BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
istirahat pun manusia tidak lepas dari Matematika. Pada waktu manusia
perhitungan serta pendapat yang rasional kita dapat menangkap atau tidak
maksud dan keinginan orang tersebut, tetapi juga kenyataan keinginannya itu
dapat diterima oleh akal atau tidak. Fokus permasalahan yang diprioritaskan
rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian. Nilai ulangan harian
siswa secara rata-rata hanya mencapai 60. Hal tersebut di atas disebabkan
oleh guru yang hanya menggunakan metode ceramah, urutan materi mengajar
tidak runtut, guru hanya menggunakan papan tulis, dan guru tidak
metode Kooperatif Jigsaw. Karena faktor penyebab yang lain menjadi bidang
penelitian tersendiri. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diterapkan metode
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
berikut:
bidang matematika.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
tingkah laku itu menjadi tetap, tidak dapat berubah lagi dengan
tingkah laku harus ada. Dan belum dikatakan belajar jika didalamnya
6
gagasan. Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, tetapi guru
(Depdiknas, 2006).
7
mencakup antara lain teori bilangan dan statistik, selain itu Matematika
antara lain adalah bahwa Matematika itu tidak tergantung pada bidang
studi lain, misalnya bahasa, agar dapat dipahami orang dengan tepat kita
metode Jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri
Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan tiap
akademik tersebut. Pada anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki
tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan
tersebut.
Group). Selanjutnya para pakar siswa yang berada dalam kelompok pakar
diadakan pertemuan dan diskusi dalam “Home Teams” para siswa dievaluasi
secara individu atau tim yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan
berikut:
d. Anggota dari tem yang berbeda yang telah mempelajari bagian / sub
bab yang sama bertemu dalam kelompok baru / kelompok ahli untuk
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tem mereka tetang
sub bab yang mereka kuasai. Dan tiap anggota lainnya mendengarkan
Penutup
g.
B. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
11
A. Rancangan Penelitian
Prosedur penelitian kelas ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus sesuai
dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dari
Trenggalek.
kooperatif Jigsaw.
penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Dimana setiap siklus terdiri dari
dilaksanakan jika hasil pada siklus 1 belum memenuhi target yang ditentukan.
Namun jika hasil pada siklus satu sudah memenuhi target, maka penelitian ini
Cara lebih rinci prosedur penelitian tindakan untuk siklus pertama dapat
a. Siklus I
12
1. Perencanaan
2. Tindakan
terdapat di RPP).
3. Observasi
4. Refleksi
Trenggalek.
b. Siklus 2
dengan siklus pertama, tetapi pada penelitian pada siklus kedua ini
B. Subjek Penelitian
14
karena rata-rata nilai belajar siswa yang di bidang studi matematika masih
C. Instrumen Penelitian
instrumen tes. Skor hasil tes siswa dalam mengerjakan soal yang meliputi tes
pada akhir siklus. Hasil dari tes tersebut akan digunakan untuk melihat
Data berupa hasil tes tulis siswa juga dianalisa dengan acuan terhadap
sebesar 70. Seorang siswa dianggap tuntas belajarnya apabila siswa tersebut
banyaknya siswa pada kelas tersebut telah mendapatkan nilai di atas KKM.
data. Tes adalah penyajian pertanyaan secara tertulis atau lisan untuk
belajar siswa.
𝐓
𝐊𝐁 = 𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝐓𝟏
𝐧
𝐏 = 𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝐍
diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa.
evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini
∑𝑿
̅𝒙 =
∑𝑵
𝑥̅ = Nilai rata-rata
∑𝑋 = Jumlah siswa
belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65. Namun pada
terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama
BAB IV
18
A. Pra Siklus
seperti biasa di depan kelas, lalu guru memberikan tes evaluasi. Setelah
diadakan tes evaluasi, nilai rata-rata siswa sebelum siklus sebesar 60 dengan
B. Siklus I
1. Perencanaan
kooperatif Jigsaw.
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan pendahuluan
19
b. Kegiatan inti
yang sama.
begitu selanjutnya.
ke kelompok asal.
c. Penutup
pembelajaran.
3. Observasi
belajar siswa pada siklus 1. Adapun hasil tes belajar siswa pada siklus 1 dapat
𝟏𝟐
𝒙 𝟏𝟎𝟎% = 𝟔𝟕%
𝟏𝟖
Karena peningkatan hasil prestasi siswa baru mencapai 67%. Hai ini belum
memenuhi kriteria ketutasan yang diinginkan peneliti, yaitu 85% dari siswa
4. Refleksi
belum efektif.
proses pembelajaran.
pada siklus 2.
C. Siklus 2
1. Perencanaan
dengan hasil refleksi peneliti sehingga menjadi lebih sesuai dengan situasi
● Membagi kelompok belajar siswa secara heterogen baik dari segi jenis
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan inti
yang sama.
siswa dari kelompok lain yang juga membahas soal nomor 1. Siswa
mengerjakan soal.
kelompok asal.
D. Penutup
pembelajaran
3. Observasi
evaluasi siswa pada siklus 2. Adapun hasil belajar siswa pada siklus 2 dapat
Dari tabel di atas, ada 3 siswa yang mendapat nilai 100 dengan
persentase klasikal sebesar 17%. 3 siswa tersebut mendapat nilai lebih dari
atau sama dengan 70. Dengan demikian, siswa tersebut telah masuk kategori
tuntas.
4 siswa mendapat nilai 90 dengan persentase 22%. 2 siswa tersebut
mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 70. Dengan demikian, siswa
tersebut telah masuk kategori tuntas.
8 siswa mendapat nilai 80 dengan persentase 44%. 8 siswa tersebut
mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 70. Dengan demikian, siswa
tersebut telah masuk kategori tuntas.
1 siswa mendapat nilai 70 dengan persentase 6%. 1 siswa tersebut
mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 70. Dengan demikian, siswa
tersebut telah masuk kategori tuntas.
Berdasarkan pada uraian di atas, siswa yang mendapat nilai di bawah
70, dikategorikan tidak tuntas. Sedangkan siswa yang mendapat nilai lebih
dari 70 atau sama dengan 70, dikategorikan tuntas. Dengan demikian, dari
keseluruhan siswa kelas VI ada 18 siswa tuntas semua.
26
ini mencapai 100%. Sengan demikian, maka penelitian ini telah selesai
4. Observasi
Prestasi belajar siswa yang dinyatakan dengan rerata nilai tes formatif
untuk siklus I sebesar 72 dengan persentase ketuntasan 67%. Hasil ini cukup
klasikal sebesar 39%. Hal ini terjadi karena siswa lebih siap dalam mengikuti
pelajaran. Selain itu, model jigsaw masih terasa asing bagi siswa. Sehingga
belajar mencapai 100%. Hasil dari siklus 2 jauh berbeda dengan siklus I,
karena siswa sudah mengerti model jigsaw dan mempersiapkan diri untuk
mengikuti pelajaran. Disamping itu siswa terdorong untuk belajar lebih baik,
80%
67%
60%
39%
40%
20%
0%
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
prosentasi ketuntasan 67%. Hasil ini cukup tinggi bila dibandingkan pada
sebelumnya yaitu nilai rerata 60 dengan ketuntasan hanya sebesar 39%. Hal
ini karena siswa lebih siap dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus 2 rerata
B. Saran