BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
menular, tuberkulosis adalah salah satu penyakit menular yang masih tetap menjadi
orang per 100.000 penduduk. Untuk negara maju, yang pada mulanya angka
penderita TBC telah menurun tetapi belakangan ini naik lagi sehingga disebut sebagai
Menurut Tjana Yoga, dkk (2000) menyebutkan pada tahun 2000 dikawasan
Asia Tenggara telah muncul 3,1 juta penderita baru tuberkulosis dan terjadi lebih dari
1 juta kematian akibat penyakit ini. Di tahun 2000 diperkirakan di seluruh dunia
muncul lebih dari 10, 2 juta penderita baru tuberkulosis serta 3, 5 kematian. Tahun
2000 di kawasan Asia Tenggara lebih dari 3, 9 juta penderita tuberkulosis dan lebih
dari 1, 3 juta kematian, jika dijumlahkan dari tahun 1990 – 1999 di seluruh dunia
akan muncul 88 juta penderita tuberkulosis dan 30 juta kematian di dunia ini. Pada
2
dekade yang sama di Asia Tenggara akan timbul lebih dari 35 juta pendetita
tuberkulosis baru dan akan ditemui lebih dari 12 juta orang yang meninggal akibat
penyakit ini. Dye.C. dkk (1999) menyebutkan bahwa kasus penderita tuberkulosis di
Indonesia adalah terbesar ke-3 di dunia, sesudah Cina dan India. Survei Kesehatan
kongres nasional Ikatan dokter Ahli Paru Indonesia (1990) menyebutkan bahwa 60 %
baik sesuai dengan yang telah ditentukan. Pengobatan yang tidak benar akan
(Azhar, 1996).
menjadi suatu gerakan yang bukan saja menjadi tanggungjawab pemerintah, swasta
maupun masyarakat pada umumnya. Salah satu strategi dalam Gerdunas tuberkulosis
dari pelaksaan kegiatan dengan pendekatan DOTS adalah untuk menjamin dan
tuberkulosis. Oleh karena itu maka penulis menganggap perlu kiranya dilakukan
2. Perumusan Masalah
Dari uraian tersebut di atas dapat dirumuskan bahwa tingginya insiden &
prevalensi TBC diantaranya karena penderita yang tidak patuh dan tidak tuntas
strategi DOTS akan mampu meningkatkan keteraturan berobat pasien TBC paru ?”
1. Tujuan Penelitian
tuberkulosis paru .
tuberkulosis paru.
2. Manfaat Penelitian
penderita TBC paru dan patuh mengikuti program pengobatan, sehingga bisa
sembuh kembali.
2.3. Bagi peneliti, merupakan pengalaman yang sangat berguna untuk dapat
3. Relevansi
dewasa ini, apalagi bagi negara berkembang seperti Indonesia dimana penderita TBC
program pengobatan yang telah ditentukan. Hal yang terpenting terutama untuk
menghindari adanya resistensi terhadap obat anti tuberkulosis (OAT) dan penularan,
5
penanggulangan penyakit ini. Salah satu cara mengatasi adalah dengan pendekatan
DOTS. Perawat sebagai ujung tombak tenaga kesehatan yang paling banyak kontak
strategi DOTS dengan baik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran terhadap para perawat atau petugas kesehatan lainnya dalam
di Indonesia.
6