1. Air Gambut
1
2
Air gambut adalah air permukaan atau air tanah yang banyak terdapat di
daerah pasang surut, berawa dan dataran rendah, berwarna merah kecoklatan,
berasa asam (tingkat keasaman tinggi), dan memiliki kandungan organik tinggi.
Gambut sendiri didefinisikan sebagai material organik yang terbentuk dari
dekomposisi tidak sempurna dari tumbuhan daerah basah dan dalam kondisi
sangat lembab serta kekurangan oksigen. Air gambut secara umum tidak
memenuhi persyaratan kualitas air bersih yang distandarkan oleh Departemen
Kesehatan RI melalui Permenkes No.416/Menkes/Per/IX1990.
Air gambut adalah air permukaan yang banyak terdapat di daerah berawa
maupun dataran rendah terutama di Sumatera dan Kalimantan, yang mempunyai
ciri-ciri: intensitas warna yang tinggi, pH rendah, kandungan organik tinggi,
kekeruhan dan kandungan partikel tersupsensi yang rendah dan kandungan kation
rendah (Susilawati, 2011)
Air gambut merupakan air permukaan yang berasal dari daerah dengan
kondisi tanah bergambut. Di Indonesia, air tersebut banyak kita jumpai di daerah
Kalimantan dan Sumatra. Air gambut memiliki ciri-ciri intensitas warna yang
tinggi, tingkat keasaman rendah dan kandungan zat organik yang tinggi. Warna
coklat kemerahan dan rendahnya tingkat keasaman pada air gambut merupakan
akibat dari tingginya kandungan zat organik yang terdapat didalamnya. Zat-zat
organik tersebut biasanya biasanya dalam bentuk asam humus yang berasal dari
dekomposisi bahan organik seperti daun, pohon atau kayu (Hilman Zulkhairi.
2015)
Menurut Soerhartono, 2013 proses pengolahan air secara umum terbagi menjadi 3
yaitu :
proses pengolahan ini dilakukan secara fisik, contoh untuk proses fisika
adalah :
a. screening atau penyaringan (untuk memisahkan benda dengan diameter
yang lebih besar agar tidak terikut dalam proses beikutnya).
b. Sedimentasi fisik dengan gaya gravitasi (untuk benda benda yang
mempunyai berat jenis lebih besar dari air).
c. Bak penampung lemak (Proses yang dilakukan dengan mengatur laju alir
air limbah, untuk memisahkan benda benda terapung atau berat jenisnya
lebih kecil dari berat jenis air).
d. Proses perajangan ( untuk mengecilkan ukuran diameter dari padatan yang
terikut dalam air limbah).
proses pengolahan dengan menambah bahan kimia agar diperoleh baku mutu
air yang sesuai dengan yang dikehendaki. Sebagai contoh pengolahan secara
kimia adalah :
yang akan mengendap bersama-sama. Jika alkalinitas air baku tidak cukup untuk
dapat bereaksi dengan alum makan dapat ditambahkan kapur atau soda abu agar
reaksi dapat berjalan baik. Selain aluminium sulfat, bahan koagulan lain yang
digunakan adalah Poly Aluminium Chloride (PAC). PAC merupakan bentuk
polimerisasi kondensasi dari garam aluminium berbentuk cair dan merupakan
koagulan yang sangat baik. Mempunyai dosis yang bervariasi dan sedikit
menurunkan alkalinitas. Daya koagulasinya lebih besar dan pada alum dan dapat
menghasilkan flok yang stabil walaupun pada suhu yang rendah serta
pengerjaannya pun mudah. Dibandingkan dengan aluminium sulfat, PAC
mempunyai beberapa kelebihan yakni kecepatan pembentukan floknya cepat dan
flok yang dihasilkan mempunyai kecepatan pengendapan yang besar dan dapat
menghasilkan flok yang baik meskipun pada suhu rendah. Dari segi teknik dan
ekonomi, alum biasanya dipakai pada saat kondisi air baku yang normal
sedangkan PAC dipakain pada saat temperatur rendah atau pada saat kekeruhan
air baku yang sangat tinggi
Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan
maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan dan akhirnya membentuk
suatu lapisan tipis pada permukaannya. Adsorben adalah padatan atau cairan yang
mengadsorpsi sedang adsorbat adalah padatan, cairan atau gas yang diadsorpsi.
Jadi proses adsorpsi dapat terjadi antara padatan dengan padatan, gas dengan
padatan, gas dengan cairan dan cairan dengan padatan (Ketaren, 1986).
Walstra (2003) mendefinisikan adsorpsi sebagai proses difusi suatu
komponen pada suatu permukaan atau antar partikel. Komponen yang terserap
disebut adsorbat dan bahan yang dapat menyerap disebut adsorben. Adsorben
dapat berupa padatan atau cairan. Adsorbat terlarut dalam cairan atau berada
dalam gas.
Menurut Setyaningsih (1995), mekanisme adsorpsi dapat diterangkan
sebagai berikut : molekul adsorbat berdifusi melalui suatu lapisan batas ke
permukaan luar adsorben (disebut difusi eksternal); sebagian ada yang teradsorpsi
di permukaan luar, sebagian besar berdifusi lanjut di dalam pori-pori adsorben
(disebut difusi internal). Proses adsorpsi pada arang aktif terjadi melalui tiga tahap
dasar, yaitu : zat terjerap pada bagian luar, zat bergerak menuju pori-pori arang
dan zat terjerap ke dinding bagian dalam dari arang.
Kirk dan Othmer (1957) menyebutkan bahwa faktor faktor yang
mempengaruhi adsorpsi arang aktif antara lain adalah :
1. Karakteristik fisis dan kimia adsorben, seperti luas permukaan, ukuran pori dan
komposisi kimia permukaan arang aktif.
2. Karakteristik fisis dan kimia adsorbat, seperti ukuran molekul, kepolaran
molekul dan komposisi kimianya.
3. Konsentrasi adsorbat dalam fasa cair.
4. Karakteristik fasa cair, yaitu pH dan temperatur.
5. Lamanya proses adsorpsi berlangsung
8
Air gambut adalah air permukaan yang banyak terdapat di daerah rawa
maupun dataran rendah. Beberapa karakteristik air gambut adalah:
1. Kadar pH rendah (3-4) sehingga bersifat sangat asam
2. Kadar organik tinggi
3. Kadar besi dan mangan tinggi
4. Berwarna kuning hingga coklat tua (pekat)
Warna coklat kemerahan dan beberapa kandungan pada air gambut merupakan
akibat dari tingginya kandungan zat organik (bahan humus) terlarut terutama
dalam bentuk asam humus dan turunannya. Asam humus tersebut berasal dari
dekomposisi bahan organik seperti daun, pohon atau kayu dengan berbagai
tingkat dekomposisi, namun secara umum telah mencapai dekomposisi yang stabil
Ditinjau dari segi derajat adsorpsi pada suatu jenis adsorben secara umum
mengikuti aturan sebagai berikut
1. Adsorpsi berlangsung baik pada semua senyawa halogen dan senyawa alifatik.
2. Adsorpsi berlangsung sangat baik terhadap semua senyawa aromatik, makin
banyak kandungan benzennya makin baik adsorpsinya.
Berdasarkan kriteria di atas maka, pengolahan air berwarna (air gambut)
dapat dilakukan dengan cara adsorpsi karena asam humus mempunyai gugus
senyawa aromatik. Dalam pengolahan air gambut dengan proses adsorpsi pada
perinsipnya adalah menarik molekul asam-asam humus ke permukaan suatu
adsorben.
Kecocokan kriteria adsorpsi arang aktif dengan air gambut tersebut
memiliki beberapa keuntungan seperti :
1. Menjernikan air gambut
2. Mengurangi limbah cangkang sawit dari industri kelapa sawit
3. Mengatasi masalah air pump yang sering tidak beroperasi dengan baik di
daerah pedesaan
4. Lebih ekonomis dan mudah dibuat
C). Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan
9
akan terendapkan. Filtrasi yang sekarang biasa digunakan saat ini adalah
menggunakan teknologi membran. Membran dapat dibedakan dari ukuran pori
yang terdapat didalamnya, mikrofiltrasi memiliki ukuran 0,1-10 μm, ultrafiltrasi
memiliki ukuran 0,1 μm sampai 20 nm dan nanofiltrasi dari 1 sampai 10 anstrom
(Hilman Zulkhairi. 2015)
Untuk pengolahan air gambut, proses yang digunakan sanggat tergantung pada
kondisi kualitas air bakunya, serta tingkat kualitas air olahan yang diinginkan.
Tahapan prses pengolahan yang umum digunakan terdiri dari beberapa tahapan
proses yakni proses netralisasi, oksidasi untuk menghilangkan kandungan zat besi
atau mangan, proses koagulasi-flokulasi, proses pengendapan, proses penyaringan
atau filtrasi serta proses disinfeksi untuk membunuh kuman yang ada didalam air.
Menurut Ernawati 2013, berikut adalah metode filtrasi untuk pengolahan air :
1. Saringan Kain Katun.
Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan
teknik penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan
menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari
kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan
tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.
2. Saringan Kapas
Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik
sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan
kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada
dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan
kapas yang digunakan.
3. Aerasi
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke
dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon
dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari
air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut
dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan
10
7. Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan
tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam
11
menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat
berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat
digunakan arang aktif.
9. Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga
dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan
dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik
menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh
bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan
tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter.
Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang
dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini
dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang
mengalir.
10. Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air
disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum
digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan
untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi
sawah. Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng
relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.
bentuk koloid atau dalam keadaan bergabung dengan senyawa organik. Oleh
karena itu cara penggolongan harus disesuaikan dengan bentu ksenyawa besi dan
mangan dalam air yang akan diolah. Ada bbeberapa cara untuk menghilangkan zat
besi dan mangan dalam air salah satu diantaranya yakni dengan cara oksidasi ,
dengan cara koaguasi, cara elektronil, cara pertukaran ion, cara filtrasi kontak,
proses , soda lime, pengolahan dengan bakteri besi dan cara lsinnys
Proses penghilangan besi dan mangan dengan cara oksidasi dapat dilakukan
dengan tiga macam, yakni ;
I. Oksidasi dengan udara aerasi
II. Oksidasi dengan khlorine
III. Oksidasi dengan kalium permanganat
gravitai lebig besar dari pada kekentalan dan gaya inersia atau kelembaman dalam
cairan
c. Proses penyaringan
Menurt Stephan, G, et al. 1994. Sistem dan metode pengolahan limbah yang
terdiri dari langkah-langkah berurutan dari:
Filter gambut memberikan pengolahan air limbah tingkat tinggi melalui proses
fisik, kimia dan biologi. Pengurangan signifikan karbon organik, nitrogen, fosfor,
padatan tersuspensi, jejak logam, dan mikroorganisme tersebut dapat dicapai
dalam filter. Efisiensi pengobatan lebih tinggi di lingkungan yang lebih dingin
karena peran penting jamur dalam proses pengobatan. Filter cenderung
mengurangi pH dan meningkatkan oksigen terlarut dari air limbah yang
melewatinya. Komponen lahan basah yang dibangun selanjutnya akan beroperasi
lebih efisien dengan oksigen terlarut yang tinggi dan menyediakan buffer untuk
membantu menetralisir pengaruh pH yang lebih rendah. Lahan basah sangat
15
efektif dalam menyaring padatan tersuspensi, bahan organik, dan nutrisi dari air
yang mengalir melaluinya. Baru-baru ini, lahan basah buatan manusia, atau lahan
basah yang dibangun, telah dibangun untuk menangani berbagai limbah. Alat ini
sederhana namun efektif dan saat ini digunakan untuk menangani limbah cair
domestik, pertanian, industri dan bahkan. Di lahan basah alami, biasanya lebih
dari sembilan puluh persen (90%) aliran air melewatinya hanya mengalir melalui
saluran kecil. Namun, aliran melalui lahan basah yang dibangun dapat dikontrol
sehingga air didistribusikan secara merata di antara tanaman yang tumbuh di
dalamnya. Dengan mengendalikan aliran melalui lahan basah yang dibangun,
proses filtrasi dan dekomposisi alami dalam fungsi lahan basah pada efisiensi
tinggi untuk membersihkan air limbah yang dialihkan ke dalam sistem (Stephan,
G, et al. 1994)
Aliran didistribusikan di seluruh lebar lahan basah yang dibangun yang biasanya
dibangun dalam bentuk sel persegi panjang dalam depresi dangkal memiliki dasar
kerikil. Sebuah kapal tahan air sering digunakan di sisi dan bagian bawah sel
untuk mencegah penetrasi aliran air limbah ke air tanah di bawah sel dan juga
untuk memastikan pasokan air yang cukup untuk lantai lahan basah. Sel lahan
basah yang dibangun umumnya ditanam dengan Tikar akar meliputi interaksi akar
tanaman buluh, berbagai jenis bakteri, tanah, udara, matahari dan air. Tumbuhan
16
Lahan basah yang dibangun saat ini digunakan untuk kota-kota kecil dan
daerah pedesaan yang sering kekurangan sistem pengolahan air limbah pusat.
Mereka memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan fasilitas pengolahan
air limbah yang dibangun karena mereka membutuhkan perawatan yang rendah,
mereka tahan lama, bersih dan efisien, musim dingin, dan tidak memerlukan
energi luar untuk beroperasi. Selain itu, mereka tidak mahal untuk beroperasi.
Namun, lahan basah yang dibangun sendiri tidak selalu memadai untuk memenuhi
standar kualitas air yang tinggi. Kelemahan utama dengan lahan basah yang
dibangun sendiri adalah kemampuan terbatas untuk akar untuk mentransfer
oksigen yang diperlukan ke cairan. Tingkat oksigen terlarut yang lebih tinggi yang
disediakan oleh filtrasi melalui gambut akan secara signifikan meningkatkan
efisiensi perawatan lahan basah yang dibangun. Penyaringan pasir dapat
digunakan, sebagai alternatif, langsung di bawah filter gambut, antara filter
17
gambut dan lahan basah yang dibangun, dan / atau setelah lahan basah yang
dibangun, untuk lebih meningkatkan perawatan, terutama untuk pengurangan
fosfor, untuk memenuhi kriteria pembuangan di yurisdiksi tertentu (Stephan, G, et
al. 1994
2. Proses Pengolahan
Clarifing
Settling
Filtration
Adsorbtion
Desinfekting
Air Bersih
2.2Flowsheet
CY-01
P-01
C-01
T: Tanki
P: Pompa
CY : Conveyor
C: Clarifier
ST : Settling Tank
SF : Sand Filter ST-01
CF : Carbon Filter
D: Desinfektor
SF-01
CF-01
Desifektant
additive
T-04
Air Bersih
D-01 T-03
dari desinfektor air sudah dapat dikatakan lebih bersih dari pada sebelumnya,
tatapi air ini belum layak untuk diminum atau dikonsumsi
DAFTAR PUSTAKA
Roy, G.M. 1985. Actived Carbon Application in the Food and Pharmacuetical
Industries. Tachnomic, Lancaster.
Soehartono.2013. PENJERNIHAN AIR DENGAN SARINGAN PASIR DAN
DESINFEKTAN ALAM. Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Pandanaran
Sudrajat, R dan S. Soleh. 1994. Petunjuk Teknis Pembuatan Arang Aktif. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.
Susilawati, 2011. Pengolahan Limbah Cair Industri Perkebunan dan Air Gambut
menjadi Air Bersih. Tesis Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara. USU Press Medan.
W Keith, 1971. Water Treatment. Patent. US3577341A
21