IMUNISASI
Oleh :
( K1 A1 12 076 )
(K1 A1 12 114 )
Pembimbing
1
IMUNISASI
A. Pendahuluan
penyakit infeksi pada anak, terutama kelompok di bawah umur lima tahun.
B. Definisi
penyakit infeksi, maka akan lebih baik apabila kita dapat mencegah
2
C. Manfaat Imunisasi
1. Bagi anak
kematian pada anak telah dapat dihilangkan oleh adanya vaksin yang
2. Bagi keluarga
yang nyaman.4
3. Bagi masyarakat
4. Bagi negara
3
Imunisasi dapat memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
5. Bagi dunia
Jerman), risiko wanita hamil yang akan menularkan virus ini pada
janin atau bayi baru lahir telah menurun drastis, dan kecacatan lahir
D. Klasifikasi Imunisasi
1. Imunisasi Aktif
dapat bertahan lama bahkan sampai seumur hidup. Imunisasi aktif bisa
4
nonpatogenik. Efeknya harus tahan lama dan mudah direaktifasikan
imunogenik.6
2. Imunisasi Pasif
ini diambil dari donor dan kemudian diproses sehingga hasil akhir
pasien.7
E. Patofisiologi
Pemberian vaksin sama dengan pemberian antigen pada tubuh. Jika
sistem imun.8
5
(innate) dan dapat ditujukan untuk berbagai macam agen infeksi atau
garis pertahanan pertama yang harus dihadapi oleh agen infeksi yang
Sistem imun spesifik diperankan oleh sel T dan sel B. Pertahanan oleh sel
terpajan oleh antigen. Jika terpajan antigen, sel T naif akan berdiferensiasi
menjadi sel efektor dan sel memori. Sel efektor akan bermigrasi ke
akan berada di organ limfoid untuk kemudian berperan jika terjadi pajanan
6
antibodi. Antibodi akan menetralkan antigen sehingga kemampuan
menjadi sel plasma, tetapi juga sebagian akan menjadi sel B memori. Sel B
memori akan berada dalam sirkulasi. Bila sel B memori terpajan pada
(artinya sudah pernah terpajan oleh antigen) terinfeksi atau terpajan oleh
antigen yang sama, akan lebih mudah bagi sistem imun untuk mengenali
antigen tersebut. Selain itu, respon imun pada pajanan yang kedua (respon
imun sekunder) lebih baik daripada respon imun pada pajanan antigen
yang pertama (respon imun primer). Sel T dan sel B yang terlibat lebih
banyak, pembentukan antibodi lebih cepat dan bertahan lebih lama, titer
antibodi lebih banyak (terutama IgG) dan afinitasnya lebih tinggi. Dengan
divaksinasi.8
1. Hepatitis B
7
kesehatan global utama.Hal ini dapat menyebabkan infeksi kronis dan
8
d. Kontraindikasi: reaksi anafilaksis pada vaksin Hepatitis B
2. Poliomielitis
terhadap vaksin polio sangat bervariasi mulai dari tanpa gejala sampai
Inactivated Polio Vaccine (IPV) dan Oral Polio Vaccine (OPV). IPV,
Vaksin Polio dapat diberikan pada saat yang sama dengan vaksin
lainnya.11
9
ketiga tipe virus polio sehingga pada kejadian infeksi , vaksin ini
berkembang biak.10
usia 18 bulan.
10
Dosis IPV:Untuk vaksinasi primer serangkaian tiga dosis
adalahdiberikan 0,5ml.
primer.
imunisasi polio.12
terhadap tuberkulin.1
11
d. KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi): ulkus superfisial 3
Saat ini telah ada vaksin DTaP (DTP dengan komponen aceluller
imunisasi.1
sebelumnya.1
12
5. Campak
Sekolah).
c. Dosis: 0,5 mL
imunisasi.1
terbagi atas jenis yang berkapsul dan tidak berkapsul.Tipe yang tidak
13
berkapsul umumnya tidak ganas dan hanya menyebabkan infeksi
tipe b merupakan tipe yang paling ganas dan merupakan salah satu
penyebab tersering dari kesakitan dan kematian pada bayi dan anak
(PRP) menentukan virulensi dari Hib. Vaksin Hib dibuat dari kapsul
tersebut. Vaksin awal yang terbuat dari PRP murni ternyata kurang
7. Pneumokokus
14
Vaksin PPV tidak dapat merangsang respon imunologik
12 bulan.
8. Rotavirus
15
Rotavirus merupakan virus golongan famili Reoviridae yang
1. Vaksin Monovalen
2. Vaksin Pentavalen
bulan dan dosis ketiga diberikan pada saat bayi berumur 6 bulan.1
9. Influenza
16
namun dapat mengakibatkan komplikasi serius. Seringkali masyarakat
penyebabnya.1
c. Dosis: 6-23 bulan 0,25 mL; ≥ 3 tahun 0,5 mL; ≤8 tahun untuk
diberikan 1 dosis.
f. KIPI: nyeri, bengkak, demam, dan eritema, nyeri otot, nyeri sendi
atau nyeri kepala. Gejala yang juga bisa timbul namun jarang
17
pembengkakan kulit dan mukosa, asma atau reaksi alergi
10. Varisela
neomisin.
vesikopapular ringan.
Rubella=MMR)
18
disebabkan oleh virus rubella yang termasuk ke dalam famili
c. Dosis: 0,5 mL
12. Tifoid
19
b. Jadwal anjuran: mulai usia 2tahun, imunisasi ulangan tiap 3
tahun.
c. Dosis:
13. Hepatitis A
20
(under exposure). Di samping vaksin Hep A monovalen yang telah
b. Jadwal anjuran :
c. Dosis :
setelah suntikan.14
14. Dengue
21
Vaksin Dengue (Dengvaxia) adalah vaksin yang digunakan untuk
8⁰C).16
kemasan isi 5 (kapsul vaksin dan pelarut tersedia dalam kemasan yang
c. Dosis : 0,5 ml
kemoterapi
22
e. KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi): reaksi alergi, merah
myalgia, malaise.16
dan di Indonesia sudah mendapat izin edar dari Badan POM RI.15
suntikan pertama.15
23
- Vaksin HPV bivalen, jadwal 0, 1 dan 6 bulan
deltoid.
24
G. BAGAN PEMBAGIAN VAKSIN MENURUT JENISNYA
25
H. JADWAL IMUNISASI MENURUT IDAI 2017
26
DAFTAR PUSTAKA
27
13. Pusponegoro, HD. 2014. Haemophillus Influenzae Tipe B dalam Pedoman
Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Halaman: 284-287.
14. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2014. Informasi Vaksin untuk Orang Tua:
Vaksin Hepatitis A. Jakarta
15. Penyelenggaraan Imunisasi. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
16. Pasteur, S. 2016. Dengvaxia: Vaksin Dengue Tetravalen (Hidup,
Dilemahkan).
17. Claire, Siegrist A. Vaccine immunology. Journal of Elsevier. Halaman 20.
28