Nama Suami : Kapten Laut (P) Robi Dwi Wijatmiko NRP : 19483/P Satker : KOLINLAMI KRI-Banda Aceh 593
Menjalaninya tanpa Dirinya
Ayah...kepergian mu menolehkan kisah hidup yang baru. Kehidupan dimana tiada lagi sosok Pahlawan dalam hidup ku, selang berjalannya waktu ku lewati tanpa celotehan dan candamu....ayah taukah engkau bahwa aku selalu merindumu. Kini jasadmu telah pergi jauh dari hidupku...kenanganmu yang tertinggal dalam memori ku. Ayah aku sadar ini adalah sebuah Takdir yang tidak bisa dilawan, tapi takdir ini amat sangat menyakitkan untukku,, runtuh hatiku melebur, mencair, tertiup seperti debu saat ku tau engkau pergi. Tiada lagi tempat mengadu meminta perlindunganmu dalam segala hal...tiada lagi sosok yang selalu aku banggakan depan teman – temanku...tiada lagi seorang pria yang rela menghabiskan uangnya untuk diriku...kasih dan cinta mu begitu dalam untuk anakmu... Ayah, sejujurnya sampai kini aku masih berharap ini adalah mimpi buruk yang teramat buruk dan terkutuk untukku, tapi ternyata harapan ku ini salah...ini adalah nyata inilah kesungguhan kehidupan yang tidak dapat dilawan, dan bahwa akhirnya kekuatan ku dalam hari – hari telah hilang... Ayah aku sulit melaksanakan semua kegiatan tanpa arahan dan petunjuk darimu, apalah dayaku sebagai anak yang baru beranjak dewasa yang kau tinggalkan...aku tidak mampu menggantikan posisi mu dalam segala hal......tapi aku hanya terus berusaha menyamratakan diriku dengan dirimu walupun aku sadar kalau.....itu berbeda. Ingin ku berteriak...jikalau kepergianmu ini adalh peristiwa yang sangatlah berat untuk ku diterima...ku ikhlaskan engkau pergi dengan tenang menuju sisinya...tapi hatiku ini yang salah...atau....apakah ini diwajarkan dalam kehidupan karena diriku ini tidak mampu menerima kenyataan atas kepergianmu.... Hari demi hari kulewati dan berlalu...hidupkupun terus berlanjut (itu dulu adalah kamusku), tapi tidak lagi.... bayang bayang kenangan dan kehadiranmu dalam hidupku telah mengajarkan diriku sesuatu....sesuatu yang amatlah dalam, bahwa hidup ini tidak membawa segalanya jika meninggal, tapi hidup ini menorehkan hal yang baik dan buruk selama kita menjalaninya... Ayah, aku selalu berdoa agar engkau melihatku dari atas sana...betapa aku merindumu... Ku rindu omelanmu... Ku rindu gaya berjalan mu.... Ku rindu canda tertawa mu.... Ku rindu keusilanmu.... Ku rindu wahamu..... Ku rindu disaat ku pulang engkau selalu setia menunggu di teras rumah.... Ku rindu kekhawatiran berlebihan mu terhadapku..... Dan ku rindu menganggu mu saat makan, Engkau adalah sahabat dan musuh dan orang tua bagiku, tidak akan ada yang bisa merubah keputasan mu...kerasmu kerasku namun kini kerasku bukanlah kerasmu.... Ayah...aku ingin pergi ke waktu dimana waktu itu bisa berhenti, agar aku tetap menjadi seorang anak yang utuh...tidak seperti sekarang aku hanya memiliki Ibu,. Mungkin apa yang kutulis kini tidak sepenuhnya mengungkapkan bagaiman rasa rindu ku padamu ayah... Ya allah aku bersyukur dilahirkan dari kedua orangtua seperti yang kupunya, kuharap jika ada kehidupan lain diluar dunia aku akan tetap menjadi anak mereka. Terimakasih ayah atas semua yang kau berikan untukku, engkau selalu mencukupi segala kebutuhanku. Terimakasih ayah... Ayah ku hanya satu, yaitu ayah ....