Anda di halaman 1dari 7

1.

Ikhtus kordis
Denyut apeks jantung (iktus kordis)
a. Dalam keadaaan normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang atau berdiri iktus
terlihat didalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial dari linea midclavicularis
sinistra
b. Pada anak-anak iktus tampak pada ruang interkostal IV
c. Sifat iktus :
Pada keadaan normal, iktus hanya merupakan tonjolan kecil, yang sifatnya local.
Pada pembesaran yang sangat pada bilik kiri, iktus akan meluas.
Iktus hanya terjadi selama systole.Oleh karena itu, untuk memeriksa iktus, kita
adakan juga palpasi pada a. carotis comunis untuk merasakan adanya gelombang
yang asalnya dari systole

Sumber: Saputra, B. R., Indrawanto I. S. 2017. Profil penderita hipertensi di RDSUD


jombang periode januari- desember 2011. Jurnal Saintika Medika. 9(2). Viewed on 21
november 2017. From <http//ejournal.umm.ac.id>

2. Apa itu tekanan darah


Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh pompa jantung untuk menggerakkan
darah keseluruh tubuh. Darah membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh bagian tubuh.
Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, mengacu pada kondisi dimana darah dipompa
keseluruh tubuh pada tekanan tinggi.
Sumber: Azmi, S., Erkadius, E. 2016. Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah
pada Pelajar Kelas 2 SMA Negeri 10 Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 6(2). Viewed
on 21 november 2017. From <http:// jurnal.fk.unand.ac.id>

3. Krisis hipertensi
Krisis Hipertensi adalah sebuah sindroma klinis yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah mendadak pada pendertia hipertensi:
a. Tekanan darah sistolik (TDS) > 180 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) >
120 mmHg
b. Dapat disertai komplikasi disfungsi dari target organ, baik yang sedang dalam
proses (impending) maupun sudah dalam tahap akut progresif.

Yang dimaksud target organ disini adalah

1. Jantung
2. Otak
3. Ginjal
4. Mata (retina)
5. Arteri perifer

Sindroma klinis krisis hipertensi meliputi:

1.Hipertensi emergensi yaitu peningkatan tekanan darah yang disertai kerusakan target
organ akut
2.Hipertensi urgensi yaitu peningkatan tekanan darah tanpa disertai kerusakan target
organ akut progresif.
3.Hipertensi akselerasi yaitu peningkatan tekanan darah yang berhubungan dengan
perdarhaan retina atau eksudat.
4.Hipertensi maligna yaitu peningkatan tekanan darah yang berkaitan dengan edema
pupil.
Sumber: Utami, T. P. A., Sumekar, D. W. 2016.Uji Efektivitas Daun Salam (Sizygium
polyantha) sebagai Antihipertensi pada Tikus Galur Wistar. Jurnal majority. 4(5).
Viewed on 21 november 2017. From <http:// juke.kedokteran.unila.ac.id>

4. Penyebab hipertensi
Penyebab hipertensi dibagi 3 yaitu:
1) Secara genetis menyebabkan kelainan berupa:
a. Gangguan fungsi brostat renal
b. Sensitifitas terhadap konsumsi garam
c. Abnormalitas transportasi natrium kalium
d. Respon system saraf pusat terhadap stimulasi psiko-sosial
e. Gangguan metabolism (glukosa, lipid, dan resistensi insulin)
2) Factor lingkungan
a. Factor psikososial: kebiasaan hidup, pekerjaan, stress mental, aktivitas fisik,
status social ekonomi, keturunan, kegemukan, dan konsumsi minuman keras
b. Factor konsumsi garam
c. Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa
obat hormone, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflamasi) secara terus
menerus dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan
salah satu factor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi
dikarenakan tembakau yang bersifat nikotin. Minuman yang mengandung alcohol
juga dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi.
3) Adaptasi structural jantung serta pembuluh darah
a. Pada jantung : terjadi hypertropi dan hyperplasia miosit
b. Pada pembuluh darah : terjadi vaskuler hypertropi.

Sumber: Pudiastuti, R. D. 2013. Penyakit-penyakit mematikan. Yogyakarta: nuha


medika
5. Diagnosis dari scenario
Diagnosis Krisis Hipertensi
a. Anamnesis Krisis Hipertensi
gejala-gejala kerusakan target organ seperti:

1.Gangguan penglihatan
2.Edema pada ekstremitas
3.Penurunan kesadaran
4.Sakit kepala
5.Mual/muntah
6.Nyeri dada
7.Sesak napas
8.Kencing sedikit/berbusa
9.Nyeri seperti disayat pada abdomen

b. Pemeriksaan fisik
Beberapa pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan bertujuan untuk mendeteksi
aanya kerusakan target organ

1. Tekanan darah pada kedua ekstremitas


2. Perubahan denyut nadi perifer
3. Bunyi jantung
4. Bruit pada abdomen
5. Adanya edema atau tanda penumpukan cairan funsduskopi
6. Status neurologis.

Sumber: Utami, T. P. A., Sumekar, D. W. 2016.Uji Efektivitas Daun Salam (Sizygium


polyantha) sebagai Antihipertensi pada Tikus Galur Wistar. Jurnal majority. 4(5).
Viewed on 21 november 2017. From <http:// juke.kedokteran.unila.ac.id>
6. Epidemiologi scenario
Salah satu yang menjadi masalah kesehatan dunia saat ini adalah hipertensi. Hipertensi
merupakan penyakit tidak menular yang berasosiasi dengan penyakit tidak menular
lainnya seperti penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit ginjal yang disebabkan oleh
hipertensi yang tidak dikendalikan secara baik.Hipertensi menyebabkan 1 dari 8 kematian
yang ada diseluruh dunia. Berdasarkan data WHO tahun 2000, hipertensi telah
menjangkiti 26,4% populasi dunia, dimana sepertiga dari populasi hipertensi berada di
negara berkembang dan duapertiga berada di negara maju. Hal ini terlihat pada laporan
National Health and Nutrition Examination Survei (NHANES) tahun 1999-2000 insiden
hipertensi orang dewasa mencapai 29-31% setara dengan 58-65 juta orang di Amerika.
Di Indonesia persentase penderita hipertensi berkisar 5-10% dari jumlah penduduk
Indonesi.Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 menunjukkan
jumlah penderitahipertensi berkisar 13,4% hingga 14,6% atau rata-rata 14%. Untuk ratio
jenis kelamin penderita hipertensi laki-laki 12,2% sementara perempuan sebesar 15,5%.
Tahun 2007 rata-rata penderita hipertensi pada semua provinsi di Indonesia adalah
32,2%, termasuk kasus yang sedang dalam kondisi minum obat. Dengan jumlah penderita
hipertensi terbanyak pada provinsi Kalimantan Selatan (39,6%).Sementara jumlah
penderita hipertensi terendah terdapat pada provinsi Papua Barat (20,1%).
Sementara pada kasus tanpa minum obat terdapat rata-rata sebesar 28,3%. Prevalensi
tertinggi tetap berada di Kalimantan Selatan (35,0%) dan yang terendah juga tetap pada
Papua Barat (17,6%).

Sumber: Feryadi, R., Sulastri, D., Kadri. H. 2014. Hubungan Kadar Profil Lipid dengan
Kejadian Hipertensi pada Masyarakat Etnik Minangkabau di Kota Padang Tahun 2012.
Jurnal kesehatan andalas. 3(2). Viewed on 21 november 2017. From
<http://jurnal.fk.unand.ac.id>

7. Hubungan hiperkolesterolemia dan DM tipe 2 dengan diagnosis


a. Hubungan diagnosis dengan DM tipe 2
Diabetes mellitus adalah kondisi ketika tubuh tidak dapat mengendalikan kadar gula
dalam darah (glukosa), yang normalnya 60-120 mg/dl. Pada penderita DM glukosa
terus meningkat sehingga terjadi pembekuan atau plak pada pembuluh darah sehingga
dapat meningkatkan tekanan darah pada pembuluh darah arteri dan menyebabkan
penyakit hipertensi.
b. Hubungan diagnosis dengan hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia menjadi faktor resiko terjadinya hipertensi yang diawali dengan
proses aterosklerosis pada pembuluh darah akibat terbentuknya gel busa. Kemudian
membentuk bercak perlemakan yang akan menyebabkan terjadinya disrubsi
endothelium. Akhirnya faktor pertumbuhan akan menyebabkan gel menjadi
aterosklerosis lanjut.

Sumber: Feryadi, R., Sulastri, D., Kadri. H. 2014. Hubungan Kadar Profil Lipid dengan
Kejadian Hipertensi pada Masyarakat Etnik Minangkabau di Kota Padang Tahun 2012.
Jurnal kesehatan andalas. 3(2). Viewed on 21 november 2017. From
<http://jurnal.fk.unand.ac.id>

8. Penyebab pasien mengalami kardiomegali


Kardiomegali adalah sebuah keadaan anatomis (struktur organ) di mana besarnya jantung
lebih besar dari ukuran jantung normal, yakni lebih besar dari 55% besar rongga dada.
pada Kardiomegali salah satu atau lebih dari 4 ruangan jantung membesar. Namun
umumnya kardiomegali diakibatkan oleh pembesaran bilik jantung kiri (ventrikel kardia
sinistra).
Pada keadaan hipertensi terdapat tekanan darah yang tinggi sehingga jantung dipaksa
kerja ekstra keras memompa melawan gradien tekanan darah perifer anda yang tinggi.

sumber: Masengi, K. G. D., Ongkowijaya, J., Wantania, F. 2016 .Hubungan


hiperurisemia dengan kardiomegali pada pasien gagal jantung kongestif. Jurnal e-Clinic.
4(1). Viewed on 21 november 2017. From <http:// ejournal.unsrat.ac.id>

9. Penatalaksanaan diagnosis dan cara kerja


a. Pengobatan nonfarmakologik
Pengobatan ini dilakukan dengan cara:
1) Pengurangan berat badan: penderita hipertensi yang obesitas dianjurkan untuk
menurunkan berat badan : penderita hipertensi yang obesitas dianjurkan untuk
menurunkan berat badan, membatasi asupan kalori dan peningkatan
pemakaian kalori dengan latihan fisik yang teratur.
2) Menghentikan merokok: merokok tidak berhubungan langsung dengan
hipertensi tetapi merupakan factor utama penyakit kardiovaskuler. Penderita
hipertensi sebaiknya dianjurkan untuk berhenti merokok.
3) Menhghindari alcohol: alcohol dapat meningkatkan tekanan darah dan
menyebabkan resistensi terhadap obat anti hipertensi. Penderita yang minum
alcohol sebaiknya membatasi asupan etanol sekitar satu ons sehari.
4) Melakukan aktivitas fisik: penderita hipertensi tanpa komplikasi dapat
meningkatkan aktivitas fisik secara aman.
5) Membatasi asupan garam: kurangi asupan garam sampai kurang dari 100
mmol perhari atau kurang dari 2,3 gram natrium atau kurang dari 6 gram
NaCl. Penderita hipertensi dianjurkan juga untuk menjaga asupan kalsium dan
magnesium.
b. Pengobatan farmakologi
Pengobatan farmakologi pada setiap penderita hipertensi memerlukan pertimbangan
berbagai factor seperti beratnya hipertensi, kelainan organ dan factor resiko lain.
Hipertensi dapat diatasi dengan memodifikasi gaya hidup. Pengobatan dengan anti
hipertesi diberikan jika modifikasi gaya hidup tidak berhasil. Dokterpun memiliki
alasan dalam memberikan obat mana yang sesuai dengan kondisi pasien saat
menderita hipertensi.
Berdasarkan cara kerjanya, obat hipertensi dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu
diuretic yang dapat mengurangi curah jantung, beta bloker, penghambat ACE,
antagonis kalsium yang dapat mencegah vasokonstriksi.

Sumber: Pudiastuti, R. D. 2013. Penyakit-penyakit mematikan. Yogyakarta: nuha


medika

Anda mungkin juga menyukai

  • GANGGUAN CEMAS Ytt
    GANGGUAN CEMAS Ytt
    Dokumen24 halaman
    GANGGUAN CEMAS Ytt
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Tabel Gangguan Anxietas
    Tabel Gangguan Anxietas
    Dokumen1 halaman
    Tabel Gangguan Anxietas
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • HIPERPARATIROIDISME
    HIPERPARATIROIDISME
    Dokumen11 halaman
    HIPERPARATIROIDISME
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • REFKA Bronkopneumonia
    REFKA Bronkopneumonia
    Dokumen25 halaman
    REFKA Bronkopneumonia
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • REFKA Bronkopneumonia
    REFKA Bronkopneumonia
    Dokumen25 halaman
    REFKA Bronkopneumonia
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Lapsus
    Lapsus
    Dokumen9 halaman
    Lapsus
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Ike Mata Amin Fix
    Ike Mata Amin Fix
    Dokumen33 halaman
    Ike Mata Amin Fix
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Help
    Help
    Dokumen34 halaman
    Help
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Wa0003
    Wa0003
    Dokumen26 halaman
    Wa0003
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Status Mata Hordeolum
    Status Mata Hordeolum
    Dokumen7 halaman
    Status Mata Hordeolum
    Iniche Tinta Tandirerung
    Belum ada peringkat
  • Lapmen Dita
    Lapmen Dita
    Dokumen19 halaman
    Lapmen Dita
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • CTEV
    CTEV
    Dokumen20 halaman
    CTEV
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen15 halaman
    Bab Ii
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Dita
    Dita
    Dokumen18 halaman
    Dita
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Lapmen Manajemen Diare
    Lapmen Manajemen Diare
    Dokumen23 halaman
    Lapmen Manajemen Diare
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Dita Jurnal
    Dita Jurnal
    Dokumen12 halaman
    Dita Jurnal
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen6 halaman
    Bab Iv
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Sampul Lo
    Sampul Lo
    Dokumen1 halaman
    Sampul Lo
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • App Blok 8
    App Blok 8
    Dokumen18 halaman
    App Blok 8
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Acanthosis Nigricans
    Acanthosis Nigricans
    Dokumen2 halaman
    Acanthosis Nigricans
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Refarat Saraf
    Refarat Saraf
    Dokumen15 halaman
    Refarat Saraf
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Acanthosis Nigricans
    Acanthosis Nigricans
    Dokumen2 halaman
    Acanthosis Nigricans
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Lo 1
    Lo 1
    Dokumen6 halaman
    Lo 1
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Acanthosis Nigricans
    Acanthosis Nigricans
    Dokumen13 halaman
    Acanthosis Nigricans
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Lo 5
    Lo 5
    Dokumen15 halaman
    Lo 5
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Acanthosis Nigricans
    Acanthosis Nigricans
    Dokumen2 halaman
    Acanthosis Nigricans
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat
  • Acanthosis Nigricans
    Acanthosis Nigricans
    Dokumen2 halaman
    Acanthosis Nigricans
    Luh Dita Yuliandina
    Belum ada peringkat