Anda di halaman 1dari 18

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR


KABUPATEN KUTAI TIMUR

Oleh :

Arif Mudianto

Abstrak

Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Salah satu
kewenangan Pemerintah Daerah adalah membuka peluang bagi Pemerintah Daerah untuk
melakukan inovasi dalam peningkatan terhadap pelayanan publik. Oleh karena itu, maka setiap
Pemerintah Daerah perlu melakukan evaluasi terhadap pencapaian SPM tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Kutai Timur telah membagi 4
(empat) bidang pelayanan utama, yaitu : 1) Pelayanan bidang sosial dan kemasyarakatan, 2)
Pelayanan bidang kesehatan dan lingkungan, 3) Pelayanan bidang pendidikan dan kebudayaan,
serta 4) Pelayanan bidang sarana dan prasarana dasar. Terkait dengan pelayanan dalam bidang
sarana dan prasarana dasar terdiri dari : 1) Pelayanan bidang perumahan rakyat, dan 2) Pelayanan
bidang pekerjaan umum dan penataan ruang.Untuk melakukan evaluasi terhadap SPM Bidang
Perumahan Rakyat mengacu pada Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor
22/Permen/M/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah
Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota sedangkan evaluasi terhadap SPM Bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.Dari hasil
evaluasi diperoleh pencapaian SPM Bidang Perumahan Rakyat dan SPM Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang.

Hasil pencapaian SPM dibagi menjadi 4 (empat) penilaian, yaitu Melebihi Target, Memenuhi
Target, Belum Memenuhi Target dan Tidak Dapat Dilakukan Evaluasi.Ditinjau aspek pencapaian
SPM Bidang Perumahan Rakyat terdapat : 1 indikator yang Memenuhi Target dan 2 indikator
yang Belum Memenuhi Target. Sedangkan ditinjau dari aspek pencapaian SPM Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang terdapat : 3 indikator yang Melebih Target, 3 indikator yang
Memenuhi Target, 11 indikator yang Belum Memenuhi Target dan 11 indikator yang Tidak Dapat
Dilakukan Evaluasi.

Kata Kunci : Standar Pelayanan Minimal (SPM), SPM Bidang Perumahan Rakyat, SPM Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

1. PENDAHULUAN Adapun kewenangan Pemerintah Daerah


sebagaimana yang termuat di dalam Undang-
1.1. Latar Belakang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah yang
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah mencakup 2 (dua) hal utama, yaitu urusan
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan wajib dan urusan piihan. Menyangkut urusan
dasar yang merupakan urusan wajib daerah wajib harus berpedoman pada Standar
yang berhak diperoleh setiap warga secara Pelayanan Minimal (SPM) yang dilaksanakan
minimal. Salah satu kewenangan Pemerintah secara bertahap oleh Pemerintah Daerah
Daerah adalah membuka peluang bagi tersebut.
Pemerintah Daerah untuk melakukan inovasi
dalam peningkatan terhadap pelayanan Dalam Peraturan Pemerintah Republik
publik. Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Evaluasi Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Bidang Sarana .......(Arif mudianto) 9
Pelayanan Minimal pada Pasal 1 butir (5), 2. METODOLOGI
menyatakan bahwa urusan wajib adalah
urusan pemerintahan yang berkaitan dengan 2.1. Metode Pengumpulan Data
hak dan pelayanan dasar warga negara yang
penyelenggaraannya diwajibkan oleh Teknik pengumpulan data dalam penelitian
peraturan dan perundang-undangan kepada ini menggunakan Metode Survey Lapangan
daerah untuk perlindungan hak konstitusional, yaitu berupamelakukan observasi lapangan,
kepentingan nasional, kesejahteraan diskusi dan wawancara dengan pihak terkait
masyarakat, serta kententraman dan serta Metode Survey Institusional yaitu
ketertiban umum. mengumpulkan data penunjang dari Instansi
Dinas terkait serta hasil-hasil penelitian
Dalam rangka menjamin akses dan mutu terdahulu.
pelayanan dasar kepada masyarakat secara
merata dalam penyelenggaraan urusan 2.2. Metode Analisis Data
wajib,maka Pemerintah Kabupaten Kutai
Timur telah membagi 4 (empat) bidang Teknik analisis data yang dipakai dalam
pelayanan utama, yaitu : penelitian ini terdiri dari :
1. Pelayanan Bidang Sosial dan 1. Evaluasi SPM Bidang Perumahan Rakyat
Kemasyarakatan mengacu pada Peraturan Menteri
2. Pelayanan Bidang Kesehatan dan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat
Lingkungan Nomor 22/Permen/M/2008 tentang
3. Pelayanan Bidang Pendidikan dan Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kebudayaan Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan
4. Pelayanan Bidang Sarana dan Prasarana Daerah Kabupaten/Kota.
Dasar 2. Evaluasi SPM Bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang mengacu pada
Terkait dengan pelayanan dalam bidang Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
sarana dan prasarana dasar terdiri dari : 1) Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar
SPM Bidang Perumahan Rakyat, dan 2) Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan
SPMBidang Pekerjaan Umum dan Penataan Umum dan Penataan Ruang.
Ruang.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.2. Maksud dan Tujuan
3.1. Lokasi Studi
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat capaian setiap tahun berdasarkan tolak Lokasi evaluasi terhadap pencapaian
ukur/ indikator kinerja yang telah di tetapkan SPMdalam pelayanan bidang sarana dan
targetnya khususnya dalam pelayanan bidang prasarana dasar ini dilaksanakan di Kabupaten
sarana dan prasarana dasar yang meliputi Kutai Timur.
pelayanan sub bidang perumahan rakyat dan
pelayanan sub bidang pekerjaan umum dan 3.2. Evaluasi Pencapaian SPM Bidang
penataan ruang. Perumahan Rakyat

Adapun tujuan dari kegiatan ini, yaitu : Evaluasi SPM Bidang Perumahan Rakyat
1. Mengetahui realisasi capaian terhadap mengacu pada Peraturan Menteri Perumahan
target yang diterapkandalam pelayanan Rakyat Nomor 22/Permen/M/2008 tentang
bidang sarana dan prasarana dasar. Standar Pelayanan Minimal Bidang
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan
mempengaruhi tingkat capaian SPMdalam Daerah Kabupaten/Kota dengan jenis
pelayanan bidang sarana dan prasarana pelayanan, antara lain :
dasar.
3. Memberikan rekomendasi dalam upaya 1. Rumah layak huni dan terjangkau, dengan
memenuhi capaian SPM sesuai indikator meliputi :
targetdalam pelayanan bidang sarana dan a. Cakupan ketersediaan rumah layak
prasarana dasar. huni, sebesar 100% pada tahun 2009-
2025.

10 Jurnal Teknologi Volume II, Edisi 26, Periode Januari-Juni 2015 (9-26)
b. Cakupan layanan rumah layak huni 2009-2025, maka hal ini berarti bahwa
yang terjangkau sebesar 70% pada Prosentase (%) Cakupan Rumah Layak
tahun 2009-2025. Huni di wilayah Kabupaten Kutai Timur
2. Lingkungan yang sehat dan aman yang belum memenuhi target nilai SPM yang
didukung prasarana, sarana dan utilitas telah ditentukan, sementara itu target
(PSU), dengan indikator pencapaiannya waktu pencapaiannya dimulai dari tahun
berupa : Cakupan Lingkungan Yang 2009-2025.
Sehat dan Aman yang di dukung dengan
PSU sebesar 100% pada tahun 2009- 2) Cakupan Layanan Rumah Layak
2025. Huni Yang Terjangkau

A. Bidang Pelayanan Rumah Layak Huni Cakupan Layanan Rumah Layak Huni
dan Terjangkau Yang Terjangkau diperoleh dari
perbandingan antara jumlah rumah
Indikator evaluasi yang digunakan untuk tangga Belum Memiliki Rumah (BMR)
melakukan evaluasi terhadap bidang yang menempati rumah layak huni dan
pelayanan rumah layak huni dan terjangkau, terjangkau pada kurun waktu tertentu
meliputi : dengan jumlah rumah tangga BMR atau
tinggal di rumah yang belum layak huni
1) Cakupan Ketersediaan Rumah Layak dan terjangkau dikalikan dengan 100%.
Huni
Cakupan ketersediaan rumah layak huni Berdasarkan hasil pendataan dari bagian
diperoleh dari perbandingan antara yang berkaitan dengan perumahan pada
jumlah rumah layak huni disuatu wilayah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai
kabupaten/kota pada waktu kurun waktu Timur, pada tahun 2012 mencatat
tertentu dengan jumlah rumah di suatu perkiraan jumlah rumah tangga MBR
wilayah kabupaten/kota dalam kurun yang menempati rumah layak huni yang
waktu tertentu dikalikan dengan terjangkau sebanyak 1.114 unit
100%.Rumah layak huni merupakan Sedangkan jumlah rumah tangga yang
rumah yang memenuhi kriteria belum memiliki rumah atau tinggal di
kehandalan bangunan, menjamin rumah yang belum layak huni sebanyak
kesehatan serta kecukupan luas 5.750 unit.
minimum.
Jadi, prosentase (%) cakupan rumah
Berdasarkan hasil pendataan dari bagian layak huni yang terjangkau di Kabupaten
yang berkaitan dengan perumahan pada Kutai Timur pada tahun 2012, adalah :
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai
Timur, pada tahun 2012 mencatat jumlah
rumah layak huni di Kabupaten Kutai
Timur sebanyak 59.993 unit dan jumlah
rumah yang ada di wilayah kabupaten
Kutai Timur sebanyak 65.743 unit. Jadi,
prosentase (%) cakupan rumah layak
huni di Kabupaten Kutai Timur pada
tahun 2012, adalah : Apabila mengacu pada indikator
Prosentase (%) Cakupan Rumah Layak
Huni dan Terjangkau yaitu ditargetkan
sebesar 70% yang harus dicapai sampai
pada tahun 2009-2025, maka hal ini
berarti bahwa Prosentase (%) Cakupan
Rumah Layak Huni dan Terjangkau di
wilayah Kabupaten Kutai Timur belum
memenuhi target nilai SPM yang telah
Apabila mengacu pada indikator ditentukan, sementara itu target waktu
Prosentase (%) Cakupan Rumah Layak pencapaiannya dimulai dari tahun 2009-
Huni yaitu ditargetkan sebesar 100% 2025.
yang harus dicapai sampai pada tahun
Evaluasi Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Bidang Sarana .......(Arif mudianto) 11
B. Bidang Pelayanan Lingkungan Yang Evaluasi SPM Bidang Pekerjaan Umum dan
Sehat dan Aman yang Didukung Penataan Ruang mengacu pada Peraturan
Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Menteri Pekerjaan Umum Nomor
14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Indikator evaluasi yang digunakan untuk Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan
melakukan evaluasi terhadap bidang Penataan Ruang dengan jenis pelayanan,
pelayanan pengembangan dan pemberdayaan antara lain :
kelompok informasi masyarakat, yaitu
berupa: cakupan lingkungan yang sehat dan SPM Bidang Sumber Daya Air
aman yang didukung Prasarana, Sarana dan
Utilitas Umum (PSU). SPM Bidang Sumber Daya Air mencakup
pelayanan di bidang air baku dan pelayanan di
Cakupan lingkungan yang sehat dan aman bidang irigasi.
yang didukung PSU tersebut diperoleh dari
perbandingan antara jumlah lingkungan 1. Pelayanan di Bidang Air Baku, dengan
(desa/kelurahan) yang didukung PSU pada indikator pencapaian berupa :
waktu tertentu dengan jumlah lingkungan a. Tersedianya air baku untuk memenuhi
(desa/kelurahan) perumahan dalam kurun kebutuhan pokok minimal sehari hari.
waktu tertentu dikalikan dengan 100%. b. Prosentase (%) target pencapaian
penyediaan air baku untuk kebutuhan
Berdasarkan hasil pendataan dari bagian yang pokok minimal sehari-hari adalah 100%
berkaitan dengan perumahan pada Dinas dari minimal kebutuhan air baku.
Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Timur, 2. Pelayanan di Bidang Irigasi, dengan
pada tahun 2012 mencatat perkiraan jumlah indikator pencapaian berupa :
lingkungan (desa/kelurahan) yang didukung a. Tersedianya air irigasi untuk pertanian
PSU sebanyak 135 desa/kelurahan dan jumlah pada sistem irigasi yang sudah ada.
jumlah lingkungan (desa/kelurahan) b. Target pencapaian SPM adalah sebesar
perumahan sebanyak 135 desa/kelurahan. 70% (kinerja baik) pada tahun 2014.

Jadi, prosentase (%) cakupan lingkungan yang SPM Bidang Bina Marga Untuk Jalan
sehat dan aman yang didukung PSU di Kabupaten/Kota
Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2012,
adalah : SPM Bidang Bina Marga Untuk Jalan
Kabupaten/Kota mencakup pelayanan
jaringan jalan dan pelayanan ruas jalan.

1. Pelayanan Jaringan Jalan, dengan indikator


pencapaian berupa :
a. Aspek aksesibilitas (tersedianya jalan
yang menghubungkan pusat-pusat
kegiatan dalam wilayah
kabupaten/kota), dengan rincian
Apabila mengacu pada indikator Prosentase indikator pencapaian meliputi :
(%) Cakupan Lingkungan Yang Sehat dan i). Panjang jalan yang
Aman Yang Didukung PSU yaitu ditargetkan menghubungkan seluruh Pusat
sebesar 100% yang harus dicapai sampai pada Kegiatan (PK.
tahun 2009-2025, maka hal ini berarti bahwa ii). SPM Aksesibilitas adalah 100%
Prosentase (%) Cakupan Lingkungan Yang pada tahun 2014. Target diberikan
Sehat dan Aman Yang Didukung PSU di untuk pemerintah daerah yang
wilayah Kabupaten Kutai Timur telah mempunyai rencana
memenuhi target nilai SPM yang telah pengembangan infrastruktur jalan.
ditentukan, sementara itu target waktu b. Aspek Mobilitas (tersedianya jalan
pencapaiannya dimulai dari tahun 2009-2025. yang memudahkan masyarakat per
individu melakukan perjalanan),
3.3. Evaluasi Pencapaian SPM Bidang dengan rincian indikator pencapaian
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang meliputi :

12 Jurnal Teknologi Volume II, Edisi 26, Periode Januari-Juni 2015 (9-26)
i). Pencapaian nilai SPM mobilitas 2. Target pencapaian SPM air minum yang
dinyatakan oleh persentase aman melalui SPAM dengan jaringan
pencapaian mobilitas pada akhir perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
tahun. terlindungi dengan kebutuhan pokok
ii). SPM Mobilitas adalah 100% pada minimal 60 liter/orang/hari pada tahun
tahun 2014. 2014 dibagi berdasarkan cluster pelayanan
c. Aspek Keselamatan (tersedianya jalan air minum saat ini (sumber data Susenas
yang menjamin pengguna jalan BPS 2009), sebagaimana disajikan dalam
berkendara dengan selamat), dengan Tabel 1.Cluster pelayanan air minum
rincian indikator meliputi : untuk per kabupaten/ kota sebagaimana
i). Nilai SPM Keselamatan adalah dapat dilihat dalam Tabel 2.
prosentase panjang ruas-ruas jalan
yang memenuhi semua kriteria Tabel 1.Target Pencapaian SPM Air Minum
Cluster Nilai Tahun
keselamatan terhadap seluruh Pelayanan
Indikator
SPM Pencapaian
panjang jalan yang Sangat Tersedianya akses air minum
40%
menghubungkan semua PK. Buruk yang aman melalui SPAM
Buruk dengan jaringan perpipaan 50%
ii). SPM Keselamatan adalah 60% dan bukan jaringan perpipaan 70% 2014
Sedang
pada tahun 2014. Baik terlindungi dengan kebutuhan 80%
pokok minimal 60 liter/orang/
Sangat Baik hari 100%
2. Pelayanan Ruas Jalan, dengan indikator Sumber : Permen PU No. 14/PRT/M/2010
pencapaian berupa :
a. Kondisi jalan (Tersedianya jalan yang Tabel 2. Cluster Pelayanan Air Minum Untuk Satu
menjamin kendaraan dapat berjalan Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota
Cluster Prosentase (%) Akses
dengan SELAMAT dan NYAMAN) No
Pelayanan Aman Terhadap Air Minum*)
dengan rincian indikator meliputi : 1 Sangat Buruk < 30%
i). Nilai kondisi jalan diukur 2 Buruk 30% - < 40%
3 Sedang 40% - < 60%
menggunakan alat ukur kerataan 4 Baik 60% - < 70%
permukaan jalan (roughometer) 5 Sangat Baik > 70%
atau diukur secara visual (Penilaian Sumber : Permen PU No. 14/PRT/M/2010
Kondisi Jalan). Keterangan :
ii). SPM Kondisi Jalan adalah 60% *)Akses aman terhadap air minum meliputi Sistem Penyediaan Air
pada tahun 2014. Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
terlindungi.
b. Kecepatan (tersedianya jalan yang
menjamin perjalanan dapat dilakukan
sesuai Kecepatan rencana), dengan SPM Bidang Cipta Karya Penyehatan
rincian indikator pencapaian meliputi : Lingkungan Permukiman
i). Nilai kecepatan diukur oleh
kecepatan bebas ruas jalan. SPM Bidang Cipta Karya Air Minum
ii). SPM Kecepatan adalah 60% pada mencakup pelayanan air limbah permukiman,
tahun 2014. pelayanan pengelolaan sampah, dan
pelayanan drainase.
SPM Bidang Cipta Karya Air Minum 1. Pelayanan Air Limbah Permukiman,
dengan indikator pencapaian meliputi :
SPM Bidang Cipta Karya Air Minum a. Tersedianya Sistem Air Limbah
mencakup Pelayanan Akses Air Minum Yang Setempat yang Memadai, dengan :
Aman, yaitu terkait dengan Sistem i). Nilai SPM tingkat pelayanan adalah
Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan jumlah masyarakat yang dilayani
Jaringan Perpipaan dan Bukan Jaringan dinyatakan dalam prosentase
Perpipaan, dengan indikator pencapaian jumlah masyarakat yang memiliki
meliputi : tangki septik pada tahun akhir SPM
1. Nilai SPM cakupan akses terhadap air terhadap jumlah total masyarakat
minum yang aman melalui SPAM dengan yang memiliki tangki septik di
jaringan perpipaan dan bukan jaringan seluruh kabupaten/kota
perpipaan terlindungi adalah peningkatan ii). Target dari SPM tingkat pelayanan
jumlah unit pelayanan baik melalui adalah 60% pada tahun 2014.
Sambungan Rumah, Hidran Umum, b. Tersedianya sistem air limbah skala
maupun Terminal Air. komunitas/kawasan/kota, dengan :
Evaluasi Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Bidang Sarana .......(Arif mudianto) 13
i). Nilai SPM ketersediaan sistem bertahap mengingat saat ini banyak
jaringan dan pengolahan air limbah Pemerintah Kota/Kabupaten yang
adalah nilai tingkat pelayanan belum mempunyai Rencana Induk
sistem jaringan dan pengolahan air Sistem Drainase Perkotaan maupun
limbah dinyatakan dalam penerapan O/P secara konsisten.
prosentase jumlah masyarakat yang b. Tidak Terjadinya Genangan > 2
terlayani sistem jaringan dan Kali/Tahun, dengan :
pengolahan air limbah skala i). Nilai SPM ini adalah persentase luasan
komunitas/kawasan/kota pada yang tergenang di suatu
tahun akhir SPM terhadap jumlah Kota/Kabupaten pada akhir tahun
total penduduk di seluruh pencapaian SPM terhadap luasan
kabupaten/kota tersebut. daerah rawan genangan atau
ii). Target SPM ketersediaan sistem berpotensi tergenang di
jaringan dan pengolahan air limbah Kota/Kabupaten.
adalah 5% pada tahun 2014. ii). SPM ditargetkan sebesar 50% pada
tahun 2014. Pencapaian 100%
2. Pelayanan Pengelolaan Sampah, dengan dilakukan secara bertahap, mengingat
indikator pencapaian, meliputi : Kabupaten/Kota yang mempunyai
a. Tersedianya fasilitas pengurangan wilayah yang sering tergenang akan
sampah di perkotaan, dengan : memerlukan kolam retensi (polder).
i). Nilai SPM fasilitas pengurangan Tidak semua daerah akan mampu
sampah di perkotaan adalah volume membangunnya, sehingga
sampah di perkotaan yang melalui memerlukan upaya dan waktu agar
guna ulang, daur ulang, pengolahan Pemerintah dan Pemerintah Provinsi
di tempat pengolahan sampah memberikan dana stimulan.
sebelum akhirnya masuk ke TPA
terhadap volume seluruh sampah SPM Bidang Cipta Karya Penanganan
kota, dinyatakan dalam bentuk Permukiman Kumuh Perkotaan
prosentase (%).
ii). Target SPM timbulan sampah yang SPM Bidang Cipta Karya Penanganan
berkurang ke TPA adalah 20% Permukiman Kumuh Perkotaan yaitu berupa
untuk 2014. penanganan permukiman kumuh perkotaan
b. Tersedianya sistem penanganan dengan indikator berkurangnya luasan
sampah di perkotaan, dengan : permukiman kumuh di kawasan perkotaan,
i). Nilai SPM pelayanan sampah dengan :
adalah jumlah penduduk yang 1. SPM penanganan permukiman kumuh
terlayani dalam sistem penanganan perkotaan adalah persentase dari luasan
sampah terhadap total jumlah permukiman kumuh yang tertangani di
penduduk di Kabupaten/Kota Kawasan Perkotaan hingga akhir tahun
tersebut dinyatakan dalam bentuk pencapaian SPM terhadap total luasan
prosentase. permukiman kumuh yang telah ditetapkan
ii). Target SPM Pengangkutan Sampah oleh Walikota/Bupati di Kawasan
70% untuk 2014. Perkotaan.
2. Target SPM ini dengan tingkat pelayanan
3. Pelayanan Drainase, dengan indikator adalah 10% pada tahun 2014.
pelayanan meliputi :
a. Tersedianya Sistem Jaringan Drainase SPM Bidang Cipta Karya Penataan
Skala Kawasan dan Skala Kota, dengan : Bangunan dan Lingkungan
i). Nilai SPM sistem jaringan drainase
skala kawasan dan kota adalah SPM Bidang Cipta Karya Penataan Bangunan
persentase dari pelayanan sistem dan Lingkungan, mencakup pelayanan Izin
drainase yang bersifat struktural dan Mendirikan Bangunan Gedung (IMB) dan
non-struktural. pelayanan Informasi Harga Standar Bangunan
ii). Target SPM sistem jaringan drainase Gedung Negara (HSBGN).
skala kawasan dan kota ditargetkan 1. Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan
sebesar 50% pada tahun 2014. Gedung (IMB), dengan indikator
Pencapaian 100% diharapkan
14 Jurnal Teknologi Volume II, Edisi 26, Periode Januari-Juni 2015 (9-26)
pencapaian yaitu terlayaninya masyarakat 2. Pelayanan Sistem Informasi Jasa
dalam pengurusan imb di kabupaten/kota. Konstruksi, dengan indikator pencapaian
a. Rencana capaian jumlah bangunan berupa tersedianya Sistem Informasi Jasa
gedung yang memiliki IMB mengikuti Konstruksi setiap tahun, dengan :
rencana capaian Perda Bangunan a. Kriteria tingkat pelayanan adalah
Gedung tahun 2010 hingga 2014 yaitu bahwa seluruh pemangku kepentingan
289 kabupaten/kota yang telah jasa konstruksi dapat memperoleh data
memperoleh bantuan penyusunan Perda dan informasi terkini mengenai jasa
Bangunan Gedung. Demikian sehingga konstruksi.
rencana capaian jumlah bangunan yang b. SPM tingkat pelayanan sistem
terlayani kepada masyarakat dalam informasi jasa konstruksi adalah
memohon IMB adalah tidak ada yang prosentase (%) penyajian data dan
tidak terlayani (pencapaian penerbitan informasi mengenai jasa konstruksi
IMB di kabupaten/kota adalah 100% di terkini yang di evaluasi setiap tahun
289 kabupaten/kota hingga tahun anggaran.
2014). c. SPM tingkat pelayanan adalah 100%
b. SPM terlayaninya masyarakat yang pada tahun 2014.
memohon IMB adalah 100% di 289
kabupaten/kota pada tahun 2014. SPM Bidang Penataan Ruang

2. Pelayanan Informasi Harga Standar SPM Bidang Penataan Ruang mencakup;


Bangunan Gedung Negara (HSBGN), pelayanan Informasi Penataan Ruang,
dengan indikator pencapaian yaitu sebagai pelayanan Perlibatan Peran Masyarakat
pedoman Harga Satuan Bangunan Gedung Dalam Proses Penyusunan Rencana Tata
Negara di Kabupaten/Kota. Ruang (RTR), pelayanan Izin Pemanfaatan
a. Hingga tahun 2009 lebih dari 90% Ruang, pelayanan Pengaduan Pelanggaran
kabupaten/kota telah menyusun Harga Tata Ruang, dan pelayanan Penyediaan Ruang
Satuan Bangunan Gedung Negara Terbuka Hijau (RTH) Publik.
(HSBGN) sehingga diharapkan di tahun 1. Pelayanan Informasi Penataan Ruang,
2014 seluruh kabupaten/kota telah dengan indikator pencapaian berupa
memiliki HSBGN. tersedianya Informasi Mengenai Rencana
b. SPM Pedoman Harga Satuan Bangunan Tata Ruang (RTR) Wilayah
Negara di kabupaten/kota adalah 100% Kabupaten/Kota Beserta Rencana
pada tahun 2014. Rincinya Melalui Peta Analog Dan Peta
Digital, terdiri dari :
SPM Bidang Jasa Konstruksi a. Pelayanan Informasi Berupa Peta
Analog, dengan :
SPM Bidang Jasa Konstruksi, mencakup i). SPM Informasi peta analog adalah
pelayanan Izin Usaha Jasa Konstruksi dan prosentase (%) jumlah peta analog
pelayanan Sistem Informasi Jasa Konstruksi. berisi RTRW Kab/Kota dan
1. Pelayanan Izin Usaha Jasa Konstruksi, rencana rincinya yang tersedia
dengan indikator pencapaian berupa pada akhir tahun pencapaian SPM
Penerbitan Izin Usaha Jasa Konstruksi terhadap jumlah peta analog yang
dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja seharusnya tersedia pada
setelah persyaratan lengkap, dengan : Kabupaten/Kota/Kecamatan/Kelu
a. Kriteria tingkat pelayanan adalah rahan.
bahwa setiap kabupaten/kota ii). Target pencapaian SPM Informasi
menyelenggarakan pelayanan Peta Analog pada tahun 2014
penerbitan IUJK bagi Badan Usaha Jasa adalah 100% di tingkat
Konstruksi yang memenuhi syarat. Kabupaten/Kota dan Kecamatan,
b. Nilai SPM tingkat pelayanan penerbitan serta 90% di tingkat
IUJK adalah waktu penerbitan IUJK Desa/Kelurahan.
paling lama 10 hari kerja setelah b. Pelayanan Informasi Berupa Peta
persyaratan lengkap. Digital, dengan :
c. SPM Tingkat Pelayanan adalah 100% i). SPM Informasi peta digital adalah
pada tahun 2014. prosentase (%) jumlah peta digital
RTRW Kabupaten/Kota dan
Evaluasi Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Bidang Sarana .......(Arif mudianto) 15
rencana rincinya yang ada pada Pengaduan Masyarakat tentang
akhir tahun pencapaian SPM Pelanggaran di Bidang Penataan Ruang,
terhadap jumlah peta digital dalam waktu 5 (Lima) Hari Kerja, dengan :
seharusnya ada pada a. SPM tindakan awal pengaduan
Kabupaten/Kota/Kecamatan/ pelanggaran di bidang penataan ruang
Kelurahan. adalah persentase jumlah kasus yang
ii). ii). Target pencapaian SPM tertangani di akhir tahun pencapaian
Informasi Peta Digital pada tahun SPM terhadap jumlah pelayanan kasus
2014 adalah 100% di tingkat yang seharusnya ditangani pada
Kab/Kota dan Kecamatan, serta Kabupaten/Kota/Kecamatan di akhir
90% di tingkat Desa/Kelurahan. tahun pencapaian SPM.
b. SPM tindakan awal pengaduan
pelanggaran di bidang penataan ruang
2. Pelayanan Perlibatan Peran Masyarakat adalah 100% pada tahun 2014 di setiap
Dalam Proses Penyusunan Rencana Tata Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
Ruang (RTR), dengan indikator
pencapaian berupa terlaksananya 5. Pelayanan Penyediaan Ruang Terbuka
Penjaringan Aspirasi Masyarakat Melalui Hijau (RTH) Publik, dengan indikator
Forum Konsultasi Publik Yang Memenuhi pencapaian berupa tersedianya Luasan RTH
Syarat Inklusif Dalam Proses Penyusunan Publik Sebesar 20% dari luas wilayah
RTR dan Program Pemanfaatan Ruang, kota/kawasan perkotaan, dengan :
Yang Dilakukan Minimal 2 (Dua) Kali a. SPM penyediaan Ruang Terbuka Hijau
Setiap Disusunnya RTR dan Program (RTH) publik adalah selisih antara
Pemanfaatan Ruang, dengan : persentase luas RTH Publik per 5 tahun
a. SPM konsultasi publik penyusunan dengan persentase luas RTH Publik saat
rencana tata ruang dan program ini.
pemanfaatan ruang adalah persentase b. Target nilai SPM dihitung dari
jumlah pertemuan konsultasi publik persentase luasan RTH publik yang
pada akhir tahun pencapaian SPM diamanatkan dalam UUPR yaitu
terhadap jumlah pertemuan konsultasi sebesar 20%, sehingga target SPM
publik seharusnya pada Kabupaten/ Penyediaan RTH Publik ditahun 2014
Kota tersebut. adalah 25%.
b. SPM konsultasi publik untuk tiap
penyusunan rencana tata ruang dan A. Bidang Pelayanan Sumberdaya Air
penyusunan program pemanfaatan
ruang adalah 100% pada tahun 2014. Indikator evaluasi yang digunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap bidang
3. Pelayanan Izin Pemanfaatan Ruang, dengan pelayanan sumber daya air, meliputi :
indikator pencapaian berupa terlayaninya
Masyarakat Dalam Pengurusan Izin 1) Tersedianya Air Baku Untuk
Pemanfaatan Ruang Sesuai Dengan Memenuhi Kebutuhan Pokok Minimal
Peraturan Daerah Tentang RTR Wilayah Sehari-Hari
Kab/Kota Beserta Rencana Rincinya,
dengan : Tersedianya air baku untuk memenuhi
a. SPM Perda tentang RTRW Kab/Kota kebutuhan pokok minimal sehari-hari
adalah persentase jumlah Perda tentang diperoleh dari perhitungan SPM keandalan
RTRW Kab/Kota pada akhir tahun ketersediaan air baku dengan
pencapaian SPM terhadap jumlah Perda membandingkan antara jumlah ketersediaan
tentang RTRW Kab/Kota yang air baku dari instalasi pengolah air dengan
seharusnya ada di Kab/Kota. jumlah kebutuhan air baku berdasarkan target
b. Target SPM Perda tentang RTRW MDGs dikalikan dengan 100%.
Kabupaten/Kota adalah 100% pada Jadi, Prosentase (%) Ketersediaan Air Baku
tahun 2014. pada tahun 2012 di Kabupaten Kutai Timur,
adalah :
4. Pelayanan Pengaduan Pelanggaran Tata
Ruang, dengan indikator pencapaian berupa
terlaksananya Tindakan Awal terhadap
16 Jurnal Teknologi Volume II, Edisi 26, Periode Januari-Juni 2015 (9-26)
kumulatif panjang ruas-ruas jalan (untuk
semua status jalan kabupaten/kota) yang
menghubungkan seluruh pusat-pusat kegiatan
di dalam wilayah kabupaten/kota.
Jadi, prosentase (%) nilai aksesibilitas
jaringan jalan di Kabupaten Kutai Timur pada
tahun 2012, adalah :
Apabila mengacu pada indikator Prosentase
(%) Ketersediaan Air Baku yaitu ditargetkan
sebesar 100% yang harus dicapai sampai pada
tahun 2014, maka hal ini berarti bahwa
Prosentase (%) Ketersediaan Air Baku di
wilayah Kabupaten Kutai Timur belum
memenuhi target nilai SPM yang telah
ditentukan dengan target waktu Apabila mengacu pada indikator prosentase
pencapaiannya pada akhir tahun 2014. (%) nilai aksesibilitas jaringan jalan yaitu
ditargetkan sebesar 100% yang harus dicapai
2) Tersedianya Air Irigasi Untuk sampai pada tahun 2014, maka hal ini berarti
Pertanian Rakyat Pada Sistem Irigasi bahwa prosentase (%) nilai aksesibilitas
Yang Sudah Ada jaringan jalan di wilayah Kabupaten Kutai
Timur telah memenuhi target nilai SPM yang
Tersedianya Air Irigasi Untuk Pertanian telah ditentukan dengan waktu pencapaiannya
Rakyat Pada Sistem Irigasi Yang Sudah Ada pada akhir tahun 2014.
diperoleh dari perhitungan ketersediaan air
irigasi dengan membandingkan antara jumlah 2) Tersedianya Jalan Yang Memudahkan
ketersediaan air irigasi pada setiap musim Masyarakat Perindividu Melakukan
tanam dengan jumlah kebutuhan air irigasi Perjalanan
berdasarkan rencana tata tanam dikalikan
dengan 100%. Tersedianya jalan yang memudahkan
masyarakat perindividu melakukan perjalanan
Data jumlah ketersediaan air irigasi pada diperoleh dari perhitungan nilai mobilitas
setiap musim tanam dan jumlah jumlah dengan membandingkan antara angka
kebutuhan air irigasi berdasarkan rencana tata mobilitas yang ditargetkan pada akhir
tanam belum tersedia sehingga tidak dapat pencapaian SPM dengan angka mobilitas
dilakukan perhitungan evaluasi terhadap yang ditentukan (lihat Tabel 3).
indikator cakupan ketersediaan air irigasi
tersebut. Tabel 3. Angka Mobilitas Berdasarkan
Kerapatan Penduduk
B. Bidang Pelayanan Jalan Kerapatan
Angka Mobilitas
No Kategori Penduduk (KP)
(Jiwa/10.000 Jiwa)
(Jiwa/Km2)
Indikator evaluasi yang digunakan untuk 1 I < 100 18,50
melakukan evaluasi terhadap bidang 2 II 100  KP < 500 11,00
pelayanan jalan, meliputi : 3 III 500  KP < 1000 5,00
4 IV 1000  KP < 5000 3,00
5 V  5000 2,00
1) Tersedianya Jalan Yang Menghubung-
kan Pusat-Pusat Kegiatan Dalam Jumlah penduduk pada akhir pencapaian SPM
Wilayah Kabupaten/Kota sebesar 262.972 jiwa. Maka kerapatan
penduduk di Kabupaten Kutai Timur 7,36
Tersedianya jalan yang menghubungkan
jiwa/km2 atau masuk Kategori I dari Tabel 3,
pusat-pusat kegiatan dalam wilayah
sehingga memiliki angka mobilitas yang
kabupaten/kota diperoleh dari perhitungan
ditentukan adalah 18,50 km/10.000 jiwa.
nilai aksesibilitas dengan membandingkan
Angka mobilitas Kabupaten Kutai Timur pada
antara jumlah kumulatif panjang ruas-ruas
akhir waktu pencapaian adalah
jalan yang menghubungkan setiap PK di
(1.025/262.972) x 10.000 = 38,98/10.000
dalam wilayah kabupaten/ kota pada akhir
jiwa.
tahun pencapaian SPM dengan jumlah
Evaluasi Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Bidang Sarana .......(Arif mudianto) 17
Jadi, prosentase (%) nilai mobilitas jalan di ditentukan dengan waktu pencapaiannya pada
Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2012, akhir tahun 2014.
adalah :
4) Tersedianya Jalan Yang Menjamin
Kendaraan Dapat Berjalan Dengan
Selamat dan Nyaman
Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan
dapat berjalan dengan selamat dan nyaman
diperoleh dari perhitungan nilai kondisi jalan
dengan membandingkan antara jumlah
kumulatif panjang ruas-ruas jalan yang
menghubungkan pusat kegiatan yang telah
Apabila mengacu pada indikator prosentase memenuhi kriteria kondisi jalan dengan
(%) nilai mobilitas jalan yaitu ditargetkan jumlah kumulatif panjang ruas-ruas jalan
sebesar 100% yang harus dicapai sampai pada (untuk semua status jalan) yang
tahun 2014, maka hal ini berarti bahwa menghubungkan seluruh pusat-pusat kegiatan
prosentase (%) nilai mobilitas jalan di wilayah di dalam wilayah kabupaten/kota dikalikan
Kabupaten Kutai Timur telah melebihi target dengan 100%.
nilai SPM yang telah ditentukan dengan
waktu pencapaiannya pada akhir tahun 2014. Jadi, prosentase (%) nilai kondisi jalan di
Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2012,
3) Tersedianya Jalan Yang Menjamin adalah :
Pengguna Jalan Berkendara Dengan
Selamat

Tersedianya jalan yang menjamin pengguna


jalan berkendara dengan selamat diperoleh
dari perhitungan nilai keselamatan dengan
membandingkan antara jumlah kumulatif
panjang ruas-ruas jalan yang menghubungkan
PK yang memenuhi kriteria keselamatan Apabila mengacu pada indikator prosentase
dengan jumlah kumulatif panjang jalan (untuk (%) nilai kondisi jalan yaitu ditargetkan
semua status jalan) yang menghubungkan sebesar 60% yang harus dicapai sampai pada
seluruh pusat-pusat kegiatan di dalam wilayah tahun 2014, maka hal ini berarti bahwa
kabupaten/kota dikalikan dengan 100%. prosentase (%) nilai kondisi jalan di wilayah
Kabupaten Kutai Timur belum memenuhi
Jadi, prosentase (%) nilai keselamatan jalan di target nilai SPM yang telah ditentukan dengan
Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2012, waktu pencapaiannya pada akhir tahun 2014.
adalah :
5) Tersedianya Jalan Yang Menjamin
Perjalanan Dapat Dilakukan Sesuai
Dengan Kecepatan Rencana

Tersedianya jalan yang menjamin perjalanan


dilakukan sesuai dengan kecepatan rencana
diperoleh dari perhitungan nilai kecepatan
jalan dengan membandingkan antara jumlah
kumulatif panjang ruas-ruas jalan yang
menghubungkan pusat kegiatan yang telah
Apabila mengacu pada indikator prosentase memenuhi kriteria kecepatan dengan jumlah
(%) nilai keselamatan jalan yaitu ditargetkan kumulatif panjang ruas-ruas jalan (untuk
sebesar 60% yang harus dicapai sampai pada semua status jalan) yang menghubungkan
tahun 2014, maka hal ini berarti bahwa seluruh pusat-pusat kegiatan di dalam wilayah
prosentase (%) nilai keselamatan jalan di kabupaten/kota dikalikan dengan 100%.
wilayah Kabupaten Kutai Timur belum
memenuhi target nilai SPM yang telah

18 Jurnal Teknologi Volume II, Edisi 26, Periode Januari-Juni 2015 (9-26)
Jadi, prosentase (%) nilai kecepatan jalan di melalui SPAM dengan jaringan perpipaan dan
Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2012, bukan jaringan perpipaan terlindungi di
adalah : wilayah Kabupaten Kutai Timur belum
memenuhi target nilai SPM yang telah
ditentukan dengan waktu pencapaiannya pada
akhir tahun 2014.

D. Bidang Pelayanan Penyehatan


Lingkungan Permukiman (Sanitasi
Lingkungan dan Persampahan)

Indikator evaluasi yang digunakan untuk


Apabila mengacu pada indikator prosentase melakukan evaluasi terhadap bidang
(%) nilai kecepatan jalan yaitu ditargetkan pelayanan Penyehatan Lingkungan
sebesar 60% yang harus dicapai sampai pada Permukiman (Sanitasi Lingkungan dan
tahun 2014, maka hal ini berarti bahwa Persampahan), meliputi :
prosentase (%) nilai kecepatan jalan di
wilayah Kabupaten Kutai Timur belum 1) Tersedianya Sistem Air Limbah
memenuhi target nilai SPM yang telah Setempat Yang Memadai
ditentukan dengan waktu pencapaiannya pada
akhir tahun 2014. Tersedianya sistem air limbah setempat yang
memadai diperoleh dari perhitungan tingkat
C. Bidang Pelayanan Air Minum pelayanan terhadap tangki septik yang
dimiliki oleh masyarakat. Tingkat pelayanan
Indikator evaluasi yang digunakan untuk tangki septik tersebut diperoleh dari
melakukan evaluasi terhadap bidang perbandingan antara jumlah tangki septik
pelayanan air minum, yaitu berupa : yang dilayani dengan total tangki septik
Tersedianya akses air minum yang aman masyarakat dikalikan dengan 100%.
melalui Sistem Penyediaan Air Minum Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan
(SPAM) dengan jaringan perpipaan dan Umum, pada tahun 2012 jumlah tangki septik
bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan masyarakat sebanyak 76.405 unit namun
kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari. jumlah tangki septik yang dilayani belum ada
mengingat Pemerintah Kabupaten Kutai
Jadi, prosentase (%) cakupan akses terhadap Timur baru merencanakan pembangunan fisik
air minum yang aman melalui SPAM dengan sebanyak 2 unit IPLT pada tahun 2014
jaringan perpipaan dan bukan jaringan mendatang. Oleh karena itu, maka prosentase
perpipaan terlindungi di Kabupaten Kutai (%) terhadap tingkat pelayanan tangki septik
Timur pada tahun 2012, adalah : masyarakat tidak dapat dilakukan
perhitungannya.

2) Tersedianya Sistem Air Limbah Skala


Komunitas/Kawasan/Kota

Tersedianya sistem air limbah skala


komunitas/kawasan/kota diperoleh dari
perhitungan tingkat ketersediaan sistem
jaringan dan pengolahan air limbah. Tingkat
ketersediaan sistem jaringan dan pengolahan
air limbah tersebut diperoleh dari
Apabila mengacu pada indikator prosentase perbandingan antara jumlah penduduk
(%) cakupan akses terhadap air minum yang terlayani dengan total jumlah penduduk
aman melalui SPAM dengan jaringan kabupaten/kota dikalikan dengan 100%.
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan
terlindungi yaitu ditargetkan sebesar 100% Umum, pada tahun 2012 belum ada pelayanan
yang harus dicapai sampai pada tahun 2014, air limbah skala komunitas/kawasan/
maka hal ini berarti bahwa prosentase (%) kota.Pihak Pemerintah Kabupaten Kutai
cakupan akses terhadap air minum yang aman Timur baru merencanakan pembangunan fisik
Evaluasi Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Bidang Sarana .......(Arif mudianto) 19
sebanyak 2 unit IPLT pada tahun 2014
mendatang.Oleh karena itu, maka prosentase
(%) terhadap tingkat ketersediaan sistem
jaringan dan pengolahan air limbah tidak
dapat dilakukan perhitungannya.

3) Tersedianya Fasilitas Pengurangan


Sampah di Perkotaan Apabila mengacu pada indikator prosentase
(%) tingkat pengurangan sampah yaitu
Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di ditargetkan sebesar 70% yang harus dicapai
perkotaan diperoleh dari perhitungan tingkat sampai pada tahun 2014, maka hal ini berarti
pengurangan sampah pada fasilitas bahwa prosentase (%) tingkat pengurangan
pengolahan sampah yang ada di perkotaan. sampah di wilayah Kabupaten Kutai Timur
Tingkat pengurangan sampah diperoleh dari telah melebihi target nilai SPM yang telah
perbandingan antara volume sampah yang ditentukan dengan waktu pencapaiannya pada
dapat diolah fasilitas pengolahan sampah akhir tahun 2014.
(TPST) dengan total volume sampah
seharusnya dapat diolah fasilitas pengolahan 5) Tersedianya Sistem Jaringan Drainase
sampah (TPST) dikalikan dengan 100%. Skala Kawasan dan Skala Kota
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan
Umum, pada tahun 2012 kawasan perkotaan Tersedianya sistem jaringan drainase skala
Sangatta belum memiliki TPST sehingga kawasan dan skala kota diperoleh dari
untuk mengurangi timbulan sampah sampai perhitungan tingkat pelayanan sistem jaringan
ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) belum drainase skala kawasan dan skala kota yang
dapat dilaksanakan di wilayah perkotaan diperoleh dari perbandingan antara jumlah
Sanggatta tersebut. infrastruktur drainase yang dikelola dengan
jumlah infrastruktur drainase yang harus
4) Tersedianya Sistem Penanganan dibangun dikalikan dengan 100%.
Sampah di Perkotaan
Jadi, prosentase (%) tingkat pelayanan sistem
Tersedianya sistem penanganan sampah di jaringan drainase skala kawasan dan skala
perkotaan diperoleh dari perhitungan tingkat kota (kawasan perkotaan Sangatta) di
pelayanan sampah yaitu dihitung berdasarkan Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2012,
perbandingan antara volume sampah yang adalah :
diangkut dengan volume sampah di seluruh
kawasan perkotaan dikalikan dengan 100%.
Dalam SPM ini sistem penanganan sampah di
prioritaskan untuk wilayah perkotaan
sehingga sistem penanganan sampah di
Kabupaten Kutai Timur ini masih terbatas
pada wilayah kawasan perkotaan Sangatta
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan
Umum, pada tahun 2012 pelayanan Apabila mengacu pada indikator prosentase
penanganan sampah di Kabupaten Kutai (%) tingkat pelayanan sistem jaringan
Timur masih terbatas dalam kawasan drainase skala kawasan dan skala kota
perkotaan Sangatta sehingga penanganan (kawasan perkotaan Sangatta) yaitu
sampah pada kota-kota kecamatan lainnya ditargetkan sebesar 50% yang harus dicapai
masih menggunakan sistem tradisional. sampai pada tahun 2014, maka hal ini berarti
Volume sampah di kawasan perkotaan bahwa prosentase (%) tingkat pelayanan
Sangatta yang diangkut sebanyak 70 m3 dan sistem jaringan drainase skala kawasan dan
volume sampah diseluruh kawasan perkotaan skala kota (kawasan perkotaan Sangatta) di
Sangatta sebanyak 73 m3. wilayah Kabupaten Kutai Timur belum
memenuhi target nilai SPM yang telah
Jadi, prosentase (%) tingkat pelayanan ditentukan dengan waktu pencapaiannya pada
sampah pada kawasan perkotaan Sangatta di akhir tahun 2014.
Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2012,
adalah :
20 Jurnal Teknologi Volume II, Edisi 26, Periode Januari-Juni 2015 (9-26)
6) Tidak Terjadinya Genangan > 2 Kali/
Tahun

Genangan adalah terendamnya suatu kawasan


permukiman lebih dari 30 cm selama lebih
dari 2 jam.Terjadinya genangan ini tidak
boleh lebih dari 2 kali per tahun.Tidak
Terjadinya Genangan > 2 Kali/Tahun tersebut
diperoleh dari perbandingan antara luasan Apabila mengacu pada indikator prosentase
daerah bebas genangan dengan luas daerah (%) tingkat penangangan terhadap
rawan genangan dikalikan dengan 100%. permukiman kumuh perkotaan yaitu
ditargetkan sebesar 10% yang harus dicapai
Jadi, prosentase (%) tingkat terjadinya sampai pada tahun 2014, maka hal ini berarti
genangan di Kabupaten Kutai Timur pada bahwa prosentase (%) tingkat penangangan
tahun 2012, adalah : terhadap permukiman kumuh perkotaan di
wilayah Kabupaten Kutai Timur telah
melebihi target nilai SPM yang telah
ditentukan dengan waktu pencapaiannya pada
akhir tahun 2014.

F. Bidang Pelayanan Penataan


Bangunan dan Lingkungan
Apabila mengacu pada indikator prosentase
(%) tingkat terjadinya genangan yaitu Indikator evaluasi yang digunakan untuk
ditargetkan sebesar 50% yang harus dicapai melakukan evaluasi terhadap bidang
sampai pada tahun 2014, maka hal ini berarti pelayanan penataan bangunan dan
bahwa prosentase (%) tingkat terjadinya lingkungan, yaitu meliputi : terlayaninya
genangan di wilayah Kabupaten Kutai Timur masyarakat dalam pengurusan IMB di
belum memenuhi target nilai SPM yang telah Kabupaten/Kota dan tersedianya pedoman
ditentukan dengan waktu pencapaiannya pada Harga Satuan Bangunan Gedung Negara
akhir tahun 2014. (HSBGN) di Kabupaten/ Kota.

E. Bidang Pelayanan Penanganan 1) Terlayaninya Masyarakat dalam


Permukiman Kumuh Perkotaan Pengurusan IMB di Kabupaten/Kota

Indikator evaluasi yang digunakan untuk Pelaksanaan Izin Mendirikan Bangunan


melakukan evaluasi terhadap bidang Gedung (IMB) di kabupaten/kota di daerah
pelayanan penanganan permukiman kumuh diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah
perkotaan, yaitu berupa berkurangnya luasan tentang Bangunan Gedung yang substansinya
permukiman kumuh di kawasan perkotaan. mengikuti Undang-Undang Nomor 28 Tahun
Berkurangnya luasan permukiman kumuh di 2002 tentang Bangunan Gedung (UUBG) dan
kawasan perkotaan tersebut yaitu diperoleh Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005
dari perhitungan tingkat penangangan tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
terhadap permukiman kumuh perkotaan Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
dengan membandingkan antara jumlah Bangunan Gedung (PPBG). Rencana capaian
permukiman kumuh yang tertangani di jumlah bangunan gedung yang memiliki IMB
kawasan perkotaan tertentu dengan total mengikuti rencana capaian Perda Bangunan
jumlah permukiman yang telah ditetapkan di Gedung tahun 2010 hingga 2014 yaitu 289
Kabupaten/Kota dikalikan dengan 100%. kabupaten/kota yang telah memperoleh
bantuan penyusunan Perda Bangunan
Jadi, prosentase (%) tingkat penangangan Gedung.
terhadap permukiman kumuh perkotaan di
Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2012, Demikian sehingga rencana capaian jumlah
adalah : bangunan yang terlayani kepada masyarakat
dalam memohon IMB adalah tidak ada yang
tidak terlayani (pencapaian penerbitan IMB di

Evaluasi Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Bidang Sarana .......(Arif mudianto) 21
kabupaten/kota adalah 100% di 289 2) Tersedianya Sistem Informasi Jasa
kabupaten/kota hingga tahun 2014). Konstruksi
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Kutai Timur, pada tahun 2012 Tersedianya Sistem Informasi Jasa
progres tentang rencana capaian Peraturan Konstruksi diperoleh dari perhitungan tingkat
Daerah (Perda) Kabupaten Kutai Timur pelayanan sistem informasi jasa konstruksi di
tentang Bangunan Gedung tersebut masih kabupaten/kota dengan membandingkan
dalam proses 75%. antara jumlah layanan minimal ter-update
dengan jumlah jenis layanan minimal
2) Tersedianya Pedoman Harga Satuan dikalikan dengan 100%.
Bangunan Gedung Negara (HSBGN)
di Kabupaten/Kota Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Kutai Timur, pada tahun 2012
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum sampai sekarang penyediaan Sistem
Kabupaten Kutai Timur, pada tahun 2012 Informasi Jasa Konstruksi tersebut belum
Kabupaten Kutai Timur telah memiliki masuk dalam Tugas Pokok dan Fungsi
Pedoman Harga Satuan Bangunan Gedung (Tupoksi) dari Dinas Pekerjaan Umum
Negara (HSBGN). Demikian sehingga target Kabupaten Kutai Timur. Oleh karena itu,
ketersediaan Pedoman Harga Satuan maka evaluasi terhadap prosentase (%)
Bangunan Gedung Negara (HSBGN) di tingkat pelayanan sistem informasi jasa
Kabupaten Kutai Timur adalah sebesar 100%. konstruksi di kabupaten/kota di Kabupaten
Kutai Timur belum dapat dilaksanakan sesuai
G. Bidang Pelayanan Jasa Konstruksi amanat dari SPM ini.

Indikator evaluasi yang digunakan untuk H. Bidang Pelayanan Penataan Ruang


melakukan evaluasi terhadap bidang
pelayanan jasa konstruksi, yaitu meliputi : Indikator evaluasi yang digunakan untuk
penerbitan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) melakukan evaluasi terhadap bidang
dan tersedianya Sistem Informasi Jasa pelayanan penataan ruang, yaitu meliputi :
Konstruksi setiap tahun.
1) Tersedianya Informasi Mengenai
1) Penerbitan Izin Usaha Jasa Rencana Tata Ruang (RTR) Wilayah
Konstruksi Kabupaten/Kota Beserta Rencana
Rincinya Melalui Peta Analog dan
Penerbitan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Peta Digital
dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah
persyaratan lengkap diperoleh dari Indikator ini meliputi tingkat ketersediaan
perhitungan tingkat pelayanan penerbitan Peta Analog dan tingkat ketersediaan Peta
IUJK dengan membandingkan antara jumlah Digital.
pemohon IUJK yang terlayani (diterbitkan
IUJK-nya) paling lama 10 hari kerja dengan a) Tingkat Ketersediaan Peta Analog
jumlah seluruh pemohon IUJK yang Tingkat ketersediaan Peta Analog
persyaratannya dinyatakan lengkap dikalikan diperoleh dari perbandingan antara
dengan 100%. jumlah peta analog yang tersedia di
Kabupaten/Kota/Kecamatan/ Kelurahan
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum pada akhir tahun pencapaian SPM
Kabupaten Kutai Timur, pada tahun 2012 dengan jumlah peta analog yang
sampai sekarang penerbitan IUJK tersebut seharusnya tersedia di
belum masuk dalam Tugas Pokok dan Fungsi Kabupaten/Kecamatan/Kelurahan.
(Tupoksi) dari Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Kutai Timur. Jadi, prosentase (%) tingkat ketersediaan
Oleh karena itu, maka evaluasi terhadap Peta Analog di Kabupaten Kutai Timur
prosentase (%) tingkat pelayanan penerbitan pada tahun 2012, adalah :
IUJK di Kabupaten Kutai Timur belum dapat
dilaksanakan sesuai amanat dari SPM ini.

22 Jurnal Teknologi Volume II, Edisi 26, Periode Januari-Juni 2015 (9-26)
Indikator ini meliputi tingkat pelaksanaan
konsultasi publik Penyusunan Rencana Tata
Ruang (RTR) dan tingkat pelaksanaan
konsultasi publik Penyusunan Program
Pemanfaatan Ruang.

Apabila mengacu pada indikator a) Tingkat Pelaksanaan Konsultasi


prosentase (%) tingkat ketersediaan peta Publik Penyusunan RTR
analog yaitu ditargetkan sebesar 100% Tingkat pelaksanaan konsultasi publik
yang harus dicapai sampai pada tahun penyusunan RTR diperoleh dari
2014, maka hal ini berarti bahwa perbandingan antara jumlah pelaksanaan
prosentase (%) tingkat ketersediaan peta konsultasi publik penyusunan RTR pada
analog di wilayah Kabupaten Kutai akhir pencapaian SPM dengan jumlah
Timur belum memenuhi target nilai SPM pelaksanaan konsultasi publik
yang telah ditentukan dengan waktu penyusunan RTR yang seharusnya
pencapaiannya pada akhir tahun 2014. dilaksanakan di Kabupaten/Kota
dikalikan dengan 100%.
b) Tingkat Ketersediaan Peta Digital
Tingkat ketersediaan Peta Digital Jadi, prosentase (%) tingkat pelaksanaan
diperoleh dari perbandingan antara konsultasi publik penyusunan RTR di
jumlah peta digital yang tersedia di Kabupaten Kutai Timur pada tahun
Kabupaten/Kota/Kecamatan/Kelurahan 2012, adalah :
pada akhir tahun pencapaian SPM
dengan jumlah peta digital yang
seharusnya tersedia di
Kabupaten/Kota/Kecamatan/Kelurahan.
Jadi, prosentase (%) tingkat ketersediaan
Peta Digital di Kabupaten Kutai Timur
pada tahun 2012, adalah :

Apabila mengacu pada indikator


prosentase (%) tingkat pelaksanaan
konsultasi publik penyusunan RTR yaitu
ditargetkan sebesar 100% yang harus
dicapai sampai pada tahun 2014, maka
Apabila mengacu pada indikator hal ini berarti bahwa prosentase (%)
prosentase (%) tingkat ketersediaan peta tingkat pelaksanaan konsultasi publik
digital yaitu ditargetkan sebesar 100% penyusunan RTR di wilayah Kabupaten
yang harus dicapai sampai pada tahun Kutai Timur belum memenuhi target
2014, maka hal ini berarti bahwa nilai SPM yang telah ditentukan dengan
prosentase (%) tingkat ketersediaan peta waktu pencapaiannya pada akhir tahun
digital di wilayah Kabupaten Kutai 2014.
Timur belum memenuhi target nilai SPM
yang telah ditentukan dengan waktu b) Tingkat Pelaksanaan Konsultasi
pencapaiannya pada akhir tahun 2014. Publik Penyusunan Program
Pemanfaatan Ruang
2) Terlaksananya Penjaringan Aspirasi
Masyarakat Melalui Forum Tingkat pelaksanaan konsultasi publik
Konsultasi Publik Yang Memenuhi penyusunan program pemanfaatan ruang
Syarat Inklusif Dalam Proses diperoleh dari perbandingan antara
Penyusunan RTR dan Program jumlah pelaksanaan konsultasi publik
Pemanfaatan Ruang, Yang Dilakukan penyusunan program pemanfaatan ruang
Minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya pada akhir pencapaian SPM dengan
RTR dan Program Pemanfaatan jumlah pelaksanaan konsultasi publik
Ruang penyusunan program pemanfaatan ruang

Evaluasi Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Bidang Sarana .......(Arif mudianto) 23
yang seharusnya dilaksanakan di Jadi, prosentase (%) tingkat pelaksanaan Perda
Kabupaten/Kota dikalikan dengan 100%. tentang RTRW di Kabupaten Kutai Timur pada
tahun 2012, adalah :
Jadi, prosentase (%) tingkat pelaksanaan
konsultasi publik penyusunan program
pemanfaatan ruang di Kabupaten Kutai
Timur pada tahun 2012, adalah :

Apabila mengacu pada indikator prosentase


(%) tingkat pelaksanaan Perda tentang RTRW
di Kabupaten Kutai Timur yaitu ditargetkan
sebesar 100% yang harus dicapai sampai pada
Apabila mengacu pada indikator tahun 2014, maka hal ini berarti bahwa
prosentase (%) tingkat pelaksanaan prosentase (%) tingkat pelaksanaan Perda
konsultasi publik penyusunan program tentang RTRW di wilayah Kabupaten Kutai
pemanfaatan ruang yaitu ditargetkan Timur belum memenuhi target nilai SPM
sebesar 100% yang harus dicapai sampai yang telah ditentukan dengan waktu
pada tahun 2014, maka hal ini berarti pencapaiannya pada akhir tahun 2014.
bahwa prosentase (%) tingkat pelaksanaan
konsultasi publik penyusunan program 4) Tindakan Awal Terhadap Pengaduan
pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Masyarakat Tentang Pelanggaran di
Kutai Timur belum memenuhi target nilai Bidang Penataan Ruang
SPM yang telah ditentukan dengan waktu
pencapaiannya pada akhir tahun 2014. Indikator terlaksananya tindakan awal
terhadap pengaduan masyarakat terkait
3) Terlayaninya Masyarakat dalam dengan pelanggaran di bidang penataan ruang
pengurusan Izin Pemanfaatan Ruang yaitu berupa Prosentase (%) Tindakan Awal
sesuai Peraturan Daerah tentang RTR Terhadap Pengaduan Pelanggaran di Bidang
Wilayah Kabupaten/Kota Beserta Penataan Ruang yang diperoleh dari
Rencana Rincinya perbandingan antara jumlah kasus yang
tertangani pada akhir tahun pencapaian SPM
Indikator penilaian terhadap terlayaninya dengan jumlah kasus yang seharusnya
masyarakat dalam pengurusan izin ditangani dikalikan dengan 100%.
pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan
Daerah (Perda) tentang RTR wilayah Prosentase (%)Tindakan Awal Terhadap
Kabupaten/Kota beserta Rencana Rincinya Pengaduan Pelanggaran di Bidang Penataan
yaitu dinilai berdasarkan tingkat pelaksanaan Ruang di Kabupaten Kutai Timur pada tahun
Perda tentang RTRW Kabupaten/Kota 2012, adalah :
sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan
ruang di tingkat Kabupaten/Kota.

Tingkat pelaksanaan Perda tentang RTRW


Kabupaten/Kota diperoleh dari perbandingan
antara jumlah Perda yang diterbitkan sebagai
dasar pemberian izin pemanfaatan ruang di
tingkat Kabupaten/Kota sampai akhir tahun
pencapaian SPM dengan jumlah Perda yang
diterbitkan sebagai dasar pemberian izin Apabila mengacu pada indikator prosentase
pemanfaatan ruang di tingkat Kabupaten/Kota (%) Tindakan Awal Terhadap Pengaduan
yang seharusnya ada sampai akhir tahun Pelanggaran di Bidang Penataan Ruang di
pencapaian SPM dikalikan dengan 100%. Kabupaten Kutai Timur yaitu ditargetkan
sebesar 100% yang harus dicapai sampai pada
24 Jurnal Teknologi Volume II, Edisi 26, Periode Januari-Juni 2015 (9-26)
tahun 2014, maka hal ini berarti bahwa a. █ (warna hijau tua) yang berarti
prosentase (%) Tindakan Awal Terhadap Melebihi Target.
Pengaduan Pelanggaran di Bidang Penataan b. █ (warna hijau muda) yang berarti
Ruang di wilayah Kabupaten Kutai Timur Memenuhi Target.
telah memenuhi target nilai SPM yang telah c. █ (warna kuning) yang berarti Belum
ditentukan dengan waktu pencapaiannya pada Memenuhi Target.
akhir tahun 2014. d. █ (warna merah) yang berarti Tidak
Dapat Dilakukan Evaluasi.
5) Tersedianya Luasan Ruang Terbuka 2. Teridentifikasinya faktor-faktor yang
Hijau (RTH) Publik mempengaruhi tingkat capaian SPM dalam
pelayanan bidang sarana dan prasarana
Indikator tersedianya luasan Ruang Terbuka dasar Kabupaten Kutai Timur pada tahun
Hijau (RTH) Publik yaitu berupa prosentasi 2012, antara lain :
(%) penyediaan RTH Publik pada wilayah a. Data-data yang dibutuhkan dalam
kawasan perkotaan yang diperoleh dari penyusunan pencapaian SPM dalam
perbandingan antara luasan RTH Publik saat pelayanan bidang sarana dan prasarana
ini dengan luasan RTH Publik yang dasar merupakan lintas Satuan Kerja
seharusnya disediakan per 5 tahun dikalikan Perangkat Daerah (SKPD), sehingga
dengan 100%. Luasan lahan Ruang Terbuka SKPD yang bertanggung jawab
Hijau (RTH) Publik yang dianjurkan sesuai terhadap pemenuhan data SPM dalam
dengan amanat SPM Bidang Pekerjaan pelayanan bidang sarana dan prasarana
Umum dan Penataan Ruang ini adalah sebesar dasarini masih tumpang tindih.
20% dari luas wilayah kota/kawasan b. Data jumlah penduduk yang sampai
perkotaan. saat ini belum disepakati, sehingga pada
SPM Bidang Perumahan Rakyat serta
Mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah SPM Bidang Pekerjaan Umum dan
(RTRW) Kabupaten Kutai Timur, Penataan Ruang maupun SPM bidang
menunjukkan bahwa kawasan perkotaan lainnya yang menggunakan data jumlah
Sangatta mencakup seluruh wilayah penduduk tidak dapat dilakukan
Kecamatan Sangatta Utara dan sebagian evaluasi.
wilayah Kecamatan Sangatta Selatan. c. Tingkat Sumber Daya Manusia (SDM)
Berdasarkan data dari Bagian Penataan Ruang aparat SKPD Kabupaten Kutai Timur
SKPD Bappeda Kabupaten Kutai Timur belum sepenuhnya memahami SPM
belum diketahui luasan kawasan perkotaan dalam pelayanan bidang sarana dan
Sangatta dan luasan kawasan RTH Publik prasarana dasarini.
yang ada saat ini maupun yang akan d. Terkendala oleh adanya anggaran untuk
direncanakan ke depan. Dengan demikian memenuhi data-data pencapaian SPM
sehingga tidak dapat dilakukan evaluasi dalam pelayanan bidang sarana dan
terhadap indikator ini. prasarana tersebut.
e. Indikator pencapaian SPM dalam
4. KESIMPULAN DAN SARAN pelayanan bidang sarana dan
prasaranadasar berdasarkan pedoman
4.1. Kesimpulan SPM masih terlalu jauh untuk
diterapkan pada suatu daerah karena
Berdasarkan hasil kegiatan evaluasi kondisi daerah yang berbeda-beda.
pencapaian SPM dalam pelayanan bidang
sarana dan prasarana dasar di Kabupaten 4.2. Saran
Kutai Timur pada tahun 2012, menunjukkan
bahwa : 1. Perlu ditetapkan salah satu SKPD yang
1. Realisasi capaian terhadap target yang akan bertanggung jawab penuh terhadap
diterapkan. Dari hasil kegiatan evaluasi pencapaian suatu SPM, terlebih jika
tersebut, terdapat 4 (empat) kategori hasil dalam satu SPM terdapat 2 atau lebih
evaluasi pencapaian SPM dalam pelayanan SKPD yang harus memenuhi data
bidang sarana dan prasarana pencapaian SPM.
dasarKabupaten Kutai Timur pada tahun 2. Mengingat pentingnya data jumlah
2012, yaitu : penduduk dalam penyusunan pencaiapan
SPM, maka pada setiap akhir tahunnya
Evaluasi Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Bidang Sarana .......(Arif mudianto) 25
SKPD Dinas Kependudukan dan Catatan 2) Peraturan Pemerintah Republik
Sipil harus berkoordinasi dengan SKPD Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Badan Perencanaan Pembangunan Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Daerah (Bappeda) Kabupaten Kutai Standar Pelayanan Minimal, Jakarta,
Timur. 2005.
3. Perlu dilakukan pelatihan terhadap SDM 3) Peraturan Menteri Perumahan Rakyat
khususnya aparat SKPD berkaitan Nomor 22/Permen/M/2008 tentang
dengan SPM dalam pelayanan bidang Standar Pelayanan Minimal Bidang
sarana dan prasarana dasar. Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan
4. Pengalokasian anggaran yang memadai Daerah Kabupaten/Kota, Jakarta, 2008.
untuk kegiatan pencapaian SPM serta 4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
SKPD dalam pelayanan bidang sarana Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar
dan prasarana dasar. Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan
5. Perlu melaksanakan program dan Umum dan Penataan Ruang, Jakarta,
kegiatan dalam rangka pencapaian SPM 2010.
dalam pelayanan bidang sarana dan
prasarana dasar Kabupaten Kutai Timur RIWAYAT PENULIS
pada tahun berikutnya dan evaluasi
secara berkala. Ir. Arif Mudianto, MT. Staf Pengajar
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
PUSTAKA Teknik – Universitas Pakuan.

1) Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, Jakarta, 2004.

26 Jurnal Teknologi Volume II, Edisi 26, Periode Januari-Juni 2015 (9-26)

Anda mungkin juga menyukai