Anda di halaman 1dari 7

I.

Babi
II. Bab2
III. Bab3
IV. Bab4
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kelompok IV TEKFAR membuat sediaan vit c
tablet.
Praktikum yang dilakukan pada tanggal 13 Mei 2018 tersebut membuat
sediaan SEEVITCE yang mengandung zat aktif vit c, karna sifatnya yang
tidak tahan pemanasan, maka dalam proses pembuatannya menggunakan
sistem granulasi kering.
Metode granulasi kering adalah metode pembuatan tablet dengan cara
mengempa campuran bahan kering (partikel zat aktif dan eksipien),
menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan
partikel yang berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula.
Prinsip
Prisip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa
bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya (kloe,
2010).
Prosedur pembuatan
Komponen-komponen tablet dikompakkan dengan mesin cetak tablet lalu
ditekan kedalam die dan dikompakkan dengan punch sehingga diperoleh
massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging .
Selanjutnya slug kemudian dihancurkan, diayak dan diaduk untuk
mendapatkan granul yang daya alirnya lebih baik dari campuran awal, bila
slug kurang memuaskan maka proses dapat diulang (kloe,2010).
Metode-metode ini digunakan dalam kondisi :
1. Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
2. Zat aktif susah mengalir
3. Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab.
pada pembuatan pembuatan tablet seevitce, ada beberapa tahapan evaluasi
yg harus dilakukan, yaitu :
1. Evaluasi Granul
Meliputi :
a) uji kompresibilitas,
hasilnya, 14,7%
b) uji laju alur granul,
hasilnya,untuk 20g granul yg diukur, memiliki waktu
sekitar 19 detik, dengan memiliki sudut diam antara nya
( 0,52º, 0,56º dan 0,53º) .
c) uji kadar air granul
granul memiliki penyusutan sebesar 0,53 atau sebanyak
10,66%.

Sifat alir merupakan salah satu karekteristik yang penting


dari granul, terutama untuk granul yang akan dicetak menjadi
tablet. Sifat alir granul yang baik akan mempermudah proses
pencetakan tablet. Sifat alir serbuk dapat ditetapkan dengan dua
cara, yaitu :
 Metode langsung/Metode corong, dengan mengukur secara
langsung kecepatan alir sejumlah serbuk
 Metode tdak langsung/metode sudut istirahat, dengan
mengukur parameter sudut diam, atau dengan metode
penetapan.
2. Evaluasi Tablet
a) Uji organoleptik
Pada uji ini, tablet yang telah jadi memiliki bentuk bulat
sempurna, berwarna putih pucat sedikit kekuningan di
seluruh permukaan tablet dan tidak berbau.
b) Uji keseragaman ukuran
Dari 3 yang diuji, tablet memiliki keseragaman ukuran yag
masih dapat di toleril. diameter tidak lebih dari 3 kali atau
tidak kurang dari 4/3 tebal tablet
c) Uji keseragaman bobot
Terdapat 5 tablet yang memiliki bobot dibawah 5% (no
1,3,4,15,20) dan terdapat 3 tablet yang memiliki bobot lebih
dari 5% (no. 10, 12, 16)
Terdapat 2 tablet yang memiliki bobot kurang dari 10%
(no.3, 15) dan 1 tablet yang memiliki bobot lebih dari 10%
yaitu no.12.
d) Uji kekerasan
Kekerasan tablet seevitce bervariatif antara 1 hingga 3.
e) Uji kerapuhan (friabilitas)
Terdapat penyusutan sebanyak 5,79g atau 53,49%
f) Uji waktu hancur
6 tablet yang diuji, hancur pada menit ke 08.22 .
Adapun Indikator dalam pengujian keseragaman bobot adalah : tidak
lebih dari 2 tablet yang mempunyai penyimpangan lebih besar dari kolom
A dan tidak boleh ada 1 tabletpun yang mempunyai penyimpangan bobot
lebih dari kolom B.

Bobot rata – rata Penyimpanan bobot rata-rata dalam %


A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg - 150 mg 10% 20%
151 mg - 300 mg 7,5% 15%
Lebih dari 300 mg 5% 10%

Adapun hasil yang diperoleh rata-rata 20 tablet lebih dari 623,7 mg ,


terdapat 3 tablet yang yang menyimpang dari kolom A dan memiliki berat
dibawah angka 564,3 (penyimpangan yang dibolehkan) yaitu 5 tablet , dan
terdapat 2 tablet yang menyimpang dari kolom B (memiliki penyimpangan
di bawah 10%) dan 1 tablet, yang memiliki penyimpangan diatas 10%.
Uji kekerasan tablet, tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan
tertentu agar dapat bertahan dalam berbagai guncangan mekanik pada saat
pembuatan, pengepakan, dan pengapalan. Kekerasan yang cukup dari suatu
tablet merupakan salah satu persyaratan penting dari suatu tablet. Faktor-
yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat
bahan yang dikempa. Semakin besar tekanan yang diberikan saat
pengempaan akan meningkatkan kekerasan tablet.
Pada umumnya tablet dikatakan baik, apabila mempunyai kekerasan
antara 4-8 newton (Parrott, 1970). Kekerasan tablet kurang dari 4 newtone
masih dapat diterima asalkan kerapuhannya tidak melebihi batas yang
ditetapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan mengalami
kerapuhan pada saat pengemasan dan transportasi. Kekerasan tablet yang
lebih dari 10 newton masih dapat diterima, asalkan masih memenuhi
persyaratan waktu hancur/desintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan
(Rhoihana, 2008).
Uji Friabilitas merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialami selama pengemasan, pengiriman dan penyimpanan.
Keregasan dapat dievaluasi dengan menggunakan alat uji kerapuhan
(friability tester).Tablet dikatakan baik apabila kerapuhannya tidak lebih
dari 1%. Uji keregasan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi
(pengikisan) yang terjadi pada permukaan tablet. Keregasan yang tinggi
akan mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada
tablet.
Hasil yang didapatkan saat melakukan uji bobot 20 tablet (awal)
adalah 12,45g. Setelah dilakukan uji dengan friability tester bobot 20 tablet
menjadi 5,79g adapun persentase friabilitas tablet adalah 53,49%,
berdasarkan hasil yang diperoleh keregasan tablet yang diuji adalah buruk,
karena syarat keregasan tablet yang baik adalah tidak lebih dari 1%.
Uji Waktu Hancur Tablet, suatu komponen obat sepenuhnya tersedia
untuk diabsorpsi dalam saluran pencernaan, maka tablet harus hancur dan
melepaskan obatnya ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Tablet yang
memiliki waktu hancur yang sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan dapat memberikan efek terapi yang cepat.
Waktu yang diperbolehkan untuk menghancurkan tablet tidak bersalut
salut enterik adalah tidak lebih dari 15 menit (Depkes RI, 1979).
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa,
tablet SEEVITCE yang digunakan dalam pengujian ini memenuhi
persyaratan, waktu yang perlukan oleh 6 tablet yaitu 08.22 menit. Tablet
yang tidak memenuhi persyaratan uji kekerasan masih dapat diterima
apabila tablet tersebut memenuhi persyaratan uji waktu hancur.

I. KESIMPULAN
Hasil yang didapatkan pada saat melakukan evaluasi granul
STOMACID adalah :
Jenis Evaluasi Hasil yang diperoleh
Kelembaban (kadar air) 10,66%
Daya alir 20 g = 2,61detik
Kompresibilitas 16 %

hasil evaluasi yang dilakukan telah dibandingkan dengan standar granul yang
baik : data hasil praktikum menunjukan bahwa granul STOMACID
cenderung kurang baik dalam pengujian kelembapan.
Selain granul, praktikan juga mengevaluasi tablet STOMACID Dari
hasil pengujian didapatkan nilai uji penampilan, kekerasan, dan kerapuhan
menunjukan hasil yang baik dan sesuai dengan standar yang berlaku. Untuk
uji keseragaman bobot terdapat 2 tablet yang menyimpang dari kolom A
(penyimpangan yang diperbolehkan sebesar 5%) dan 1 tablet yang
menyimpang dari kolom B.
Pengujian atau evaluasi granul dan tablet dianggap penting guna
menjamin kualitas bahan obat dan menjamin ketersediaan mutu obat yang
beredar dimasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai