nadi : 75 kali/menit
Pernapasan : 25 kali/ menit
Suhu : 35,50C
5. Intervensi Fisioterapi
Mengajarkan latihan otot-otot dasar panggul (PFM=Pelvic Floor Muscle
Exercise) mungkin memiliki beberapa efek penghambatan pada otot detrusor.
DAFTAR PUSTAKA