Anda di halaman 1dari 29

Integral dan Aplikasinya

Integral adalah bagian dari kalkulus. Integral merupakan suatu objek matematika
yang dapat diinterpretasikan sebagai luas wilayah ataupun generalisasi suatu wilayah. Proses
menemukan integral suatu fungsi disebut sebagai pengintegralan ataupun integrasi. Secara
singkatnya integral adalah kebalikan dari diferensial (turunan) atau anti-diferensial. Integral
dilambangkan dengan ∫.
Secara umum rumus integral dari suatu komponen fungsi adalah:

Integral dibagi menjadi dua yaitu:

A. Integral Tak Tentu


Integral tentu adalah integral yang tidak dapat ditemukan fungsi asal secara sempurna karena
tidak dapat ditemukannya konstanta yang hilang pada saat diturunkan. Pada saat proses
penurunan, komponen fungsi yang tidak mempunyai variabel akan menjadi nol atau hilang
sehingga proses integrasi tidak bisa dilakukan karena komponen tersebut tidak meninggalkan
jejak. Karena fungsi hasil integrasi belum sempurna maka hasil diberi C yaitu konstanta yang
belum diketahui hasilnya.
Secara umum rumus integral tak tentu untuk fungsi aljabar adalah:
Sifat dari integral tak tentu untuk fungsi aljabar adalah:

Selain untuk fungsi aljabar, integral juga bisa digunakan untuk fungsi trigonometri. Rumus
dasar integral tak tentu untuk fungsi trigonometri adalah:
Sedangkan untuk sifat-sifat dari integral tak tentu trigonometri adalah:
B. Integral Tentu
Integral tentu adalah integral yang dapat ditemukan fungsi asal secara sempurna.
Perbadaannya dengan integral tak tentu adalah integral tentu memiliki batas atas dan batas
bawah.
Rumus Integral tentu untuk aljabar adalah:

Sedangkan sifat-sifat untuk integral tentu adalah:


Cara Menyeleseikan Integral
A. Cara Subtitusi
Cara ini dilakukuan apabila mendapati bentuk fungsi yang berpangkat tinggi, bentuk akar, dan
fungsi-fungsi trigonometri.
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
Mengganti fungsi yang sulit dioperasikan dengan u.
misal:

dimisalkan 3x+7 = u, maka:

dengan ini variabel integrasi x telah berubah menjadi u. lalu integralkan fungsi asal dengan
variabel integrasi u tanpa mengubah u.
langkah terakhir adalah mengganti kembali u dengan fungsi aslinya sehingga menjadi,

B. Cara Parsial
Cara Parsial ini digunakan untuk menyeleseikan integral yang tidak busa diseleseikan dengan
cara biasa ataupun subtitusi. metode parsial ini didasarkan pada pengintegralan turunan hasil
kali dua fungsi.
Rumus umumnya adalah:

untuk menyeleseikan integral dengan metode parsial yang perlu diperhatikan adalah pemilihan
u dan dv. fungsi u adalah fungsi yang jika diturunkan terus menerus akan menghasilkan nilai
nol. sedangkan fungsi dv adalah fungsi yang dapat diintegralkan.
contoh:
dan untuk integral dengan fungsi trigonometri:
Aplikasi/Penggunaan Integral
A. Menghitung Luasan dan Volume
1. Menghitung Luas daerah yang dibatasi dengan kurva y=f(x) dan sumbu x.

dengan catatan apabila kurva terletak dibawah sumbu x maka hasilnya negatif.

2. Menghitung Luas daerah diantara dua kurva.


3. Menghitung volume benda.
a. Metode Cakram

b. Metode Cincin Silinder


B. Mencari Surplus Produsen dan Surpuls Konsumen pada Ekonomi.
a. Surplus Konsumen, merupakan suatu keuntungan lebih atau surplus yang dinikmati oleh
konsumen tertentu dikarenakan konsumen tersebut dapat membeli barang (produk) dengan
harga lebih murah daripada harga yang sanggup ia bayar. Maka CS dianggap sebagai luas
daerah kurva permintaan p = f(q) dan garis horizontal p = p0 mulai dari 0 sampai dengan q0 .

sehingga surplus konsumen dapat dirumuskan sebagai berikut.

b. Surplus Produsen, merupakan keuntungan lebih atau surplus yang dinikmati oleh produsen
tertentu dikarenakan produsen tersebut dapat menjual barangnya dengan harga lebih tinggi
dari harga yang sanggup ia jual. PS dianggap sebagai luas daerah kurva p = p0 dan kurva
penawaran p = g(q) mulai dari q = 0 sampai q = q0 .
sehingga surplus produsen dapat dirumuskan sebagai berikut.

PENERAPAN INTEGRAL TAK TENTU


Integral tak tentu dapat diterapkan dalam memecahkan beberapa permasalahan, baik dibidang
matematika, fisika, kimia, ataupun pada permasalahan sehari-hari lainnya. Beberapa contoh
penerapan tersebut, diantaranya adalah :
(1) Menentukan fungsi f(x) jika f’(x) dan f(a) diketahui
(2) Menentukan persamaan kurva jika diketahui gradien garis singgung dan titik singgungnya
(3) Menentukan jarak, kecepatan dan percepatan gerak suatu benda
ʃ s(t) = V(t) dt, dan
ʃ V(t) = a(t) dt

Selengkapnya, penerapan di atas akan diuraikan dalam contoh soal berikut ini:

01. Jika diketahui f’(x) = 6x2 – 2x + 4 dan f(2) = 4 maka tentukanlah fungsi f(x)
Jawab
02. Jika diketahui f ’’(x) = 12x2 – 6x dan berlaku f ’(2) = 15 dan f(–1) = 10 maka tentukanlah
persamaan fungsi f(x)
Jawab
03. Jika diketahui f ’’(x) = 6x + 4 dan berlaku f(1) = 1 dan f(2) = 16 maka tentukanlah
persamaan fungsi f(x)
Jawab
APLIKASI INTEGRAL DALAM MENGHITUNG BANYAK POLUTAN YANG MASUK
KE DALAM EKOSISTEM KALKULUS I

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Integral merupakan invers atau kebalikan dari diferensial. Integral memiliki banyak
kegunaan dalam berbagai bidang, misalnya bidang ekonomi, astronomi, permodelan
dalam ilmu biologi, ilmu fisika, dan ilmu kimia. Prinsip-prinsip integral diformulasikan
oleh Isaac Newton dan Gottfried Leibniz pada abad 17 dengan memanfaatkan hubungan
erat yang ada antara anti turunan dan integral tentu, yaitu suatu hubungan yang
memungkinkan kita untuk menghitung secara mudah nilai yang sebenarnya dari banyak
integral tentu tanpa perlu memakai jumlah Riemann. Pada dasarnya integral terbagi atas
dua macam, yaitu integral tentu dan integral tak tentu. Integral tentu adalah suatu integral
yang dibatasi oleh suatu nilai tertentu yang biasa disebut sebagai batas atas dan batas
bawah. Integral ini biasanya digunakan untuk mencari luas suatu area maupun volume
suatu benda putar. Namun dalam kenyataannya konsep integral bisa diaplikasikan dalam
berbagai bidang termasuk ilmu biologi antara lain : mengukur volume darah yang
mengalir dalam pembuluh darah, mengubah energy menjadi gerak otot, mengukur banyak
polutan yang memasuki ekosistem dan lain sebagainya. Dalam makalah ini saya lebih
menspesifikkan perhitungan integral untuk mengukur banyak polutan yang memasuki
ekosistem. Jumlah Polutan ini sudah cukup mengkhawatirkan bagi ekosistem di
lingkungan kita. Bukan hanya di Negara kita, di berbagai Negara pun kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh polutan tersebut sudah begitu tinggi. Penggunaan
bahan-bahan kimia, limbah tekstil, asap kendaraan, dan sampah-sampah plastik yang tidak
dapat terurai oleh tanah menjadi penyebab semakin tidak seimbangnya lingkungan. Oleh
karena itu aplikasi perhitungan jumlah polutan yang masuk d

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu, bagaimana konsep Integral
Tentu jika diaplikasikan ke dalam bidang biologi khususnya untuk menghitung banyak
polutan yang memasuki ekositem.
1.3 Tujuan Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan penjelasan konsep integral
tentu yang diaplikasikan ke dalam ilmu biologi khususnya untuk mengukur banyak
polutan yang memasuki ekosistem.

1.4 Manfaat Manfaat penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa mengetahui konsep integral
tentu dapat diaplikasikan ke berbagai bidang salah satunya bidang Biologi.

BAB 2. LANDASAN TEORI


2.1 Sejarah Integral Georg Friedrich Bernhard Riemann (1826 – 1866) merupakan seorang
matematikawan yang pada kala itu merupakan mahasiswa dari salah satu universitas
Gottingen yang merupakan pusat matematikawan dunia. Riemann-lah yang memberi kita
definisi modern tentang integral tentu, yaitu tentang jumlah Riemann sebagai jumlah luas siku
empat (Purcell, 1987). Konsep dasar integral berbatas (integral tentu) atau integral Riemann
sesungguhnya telah diperkenalkan oleh Archimedes dalam abad ketiga sebelum Masehi dalam
usahanya menghitung luas daerah bidang datar yang dibatasi oleh kurva-kurva kontinu.
Namun, pada abad ke-17 Newton dan Liebniz menemukan teorema yang dalam banyak hal
mampu menghitung integral tertentu dengan lebih ringkas tanpa melalui pelimitan jumlah
Riemann. Teorema ini diberi nama Teorema Dasar Kalkulus (TDK) dan berfungsi sebagai
jembatan antara kalkulus diferensial dan kalkulus integral (Anton, 1988).

2.2 Integral Tentu Integral merupakan invers atau kebalikan dari diferensial. Pada dasarnya
integral terbagi atas dua macam, yaitu integral tentu dan integral tak tentu. Integral tentu
adalah suatu integral yang dibatasi oleh suatu nilai tertentu yang biasa disebut sebagai batas
atas dan batas bawah. Integral ini biasanya digunakan untuk mencari luas suatu area. Bentuk
umum dari integral tentu adalah sebagai berikut : 𝑦 𝑥 = [𝑓 𝑥 ]𝑎 𝑏 𝑏 𝑎 Integral tentu terbagi
atas dua macam, yaitu integral tentu sebagai limit jumlah Riemann dan integral berdasarkan
teorema dasar kalkulus. Integral tentu dapat digunakan untuk mendefinisikan dan menghitung
panjang, luas, volume yang memuat juga konsep volume benda putar, usaha/kerja, momen
dan pusat massa. Untuk menyelesaikan persoalan pada konsep integral tentu maka muncul
teknik pengintegralan yang bersifat integral parsial dan dengan menggunakan aturan rantai
maka muncul aturan substitusi yang mencakup juga substitusi trigonometri (Yeni, 2013).
Pendiferensialan integral tentu menurut Newton dan Leibniz yang dikemukakan dalam
Teorema A adalah sebagai berikut : Andaikan f kontinu pada interval tertutup [a,b] dan
andaikan x sebarang titik (variabel) dalam [a,b]. Maka 𝐷𝑥 [ 𝑓 𝑡 𝑑𝑡] = 𝑓(𝑥). Teorema B
(Teorema Dasar Kalkulus Kedua) Purcell (1984) Misalkan f (karenanya terintegrasikan) pada
[a,b] dan misalkan F sebarang anti turunan dari f pada [a,b]. Maka 𝑓 𝑡 𝑑𝑡 = 𝐹 𝑏 − 𝐹(𝑎)

2.3 Aplikasi Integral dalam kimia Integral tentu dapat digunakan untuk menghitung luas. Ini
tidak mengherankan oleh karena integral tersebut memang diciptakan untuk keperluan
tersebut. Akan tetapi integral tersebut dapat digunakan untuk banyak persoalan lainnya.
Hampir tiap besaran yang dapat dianggap sebagai hasil pemotongan sesuatu menjadi bagian-
bagian lebih kecil, aproksimasi tiap bagian, penjumlahan dan pengambilan limit apabila tiap
bagian mengecil, dapat diartikan sebagai suatu integral (Purcell,1987). Sejauh ini belum
banyak contoh penggunaan integral tentu di bidang Biologi yang dapat dibahas. Hal ini,
mungkin karena jenis fungsi yang banyak digunakan di bidang biologi masih sedikit
dibicarakan (jurnal Biologi, 2013).

2.4 Polutan dalam Ekosistem Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup,zat energi,dan atau komponen lain ke dalam lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kulitas lingkungan turun sampai Andaikan f
kontinu pada interval tertutup [a,b] dan andaikan x sebarang titik (variabel) dalam [a,b]. Maka
𝐷𝑥 [ 𝑓 𝑡 𝑑𝑡] = 𝑓(𝑥) 𝑥 0 Misalkan f (karenanya terintegrasikan) pada [a,b] dan misalkan F
sebarang anti turunan dari f pada [a,b]. Maka 𝑓 𝑡 𝑑𝑡 = 𝐹 𝑏 − 𝐹(𝑎) 𝑥 𝑎 ke tingkat tertentu
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. (Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun
1982) Zat atau bahan yang menyebabkan polusi disebut dengan polutan. Suatu zat yang
disebut sebagai polutan, apabila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap
makhluk hidup. Kategori suatu zat disebut polutan apabila jumlahnya melebihi keadaan
normal, berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat. Polutan dapat bersifat merusak
sementara dan merusak dalam jangka waktu panjang. Jenis polusi yang banyak dirasakan saat
ini, salah satunya polusi udara. Polutan yang menyebabkan polusi udara ini terbagi menjadi
polutan primer dan polutan sekunder. Polutan primer adalah substansi pencemar yang
ditimbulkan langsung dari sumber polusi udara. Contohnya, karbon monoksida yang langsung
dihasilkan dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk
dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Contohnya, pembentukan ozon dalam
smog fotokimia (http://ciiprutt.blogspot.com/2012/10/limbah-atau-polutan.html). Menurut
(Andhika,2004), adanya polutan dalam suatu lingkungan (ekosistem), dalam waktu singkat,
dapat menyebabkan perubahan biokimiawi suatu organisme. Selanjutnya perubahan tersebut
dapat mempengaruhi perubahan fisiologis dan respon organisme, perubahan populasi,
komposisi komunitas, dan fungsi ekosistem. Berdasarkan Polutan (Bahan Pencemar),polusi
dapat dikelompokkan menjadi polusi karena bahan fisik, kimia, dan biologi. a. Polusi karena
Bahan Fisik Polusi ini disebabkan bahan pencemar fisik berupa bahan-bahan yang sukar
hancur, seperti alumunium, fisik, kaca, dan karet sintetis. b. Polusi karena Bahan kimia Polusi
ini disebabkan bahan pencemar kimia, seperti zat radoaktif, logam (Hg,Pb, As, Cr dan Cd),
detergen, minyak, pupuk organik, dan pestisida. c. Polusi karena Bahan Biologi Polusi ini
disebabkan pencemar biologi berupa mikroorganisme, misalnya salmonella thyposa,
Escherichia coli, dan Entamoeba coli.

BAB 3. PEMBAHASAN
Diambil dari Martono (1993) Banyaknya polutan yang memasuki suatu ekosistem
dapat bervariasi menurut waktu tergantung pada berbagai faktor. Misalkan, banyaknya limbah
suatu pabrik yang dialirkan ke Danau pembuangan dapat bertambah jika produksi pabrik
meningkat atau alat penyaring limbah pabrik menjadi tidak efisien. Berikut merupakan contoh
aplikasi integral tentu dengan kasus menghitung jumlah polutan yang masuk ke dalam
ekosistem :
Contoh Kasus : jika banyaknya limbah yang terkumpul di suatu ekosistem setelah
satuan waktu dapat kita misalkan t, maka laju populasi pada ekosistem itu sama dengan 𝑑𝑥 𝑑𝑡 ,
sehingga banyaknya limbah yang terkumpul di dalam ekosistem dari waktu 𝑡 = 𝑎 sampai 𝑡 = 𝑏
menjadi
𝑑𝑥 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑡=𝑏 𝑡=𝑎

Jika suatu pabrik mengganti saringan udara setiap 90 hari dan t hari setelah
penggantian saringan udara banyaknya sulfur dioksida yang terlepas ke udara adalah 25 𝑡 10
satuan berat per hari adalah :

25 𝑡 10 90 0 dt

Jadi, dimisalkan = 𝑡 10 , maka 10𝑑𝑢 = 𝑑𝑡 dan 𝑡 = 0,𝑡 = 90 . masing-masing 𝑢 = 0, 𝑢 =


9, sehingga integral menjadi :
25 ( 𝑡 10 ) 90 0 𝑑𝑡 = 250 𝑢 1/2 𝑑𝑢 9 0 = 250[ 2 3 𝑢 3 2] = 4500
satuan berat Jadi banyak limbah yang terkumpul ekosistem adalah 4500 satuan berat.

BAB 4. KESIMPULAN
Berdasarkan kasus diatas diperoleh kesimpulan bahwa konsep kalkulus integral,
khususnya integral tentu dapat diaplikasikan ke berbagai bidang termasuk biologi. Dengan
menggunakan Teorema Dasar Kalkulus konsep integral dapat digunakan untuk menghitung
jumlah polutan yang masuk ke dalam ekosistem.
Integral dan Aplikasinya

Pengertian Integral

Integral merupakan invers atau kebalikan dari diferensial. Integral memiliki banyak
kegunaan dalam berbagai bidang, misalnya bidang ekonomi, astronomi, permodelan
dalam biologi, ilmu fisika, dan ilmu kimia. Pada prinsipnya ada dua cara mamandang
integral, yaitu dipandang sebagai antiturunan dan dipandang sebagai jumlah Riemann.
Pada dasarnya integral terbagi atas dua macam, yaitu integral tentu dan integral tak tentu.
Integral tentu adalah suatu integral yang dibatasi oleh suatu nilai tertentu yang biasa
disebut sebagai batas atas dan batas bawah. Integral ini biasanya digunakan untuk mencari
luas suatu area. Bentuk umum dari integral tentu adalah sebagai berikut.

Integral tentu terbagi atas dua macam, yaitu integral tentu sebagai limit
jumlah Riemann dan integral berdasarkan teorema dasar kalkulus.

Sedangkan integral tak tentu adalah merupakan kebalikan langsung dari


turunan/diferensial. Biasanya, integral tak tentu digunakan untuk mencari fungsi
asal dari suatu fungsi hasil turunan. Bentuk umum dari integral tak tentu adalah
sebagai berikut.
Dimana C adalah suatu konstanta real dan f(x) merupakan turunan dari f(x) + C.

Aplikasi Integral
Integral dapat diaplikasikan kedalam banyak hal. Dari yang sederhana,
hingga aplikasi perhitungan yang sangat kompleks. Sebagai contoh, integral dapat
diaplikasikan untuk menghitung luas suatu daerah dan volume suatu benda serta
dalam bidang ekonomi.

Menghitung luas daerah dan volume suatu benda

Dalam menghitung luas daerah menggunakan integral, integral yang

digunakan adalah integral tentu. Dimisalkan jika suatu kurva y = f(x) dengan f(x) >
0 dalam selang [a, b] maka integral tentu ∫ ( ) menyatakan luas daerah antara kurva
y = f(x), sumbu x (y = 0), garis vertikal x = a dan x = b. Secara umum. Pernyataan
tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.

Dapat juga diilustrasikan dengan contoh hubungan antara kecepatan, waktu,


dan jarak seperti pada gambar dibawah ini. Dalam gambar dibawah, besarnya jarak
yang ditempuh dapat diketahui dengan cara menghitung luas daerah yang yang
diarsir.
Jika untuk menentukan luas daerah diatas sumbu x, maka f(x) > 0 untuk
setiap x, sehingga luas ∫ ( ) (positif). Dapat dilihat dari ilustrasi gambar dibawah ini.

∫ ()

Berbeda jika menentukan luas daerah dibawah sumbu x, maka berkebalikan


dengan dengan menentukan luas daerah diatas sumbu x, yaitu f(x) < 0 untuk setiap
x,

sehingga luas ∫ ( ) (negatif). Dapat dilihat dari ilustrasi gambar dibawah ini.

Adapula jika mencari luas gabungan antara daerah diatas sumbu x dan juga
luas daerah dibawah sumbu x, seperti pada gambar dibawah ini
Ruumus untuk luas daerah pada gambar diatas adalah sebagai berikut.

L = L1 + L2
=∫ () +( ∫ () )

Selain itu, juga masih ada satu cara untuk menentukan luas daerah antara
dua kurva. Misalnya suatu daerah dibatasi oleh dua kurva, yaitu f(x) dan g(x)
dengan f(x) < g(x) dalam interval [a, b]. Seperti pada gambar dibawah ini.

Sebagai contoh jika menentukan volume benda putar yang dibatasi satu
kurva. Volume benda putar dapat diperoleh dari daerah yang diputar terhadap
sumbu koordinat. Beberapa benda dapat dihitung volumnya dengan mudah
menggunakan rumus volum benda sisi lengkung. Untuk menghitung volume
dengan sumbu x sebagai sumbu putar, dapat dilihat pada gambar berikut.
Benda putar yang dibentuk oleh kurva y = f(x) dan diputar
360⁰mengelilingi sumbu x, dengan garis x = a dan x = b dapat dihitung sebagai
beriku
Sedangkan untuk menghitung volume dengan sumbu x sebagai sumbu putar, dapat dilihat
pada gambar berikut.

Benda putar yang dibentuk oleh kurva y = f(y) dan diputar


360⁰mengelilingi sumbu y, dengan garis y = c dan y = d dapat dihitung sebagai
berikut.
∫ ∫( ( ))

Berbeda lagi jika akan menghitung volume benda putar yang dibatasi oleh
dua kurva. Sebagai contoh menentukan volume dengan sumbu x sebagai sumbu
putar.

Misalnya diberikan dua kurva, yaitu y1 = f(x) dan y2 = g(x) dengan f(x) > g(x).

Kedua kurva tersebut terletak pada interval . Benda putar pada gamba
Misalnya diberikan dua kurva, yaitu x1 = f(y) dan x2 = g(y) dengan f(y) > g(y).

Kedua kurva tersebut terletak pada interval . Benda putar pada gambar diperoleh
dari perputaran 360⁰ daerah yang dibatasi kedua kurva tersebut terhadap sumbu y.
Volume benda putarnya adalah sebagai berikut.

Dalam bidang ekonomi

Selain dalam sains, integral juga dapat digunakan untuk perhitungan dalam

ekonomi dan bisnis. Dalam bidang ekonomi, integral digunakan untuk menentukan
suatu fungsi dari konsep marginal ke total.

a. Fungsi biaya total (Total Cost = TC)

Fungsi biaya total (TC) merupakan integral dari fungsi marginal (MC).
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berik

Anda mungkin juga menyukai