Anda di halaman 1dari 61

PERANCANGAN BANGUNAN PENANGKAP MATA AIR

DAN JARINGAN PIPA AIR BERSIH DI DESA PAMIJAHAN,


KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR

HARITS KUSUMA ANDAERRI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perancangan Bangunan


Penangkap Mata Air dan Jaringan Pipa Air Bersih di Desa Pamijahan, Kecamatan
Pamijahan, Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2016

Harits Kusuma Andaerri


NIM F44120036
ABSTRAK
HARITS KUSUMA ANDAERRI. Perancangan Bangunan Penangkap Mata Air
dan Jaringan Pipa Air Bersih di Desa Pamijahan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten
Bogor. Dibimbing oleh BUDI INDRA SETIAWAN.

Desa Pamijahan terletak di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa


Barat. Desa Pamijahan memiliki sumber mata air sendiri yaitu mata air Cigamean.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang sarana air bersih bagi masyarakat Desa
Pamijahan. Pada penelitian ini penduduk yang akan dilayani air bersih berada pada
wilayah RT 02 RW 03, RT 03 RW 03, RT 01 RW 04, RT 03 RW 04, dan RT 02
RW 04. Kebutuhan harian maksimum (Qhm) adalah sebesar 2.37 lt/dtk dan saat jam
puncak (Qjp) adalah 8.53 lt/dtk. Desain broncaptering dirancang dengan tipe IA,
dan bak penampung air tipe II dengan volume 5 m3. Perhitungan diameter pipa
dengan persamaan Hazen-Williams dan kehilangan head menggunakan persamaan
Bernoulli. Diameter pipa transmisi yaitu 3 inchi dan panjang total pipa 416.8 m.
Pompa yang digunakan adalah pompa submersible model 85S30-2 (3HP) dan
mampu mengalirkan debit air antara 1.14-7.44 lt/dtk, dengan waktu pengoperasian
selama 16 jam dalam sehari. Volume reservoir sebesar 61.45 m3. Pada jaringan
distribusi, sisa head di atas 10 m saat jam puncak, sehingga rancangan ini dapat
diterapkan.

Kata kunci: broncaptering, Desa Pamijahan, jaringan distribusi, pipa transmisi,


reservoir

ABSTRACT

HARITS KUSUMA ANDAERRI. Design of Broncaptering and Water Distribution


System in Pamijahan Village, Pamijahan Districts, Bogor Regency. Supervised by
BUDI INDRA SETIAWAN.

Pamijahan village located in Pamijahan Districts, Bogor Regency, West Java.


Pamijahan village has its own water source, Cigamean spring. This study aimed to
design clean water facilities in Pamijahan villagers. In this study, service area were
RT 02 RW 03, RW 03 RT 03, RT 01 RW 04, RT 03 RW 04 and RT 02 RW 04.
Total maximum daily requirement (Qhm) was 2.37 l/s and when peak hour (Qjp) was
8.53 l/s. The broncaptering design was type IA, and water tank was type II with
capacity of 5 m3. The calculation of pipe diameter used Hazen-Williams equation
and the head loss was calculated using the Bernoulli equation. Transmission
pipeline diameter was 3 inch and total length of pipe was 416.8 m. The pump used
submersible pump 85S30-2 (3HP) model, with discharge flowed between 1.14-7.44
l/s, during 16 hours operation time per day. Reservoir volume was 61.45 m3. Head
residual is more than 10 m in peak hours, so this design can be applied as water
distribution system in Pamijahan village.

Keywords : broncaptering, distribution pipeline, pamijahan village, reservoir,


transmission pipline
PERANCANGAN BANGUNAN PENANGKAP MATA AIR
DAN JARINGAN PIPA AIR BERSIH DI DESA PAMIJAHAN,
KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR

HARITS KUSUMA ANDAERRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2016 ini ialah managemen
sumberdaya air, dengan judul Perancangan Bangunan Penangkap Mata Air dan
Jaringan Pipa Air Bersih di Desa Pamijahan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten
Bogor.
Terima kasih diucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr.
selaku pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada:
1. Dr. Ir. Roh Santoso Budi Waspodo, M.T. dan Prof. Dr. Ir. Asep Sapei,
M.S. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan arahan dalam
penulisan skripsi ini.
2. Bapak Sigit Darsono, S.T selaku Kasie Air Bersih Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kabupaten Bogor yang telah membantu selama penelitian.
3. Bapak Uci Sanusi dan Bapak Ade Syafrudin, AMD AKA yang telah
memberikan bimbingan selama di lapang.
4. Seluruh dosen dan staf di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan.
5. Kedua orang tua tercinta Bapak Ervany, S.T. dan Ibu Masridah serta
seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayang yang telah diberikan.
6. Citra Noer Intan Purwadi dan Meilisa atas semangat dan kerjasamanya
selama penelitian berlangsung.
7. Muhammad Nofal, Ario Wisnu Wicaksono, Muhammad Syahdan Shah,
Gilang Bela Ramadhan, Mukhlas Sajidin, Femilia Nur Utama, Devika
Zulvia, Yoga Armando, Wirapraja Lazuardi, Fatma Nurkhaerani, Eko
Santoso Pajuhi, dan Teguh Budiaji yang telah membantu selama
penelitian.
8. Rekan-rekan Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan angkatan 49 atas
semangat dan dukungan yang telah diberikan.
Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk perbaikan penulisan selanjutnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Bogor, September 2016

Harits Kusuma Andaerri


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii


DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN vii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE 2
Waktu dan Lokasi 2
Alat dan Bahan 2
Prosedur Penelitian 2
Pengolahan dan Analisis Data 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Keadaan Umum Desa Pamijahan 7
Analisis Kebutuhan Air 9
Desain Perlindungan Mata Air (PMA) 11
Desain Jaringan Pipa Transmisi dan Pemilihan Pompa 11
Desain Reservoir dan Jaringan Pipa Distribusi 13
SIMPULAN DAN SARAN 14
Simpulan 14
Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 17
RIWAYAT HIDUP 49
DAFTAR TABEL
1. Koefisien kerugian untuk komponen pipa 6
2. Proyeksi jumlah penduduk tahun 2021 9
3. Hasil perhitungan kebutuhan air bersih pada tahun 2021 10
4. Hasil perhitungan kurva sistem 12
5. Pembagian wilayah berdasarkan titik node 14

DAFTAR GAMBAR
1. Diagram alir penelitian 3
2. Energy line dan hydraulic grade line sepanjang pipeline 7
3. Batas wilayah Desa Pamijahan dari Google Earth 8
4. Pola pemakaian air penduduk Desa Pamijahan 10
5. Mata air Cigamean Desa Pamijahan 11
6. Hubungan kurva pompa dan kurva sistem 13

DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil pengukuran topografi di Desa Pamijahan 17
2. Topografi wilayah penelitian 19
3. Koefisien Hazen-William berbagai jenis pipa 20
4. Kebutuhan air bersih untuk kegiatan rumah tangga (domestik) 21
5. Bangunan penangkap mata air tipe IA dan bak penampung tipe II 22
6. Rancangan bangunan perlindungan mata air (PMA) 24
7. Hasil analisis head loss pada jaringan pipa transmisi 27
8. Rancangan jaringan transmisi 35
9. Kurva pompa submersible model 85S 36
10. Dimensi pompa submersible model 85S 37
11. Perubahan pada kurva sistem 38
12. Hasil perhitungan dimensi reservoir 39
13. Rancangan bangunan reservoir 40
14. Hasil perhitungan rancangan jaringan pipa distribusi 43
15. Rancangan jaringan pipa distribusi 44
16. Hydarulic grade line jaringan pipa distribusi 45
17. Hasil rancangan jaringan pipa air bersih Desa Pamijahan, Kabupaten
Bogor 46
18. Hasil rancangan jaringan pipa air bersih Desa Pamijahan, Kabupaten
Bogor dari Google Earth 47
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang melimpah, dapat ditemukan disetiap
tempat di permukaan bumi, air juga merupakan sumber daya alam yang sangat
penting dan dibutuhkan setiap mahluk hidup. Bagi manusia kebutuhan air amat
mutlak, hampir semua aktifitas manusia memerlukan air, kebutuhan air bagi
manusia tidak saja untuk keperluan hidup sehari-hari seperti makan dan minum
tetapi juga sebagai alat transportasi, pembangkit tenaga, pertanian, peternakan dan
banyak lagi kepentingan dari air. Tanpa air manusia tidak dapat melakuskan
aktivitas sehari-hari. Namun pesatnya pertumbuhan penduduk, maka semakin
banyak air yang dibutuhkan. Sehingga akibat yang ditimbulkan adalah banyaknya
persaingan pada penggunaan air bersih ini.
Desa Pamijahan terletak di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Umunya masyarakat Desa Pamijahan memanfaatkan air untuk keperluan
domestik berasal dari sumur dan sungai. Seiring peningkatan jumlah penduduk,
maka kebutuhan air bersih di Desa Pamijahan semakin meningkat. Saat musim
kemarau, kekurangan air bersih sangat dirasakan oleh masyarakat setempat.
Sumber air yang berasal dari sumur semakin sedikit, bahkan ada yang mengering.
Desa Pamijahan memiliki sumber mata air sendiri. Belum adanya managemen
sumberdaya air di desa tersebut menyebabkan air yang berasal dari mata air
terbuang percuma. Menurut Nugraha dan Oktiawan (2008), meskipun wilayah
pedesaan tersebut memiliki sumber air, namun yang menjadi kendala adalah sarana
dan prasarana dalam penyalurannya. Oleh karena itu, berdasarkan persoalan terebut
perlu adanya managemen sumberdaya air. Managemen sumberdaya air merupakan
solusi untuk mengatur ketersediaan air agar terdistribusi secara efisien dan merata.
Kosep managemen sumberdaya air dapat diterapkan melalui pembangunan
bangunan hidrolika. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah pembuatan
bangunan penangkap mata air dan sistem distribusi air bersih dari bangunan tersebut
ke rumah penduduk.
Penelitian ini terfokus pada perancangan jaringan pipa untuk mengalirkan air
bersih dari bangunan penangkap mata air ke rumah-rumah penduduk. Sistem
distribusi air bersih umumnya merupakan suatu jaringan perpipaan yang tersusun
atas sistem pipa, pompa, reservoir dan perlengkapannya. Harapan dari penelitian
ini mampu mengatasi permasalahan air bersih bagi penduduk Desa Pamijahan dan
terjadinya pemerataan distribusi air yang efektif dan efisien.

Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas sebagai objek penelitian ini, yaitu:


1. Bagaimana merancang sarana air bersih yang efektif dan efisien di Desa
Pamijahan, Kabupaten Bogor?
2. Apakah rancangan jaringan pipa air dapat mendistribusikan air bersih kepada
penduduk Desa Pamijahan, Kabupaten Bogor?
2

Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan


sarana air bersih bagi masyarakat Desa Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:


1. Memberikan informasi bagi pemerintah dan masyarakat mengenai potensi
sumber daya air dan sistem penyediaan air bersih dari jaringan pipa di Desa
Pamijahan, Kabupaten Bogor.
2. Sebagai masukan bagi pemerintah Kabupaten Bogor untuk dikembangkan lebih
lanjut guna meningkatkan akurasi penelitian.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi untuk perancangan sarana air bersih. Penelitian ini
hanya membahas mengenai:
1. Perancangan sistem distribusi air bersih dengan pertimbangan data elevasi
daerah dari mata air (sumber air) menuju ke permukiman.
2. Analisis keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air untuk mencukupi
persediaan air desa.
3. Analisis debit yang masuk di inlet dan yang dapat mengalir ke outlet paling jauh
dari pipa utama.

METODE

Waktu dan Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai dari bulan Maret hingga
Mei 2016. Lokasi pengambilan data dilakukan di Desa Pamijahan, Kecamatan
Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Alat dan Bahan

Alat penelitian yang digunakan adalah seperangkat alat tulis, pita ukur,
kompas, GPS, laptop yang dilengkapi software Microsoft Word, Microsoft Excel,
AutoCAD 2014, Arc Map 10.1, dan Theodolite yang dilengkapi dengan tripot, target
rod, unting-unting, dan paku. Bahan penelitian yang digunakan adalah baterai GPS,
Google Earth, dan peta lokasi.

Prosedur Penelitian

Alur penelitian yang digunakan untuk merancang bangunan penangkap


mata air dan sistem jaringan pipa air bersih di Desa Pamijahan, Kabupaten Bogor
tersaji pada Gambar 1. Prosedur pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
survei lokasi untuk mengetahui permasalahan yang ada. Setelah itu dilakukan studi
3

pustaka untuk mengetahui cara-cara penyelesaian masalah dan menentukan tujuan


serta output dari penelitian. Kemudian, pengumpulan data primer yang diperoleh
dari pengukuran dan survei lapang, data sekunder diperoleh dari instansi terkait
seperti Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor, Badan Perencanaan
dan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor, dan Kantor Desa Pamijahan
Kabupaten Bogor.

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Sekunder
Data Primer 1. Proyeksi jumlah penduduk
2. Pemakaian air per hari
1. Elevasi 3. Peta administrasi
2. Jarak 4. Debit sumber
3. Koordinat 5. Rancangan unit sarana air
bersih

Pengolahan dan Analisis Data

Rancangan Bangunan Penangkap


Mata Air dan Jaringan Pipa Air Bersih

Selesai

Gambar 1 Diagram alir penelitian

Pengolahan dan Analisis Data

Pembuatan peta topografi


Pembuatan peta topografi untuk menentukan lokasi penempatan jaringan
pipa dan sarana unit air bersih serta pendistribusian air bersih menggunakan sistem
gravitasi dan pompa. Tahapan awal dalam pembuatan peta topografi adalah dengan
pengukuran elevasi pada lokasi penelitian. Pengukuran elevasi dilakukan di
sepanjang jalan yang akan dibuat jalur pipa. Pengukuran diawali dari penempatan
4

alat yang berupa theodolite dengan tripot pada titik yang dapat menjangkau titik
penempatan target rod. Keterbatasan alat dalam pembacaan karena penghalang dan
terbatasnya jangkauan alat pada jarak lebih dari 200 meter, maka titik set-up
berpindah-pindah lokasinya. Nilai yang dibaca oleh theodolite adalah sudut vertikal,
benang atas, benang tengah, dan benang bawah.
Penentuan titik diawali dengan penentuan titik acuan (benchmark). Titik
benchmark dibidik terlebih dahulu, lalu dilakukan pembidikan titik-titik lainnya.
Setiap titik dibaca koordinatnya menggunakan global positioning system (GPS).
Elevasi dari dari permukaan air laut diukur menggunakan GPS hanya pada titik
benchmark. Elevasi pada setiap titik adalah data yang digunakan untuk pembuatan
peta topografi. Penentuan beda elevasi menggunakan metode trigonometri
ditentukan menggunakan persamaan (1). Setelah diperoleh data beda elevasi, maka
elevasi titik dapat ditentukan berdasarkan persamaan (2) (Afifie 2015).

Beda Elevasi = 1⁄2 (BA − BB) sin2θ + TA – BT .................................... (1)

Elevasi = Beda elevasi + elevasi titik datum ................................................ (2)

Keterangan :
BA = Benang atas
BB = Benang bawah
BT = Benang tengah
TA = Tinggi Alat
θ = Sudut vertikal lensa theodolite

Setelah diperoleh nilai koordinat dan elevasi dari setiap titik pengukuran,
maka selanjutnya dilakukan pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2013.
Pembuatan peta topografi dilakukan dengan mengolah data dari koordinat dan
elevasi hasil olahan Excel, peta administrasi wilayah dan peta Google Earth
menggunakan software Arc Map 10.1. Berdasarkan nilai elevasi dan koordinat pada
setiap titik, kemudian dilakukan interpolasi sehingga menghasilkan garis-garis
kontur dan membentuk peta topografi.

Analisis hidrolis jaringan pipa


Beberapa prinsip hidrolika pipa yang diperlukan untuk merancang sistem
perpipaan, seperti energi yang diperlukan untuk mengalirkan air, baik mendaki,
menurun, atau horizontal. Jumlah energi pada sistem ditentukan oleh elevasi semua
titik pada sistem. Selain itu, tekanan (head) air pada kedalaman tertentu
berhubungan langsung dengan jarak vertikal dari kedalaman tersebut ke permukaan
air, tidak terpengaruh jarak horizontalnya. Berikut analisis dalam perancangan
jaringan pipa:

1. Kemiringan hidrolis dan diameter pipa


Kemiringan hidrolis merupakan kehilangan tekan yang terjadi tiap satuan
panjang. Besaran kemiringan hidrolis dihitung dengan persamaan (3) (Ibrahim
et al. 2011). Perhitungan slope dibutuhkan untuk menentukan diameter pipa.
Besarnya diameter pipa yang akan digunakan dapat diperoleh melalui
persamaan Hazen-Williams yang ditampilkan pada persamaan (4) (Ibrahim et
5

al. 2011). Nilai C (koefisien Hazen-William) berbeda setiap jenis pipa.


Koefisien Hazen-William dapat dilihat pada Lampiran 3 (Nurcholis 2008).

ℎ𝑓
𝑆 = ........................................................................................................ (3)
𝐿

2,63 𝑄
𝑑 = √ 0,2785× 𝐶 .......................................................................... (4)
ℎ𝑤 ×𝑆 0,54
Keterangan :
hf = kehilangan head (m)
L = panjang pipa (m)
d = Diameter Pipa
Q = Debit (m3/detik)
S = kemiringan hidrolis
Chw = koefisien kekasaran Hazen-Williams

2. Kehilangan head pada pipa


Fluida yg mengalir dalam pipa akan mengalami hambatan berupa
gesekan dengan dinding pipa. Hal ini mengakibatkan berkurangnya laju aliran
dan penurunan head. Walaupun dapat terjadi berbagai jenis kehilangan energi
gerak, umumnya hambatan yang paling utama adalah akibat gesekan yang
sangat tergantung dari kekasaran dinding pipa. Semakin kasar dinding pipa
makin besar terjadinya penurunan /kehilangan head aliran (White 1988 dalam
Shitie dan Nasution 2013). Dalam alirannya, air dalam pipa akan mengalami
kehilangan head. Kehilangan head ini dapat dibedakan menjadi :
1. Head losses mayor (rugi mayor) adalah besar nilai kehilangan energi yang
diakibatkan oleh gesekan antara fluida dengan dinding pipa lurus yang
mempunyai luas penampang yang tetap.
2. Head losses minor (rugi minor) adalah besar nilai kehilangan energi aliran
fluida di dalam pipa yang disebabkan oleh perubahan luas penampang jalan
aliran, entrance, fitting, dan lain sebagainya (Helmizar 2010).
Persamaan yang dapat dipakai dalam menghitung kehilangan head
mayor, yaitu persamaan Hazen-William. Kehilangan head minor digunakan
persamaan Darcy – Weisbach. Kehilangan head mayor pada pipa dapat
dituliskan melalui persamaan (5) (Nelwan et al. 2013) dan kehilangan head
minor persamaan (6) (Swamee dan Sharma 2008) dan persamaan (7) :

10,67×𝑄1,85
ℎ𝑓 = [ ] × 𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎............................................................ (5)
(𝐶𝐻𝑊 1,85 × 𝑑4,87 )
𝑣2
ℎ𝑚 = 𝑘𝑓 × (2𝑔) ..................................................................................... (6)
ℎ𝐿 = ℎ𝑓 + ℎ𝑚 ............................................................................................ (7)
Keterangan:
hL = total headloss (m)
hf = headloss mayor (m)
hm = headloss minor (m)
kf = konstanta perlengkapan pipa
v = kecepatan aliran tiap pipa (m/dtk)
g = percepatan gravitasi (m/dtk2)
6

Q = debit aliran (m3/dtk)


CHW = koefisien Hazen-Williams
d = diameter pipa (m)
L pipa = panjang pipa (m)

Menurut Munson et al. (2003) katup digunakan untuk mengatur laju aliran
dengan memberikan cara untuk menyesuaikan koefisien kerugian sistem
keseluruhan pada nilai yang diinginkan. Katup gate dirancang untuk memberikan
cara pengaturan besarnya laju aliran dengan mudah dari keadaan tertutup penuh
sampai terbuka penuh. Katup cek memberikan operasi tipe diode yang
memungkinkan fluida mengalir hanya pada satu arah saja. Sambungan pipa 45° dan
90° digunakan pada belokan pada pipa. Nilai k yang digunakan untuk perhitungan
head loss minor tersaji pada Tabel 1. Nilai k untuk gate valve, sambungan 45°, dan
swing check valve berdasarkan (Munson et al. 2003). Nilai k untuk siku standar
berdasarkan (Streeter dan Wylie 1985), abrupt expansion dan abrupt contraction
menurut Swamee dan Sharma (2008).

Tabel 1 Koefisien kerugian untuk komponen pipa

Komponen Nilai k

Gate valve 0.15


Siku standar 0.9
Abrupt expansion 1

𝐷 2.35
Abrupt contraction 0.5 [1 − ( 2) ]
𝐷1

Sambungan 45° 0.4


Swing check valve 2

3. HGL dan EGL


Persamaan energi dalam sistem dihasilkan dari penerapan prinsip
kekekalan energi pada aliran fluida. Energi yang dimiliki oleh suatu fluida yang
mengalir terdiri dari energi dalam dan energi-energi akibat tekanan, kecepatan,
dan ketinggian. Hal tersebut dikenal dengan prinsip Bernoulli yang tersaji pada
persamaan (8) (Haestad 2002 dalam Ibrahim et al. 2011):

P1 v1 2 P v2 2
+ + Z1 = 𝛾 2 + + Z2 ..................................................................... (8)
𝛾𝑤 2g 𝑤 2g
Keterangan:
P1 = tekanan (kg/m2)
γw = berat jenis air (kg/m3)
v = kecepatan aliran (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
Z1 = tinggi elevasi (m)
7

Energy grade line, biasa disebut energy line (EL) adalah plot dari
persamaan energi, atau biasa disebut juga persamaan Bernoulli.

𝑣2 𝑃
𝐸𝐿 = + 𝛾 + 𝑧 ................................................................................(9)
2𝑔
Keterangan:
𝑣2
= head kecepatan atau dinamis (m)
2𝑔
𝑃
= head tekanan (m)
𝛾
z = head elevasi (m)

Berdasarkan persamaan (9) jumlah dari ketiga head tersebut merupakan


head total, dan jumlah dari head tekanan dengan head elevasi merupakan head
piezometric. Garis yang digambar sepanjang pipa untuk merepresentasikan
variasi head total dinamakan energy grade line (EGL) dan garis yang digambar
untuk merepresentasikan head piezometric dinamakan hydraulic grade line
(HGL) dapat dilihat pada Gambar 2. Energy grade line (EGL) tidak akan pernah
naik sepanjang aliran kecuali ditambah energi dari luar seperti pompa
(Poerboyo 2013). Hydraulic grade line (HGL) merupakan garis yang jarak
vertikalnya dari sentroid aliran di suatu titik pada saluran tertutup proporsional
terhadap tekanan pada pipa pada titik tersebut. Garis derajat hidraulik (HGL)
terletak di bawah garis energi dengan suatu jumlah yang sama dengan head
kecepatan di bagian itu. Dua garis sejajar untuk semua bagian dengan luas irisan
penampang yang sama. Ordinat antara pusat arus dan garis derajat hidraulik
adalah hasil head tekanan di bagian itu. Garis derajat hidraulik dari suatu aliran
terbuka adalah muka air itu sendiri. Berdasarkan Gambar 2 maka HGL
ditunjukkan oleh persamaan (10).

P
HGL = γ + Z ........................................................................................... (10)

Gambar 2 Energy line dan hydraulic grade line sepanjang pipeline

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Desa Pamijahan

Desa Pamijahan terletak di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa


Barat. Desa ini berada di kaki Gunung Salak dan merupakan desa hasil pemekaran
8

dari Desa Pasarean. Desa Pamijahan terletak pada koordinat 6° 37’ 30” LS - 6° 39’
50” LS dan 106° 38’ 15” BT - 106° 39’ 50” BT. Berdasarkan data monografi Desa
Pamijahan, desa ini terdiri dari 17 kampung, yaitu Kampung Nangkasari 1, 2, dan
3, Kampung Citamiyang 1 dan 2, Kampung Cipeundeui, Kampung Sengon,
Kampung Cilengkong, Kampung Cilengkong tamplas, Kampung Babakan
Pabuaran, dan Kampung Keroncong 1 hingga 7. Luas wilayah Desa Pamijahan
yaitu 40 688,03 ha yang terdiri dari 10 498 ha lahan pertanian, 0.5 ha hutan, 10 250
ha ladang, 10 000 ha permukiman, 6 250 ha rawa-rawa, 189 ha perkantoran, 3 500
ha jalan, 0.13 ha sekolah, dan 0.4 ha lapangan sepak bola.
Desa Pamijahan terdiri dari 2 dusun, 8 RW dan 31 RT. Dusun I meliputi
seluruh wilayah RW 01 hingga 04. Dusun II meliputi wilayah RW 05 hingga 08.
Jumlah penduduk desa Pamijahan hingga akhir 2015 mencapai 081 jiwa, dan terdiri
dari 2 969 kepala keluarga. Sebelah utara desa ini berbatasan dengan Desa Situ Udik,
sebelah selatan berbatasan dengan Desa Gunung Sari, Desa Cibitung Wetan sebelah
barat, dan sebelah timur Desa Pasarean.

Gambar 3 Batas wilayah Desa Pamijahan dari Google Earth


Dalam merancang sistem perpipaan salah satu hal penting yang harus
diketahui adalah kondisi topografi. Sistem perpipaan yang digunakan tergantung
topografi dari witayahnya, dan dapat dilakukan secara gravitasi, pemompaan
maupun kombinasi pemompaan dan gravitasi (Peavy 1985 dalam Nugraha dan
Oktiawan 2008). Hasil pengolahan data elevasi dan koordinat diperoleh dari
pengukuran pada lokasi penelitian yaitu berupa peta topografi. Peta topografi ini
digunakan untuk menentukan lokasi jaringan pipa. Lokasi sumber mata air berada
pada ketinggian 492.42 mdpl. Untuk mencapai daerah pelayanan, elevasi lahan dari
sumber mata air ini mengalami kenaikan hingga mencapai 508.60 mdpl kemudian
elevasi turun hingga node terakhir. Untuk mengalirkan air dari sumber diperlukan
pompa untuk mendorong air ke elevasi yang lebih tinggi. Lokasi reservoir terletak
pada ketinggian 506.09 mpl. Lokasi reservoir ini dipilih agar dapat mengalirkan air
ke daerah pelayanan secara gravitasi dengan head yang cukup. Hasil ploting
9

jaringan pipa yang dirancang berdasarkan kondisi topografi dapat dilihat pada
Lampiran 2.

Analisis Kebutuhan Air

Pada penelitian ini penduduk yang akan dilayani air bersih berada di wilayah
RT 02 RW 03, RT 03 RW 03, RT 01 RW 04, RT 03 RW 04, dan RT 02 RW 04.
Proyeksi pertumbuhan penduduk selama 5 tahun kedepan menurut Purwadi (2016)
pada wilayah tersebut disajikan pada Tabel 2. Air yang akan didistribusikan ke
penduduk berasal dari Mata Air Cigamean. Mata Air Cigamean berada di tepi
sungai Cigamean, Desa Pamijahan. Menurut DKP (2016) debit yang keluar dari
mata air ini berkisar antara 4 hingga 6 lt/dtk. Berdasarkan penelitian Purwadi (2016)
debit yang keluar pada mata air ini dapat mencapai 3.6 lt/dtk pada tahun 2021.
Standar kebutuhan air bersih untuk kegiatan rumah tangga (domestik) menurut
Direktorat Jendral Cipta Karya (1996) dalam Krisnayanti et al. (2013) tersaji pada
Lampiran 4.
Tabel 2 Proyeksi jumlah penduduk tahun 2021
Jumlah penduduk
Wilayah
2016 2021
RT 02 RW 03 360 421
RT 03 RW 03 345 403
RT 01 RW 04 496 580
RT 02 RW 04 492 575
RT 03 RW 04 503 588
Jumlah 2 196 2 567

Standar kebutuhan air bersih untuk pedesaan berkisar antara 60–80


liter/orang/hari. Pada penelitian ini standar untuk perancangan sebesar 70
liter/orang/hari. Hal tersebut diasumsikan karena mayoritas penduduk Desa
Pamijahan berprofesi sebagai petani yang bekerja dari pagi hingga sore hari dan
menggunakan air bersih yang ada di sawah dan kebun. Pelayanan air bersih di 5 RT
ini sekitar 70% hingga 75%. Hal tersebut karena kebutuhan air bersih sebagian
penduduk telah tercukupi dari sumur bor. Kebutuhan non domestik yang digunakan
adalah untuk tempat ibadah seperti masjid. Berdasarkan Direktorat Jendral Cipta
Karya (1996) dalam Krisnayanti et al. (2013), kebutuhan air untuk masjid yaitu
3000 liter/hari. Masing-masing wilayah yang akan dilayani memiliki 1 masjid
sebagai tempat ibadah. Menurut Direktorat Jendral Cipta Karya (1998) dalam
Nugraha (2010) menyatakan bahwa kriteria desain kehilangan air akibat kebocoran
fisik dan non fisik sebesar 15-30 %. Kebocoran fisik adalah kebocoran yang
disebabkan oleh bocornya pipa dan perlengkapannya. Sedangkan kebocoran non
fisik adalah kebocoran yang disebabkan oleh pencurian air, sambungan liar,
pembacaan meter yang tidak benar, akurasi meter yang rendah.
Hasil perhitungan kebutuhan air bersih penduduk Desa Pamijahan di 5 RT
pada tahun 2021 disajikan pada Tabel 3. Kebutuhan rata-rata diperoleh dari
penjumlahan antara kebutuhan domestik, non domestik, dan kehilangan air. Dalam
perancangan pipa diperlukan debit harian maksimum (Qhm) yang diperoleh dari
perkalian antara kebutuhan rata-rata dengan faktor hari maksimum. Faktor
10

kebutuhan air pada hari maksimum adalah 1.15 (KemenPU 2007). Debit hari
maksimum ini merupakan debit tertinggi pada suatu hari ketika pemakaian air
penduduk tertinggi selama satu tahun. Perancangan pipa distribusi diperlukan debit
pada saat jam puncak (Qjp) diperoleh dari perkalian antara debit harian maksimum
dengan faktor jam puncak.

Tabel 3 Hasil perhitungan kebutuhan air bersih pada tahun 2021

RT 02 RT 03 RT 01 RT 03 RT 02
Deskripsi Total
RW 03 RW 03 RW 04 RW 04 RW 04
Jumlah penduduk (orang) 421 403 580 588 575
%pelayanan 70 75 75 75 75
Penduduk terlayani
295 303 435 441 432 1906
(orang)
Konsumsi (lt/orang/hari) 70 70 70 70 70
Keb. Domestik (lt/dtk) 0.24 0.25 0.35 0.36 0.35 1.54
Keb. Non domestik
0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.17
(lt/dtk)
Kebutuhan total (lt/dtk) 0.27 0.28 0.39 0.39 0.38 1.72
Kebocoran (%) 20 20 20 20 20
Keb. Rata-rata (lt/dtk) 0.33 0.34 0.46 0.47 0.46 2.06
Qhm (lt/dtk) 0.38 0.39 0.53 0.54 0.53 2.37
Qjp (lt/dtk) 1.36 1.39 1.92 1.95 1.91 8.53

Pola pemakaian air penduduk diasumsikan seperti pada Gambar 4. Pola


pemakaian air penduduk berdasarkan pemaiakan air dalam waktu 24 jam. Waktu
pemakaian air tertinggi yaitu pada pukul 06.00 – 07.00. Hal tersebut karena
sebagian besar orang akan memulai aktivitas dan akan menghabiskan banyak air.
Pada jam tersebut pemakaian air sebesar 15% dengan total debit puncak sebesar
0.00853 m3/dtk. Faktor jam puncak sebesar 3.6 diperoleh dari perbandingan antara
pemakaian air pada jam puncak dengan pemakaian air rata-rata dalam 24 jam.
Pemakaian air terendah yaitu pada pukul 22.00 – 03.00, karena orang sedang tidur.
Pemakaian terendah juga terjadi pada jam 10.00 – 11.00, 14.00 – 15.00 karena
diasumsikan orang sedang bekerja. Periode pemakaian air paling banyak diperoleh
dari observasi lapang di Desa Ciasmara, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Di Desa Ciasmara sistem distribusi air bersih dari mata air hingga mencapai
penduduk telah menggunakan jaringan pipa. Karakteristik pemakaian air penduduk
Desa Ciasmara diasumsikan sama dengan pemakaian air penduduk Desa Pamijahan,
karena lokasi Desa Ciasmara tidak jauh dari Desa Pamijahan.

0.010
0.008
Debit (m3/dtk)

0.006 Pola pemakaian


0.004 Rata-rata pemakaian

0.002
0.000
1 4 7 10 13 16 19 22
Jam
Gambar 4 Pola pemakaian air penduduk Desa Pamijahan
11

Desain Perlindungan Mata Air (PMA)

Sistem penyediaan air minum komunal mata air adalah sistem penyediaan
air minum yang memanfaatkan mata air sebagai sumber air baku. Hal ini dilakukan
dengan cara melindungi dan menangkap air dari mata air untuk ditampung dan
disalurkan kepada pemakai. Perlindungan mata air terdiri dari dua tipe yaitu tipe
bangunan penangkap mata air (broncaptering) yang tergantung pada kondisi arah
aliran keluarnya air ke permukaan tanah, dan tipe bak penampung (DCK 2007).
Broncaptering biasa digunakan untuk mengambil air dari mata air. Dalam
pengumpulan air dari mata air hendaknya dijaga supaya tanah tidak terganggu,
karena hal ini akan menyebabkan terganggunya konstruksi bangunan dan juga akan
mempengaruhi kualitas air. Menurut Layla (1978) dalam Nugraha dan Oktiawan
(2008), broncaptering sebaiknya dilengkapi dengan perpipaan utama, valve dan
manhole.
Mata air yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mata Air Cigamean
yang berada di tepi Sungai Cigamean, di Desa Pamijahan. Mata air ini digunakan
sebagian penduduk untuk kebutuhan pertanian dan domestik, namun hanya
digunakan oleh penduduk di sekitar mata air tersebut. Mata air ini memiliki tipe
aliran artesis terpusat karena mata air terjadi karena adanya tekanan hidrolis dan
pemunculan air ke permukaan tanah secara terpusat. Menurut DCK (2007) tipe
bangunan penangkap mata air untuk aliran artesis terpusat yaitu tipe IA dengan
debit rancangan mata air yang keluar sebesar 4 lt/dtk. Air ditampung dari bangunan
penangkap mata air ke bak penampung air dengan tipe II. Bak penampung air dari
mata air ini dirancang dengan volume 5 m3 dan dimensi panjang 2.5 m, lebar 2 m,
dan tinggi 1 m. Rancangan bangunan penangkap mata air dengan bak penampung
air dapat dilihat pada Lampiran 6.

Gambar 5 Mata air Cigamean Desa Pamijahan


Desain Jaringan Pipa Transmisi dan Pemilihan Pompa

Jaringan pipa transmisi ini bertujuan untuk menyalurkan air dari sumber air
baku menuju ke reservoir induk. Sistem transmisi air bersih dapat dilakukan dengan
beberapa cara tergantung kondisi topografi yang menghubungkan sumber air
dengan reservoir induk. Untuk mengalirkan air ke konsumen yang sesuai dengan
kualitas, kuantitas dan tekanan di suatu komunitas masyarakat membutuhkan sistem
perpipaan, reservoir, pompa dan perlengkapan tambahan lainnya. Panjang pipa
dihitung berdasarkan jarak dari bangunan pengolahan air ke reservoir induk,
12

sedangkan diameter pipa ditentukan sesuai dengan debit yang dialirkan. Ukuran
diameter pipa disesuaikan dengan ukuran standar dan alasan secara ekonomi
(Nugraha dan Oktiawan 2008).
Berdasarkan perhitungan diperoleh panjang total pipa transmisi yaitu 416.8
m. Pipa ditanam di dalam tanah dengan kedalaman galian yang dapat mencapai 1.4
m, tergantung dari kondisi topografi lahan. Jenis pipa transmisi yang digunakan
yaitu pipa polyvinil chloride (PVC) dengan diameter 0.0762 m (3 inchi). Menurut
DCK (2007) tekanan air maksimum yang dapat ditahan oleh pipa PVC dapat
mencapai 6-8 atm.
Tabel 4 Hasil perhitungan kurva sistem
Q
Hf (m) Hm (m) Hs (m) hp (m)
(m3/dtk)
0.008 19.74 2.44 13.63 35.81
0.006 11.59 1.38 13.63 26.60
0.005 8.27 0.96 13.63 22.86
0.004 5.47 0.61 13.63 19.71
0.003 3.21 0.34 13.63 17.18
0.002 1.52 0.15 13.63 15.30
0.001 0.42 0.04 13.63 14.09
0.0005 0.12 0.01 13.63 13.76

Dalam pemilihan pompa diperlukan kurva sistem dan kurva unjuk kerja
pompa untuk memperoleh titik operasi bagi sistem (Munson et al. 2003). Kurva
sistem ini diperoleh dari sistem transmisi dengan hubungan antara debit dan hp.
Nilai hp ini diperoleh dari penjumlahan antara head loss mayor, head loss minor,
dan head statis. Nilai hp merupakan nilai head aktual yang diperoleh fluida dari
pompa. Hasil perhitungan untuk memperoleh kurva sistem ini terdapat pada Tabel
4. Sementara kurva pompa diperoleh berdasarkan jenis pompa. Pompa yang dipilih
merupakan pompa submersible tipe 85S30-2 (3HP) yang dapat mengalirkan debit
antara 1.14 – 7.44 lt/dtk (18-118 gpm). Spesifikasi pompa ditunjukan pada
Lampiran 10. Pompa submersible atau pompa tenggelam sangatlah efisien,
kapasitas yang besar, hanya butuh sedikit perawatan (Ramadhan 2015). Oleh karena
itu, pompa ini dapat berada di dalam bak penampung air dari mata air.
Jika kurva sistem dan kurva pompa digambar pada satu grafik yang sama,
maka perpotongannya menyatakan titik operasi sistem. Titik tersebut memberikan
besarnya head dan laju aliran yang memenuhi baik persamaan sistem maupun
persamaan pompa. Kedua kurva berpotongan pada titik (5.65, 24). Berdasarkan
kurva pompa pada Lampiran 9, dengan debit 5.65 lt/dtk maka diperoleh efisiensi
sebesar 72%. Sehingga besarnya debit yang dapat dicapai sebesar 4.07 lt/dtk.
Pompa dioperasikan selama 16 jam dalam sehari, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan air sebesar 2.37 lt/dtk dalam sehari maka debit yang harus dialirkan
dalam pipa transmisi yaitu 3.56 lt/dtk selama 16 jam. Untuk memperoleh debit yang
akan dialirkan pada pipa tranmisi sebesar 3.56 lt/dtk, maka kurva sistem harus
bergeser ke atas. Pergeseran kurva menyebabkan titik perpotongan atau operasinya
akan bergeser sehingga dapat dicapai debit operasi 3.56 lt/dtk. Pergeseran kurva ini
dengan memperkecil bukaan pada valve. Kombinasi kurva sistem dan kurva pompa
13

ditunjukkan pada Gambar 6. Contoh pergeseran kurva sistem menurut Munson et


al. (2003) disajikan pada Lampiran 11.
40

pompa, hp (m) 35

30
head

25 Kurva pompa
Kurva sistem
20

15

10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Q (lt/dtk)
Gambar 6 Hubungan kurva pompa dan kurva sistem

Desain Reservoir dan Jaringan Pipa Distribusi

Penentuan dimensi reservoir berdasarkan supply air dan pemakaian air.


Pengaliran air bersih dari sumber mata air selama 16 jam dalam sehari. Pompa
beroperasi dalam menyalurkan air dari jam 05.00 hingga 21.00. Volume reservoir
diperoleh dari akumulasi selisih maksimum dan minimum berdasarkan perhitungan
yang ditunjukkan pada Lampiran 12. Volume reservoir yang diperoleh yaitu
sebesar 61.45 m3. Volume reservoir dirancang agar dapat menampung air ketika
suplai air lebih besar daripada pemakaian air dan dapat menyediakan air ketika
pemakaian air lebih besar daripada suplai air berdasarkan Gambar 4. Berdasarkan
volume reservoir, maka reservoir memiliki panjang 5 m, lebar 5 m, tinggi 2.5 m,
dan tinggi freeboard 0.3 m. Rancangan reservoir ini dapat dilihat pada Lampiran
13.
Tujuan utama dari sistem distribusi adalah untuk menghasilkan head yang
cukup sampai ke konsumen. Dalam pendistribusian air, untuk dapat menjangkau
seluruh area pelayanan dan memaksimalkan tingkat pelayanan, hal yang
diperhatikan adalah sisa head. Head maksimum 60 m dan head minimum 10 m
(Ardiansyah et al. 2012). Pipa utama, pipa sekunder, dan pipa tersier merupakan
tiga jenis pipa yang digunakan dalam proses pendistribusian air bersih. Pipa utama
merupakan pipa induk yang digunakan untuk mendistribusikan air bersih dari
reservoir distribusi ke daerah pelayanan melalui titik-titik penyadapan (tapping)
sambungan sekunder. Pipa sekunder merupakan pipa distribusi yang digunakan
untuk membagi air dari suatu wilayah pipa utama sampai ke pipa tersier. Pipa tersier
digunakan untuk mendistribusikan air dari pipa sekunder menuju ke pelanggan
(Akbar 2013).
Air yang dialirkan pada jaringan pipa utama distribusi menggunakan sistem
gravitasi. Perhitungan dimensi pipa distribusi menggunakan debit jam puncak. Pipa
tersebut menggunakan jenis pipa PVC yang ditanam dengan kedalaman 0.4 m dari
permukaan tanah. Berdasarkan KemenPU (2007) pada kriteria desain pipa, untuk
pipa PVC kecepatan aliran minimum antara 0.3-0.6 m/dtk dan maksimum 3.0-4.5
m/dtk. Hasil perhitungan dan rancangan pipa utama jaringan distribusi pada saat
14

jam puncak disajikan pada Lampiran 14 dan Lampiran 15, serta pembagian wilayah
pelayanan dapat dilihat pada Tabel 5. Kecepatan minimum yang diperoleh sebesar
0.6033 m/dtk dan maksimum 1.0522 m/dtk. Berdasarkan hasil perhitungan,
diameter pipa distribusi dari reservoir hingga node 3 yaitu 0.1016 m (4 inchi), node
3 hingga node 4 memiliki diameter 0.0762 m (3 inchi), dan dari node 4 hingga node
5 diameter sebesar 0.0635 m (2.5 inchi). Sisa head yang paling rendah pada node 1
yaitu sebesar 11.68 m, dan paling tinggi pada node 5 sebesar 39.19 m. Sisa head
yang diperoleh melebihi sisa head minimal 10 m, sehingga rancangan jaringan pipa
ditribusi ini dapat diterapkan secara gravitasi.

Tabel 5 Pembagian wilayah berdasarkan titik node

Node RT/RW Q (lt/dtk)


R -8.53
1 RT 2 RW 3 1.36
2 RT 3 RW 3 1.39
3 RT 1 RW 4 1.92
4 RT 3 RW 4 1.95
5 RT 2 RW 4 1.91

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa desain bangunan penangkap


mata air dirancang berdasarkan tipe IA, dan bak penampung air dari mata air
berdasarkan tipe II dengan kapasitas volume air 5 m3. Diameter pipa transmisi yaitu
0.0762 m (3 inchi) dengan panjang total pipa 416.8 m. Pompa yang digunakan
adalah model 85S30-2 (3HP) mampu mengalirkan air antara 1.14-7.44 lt/dtk dan
waktu pengoperasian selama 16 jam dalam sehari. Volume reservoir adalah 61.45
m3 sehingga panjang, lebar, dan tinggi sebesar 5 m, 5 m, dan 2.5 m, serta tinggi
freeboard 0.3 m. Pada jaringan distribusi, sisa head yang paling rendah pada node
1 yaitu sebesar 11.68 m, dan paling tinggi pada node 5 sebesar 39.19 m, digunakan
pipa PVC dengan diameter 4 inch pada node 1 hingga 3, 3 inchi pada node 4, dan
2.5 inchi pada node 5. Berdasarkan hal tersebut sisa head pada setiap node lebih
dari 10 m, sehingga rancangan diharapkan dapat diterapkan dan mampu memenuhi
lebih dari 70% kebutuhan air penduduk di 5 RT pada Desa Pamijahan selama 5
tahun kedepan.

Saran

1. Perlu dilakukan pengukuran pola pemakaian air penduduk Desa Pamijahan


untuk diperoleh pola pemakaian air yang lebih teliti sesuai karakteristik
pemakaian air penduduk desa.
2. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai kekuatan struktur bangunan
penangkap mata air, reservoir, dan pipa.
15

3. Berdasarkan penelitian ini diharapkan masyarakat dapat menjaga


ketersediaan debit mata air agar dapat mencukupi kebutuhan air bersih
masyarakat setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Afifie A F. 2015. Pemetaan Topografi dan Rancangan Perataan Lahan di Balai


Besar Penelitian Tanaman Padi (Subang, Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor
(ID): Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Akbar T. 2013. Evaluasi Kinerja Sistem Distribusi Air pada PDAM Tirta Pakuan
di Perumahan Griya Melati Bogor, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID):
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Ardiansyah, Juwono P T, Ismoyo M J. 2012. Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air
Bersih pada PDAM di Kota Ternate. Jurnal Pengairan. 3(2): 211-220.
[DCK] Ditjen Cipta Karya. 2007. Pengembangan SPAM Sederhana. Jakarta (ID):
Direktorat Jendral Cipta Karya.
[DKP] Dinas Kebersihan dan Pertamanan. 2016. Laporan Awal Kegiatan
Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa Pamijahan Kecamatan
Pamijahan. Bogor (ID): PT. Fasade Kobetama Internasional.
Grundfos. 1999. Performance Curves and Technical Data [Internet]. [diunduh 2016
Apr 2]. Tersedia pada: www.ballardwaterwell.net/files/65248729.pdf.
Helmizar. 2010. Studi Eksperimental Pengukuran Head Losses Mayor (Pipa PVC
Diameter ¾ ”) dan Head Losses Minor (Belokan Knee 90° Diameter ¾”) pada
Sistem Instalasi Pipa. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. 1(2): 59-64.
Ibrahim M, Masrevaniah A, Dermawan V. 2011. Analisa Hidrolis pada Komponen
Sistem Distribusi Air Bersih dengan Waternet dan Watercad versi 8 (Studi
Kasus Kampung Digiouwa, Kampung Mawa dan Kampung Ikebo, Distrik
Kamu, Kabupaten Dogiyai). Jurnal Pengairan. 2(2): 159-171.
[KemenPU] Kementerian Pekerjaan Umum. 2007. Penyelenggaraan
Pembangunan Penyediaan Air Minum. PERMENPU Nomor :
18/PRT/M/2007. Jakarta (ID): Kementerian Pekerjaan Umum.
Krisnayanti D S, Udiana I M, Benu H J. 2013. Studi Perencanaan Pengembangan
Penyediaan Air Bersih di Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang.
Jurnal Teknik Sipil. 2(1): 71-86.
Mokoginta. 2014. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Desa Lobong, Desa
Muntoi, dan Desa Inuai Kecamatan Passi Barat Kabupaten Bolaang
Mongondow. Jurnal Sipil Statik. 2(4): 182-190.
Munson B R, Young D F, Okiishi T H. 2003. Mekanika Fluida. Harinaldi, Budiarso,
penerjemah; Hardani H W, editor. Jakarta (ID): Erlangga . Terjemahan dari:
Fundamentals of Fluid Mechanics. Ed ke-4.
Nelwan F, Wuisan E M, Tanudjaja L. 2013. Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa
Kima Bajo Kecamatan Wori. Jurnal Sipil Statik. 1(10): 678-684.
Nugraha W D. 2010. Studi Kehilangan Air Akibat Kebocoran Pipa pada Jalur
Distribusi PDAM Kota Magelang. Jurnal Presipitasi. 7(2): 71-76.
16

Nugraha W D, Oktiawan W. 2008. Detail Desain Sistem Penyediaan Air Bersih


Menggunakan Sumber Mata Air (Studi Kasus : DAS Citarik, Kecamatan
Cimanggung, Kabupaten Sumedang). Jurnal Presipitasi. 49(1): 85-91.
Nurcholis L. 2008. Perhitungan Laju Aliran Fluida Pada Jaringan Pipa. Jurnal
Traksi. Vol. 7 No. 1.
Poerboyo S. 2013. Perhitungan Kebutuhan Pompa untuk Perpipaan Penyalur Bahan
Bakar Solar dari Balongan Sampai Jakarta [Skripsi]. Semarang (ID): Jurusan
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponogoro.
Purwadi C N I. 2016. Analisis Ketersediaan dan Penggunaan Air Dari Mata Air
Cigamean untuk Kebutuhan Domestik di Desa Pamijahan, Kabupaten Bogor
[Skripsi]. Bogor (ID): Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Ramadhan M R. 2015. Perencanaan Sistem Jaringan Perpipaan Bertekanan untuk
Irigasi Padi Sawah di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (Subang, Jawa
Barat) [Skripsi]. Bogor (ID): Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Shitie A N, Nasution A H. 2013. Analisis Kerugian Head pada Sistem Perpipaan
Bahan Bakar HSD PLTU Sicanang Menggunakan Program Analisis Aliran
Fluida. Jurnal e-Dinamis. 4(4): 224-228.
Streeter V L, Wylie E B. 1985. Mekanika Fluida. Prijono A, penerjemah. Jakarta
(ID): Erlangga. Terjemahan dari: Fluid Mechanics. Ed ke-8.
Swamee P K, Sharma A K. 2008. Design of Water Supply Pipe Network. Canada:
John Wiley & Sons, Inc.
17

Lampiran 1 Hasil pengukuran topografi di Desa Pamijahan

KOORDINAT GPS
TITIK ELEVASI
PIPA (mdpl) LS BT LS BT
° ′ ″ ° ′ ″ ° °
1 492.42 6° 39′ 6.5″ 106° 39′ 40.3″ -6.651805556° 106.6611944°
2 494.92 6° 39′ 7.4″ 106° 39′ 40.2″ -6.652055556° 106.6611667°
3 496.80 6° 39′ 7.6″ 106° 39′ 40.7″ -6.652111111° 106.6613056°
4 499.71 6° 39′ 7.7″ 106° 39′ 40.9″ -6.652138889° 106.6613611°
5 500.53 6° 39′ 7.9″ 106° 39′ 41″ -6.652194444° 106.6613889°
6 502.34 6° 39′ 8″ 106° 39′ 41″ -6.652222222° 106.6613889°
7 503.74 6° 39′ 8.1″ 106° 39′ 40.8″ -6.652250000° 106.6613333°
8 503.18 6° 39′ 8.2″ 106° 39′ 40.8″ -6.652277778° 106.6613333°
9 505.59 6° 39′ 8.4″ 106° 39′ 40.9″ -6.652333333° 106.6613611°
10 507.38 6° 39′ 8.7″ 106° 39′ 40.2″ -6.652416667° 106.6611667°
11 507.11 6° 39′ 8.2″ 106° 39′ 39.7″ -6.652277778° 106.6610278°
12 506.31 6° 39′ 7.7″ 106° 39′ 39.2″ -6.652138889° 106.6608889°
13 506.74 6° 39′ 6.8″ 106° 39′ 38.4″ -6.651888889° 106.6606667°
14 506.61 6° 39′ 6.6″ 106° 39′ 37.8″ -6.651833333° 106.6605000°
15 506.20 6° 39′ 6.3″ 106° 39′ 37.6″ -6.651750000° 106.6604444°
16 504.66 6° 39′ 4.9″ 106° 39′ 37.1″ -6.651361111° 106.6603056°
17 505.70 6° 39′ 4.3″ 106° 39′ 36.8″ -6.651194444° 106.6602222°
18 508.60 6° 39′ 4.5″ 106° 39′ 35.8″ -6.651250000° 106.6599444°
19 507.94 6° 39′ 3.9″ 106° 39′ 35.3″ -6.651083333° 106.6598056°
20 507.45 6° 39′ 2.6″ 106° 39′ 34.5″ -6.650722222° 106.6595833°
21 506.56 6° 39′ 2.4″ 106° 39′ 33.8″ -6.650666667° 106.6593889°
22 503.84 6° 39′ 2.5″ 106° 39′ 32.1″ -6.650694444° 106.6589167°
23 501.15 6° 39′ 2.4″ 106° 39′ 31.8″ -6.650666667° 106.6588333°
24 501.01 6° 39′ 3″ 106° 39′ 30.5″ -6.650833333° 106.6584722°
25 500.83 6° 39′ 3.8″ 106° 39′ 29.6″ -6.651055556° 106.6582222°
26 501.12 6° 39′ 4.3″ 106° 39′ 29.4″ -6.651194444° 106.6581667°
27 501.41 6° 39′ 4.5″ 106° 39′ 28.8″ -6.651250000° 106.6580000°
28 499.10 6° 39′ 5″ 106° 39′ 28.4″ -6.651388889° 106.6578889°
29 497.59 6° 39′ 5.4″ 106° 39′ 27.5″ -6.651500000° 106.6576389°
30 495.86 6° 39′ 4.9″ 106° 39′ 26.9″ -6.651361111° 106.6574722°
31 495.90 6° 39′ 4.7″ 106° 39′ 26.1″ -6.651305556° 106.6572500°
32 495.65 6° 39′ 4.2″ 106° 39′ 25.2″ -6.651166667° 106.6570000°
33 496.64 6° 39′ 4.5″ 106° 39′ 24.2″ -6.651250000° 106.6567222°
34 495.01 6° 39′ 5″ 106° 39′ 23″ -6.651388889° 106.6563889°
35 493.41 6° 39′ 4.4″ 106° 39′ 22.2″ -6.651222222° 106.6561667°
36 492.79 6° 39′ 4″ 106° 39′ 21.8″ -6.651111111° 106.6560556°
37 492.22 6° 39′ 2.6″ 106° 39′ 21.4″ -6.650722222° 106.6559444°
38 491.98 6° 39′ 1.9″ 106° 39′ 21.3″ -6.650527778° 106.6559167°
18

Lampiran 1 Lanjutan

KOORDINAT GPS
ELEVASI
TITIK LS BT LS BT
(mdpl)
° ′ ″ ° ′ ″ ° °
39 489.87 6° 38′ 59.9″ 106° 39′ 21.3″ -6.649972222° 106.6559167°
40 489.23 6° 38′ 59.4″ 106° 39′ 21.1″ -6.649833333° 106.6558611°
41 487.99 6° 38′ 59″ 106° 39′ 21.1″ -6.649722222° 106.6558611°
42 486.33 6° 38′ 58.7″ 106° 39′ 20.8″ -6.649638889° 106.6557778°
43 484.38 6° 38′ 58.2″ 106° 39′ 20.4″ -6.649500000° 106.6556667°
44 484.77 6° 38′ 58.3″ 106° 39′ 20.5″ -6.649527778° 106.6556944°
45 484.31 6° 38′ 58.2″ 106° 39′ 20.2″ -6.649500000° 106.6556111°
46 484.08 6° 38′ 58.2″ 106° 39′ 20.2″ -6.649500000° 106.6556111°
47 483.70 6° 38′ 57.9″ 106° 39′ 19.3″ -6.649416667° 106.6553611°
48 483.35 6° 38′ 57.7″ 106° 39′ 18.5″ -6.649361111° 106.6551389°
49 482.11 6° 38′ 57.2″ 106° 39′ 16.9″ -6.649222222° 106.6546944°
50 482.07 6° 38′ 57.4″ 106° 39′ 16.8″ -6.649277778° 106.6546667°
51 483.14 6° 38′ 57″ 106° 39′ 16.3″ -6.649166667° 106.6545278°
52 484.84 6° 38′ 56.8″ 106° 39′ 14.5″ -6.649111111° 106.6540278°
53 484.67 6° 38′ 56.7″ 106° 39′ 14.4″ -6.649083333° 106.6540000°
54 484.39 6° 38′ 56.7″ 106° 39′ 14.3″ -6.649083333° 106.6539722°
55 482.26 6° 38′ 56.2″ 106° 39′ 13.9″ -6.648944444° 106.6538611°
56 479.41 6° 38′ 56.1″ 106° 39′ 14″ -6.648916667° 106.6538889°
57 476.56 6° 38′ 54.7″ 106° 39′ 13.8″ -6.648527778° 106.6538333°
58 475.25 6° 38′ 53.8″ 106° 39′ 14.1″ -6.648277778° 106.6539167°
59 473.88 6° 38′ 52.3″ 106° 39′ 15″ -6.647861111° 106.6541667°
60 473.04 6° 38′ 52.2″ 106° 39′ 15.2″ -6.647833333° 106.6542222°
61 471.56 6° 38′ 50.4″ 106° 39′ 15″ -6.647333333° 106.6541667°
62 469.34 6° 38′ 49.4″ 106° 39′ 14.8″ -6.647055556° 106.6541111°
63 467.01 6° 38′ 48.5″ 106° 39′ 14.2″ -6.646805556° 106.6539444°
64 464.91 6° 38′ 47.4″ 106° 39′ 14.2″ -6.646500000° 106.6539444°
65 464.54 6° 38′ 45.7″ 106° 39′ 13.2″ -6.646027778° 106.6536667°
66 463.81 6° 38′ 45.2″ 106° 39′ 13.1″ -6.645888889° 106.6536389°
67 460.78 6° 38′ 44.1″ 106° 39′ 12.3″ -6.645583333° 106.6534167°
68 458.84 6° 38′ 43.7″ 106° 39′ 11.9″ -6.645472222° 106.6533056°
69 456.99 6° 38′ 43.1″ 106° 39′ 11.9″ -6.645305556° 106.6533056°
70 453.32 6° 38′ 40.9″ 106° 39′ 11.1″ -6.644694444° 106.6530833°
71 452.28 6° 38′ 38.9″ 106° 39′ 11.1″ -6.644138889° 106.6530833°
19

Lampiran 2 Topografi wilayah penelitian

106°39'18"E 106°39'27"E 106°39'36"E TOPOGRAFI WILAYAH PENELITIAN

.
8 57

6
47
45 4
6°38'42"S

6°38'42"S
2
9

46
45

463
46

6
46

48
465 Legenda

0
464

49
467 472 Kontur
9
3 47
47 Pipa Distribusi

497
46

466 Desa Pasarean


5

Pipa Transmisi
469
468 7
470 47 1 Jalan Citamiyang

505
48

502
471 PMA dengan pompa
6°38'51"S

6°38'51"S
3 !
.
48
474 /
" Reservoir
475
sungai
489

478
480
485

491

482

504
483
48
4
Desa Pamijahan
483

504
6°39'0"S

6°39'0"S
7
48
8
48
/
"
4 505
5

48
2 03
49

500

50 5 1
50
498

507

496 501
505
501

508

499
496

506

496 500
4
49
2
49

49
7 KEC. PAMIJAHAN
503

506
501

!
.
Perancang : Harits Kusuma Andaerri
496
499

505 NIM. F44120036


3
49

506
496

5 SKALA 1:5,500
106°39'18"E 106°39'27"E 106°39'36"E 0 0.05 0.1 0.2 0.3 0.4
Sumber peta : BAPPEDA Kab. Bogor Km
20

Lampiran 3 Koefisien Hazen-William berbagai jenis pipa

Jenis pipa C
Asbesfos Cement 140
Brass tube 130
Cast lron tube 100
Concrete tube 110
Copper tube 130
Corruoated Steeltube 60
Galvanized tubina 120
Glass fube 130
Lead pipinq 130
Plastic pipe 140
PVC pipe 150
General smooth pipe 140
Steel oioe 120
Sfee/ riveted pipe 100
Tar coated cast iron tube 100
Tin tubino 130
Wood sfave 100
Sumber: Nurcholis 2008
21

Lampiran 4 Kebutuhan air bersih untuk kegiatan rumah tangga (domestik)


Standar Kebutuhan
No. Kategori Kota Jumlah Penduduk (jiwa)
(liter/orang/hari)

1 Kota Metropolitan > 1 000 000 > 150


2 Kota Besar 500 000 - 1 000 000 150 - 120
3 Kota Sedang 100 000 - 500 000 90 - 120
4 Kota Kecil 20 000 - 100 000 80 - 120
5 Desa < 20 000 60 - 80
Sumber: Krisnayanti et al. 2013
22

Lampiran 5 Bangunan penangkap mata air tipe IA dan bak penampung tipe II

Sumber : DCK 2007


23

Lampiran 5 Lanjutan

Sumber : DCK 2007


24

Lampiran 6 Rancangan bangunan perlindungan mata air (PMA)

A B Departemen Teknik Sipil dan


Lingkungan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

PERANCANG :

Harits Kusuma Andaerri


(F44120036)

LOKASI PENELITIAN :

Desa Pamijahan, Kecamatan


Pamijahan, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat

KET. GAMBAR

2 Denah Broncaptering dan Bak


Penampung Air

PEMBIMBING :
Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr
2.5
TTD :

A B SATUAN :
meter
SKALA :
1:40
25

Lampiran 6 Lanjutan

Departemen Teknik Sipil dan


Lingkungan
Fakultas Teknologi Pertanian
0.2 2 0.2 0.4 Institut Pertanian Bogor

PERANCANG :
Pas. batu lingkar
Harits Kusuma Andaerri
(F44120036)
Man hole 0.5 x 0.5 Vent Pas. batu kali
Ring balk Tanah urug Tanah asli LOKASI PENELITIAN :
Pipa peluap
Desa Pamijahan, Kecamatan
Pas bata 1PC:2PS
Pamijahan, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat
Plester 1PC:2PS

1.3
Plat beton bertulang
1PC:2PS:3KR
Pompa submersible 0.1 KET. GAMBAR
Model 85S30-2 (3HP) Lempung
Tanah keras Potongan A-A Broncaptering
0.6 dan Bak Penampung Air

0.25
0.1 Pas. batu kali PEMBIMBING :
Pasir padat Batu kosong
0.6 0.6 1.0 Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr

TTD :

SATUAN : SKALA :
meter 1:40
26

Lampiran 6 Lanjutan

Departemen Teknik Sipil dan


Lingkungan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

PERANCANG :

Harits Kusuma Andaerri


Man hole 0.5 x 0.5 m Vent
(F44120036)
Tanah asli
Pipa overflow LOKASI PENELITIAN :

Desa Pamijahan, Kecamatan


Pamijahan, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat

Lempung

Pipa penguras Tanah keras


KET. GAMBAR

Potongan B-B Broncaptering


dan Bak Penampung Air

PEMBIMBING :
Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr

TTD :

SATUAN : SKALA :
meter 1:40
27

Lampiran 7 Hasil analisis head loss pada jaringan pipa transmisi


∆ panjang
jarak jarak elevasi elevasi beda total
panjang pipa debit diameter v Hf Hm
titik horizontal horizontal tanah pipa elevasi Chw komponen k Hm
pipa total (m3/dtk) pipa (m) (m/dtk) (m) (m)
(m) total (m) (mdpl) (m) (m) (m)
(m) (m)
Gatevalve,90,90,pompa,abrupt
1 0.00 0.00 492.50 492.50 0.00 0.00 0.00 0.008 0.076 1.8 130 0.00 2.95 0.46 0.46
expansion

2 22.74 22.74 497.39 496.59 4.89 23.10 23.10 0.008 0.076 1.8 130 1.09 90 0.90 0.14 0.60

3 11.00 33.74 497.80 496.59 5.30 11.00 34.10 0.008 0.076 1.8 130 1.62 90 0.90 0.14 0.74

4 14.50 48.24 499.05 498.05 6.55 14.57 48.67 0.008 0.076 1.8 130 2.31 90 0.90 0.14 0.89

5 37.43 85.67 506.31 505.51 13.81 38.16 86.84 0.008 0.076 1.8 130 4.11 swing check valve,90 2.90 0.45 1.34

6 82.40 168.07 506.62 505.51 14.12 82.40 169.24 0.008 0.076 1.8 130 8.02 45 0.40 0.06 1.40

7 16.16 184.23 506.46 505.43 13.96 16.17 185.40 0.008 0.076 1.8 130 8.78 90 0.90 0.14 1.54

8 87.63 271.86 505.79 504.99 13.29 87.63 273.03 0.008 0.076 1.8 130 12.93 swing check valve,90 2.90 0.45 2.00

9 40.53 312.39 508.10 506.70 15.60 40.57 313.60 0.008 0.076 1.8 130 14.86 90 0.90 0.14 2.14

Reservoir 103.19 415.58 506.13 506.13 13.63 103.20 416.80 0.008 0.076 1.8 130 19.74 gate valve,90,90 1.95 0.31 2.44
28

Lampiran 7 Lanjutan

∆ panjang
jarak jarak elevasi elevasi beda total
panjang pipa debit diameter v Hf Hm
titik horizontal horizontal tanah pipa elevasi Chw komponen k Hm
pipa total (m3/dtk) pipa (m) (m/dtk) (m) (m)
(m) total (m) (mdpl) (m) (m) (m)
(m) (m)
Gatevalve,90,90,pompa,abrupt
1 0.00 0.00 492.50 492.50 0.00 0.00 0.00 0.006 0.076 1.3 130 0.00 2.95 0.26 0.26
expansion

2 22.74 22.74 497.39 496.59 4.89 23.10 23.10 0.006 0.076 1.3 130 0.64 90 0.90 0.08 0.34

3 11.00 33.74 497.80 496.59 5.30 11.00 34.10 0.006 0.076 1.3 130 0.95 90 0.90 0.08 0.42

4 14.50 48.24 499.05 498.05 6.55 14.57 48.67 0.006 0.076 1.3 130 1.35 90 0.90 0.08 0.50

5 37.43 85.67 506.31 505.51 13.81 38.16 86.84 0.006 0.076 1.3 130 2.41 swing check valve,90 2.90 0.26 0.75

6 82.40 168.07 506.62 505.51 14.12 82.40 169.24 0.006 0.076 1.3 130 4.71 45 0.40 0.04 0.79

7 16.16 184.23 506.46 505.43 13.96 16.17 185.40 0.006 0.076 1.3 130 5.16 90 0.90 0.08 0.87

8 87.63 271.86 505.79 504.99 13.29 87.63 273.03 0.006 0.076 1.3 130 7.59 swing check valve,90 2.90 0.26 1.12

9 40.53 312.39 508.10 506.70 15.60 40.57 313.60 0.006 0.076 1.3 130 8.72 90 0.90 0.08 1.20

Reservoir 103.19 415.58 506.13 506.13 13.63 103.20 416.80 0.006 0.076 1.3 130 11.59 gate valve,90,90 1.95 0.17 1.38
29

Lampiran 7 Lanjutan

∆ panjang
jarak jarak elevasi elevasi beda total
panjang pipa debit diameter v Hf Hm
titik horizontal horizontal tanah pipa elevasi Chw komponen k Hm
pipa total (m3/dtk) pipa (m) (m/dtk) (m) (m)
(m) total (m) (mdpl) (m) (m) (m)
(m) (m)
Gatevalve,90,90,pompa,abrupt
1 0.00 0.00 492.50 492.50 0.00 0.00 0.00 0.005 0.076 1.1 130 0.00 2.95 0.18 0.18
expansion

2 22.74 22.74 497.39 496.59 4.89 23.10 23.10 0.005 0.076 1.1 130 0.46 90 0.90 0.06 0.24

3 11.00 33.74 497.80 496.59 5.30 11.00 34.10 0.005 0.076 1.1 130 0.68 90 0.90 0.06 0.29

4 14.50 48.24 499.05 498.05 6.55 14.57 48.67 0.005 0.076 1.1 130 0.97 90 0.90 0.06 0.35

5 37.43 85.67 506.31 505.51 13.81 38.16 86.84 0.005 0.076 1.1 130 1.72 swing check valve,90 2.90 0.18 0.52

6 82.40 168.07 506.62 505.51 14.12 82.40 169.24 0.005 0.076 1.1 130 3.36 45 0.40 0.02 0.55

7 16.16 184.23 506.46 505.43 13.96 16.17 185.40 0.005 0.076 1.1 130 3.68 90 0.90 0.06 0.60

8 87.63 271.86 505.79 504.99 13.29 87.63 273.03 0.005 0.076 1.1 130 5.42 swing check valve,90 2.90 0.18 0.78

9 40.53 312.39 508.10 506.70 15.60 40.57 313.60 0.005 0.076 1.1 130 6.22 90 0.90 0.06 0.84

Reservoir 103.19 415.58 506.13 506.13 13.63 103.20 416.80 0.005 0.076 1.1 130 8.27 gate valve,90,90 1.95 0.12 0.96
30

Lampiran 7 Lanjutan

∆ panjang
jarak jarak elevasi elevasi beda total
panjang pipa debit diameter v Hf Hm
titik horizontal horizontal tanah pipa elevasi Chw komponen k Hm
pipa total (m3/dtk) pipa (m) (m/dtk) (m) (m)
(m) total (m) (mdpl) (m) (m) (m)
(m) (m)
Gatevalve,90,90,pompa,abrupt
1 0.00 0.00 492.50 492.50 0.00 0.00 0.00 0.004 0.076 0.9 130 0.00 2.95 0.12 0.12
expansion

2 22.74 22.74 497.39 496.59 4.89 23.10 23.10 0.004 0.076 0.9 130 0.30 90 0.90 0.04 0.15

3 11.00 33.74 497.80 496.59 5.30 11.00 34.10 0.004 0.076 0.9 130 0.45 90 0.90 0.04 0.19

4 14.50 48.24 499.05 498.05 6.55 14.57 48.67 0.004 0.076 0.9 130 0.64 90 0.90 0.04 0.22

5 37.43 85.67 506.31 505.51 13.81 38.16 86.84 0.004 0.076 0.9 130 1.14 swing check valve,90 2.90 0.11 0.33

6 82.40 168.07 506.62 505.51 14.12 82.40 169.24 0.004 0.076 0.9 130 2.22 45 0.40 0.02 0.35

7 16.16 184.23 506.46 505.43 13.96 16.17 185.40 0.004 0.076 0.9 130 2.43 90 0.90 0.04 0.39

8 87.63 271.86 505.79 504.99 13.29 87.63 273.03 0.004 0.076 0.9 130 3.58 swing check valve,90 2.90 0.11 0.50

9 40.53 312.39 508.10 506.70 15.60 40.57 313.60 0.004 0.076 0.9 130 4.12 90 0.90 0.04 0.53

Reservoir 103.19 415.58 506.13 506.13 13.63 103.20 416.80 0.004 0.076 0.9 130 5.47 gate valve,90,90 1.95 0.08 0.61
31

Lampiran 7 Lanjutan

∆ panjang
jarak jarak elevasi elevasi beda total
panjang pipa debit diameter v Hf Hm
titik horizontal horizontal tanah pipa elevasi Chw komponen k Hm
pipa total (m3/dtk) pipa (m) (m/dtk) (m) (m)
(m) total (m) (mdpl) (m) (m) (m)
(m) (m)
Gatevalve,90,90,pompa,abrupt
1 0.00 0.00 492.50 492.50 0.00 0.00 0.00 0.003 0.076 0.7 130 0.00 2.95 0.07 0.07
expansion

2 22.74 22.74 497.39 496.59 4.89 23.10 23.10 0.003 0.076 0.7 130 0.18 90 0.90 0.02 0.08

3 11.00 33.74 497.80 496.59 5.30 11.00 34.10 0.003 0.076 0.7 130 0.26 90 0.90 0.02 0.10

4 14.50 48.24 499.05 498.05 6.55 14.57 48.67 0.003 0.076 0.7 130 0.37 90 0.90 0.02 0.12

5 37.43 85.67 506.31 505.51 13.81 38.16 86.84 0.003 0.076 0.7 130 0.67 swing check valve,90 2.90 0.06 0.19

6 82.40 168.07 506.62 505.51 14.12 82.40 169.24 0.003 0.076 0.7 130 1.30 45 0.40 0.01 0.20

7 16.16 184.23 506.46 505.43 13.96 16.17 185.40 0.003 0.076 0.7 130 1.43 90 0.90 0.02 0.22

8 87.63 271.86 505.79 504.99 13.29 87.63 273.03 0.003 0.076 0.7 130 2.10 swing check valve,90 2.90 0.06 0.28

9 40.53 312.39 508.10 506.70 15.60 40.57 313.60 0.003 0.076 0.7 130 2.42 90 0.90 0.02 0.30

Reservoir 103.19 415.58 506.13 506.13 13.63 103.20 416.80 0.003 0.076 0.7 130 3.21 gate valve,90,90 1.95 0.04 0.34
32

Lampiran 7 Lanjutan

∆ panjang
jarak jarak elevasi elevasi beda total
panjang pipa debit diameter v Hf Hm
titik horizontal horizontal tanah pipa elevasi Chw komponen k Hm
pipa total (m3/dtk) pipa (m) (m/dtk) (m) (m)
(m) total (m) (mdpl) (m) (m) (m)
(m) (m)
Gatevalve,90,90,pompa,abrupt
1 0.00 0.00 492.50 492.50 0.00 0.00 0.00 0.0020 0.076 0.4 130 0.00 2.95 0.03 0.03
expansion

2 22.74 22.74 497.39 496.59 4.89 23.10 23.10 0.0020 0.076 0.4 130 0.08 90 0.90 0.01 0.04

3 11.00 33.74 497.80 496.59 5.30 11.00 34.10 0.0020 0.076 0.4 130 0.12 90 0.90 0.01 0.05

4 14.50 48.24 499.05 498.05 6.55 14.57 48.67 0.0020 0.076 0.4 130 0.18 90 0.90 0.01 0.06

5 37.43 85.67 506.31 505.51 13.81 38.16 86.84 0.0020 0.076 0.4 130 0.32 swing check valve,90 2.90 0.03 0.08

6 82.40 168.07 506.62 505.51 14.12 82.40 169.24 0.0020 0.076 0.4 130 0.62 45 0.40 0.00 0.09

7 16.16 184.23 506.46 505.43 13.96 16.17 185.40 0.0020 0.076 0.4 130 0.67 90 0.90 0.01 0.10

8 87.63 271.86 505.79 504.99 13.29 87.63 273.03 0.0020 0.076 0.4 130 0.99 swing check valve,90 2.90 0.03 0.12

9 40.53 312.39 508.10 506.70 15.60 40.57 313.60 0.0020 0.076 0.4 130 1.14 90 0.90 0.01 0.13

Reservoir 103.19 415.58 506.13 506.13 13.63 103.20 416.80 0.0020 0.076 0.4 130 1.52 gate valve,90,90 1.95 0.02 0.15
33

Lampiran 7 Lanjutan

∆ panjang
jarak jarak elevasi elevasi beda total
panjang pipa debit diameter v Hf Hm
titik horizontal horizontal tanah pipa elevasi Chw komponen k Hm
pipa total (m3/dtk) pipa (m) (m/dtk) (m) (m)
(m) total (m) (mdpl) (m) (m) (m)
(m) (m)
Gatevalve,90,90,pompa,abrupt
1 0.00 0.00 492.50 492.50 0.00 0.00 0.00 0.001 0.076 0.2 130 0.00 2.95 0.01 0.01
expansion

2 22.74 22.74 497.39 496.59 4.89 23.10 23.10 0.001 0.076 0.2 130 0.02 90 0.90 0.00 0.01

3 11.00 33.74 497.80 496.59 5.30 11.00 34.10 0.001 0.076 0.2 130 0.03 90 0.90 0.00 0.01

4 14.50 48.24 499.05 498.05 6.55 14.57 48.67 0.001 0.076 0.2 130 0.05 90 0.90 0.00 0.01

5 37.43 85.67 506.31 505.51 13.81 38.16 86.84 0.001 0.076 0.2 130 0.09 swing check valve,90 2.90 0.01 0.02

6 82.40 168.07 506.62 505.51 14.12 82.40 169.24 0.001 0.076 0.2 130 0.17 45 0.40 0.00 0.02

7 16.16 184.23 506.46 505.43 13.96 16.17 185.40 0.001 0.076 0.2 130 0.19 90 0.90 0.00 0.02

8 87.63 271.86 505.79 504.99 13.29 87.63 273.03 0.001 0.076 0.2 130 0.28 swing check valve,90 2.90 0.01 0.03

9 40.53 312.39 508.10 506.70 15.60 40.57 313.60 0.001 0.076 0.2 130 0.32 90 0.90 0.00 0.03

Reservoir 103.19 415.58 506.13 506.13 13.63 103.20 416.80 0.001 0.076 0.2 130 0.42 gate valve,90,90 1.95 0.00 0.04
34

Lampiran 7 Lanjutan

∆ panjang
jarak jarak elevasi elevasi beda total
panjang pipa debit diameter v Hf Hm
titik horizontal horizontal tanah pipa elevasi Chw komponen k Hm
pipa total (m3/dtk) pipa (m) (m/dtk) (m) (m)
(m) total (m) (mdpl) (m) (m) (m)
(m) (m)
Gatevalve,90,90,pompa,abrupt
1 0.00 0.00 492.50 492.50 0.00 0.00 0.00 0.0005 0.076 0.1 130 0.00 2.95 0.00 0.00
expansion

2 22.74 22.74 497.39 496.59 4.89 23.10 23.10 0.0005 0.076 0.1 130 0.01 90 0.90 0.00 0.00

3 11.00 33.74 497.80 496.59 5.30 11.00 34.10 0.0005 0.076 0.1 130 0.01 90 0.90 0.00 0.00

4 14.50 48.24 499.05 498.05 6.55 14.57 48.67 0.0005 0.076 0.1 130 0.01 90 0.90 0.00 0.00

5 37.43 85.67 506.31 505.51 13.81 38.16 86.84 0.0005 0.076 0.1 130 0.02 swing check valve,90 2.90 0.00 0.01

6 82.40 168.07 506.62 505.51 14.12 82.40 169.24 0.0005 0.076 0.1 130 0.05 45 0.40 0.00 0.01

7 16.16 184.23 506.46 505.43 13.96 16.17 185.40 0.0005 0.076 0.1 130 0.05 90 0.90 0.00 0.01

8 87.63 271.86 505.79 504.99 13.29 87.63 273.03 0.0005 0.076 0.1 130 0.08 swing check valve,90 2.90 0.00 0.01

9 40.53 312.39 508.10 506.70 15.60 40.57 313.60 0.0005 0.076 0.1 130 0.09 90 0.90 0.00 0.01

Reservoir 103.19 415.58 506.13 506.13 13.63 103.20 416.80 0.0005 0.076 0.1 130 0.12 gate valve,90,90 1.95 0.00 0.01
35

Lampiran 8 Rancangan jaringan transmisi

106°39'36"E 106°39'40"E
RANCANGAN JARINGAN PIPA
TRANSMISI

.
/
" Reservoir

Legenda
node
Pipa Transmisi
Jalan Citamiyang

!
. PMA dengan pompa
Desa Gunungmenyan
/
" Reservoir
6°39'4"S

6°39'4"S
8 sungai

9
Desa Pamijahan

.1
!
7 6 2
3
4
6°39'8"S

6°39'8"S

KEC. PAMIJAHAN
Perancang : Harits Kusuma Andaerri
5 NIM. F44120036
SKALA 1:1,500
106°39'36"E 106°39'40"E 0 0.015 0.03 0.06 0.09 0.12
Sumber peta : BAPPEDA Kab. Bogor Km
36

Lampiran 9 Kurva pompa submersible model 85S

Sumber: Grundfos 1999


37

Lampiran 10 Dimensi pompa submersible model 85S

Sumber: Grundfos 1999


38

Lampiran 11 Perubahan pada kurva sistem

Sumber: Munson et al. 2003


39

Lampiran 12 Hasil perhitungan dimensi reservoir

Pola Suplai Volume kumulatif


Pemakaian Pemakaian Akumulasi
Jam pemakaian Air
air (%) air (m3/detik) Suplai Air (m3) Pemakaian Air (m3) selisih (m3)
air (m3/detik)
00.00-01.00 0 0.00000 0.000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
01.00-02.00 0 0.00000 0.000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
02.00-03.00 0 0.00000 0.000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
03.00-04.00 1 0.00057 0.240 0.00000 0.00000 2.04820 -2.04820
04.00-05.00 5 0.00284 1.200 0.00000 0.00000 12.28918 -12.28918 akumulasi selisih
-33.283
05.00-06.00 6 0.00341 1.440 0.00356 12.80123 24.57835 -11.77713 minimum (m3)
06.00-07.00 15 0.00853 3.600 0.00356 25.60245 55.30129 -29.69884
07.00-08.00 8 0.00455 1.920 0.00356 38.40368 71.68686 -33.28319 akumulasi selisih
28.163
08.00-09.00 2 0.00114 0.480 0.00356 51.20490 75.78325 -24.57835 makimum (m3)
09.00-10.00 0 0.00000 0.000 0.00356 64.00613 75.78325 -11.77713 volume reservoir
10.00-11.00 0 0.00000 0.000 0.00356 76.80735 75.78325 1.02410 61.45
(m3)
11.00-12.00 5 0.00284 1.200 0.00356 89.60858 86.02423 3.58434
12.00-13.00 8 0.00455 1.920 0.00356 102.40980 102.40980 0.00000 A (m2) 24.58
13.00-14.00 0 0.00000 0.000 0.00356 115.21103 102.40980 12.80123 T (m) 2.5
14.00-15.00 0 0.00000 0.000 0.00356 128.01225 102.40980 25.60245
L (m) 5.0
15.00-16.00 5 0.00284 1.200 0.00356 140.81348 112.65078 28.16270
16.00-17.00 8 0.00455 1.920 0.00356 153.61470 129.03635 24.57835 P (m) 5.0
17.00-18.00 14 0.00797 3.360 0.00356 166.41593 157.71109 8.70483 Tfreeboard (m) 0.3
18.00-19.00 13 0.00740 3.120 0.00356 179.21715 184.33764 -5.12049
19.00-20.00 6 0.00341 1.440 0.00356 192.01838 196.62682 -4.60844
20.00-21.00 4 0.00228 0.960 0.00356 204.81960 204.81960 0.00000
21.00-22.00 0 0.00000 0.000 0.00000 204.81960 204.81960 0.00000
22.00-23.00 0 0.00000 0.000 0.00000 204.81960 204.81960 0.00000
23.00-24.00 0 0.00000 0.000 0.00000 204.81960 204.81960 0.00000
Jumlah 100 0.05689 0.05689
Rata-rata 0.00237 0.00237
40

Lampiran 13 Rancangan bangunan reservoir

2.5 2.5
Departemen Teknik Sipil dan
Lingkungan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

PERANCANG :

A A Harits Kusuma Andaerri


(F44120036)

2.5
LOKASI PENELITIAN :

4.0
Desa Pamijahan, Kecamatan
Pamijahan, Kabupaten
5.0
Bogor, Jawa Barat

2.5
KET. GAMBAR

Denah Reservoir

PEMBIMBING :
Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr

5.0
TTD :

DENAH RESERVOIR
Skala 1:60
SATUAN : SKALA :
meter 1:60
41

Lampiran 13 Lanjutan

7.0

Bak valve

2.5 2.5

Departemen Teknik Sipil dan


Lingkungan
Fakultas Teknologi Pertanian
Bak valve Institut Pertanian Bogor

4.0
Pipa ventilasi PERANCANG :
7.5 5.0

Plat tutup bordes Harits Kusuma Andaerri


0.6 x0.6
(F44120036)

LOKASI PENELITIAN :

Desa Pamijahan, Kecamatan


Pamijahan, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat
RABAT BETON T: 0.07 Plat tutup bordes 0.6x0.6

Pipa ventilasi

KET. GAMBAR
TAMPAK ATAS Over flow
0.15

Skala 1:60 Pipa inlet


0.7

Tampak Atas dan Potongan


A-A Reservoir
Bak valve
2.8

Pipa outlet
Tanah Urug
0.2 PEMBIMBING :
0.35
Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr
Pond. Foot Plate
LT. Kerja T : 0.1
Pasir Urug T : 0.1

1.00 1.00 1.00


TTD :
1.20 1.20 1.20

5.0

POTONGAN A-A SATUAN : SKALA :


Skala 1:60 meter 1:60
42

Lampiran 13 Lanjutan

Departemen Teknik Sipil dan


Lingkungan
Plat tutup bordes 0.6x0.6 m
Fakultas Teknologi Pertanian
Pipa ventilasi
Institut Pertanian Bogor

Pipa inlet
PERANCANG :

Bak valve
Harits Kusuma Andaerri
(F44120036)

LOKASI PENELITIAN :

Desa Pamijahan, Kecamatan


TAMPAK DEPAN Pamijahan, Kabupaten
Skala 1:60
Bogor, Jawa Barat

KET. GAMBAR

Tampak Depan dan Samping


Reservoir
Pipa inlet

Bak valve

PEMBIMBING :
Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr

TTD :
TAMPAK SAMPING
Skala 1:60

SATUAN : SKALA :
meter 1:60
43

Lampiran 14 Hasil perhitungan rancangan jaringan pipa distribusi

Panjang Panjang total Panjang Elevasi HL perkiraan Dpasaran


Jalur pipa Q (m3/dtk) S CHW Dhitung (m)
Horizontal(m) horizontal (m) pipa (m) (mdpl) (m) (inch)

R 0.00 0.00 506.13 -0.00853

R-1 371.17 371.17 371.55 489.37 0.00853 6.76 0.0182 130 0.0951 4.0

1−2 257.98 629.15 258.04 483.87 0.00717 7.18 0.0278 130 0.0815 4.0

2−3 213.43 842.58 213.46 480.17 0.01129 13.40 0.0628 130 0.0820 4.0

3−4 42.62 885.20 43.23 472.93 0.00386 18.38 0.4252 130 0.0368 3.0

4−5 244.34 1129.54 245.25 451.88 0.00191 43.65 0.1780 130 0.0337 2.5

Dpasaran Htotal Sisa Tekan


V (m/dtk) Hf (m) komponen k Hm (m) HGL (mdpl)
(m) (m) (m)

506.13
gate valve, 45, 45,
0.102 1.0522 4.89
90, 45 , gate valve, T
3.40 0.19 5.08 11.68 501.05

0.102 0.8846 2.46 90, 45, gate valve, T 2.45 0.10 2.56 14.62 498.49
45, gate valve, T,
0.102 1.3915 4.71
abrupt contraction
1.07 0.11 4.82 13.50 493.67

90, gate valve, T,


0.076 0.8458 0.53
abrupt contraction
1.78 0.06 0.60 20.15 493.08

0.064 0.6033 1.99 45, 45, gate valve 0.95 0.02 2.01 39.19 491.07
44

Lampiran 15 Rancangan jaringan pipa distribusi

N5 1.91

2.01 451.88 N5
Departemen Teknik Sipil dan
1 1= panjang pipa (m) Lingkungan
2 2= diameter pipa (mm) Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

245.25 A = Nomor Node


PERANCANG :
64 A B B = Debit (l/dt)
D C C = Elevasi (mdpl) Harits Kusuma Andaerri
P5 D = Head loss (m) (F44120036)

N = No. Node LOKASI PENELITIAN :

P = No. Pipa
N4 1.95 Desa Pamijahan, Kecamatan
N4 N3 1.92 Pamijahan, Kabupaten Bogor,
0.60 472.93
Jawa Barat
P4 N3 4.82 480.17

43.23 P3
76
KET. GAMBAR
213.46 N2 1.39

102 N2 2.86 483.87


Rancangan Jaringan Pipa
Reservoir Distribusi

371.55
102 PEMBIMBING :
N1 1.36 Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr
P2
5.08 489.37 P1
TTD :
258.04
102
N1
SKALA :
1:3500
45

Lampiran 16 Hydarulic grade line jaringan pipa distribusi

510

500

490
elevasi (mdpl)

480

PIPA
470
HGL

460

450

440
0 200 400 600 800 1000 1200
jarak (m)
46

Lampiran 17 Hasil rancangan jaringan pipa air bersih Desa Pamijahan, Kabupaten Bogor

106°39'18"E 106°39'27"E 106°39'36"E


RANCANGAN JARINGAN PIPA AIR
BERSIH DESA PAMIJAHAN
6°38'42"S

6°38'42"S
Legenda
.
node
Node 5
Pipa Distribusi
86 SR
Desa Pasarean Pipa Transmisi
Jalan Citamiyang
6°38'51"S

6°38'51"S
!
. PMA dengan pompa

/
" Reservoir
sungai

Node 4
88 SR
Desa Pamijahan
Node 3
87 SR

Node 2
6°39'0"S

6°39'0"S
61 SR

/
"
Node 1
59 SR
Desa Gunungmenyan

!
.
KEC. PAMIJAHAN
Perancang : Harits Kusuma Andaerri
6°39'9"S

6°39'9"S

NIM. F44120036
SKALA 1:5,500
106°39'18"E 106°39'27"E 106°39'36"E 0 0.05 0.1 0.2 0.3 0.4
Sumber peta : BAPPEDA Kab. Bogor Km
47

Lampiran 18 Hasil rancangan jaringan pipa air bersih Desa Pamijahan, Kabupaten Bogor dari Google Earth

106°39'18"E 106°39'27"E 106°39'36"E


RANCANGAN JARINGAN PIPA AIR
BERSIH DESA PAMIJAHAN
6°38'42"S

6°38'42"S
Legenda
.
node
Node 5
Pipa Distribusi
86 SR
Pipa Transmisi
Jalan Citamiyang
6°38'51"S

6°38'51"S
!
. PMA dengan pompa

/
" Reservoir
sungai

Node 4
88 SR

Node 3
87 SR

Node 2
6°39'0"S

6°39'0"S
61 SR

/
"
Node 1
59 SR

!
.
KEC. PAMIJAHAN
Perancang : Harits Kusuma Andaerri
6°39'9"S

6°39'9"S

NIM. F44120036
SKALA 1:5,500
106°39'18"E 106°39'27"E 106°39'36"E 0 0.05 0.1 0.2 0.3 0.4
Sumber peta : BAPPEDA Kab. Bogor Km
49

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pangkalpinang pada tanggal 08


Desember 1994 sebagai anak pertama dari dua bersaudara
dari pasangan Bapak Ervany, S.T. dan Ibu Masridah. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2006 di SDN 05
Pangkalpinang, pendidikan menengah pertama di SMPN 2
Pangkalpinang hingga tahun 2009, dan pendidikan
menengah atas di SMAN 1 Pangkalpinang pada tahun 2012.
Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan tinggi di
Institut Pertanian Bogor melalui jalur Saringan Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) undangan.
Penulis memilih program studi Teknik Sipil dan Lingkungan.
Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di berbagai kegiatan organisasi dan
kepanitiaan seperti anggota komisi D Pusat Komunikasi Nasional (Puskomnas)
Forum Silahturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Indonesia (2012-2014),
Wakil Ketua Ikatan Mahasiswa Bangka (ISBA) cabang Bogor (2013-2014), Ketua
Departemen Profesi dan Pendidikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas
Teknologi Pertanian (2014-2015), dan Ketua Ikatan Keluarga Mahasiswa (IKM)
Bangka Belitung cabang Bogor (2014-2015). Pengalaman kerja selama di IPB
adalah menjadi asisten praktikum Hidrolika tahun 2015 lalu menjadi asiten
praktikum Teknik Lingkungan Biofisik pada tahun 2015. Penulis melakukan
Praktik Lapangan (PL) pada tahun 2012 dengan topik “Pengamatan Proses
Pembuatan Model Fisik 3D Bangunan Hidrolik serta Pengujiannya pada Model
Fisik Bendungan Nipah” di Balai Hidraulik Geoteknik dan Keairan Pusat Penelitian
dan Pengembangan Sumberdaya Air Bandung. Selama menjadi mahasiswa, penulis
juga aktif dalam kegiatan lomba skala nasional seperti Engineering Physic Week
(EPW) diInstitut Teknologi Sepuluh November tahun 2014 dan menjadi semifinalis
pada Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), kegiatan Dedikasi di Universitas
Hasanuddin Makassar pada tahun 2014 dan menjadi juara kedua cabang LKTI.
Selain perlombaan penulis juga mengikuti ajang skala nasional yaitu Program
Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis pada tahun 2015 (PKM-GT) dengan
mendapatkan dana hibah dari Dikti dan Program Kreativitas Mahasiswa Karsa
Cipta pada tahun 2016 (PKM-KC) yang didanai oleh Dikti. Penulis menyelesaikan
skripsi dengan judul “Perancangan Bangunan Penangkap Mata Air dan Jaringan
Pipa Air Bersih di Desa Pamijahan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor”
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di bawah bimbingan Prof Dr Ir Budi Indra
Setiawan M. Agr.

Anda mungkin juga menyukai