Anda di halaman 1dari 4

Nama : M.

Syahwandi Nim : H1031141034 Tugas Essay Biokimia II

Pengaruh dari Terapi Bekam terhadap Kadar Kolesterol Total pada Penderita
Hiperkolesterolemia

Saat ini penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian di dunia


terutama di negara-negara berkembang (Bantas dkk, 2014). Berdasarkan data
World Health Organization pada tahun 2002 angka kematian di Indonesia yang
diakibatkan oleh penyakit kardiovaskular sebesar 28 % lalu mengalami peningkatan
pada tahun 2008 sebesar 30 % (Yani,2015). Tahun 2030 diperkirakan kematian
akibat penyakit jantung koroner mencapai 23,3 juta secara global (Mathers and
Loncar,2006).

Terjadinya penyakit jantung disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya


yaitu hiperkolesterolemia yang merupakan kondisi kadar kolesterol dalam darah
meningkat diatas batas normal. Penelitian yang dilakukan di Semarang pada tahun
2008, kadar kolesterol dalam darah >200 mg/dl meningkatkan resiko kejadian
penyakit jantung sebesar 1,8 kali lebih besar dibandingkan dengan kolesterol darah
<200 mg/dl (Yani,2015). Kejadian hiperkolesterolemia berhubungan dengan
asupan makanan berlemak dan berkeloesterol tinggi, berdasarkan data dari
Riskesdas 2013, proposrsi nasional penduduk dengan perilaku konsumsi makanan
berlemak, berkolesterol dan makanan gorengan > 1 kali/hari yaitu sebanyak 40,7
%. Kadar kolesterol yang tinggi akan menjadi endapan di pembuluh darah arteri
yang berakibat pada penyempitan pembuluh darah tersebut, adanya endapan yang
menumpuk akan menggangu jalan darah yang akan di distribusikan dari jantung
keseluruh tubuh, jika sumbatan berada di pembuluh darah yang menuju ke organ
otak akan berakibat pada terjadinya stroke dan kelumpuhan pada organ gerak tubuh.

Pengobatan hiperkolesterolemia dapat dilakukan dengan pemberian


berbagai obat normolipidemia diantaranya golongan obat statin, fibrat, resin,
inhibitor absorpsi kolesterol selektif dan asam nikotinat. Pengobatan tersebut
bergantung pada pertimbangan pasientermasuk mengenai biaya, karakteristik
demografi, penyakit penyerta dan kualitas hidup. Pasien hiperkolesterolemia di
Indonesia yang menggunakan pengobatan tersebut belum efektif karena hampir 70
% pasien hiperkolesterolemia gagal mencapai sasaran kadar kolesterol tang sesuai
dengan panduan pengobatan selain itu harga obatnya relatif mahal dan
menimbulkan efek samping (Price and Wilson, 2013).

Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa kadar kolesterol yang tinggi
didalam darah sangat berbahaya dan berpotensi memicu berbagai penyakit serius
lainnya seperti stroke dan jantung koroner yang merupakan jenis penyakit
mematikan dan telah banyak memakan korban, oleh sebab itu menjaga agar kadar
kolesterol didalam darah tetap pada batas normal adalah hal yang harus dilakukan
yaitu menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh tetap terjaga dan salah satu
metode pengobatan yang efektif dan cepat menurunkan kadar kolesterol didalam
darah adalah dengan melakukan bekam. Terapi bekam dipilih karena termasuk
pengobatan non farmakologis dan dewasa ini masyarakat Indonesia banyak beralih
kepengobatan non farmakologis. Bekam juga termasuk pengobatan alternatif yang
diajarkan dan dianjurkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wa sallam.
Adapun dalil yang shahih menyebutkan tentang bekam yang berbunyi
“kesembuhan bisa diperoleh dengan tiga cara yaitu minum madu, hijamaah (bekam)
dan besi panas. Aku tidak menganjurkan umat ku dengan besi panas” (HR.Bukhari
dan Muslim).

Terapi bekam mengeluarkan zat toxic termasuk kolesterol yang tidak


tereksresikan oleh tubuh melalui permukaan kulit dengan melukai kulit dan
penghisapan, terapi bekam juga memberikan efek relaksasi pada pembuluh darah
sehingga bisa melancarkan peredaran darah. Pemberian terapi bekam dilakukan
pada titik-titik meridian untuk menurunkan kadar kolesterol. Meridian merupakan
suatu sistem saluran yang melintang dan membujur diseluruh tubuh yang secara
kedokteran tidak terlihat tetapi dibuktikan dengan radioaktif teknesium perteknetat
dan juga dalam ilmu akupuntur. Sistem ini menghubungkan permukaan tubuh
dengan antar organ tubuh bagian dalam, antar organ dengan jaringan-jaringan
penunjang lainnya sehingga sistem tersebut membentuk suatu kesatuan yang
bereaksi secara bersamaan jika ada rangsangan dari kulit (Widada,2011).
Pemberian titik-titik meridian yang tepat menyebabkan terjadinya proses pada
kapiler dan arteriola, peningkatan kadar leukosit, limfosit dan sistem retikulo-
endothelial, endorfin, enkefalin,kortison dan faktor humoral lain yang
menimbulkan efek anti peradangan, penurunan serum trigliserida dan kolesterol
total serta merangsang liposis jaringan lemak dan menormalkan kadar glukosa
darah (Umar, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Widodo dan Khoiriyah (2014) menyatakan


bahwa kadar kolesterol total menurun setelah 3 kali diberikan terapi bekam.
Penelitian yang dilakukan oleh Fahmy dan Gugun (2008) menyatakan untuk
menghindari faktor perancu maka pemantauan kadar kolesterol total setelah bekam
dilakukan 1 jam setelah diterapi bekam. Penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa mayoritas pasien mengalami penurunan kadar kolesterol dengan
menggunakan terapi bekam. Terapi bekam berpengaruh nyata dalam penurunan
kadar kolesterol total pada penderita kolesterol dan hiperkolesterolemia yang mana
kadar kolesterol setelah dibekam rata-rata mengalami penurunan. Namun
peningkatan kadar kolesterol yang terjadi setelah bekam dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor salah satunya pola kosumsi makanan berlemak yang sudah menjadi
kebiasaan dan aktivitas fisik yang rendah setiap harinya. Penurunan kadar
kolesterol total setelah bekam dapat menjadikan bekam sebagai salah satu rujukan
pengobatan non farmakologis bagi penderita hiperkolesterolemia.
DAFTAR PUSTAKA

Bantas, K., Agustina,M.T.F., Zakiyah,D., 2012. Risiko hiperkolesterolemia pada


pekerja di kawasan Industri. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 6
(5), 219-224.

Fahmy, A., dan Gugun,A.M. 2008. Pengaruh Bekam (Al Hijamah) terhadap Kadar
Kolesterol LDL pada Pria Dewasa Norma. Mutiara Medika, 8 (2), 117-
121.

Mathers, C., and Loncar,D. 2006. Projections of Global Mortality and Burden of
Disease from 2002 to 2030. PloS MEDICINE, 3(11).

Price, S.A., and Wilson, L.M. 2013. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Jakarta : EGC.

Umar, A. 2010. Sembuh dengan Satu Titik. Solo : Al-Qowam.

Yani, M. 2015. Mengendalikan Kadar Kolesterol pada Hiperkolesterolemia. Jurnal


Olahraga Prestasi, 1-7.

Widada,W. 2012. Pengaruh Bekam terhadap Peningkatan Sel Makrofag sebagai


Sistem Kekebalan Tubuh. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ,
II, 139-143.

Widodo, S., dan Khoiriyah. 2014). Efek Terapi Bekam Basah terhadap Kaar
Kolesterol Total pada Penderita Hiperkolesterolemia di Klinik Bekam
Center Semarang. Universitas Muhammadiyah, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai