Anda di halaman 1dari 3

Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai

DIABETES MELLITUS
kelainanNo.metabolik
Dokumenakibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
: SOP/UKP/011/2018
berbagaiNo.komplikasi
Revisi : 00
kronik pada mata, saraf, ginjal dan pembuluh
SOP
Tgl Terbit : 8 / 01 /2018
darah.
Halaman : 1/3
UPT Kesehatan
Puskesmas Lumpo Hendri Agustian, S. Kep.MM
NIP. 19750806 201001 1 014

1. Pengertian
2. Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis DM dan melakukan
pengobatan DM.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Lumpo No: VII /SK/KAPUS/2018 tentang
penyakit DM
4. Referensi Peraturan Mentri KesehatanNo 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Hal 426
5. Prosedur / Alat dan bahan :
Langkah- 1. Stetoscop
langkah
2. Tensimeter
3. Termometer
4. Stop Watch
5. Lampu Senter
6. Timbangan Berat Badan
7. Kapas beralkohol
8. Alat cek gula darah
9. Blangko resep
Langkah-langkah :
1. Petugas melakukan anamnesa tentang riwayat penyakit sekarang,
apakah pasien mengeluhkan gejala klasik DM yang berupa poliuria
(sering kencing), polidipsi (sering haus) dan polifagi (serng lapar),
serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, atau
juga bisa disertai keluhan tidak khas meliputi lemah, kesemutan,
gatal, mata kabur, luka yang sulit sembuh, pruritus vulva pada
wanita, dan disfungsi ereksi pada pria.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, adakah penurunan berat
badan, atau adakah prurirus atau gangren.
3. Petugas melakukan pemeriksaan GDA, atau GDP dan GD2JPP bila
pasien berpuasa, serta pemeriksaan HbA1C
4. PetugasmenegakkandiagnosaDiabetes Mellitus bila:
 Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + Glukosa
darah sewatu ≥ 200 mg/dl (darah kapiler). ATAU
 Gejala klasik DM + Glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl
(darah kapiler). ATAU

1/3
 Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa
terganggu (TTGO) > 200 mg/Dl. ATAU
 Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥ 200 mg/dl atau
GDP ulang ≥ 126 mg/dl (darah kapiler). ATAU
 HbA1C ≥ 6.5 %, pemeriksaan HbA1C dilakukan hanya
apabila pasien menyetujui.
5. Petugas melakukan evaluasi gizi, evaluasi penyulit DM, evaluasi
perencanaan makan sesuai kebutuhan
6. Petugas memberikan pengobatan DM:

 Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis


maksimal 2500 mg diberikan 1-3 kali/hari

 Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg


dosis maksimal 15 mg/hr diberikan 15 – 30 menit sebelum
mkan, 1-2 kali/hari.

 Golongan Inhibitor α glukosidase: Acarbose dosis awal 50


mg dosis maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari

 Insulin : short acting atau long acting

7. Petugas memberi edukasi sesuai dengan terapi non farmakologi


dan efek samping obat
6. Bagan Alir
Gejala klasik DM Tidak
Anamnesa GDA 200 mg/dL
GDP 126 mg/dL

Ya

GDA 200 mg/dL DIABETES


GDP 126 mg/dL MELLITUS

Evaluasi status gizi


Evaluasi penyulit DM
Evaluasi perencanaan
makan sesuai kebutuhan

Edukasi terapi non


farmakologis, dan efek
samping obat
7. Hal-hal yang
perlu di
perhatikan
8. Unit terkait Poli, IGD, Rawat Inap, Laboratorium

9. Dokumen Buku rekam medis pasien


Terkait
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
10. Rekaman
Diberlakukan
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai