Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TAHUN 2007
STANDAR PROFESI
BIDAN
Sabtu, 04 Juni 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesian Demographic and Health Survey (2013) mengungkapkan bahwa angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran hidup dan
angka kematian bayi (AKB) yaitu 34/1000 kelahiran hidup, sedangkan dunia
memproyeksikan target penekanan AKI menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan AKB
menjadi 15/1000 kelahiran hidup. Bidan merupakan mitra perempuan, memiliki posisi
penting dan strategis dalam membantu upaya penurunan AKI dan AKB, terutama dalam
meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kesehatan ibu dan anak mempunyai dampak yang
besar terhadap kualitas hidup generasi penerus yang merupakan salah satu indikator dari
kesejahteraan suatu bangsa.
Pelayanan kebidanan mempunyai tujuan yang mulia, melindungi dan
mempromosikan kesehatan perempuan, terutama membantu perempuan hamil dan
keluarganya. Pelayanan yang diberikan agar perempuan dan keluarganya memperoleh
penyesuaian emosional dalam menghadapi kehamilan dan persalinan, serta menjamin calon
ibu mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan informasi yang cukup untuk memasuki
masa menjadi ibu (motherhood) dengan peran dan tanggungjawab yang benar dan tepat
(Pairman, S. & Picombe, J., 1999). Menyikapi tujuan ini, maka bidan selain bekerja secara
mandiri juga bekerja sama/ kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam
mengupayakan pelayanan kebidanan agar dapat dilakukan secara paripurna dan
berkesinambungan.
Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang paripurna dan
berkesinambungan akan berorientasi pada asuhan kebidanan yang bersifat holistik, meliputi
pemahaman aspek – aspek sosial, emosional, kultural, spiritual, psikologikal dan fisik
perempuan. Asuhan kebidanan yang diberikan ini berdasarkan bukti – bukti nyata yang
terbaik dan terkini, sehingga bidan harus mampu memberikan nasihat, informasi dan fasilitas
yang dibutuhkan perempuan agar mereka mampu berpartisipasi serta mengambil keputusan
untuk peningkatan kesehatannya. Pelayanan kebidanan pada dasarnya sejalan dengan
perkembangan obstetrik, namun masing – masing mempunyai lingkup praktik tersendiri.
Kebidanan sebagai profesi yang terus berkembang harus mengikuti perkembangan
dan perubahan globalisasi. Era globalisasi menuntut tersedianya sumber daya manusia
profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Profesionalisme terkait erat
dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang profesional. Kompetensi profesional
adalah suatu kebiasaan dan diterapkan dengan bijak dengan memperhatikan komunikasi.
Pengetahuan, keterampilan teknikal, alasan klinikal, emosi, nilai, dan refleksi dalam praktik
sehari-hari untuk memperbaiki kesehatan individu,keluarga dan masyarakat. Sikap
profesional bidan tidak terlepas dari harapan masyarakat terhadap profil seorang bidan.
Survey tentang kinerja bidan (Tim IBI & AIPKIND, 2010) melalui pendekatan
kualitatif menunjukkan bahwa pada intinya masyarakat mengharapkan bidan yang ramah,
terampil dan tanggap dibidangnya. Mencermati harapan masyarakat tersebut, sudah
selayaknya organisasi profesi dan asosiasi institusi pendidikan kebidanan (IBI dan AIPKIND)
menyusun suatu standar kompetensi bidan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pendidikan kebidanan, agar lulusan yang dihasilkan dapat memberikan
pelayanan kebidanan berkualitas. Standar kompetensi bidan ini disusun berdasarkan body of
knowledge, filosofi dan paradigma pelayanan kebidanan dengan mengacu pada Permenkes
No. 369/ Menkes/ SK/ III/ 2007, tentang Standar Profesi Bidan, Permenkes No. 161/ Menkes/
PER/ I/ 2010 tentang registrasi tenaga kesehatan dan Permenkes No 1464/ Menkes/ Per/ X/
2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan serta essential competencies
International Confederation of Midwives (ICM) tahun 2010.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
kami kemukakan dalam makalah ini adalah :
1. Apa saja standar kompetensi bidan ?
2. Bagaimana fakta tentang standar kompetensi bidan di lahan ?
C. Tujuan
Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
tentang standar kompetensi bidan.
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi
Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan
efektivitas kinerja dan tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki indivindu
sebagai syarat untuk dianggap mampu dan memiliki hubungan kausal atau sebab akibat
dengan kriteria yang dijadikan acuan atau suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pegetahuan serta
didukung oleh sikap kerja yang yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan
praktek kebidanan pada berbagai pelayanan kesehatan secara aman dan bertanggung jawab
sesuai dengan standar sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat (Elfindri, 2011
dan PP IBI, 2004).
Menurut (Sujianti, 2009 dan Mufdlilah, 2009) kompetensi bidan adalah kemampuan
dan karakteristik yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki
oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktek kebidanan secara aman dan bertanggung
jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Standar kompetensi adalah rumusan suatu
kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Standar kompetensi
bidan adalah rumusan suatu kemampuan bidan yang dilandasi oleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
Menurut Hasibuan (2000) dan Wibowo (2008), faktor yang mempengaruhi
kompetensi seseorang yaitu : pendidikan, keyakinan, keterampilan, pengalaman, karakteristik
pibadi, motivasi dan isue emosional. Pendapat Siagian, (2000) dan Gibson (1997) hal yang
berperan mempengaruhi kompetensi adalah : pendidikan, minat, motivasi dan sosial
ekonomi, masa kerja.
A. Analisi
Menurut saya kompetensi bidan sudah sesuai dengan Permenkes 369 Tahun 2007,
Standar Profesi bidan yang digunakan sebagai pedoman bagi Bidan dalam menjalankan tugas
profesinya, contohnya dalam memberikan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan SOP
contohnya dalam pelayanan ANC( ante natal care), Persalinan, PBL, Nifas, KB(keluarga
berencana), Kespro(kesehatan reproduksi) dan pada pemberian KIE.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada 9 standar kompetensi bidan yang terdiri dari pengetahuan/ keterampilan yang
membentuk dasar asuhan berkualitas sesuai budaya, prakonsepsi KB dan ginekologi, asuhan
konseling selama kehamilan, asuhan tambahan selama hamil dan kehamilan, asuhan pada ibu
nifas dan menyusui, asuhan pada bayi baru lahir, asuhan pada bayi dan balita, kebidanan
komunitas dan asuhan pada ibu/wanita dengan gangguan reproduksi. Fakta di lahan praktek
terjadi banyak kesenjangan antara teori dengan kenyataan.
B. Saran
Sebaiknya bidan melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan standar kompetensi
dan standar pelayanan bidan.
DAFTAR PUSTAKA
Elfiendri. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Boduose Media.
Gibson (1997). Organisasi dan Manajemen (Prilaku, Struktur, Proses). Jakarta : Erlangga.
Hasibuan (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/ MENKES/ SK/ III/
2007. Standar Profesi Bidan. Diakses
Mufdlilah (2009). Catatan Kuliah Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.
PP IBI. (2004). 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia. Bidan Menyonsong Masa Depan. Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 900/ MENKES/ SK/ VIII/
2002. Diakses Kamis, 17 Oktober 2013, 11.30 WITA.
Siagian, S.P. (2000). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : PT Rineka Cipta.