Anda di halaman 1dari 18

5.1.

LANSEKAP KAWASAN

Landform : Perencanaan koridor angin dengan membuat jaringan angin dari bagian

timur dan barat menuju ketengah. Perencanaan ke depan sebaiknya bentuk tanah di

lembah dioptimalkan dengan membentuk hambatan untuk memperlambat aliran air

hujan dan meresapkanya.

Vegetation : memilih 'closed system landscape' pada sebagian besar ruang terbuka

terutama pada bagian tepi luar dari bangunan ataupun cluster. Open system diterapkan

didalam ruang terbuka bangunan

Pada prinsipnya penataan elemen hijau/lansekap di lingkungan kawasan

diarahkan pada upaya untuk mengatasi masalah-masalah yang mengganggu

kegiatan kantor melalui rekayasa ekologi.

Konsep tata hijau adalah Green Way yang meliputi dua macam sistem, yaitu

Closed System dan Open System.

Closed system (CS) ditujukan sebagai daerah resapan air dan penyejukan udara

dan dalam jangka panjang seharusnya dapat menggantikan fungsi air

conditioner di ruang-ruang tertentu ataupun tempat tempat pertemuan dengan

bentuk hutan liar, dan jenis tanaman beragam.

Open system (OS) ditujukan sebagai tempat parkir atau tempat kegiatan lain

yang dinaungi oleh pohon-pohon tinggi, besar dan beragam. Pemilihan jenis

tanaman disesuaikan dengan karakter iklim mikronya.

OS terdapat di sepanjang jalan besar, batas-batas klaster, dan lembah kawasan

Tata hijau di sepanjang boulevard bersifat formal dengan pohon tinggi ditepi dan

semak berbunga di tengah.


Antar bangunan dalam satu klaster dihubungkan oleh pergola dengan tanaman

berbunga sebagai jalur kolektor bagi pejalan kaki. Diharapkan dengan rencana

tersebut suasana tenang di lingkungan perkantoran dapat terjaga dengan baik,

serta komunikasi antar SKPD lebih erat sehingga pembentukan pola bangunan

telah dapat tercipta sejak dini.

Di dalam klaster diupayakan untuk menanam tanaman yang sesuai (secara

fungsional atau secara simbolis) dengan bidang.

Kalau dimungkinkan secara teknis maka cluster pepohonan selalu disesuaikan

dengan asal tanaman dengan lokasi di kawasan yang merupakan simbol negara

kesatuan Indonesia dengan berbagai jenis dominasi tanamannya.

Tanaman perindang dengan menekankan fungsi penyejukan/perindang di

samping keindahan disepanjang jalan dalam kampus maupun di jalan.

Ruang terbuka dipertahankan, penambahan bangunan diupayakan bersifat

vertikal.

Kontur tanah yang ada dipertahankan

Building /Structure : Perlambatan air hujan baik mulai dari atap ataupun setelah jatuh

ditanah dengan membikin sistem peresapan dalam tanah ataupun permukaan.

Landmark : landmark sebagai follies yang funsional sebagai pengikat dan identitas

kampus . Fungsi Landmark sebagai tempat informasi, petunjuk,penanda ruang setiap

kluster . Selain itu landmark yang berfungsi sebagai control erosi, udara/angin, suara,

temperatur, radiasi , curah hujan sekaligus menambah keindahan.


Agricultural land : Open system landscape bisa diterapkan konsep agricultural land

yang productive / building farming yang lintas SKPD.

Water area : diperbanyak lokasinya bisa menyatu dengan closed sistem landscape dan

juga open system dan berfungsi juga sebagai peresapan air permukaaan, sekaligus

rekreasi per SKPD.

Square /plaza: minimal pada setiap klusterperlu diadakan, selain fungsional

kegiatannya juga perlu ditingkatkan menjadi ekoteknik, dan juga ekospiritualnya.

Recreational park : Plaza, water area, agricultural land, landmark, vegetation, landform,

river, channel, walkway bisa difungsikan pula sebagai tempat rekreasi.

River dan Channel : perlu dibuat river/channel yang lebih banyak melintas didalam

kawasan sebagai sistem ekoteknik, ekomental dan ekospritual. Jadi bukan river/channel

yang tertutup dan hanya untuk saluran. Tetapi river/channel yang mampu sebagai 'place'

baik untuk air dan kehidupan lainnya.

Streetway : sebaiknya setiap jalan, terutama jalan arteri dan kolektor kawasan

dibungkus dengan Closed System Landscape.


Walkway : perlu segera dikembangkan sistem pesdetrian terutama didalam kluster dan

teratapi. Baik oleh vegetasi ataupun atap buatan.

Jenis-jenis Vegetasi yang diterapkan pada kawasan sebagai berikut

1. Pohon Angsana (Pterocarpus indicus Willd)

Sering berteduh di bawah pohon yang ada di pinggiran jalan? Pohon tersebut tinggi

dengan ranting dan cabang yang juga menjulang tinggi disertai daun hijau yang tampak

segar. Jika sering, maka bisa jadi pohon tersebut adalah pohon angsana. Pterocarpus

indicus Willd atau biasa kita sebut Angsana merupakan tanaman yang berasal dari

Malaysia namun sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Tanaman ini banyak

ditanaman di pinggiran jalan sebagai tanaman peneduh.


Pohon angsana ini tersebar alami di Asia Tenggara sampai Kepulauan Pasifik. Dapat

tumbuh dengan baik di daerah tropis sehingga banyak dibudidayakan oleh negara-

negara seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Birma, dll. Angsana merupakan jenis pionir

yang tumbuh baik di daerah terbuka dan dapat tumbuh diberbagai tipe tanah, dari yang

subur sampai yang berbatu. Pada ketinggian 600-1300 m dpl sering ditemukan jenis

tanaman ini. Namun karena eksploitasi yang berlebihan, di Indonesia tanaman jenis ini

digolongkan pada tanaman yang terancam punah, bahkan di Vietnam, populasinya

sudah punah sejak 300 tahun yang lalu.

Pemanfaatan tanaman ini kebanyakan adalah pada kayunya. Kayunya bernilai tinggi

karena lumayan keras, dan biasanya digunakan sebagai bahan baku mebel halus,

lemari, lantai, dan alat musik. Daun-daunnya juga mengikat nitrogen sehingga

dierkomendasikan sebagai tanaman untuk sistem agroforestri.

Pohon meranggas ini dapat mencapai tinggi sepuluh sampai empat puluh meter dengan

diameter batangnya sebesar dua meter. Kayunya mengeluarkan eksudat merah gelap

yang disebut 'kino' atau darah naga. Bentuk daunnya bulat telur memanjang, ujungnya

meruncing, tumpul dan mengkilat. Bunganya muncul dari ujung ranting, berbunga

lumayan banyak serta buahnya berbentuk polong.

Kelebihan lain yang dimiliki oleh tanaman ini adalah mampu menyerap polusi udara lebih

besar dibandingkan dengan pohon-pohon peneduh lainnya. Selain manfaat ekologisnya,

kulit batang, daun, dan getahnya dapat digunakan sebagai obat herbal. Kulit kayunya

dapat menyembuhkan batu ginjal dan sariawan mulut. Daun dan getahnya dapat

digunakan sebagai obat kencing manis, bisul, dan luka luar.

Manfaatnya yang banyak itulah yang menjadikan pohon Angsana sempat dinyatakan

tanaman yang terancam punah. Namun kini banyak orang yang mulai

membudidayakannya karena selain banyak manfaatnya, harga jual dipasaran juga


tergolong tinggi. Tidak hanya kayunya saja yang dapat dipanen, getah, daun, dan kulit

kayunya juga dapat kita panen dan dijadikan produk herbal. Maka dari itu, angsana

mempunyai potensi yang tidak kalah besar dibanding tanaman-tanaman kayu yang lain.

2. Trembesi atau bernama latin Albizia saman (Jacq.) Merr, Samanea saman

(Jacq.) Merr.

Namanya berasal dari air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya

menyerap air tanah yang kuat. Trembesi juga dikenal dengan sebutan “ki hujan”

(Sunda), “pohon hujan”, “saman”, “monkey pod”, “kayu ambon” (Melayu), “trembesi”,

“munggur”, “punggur”, “meh” (Jawa). Dalam bahasa Inggris pohon ini diberi nama “east

indian walnut”, “rain tree”, “saman tree”, “acacia preta” dan “false powder puff”. Di

beberapa negara trembesi juga punya sebutan antara lain “pukul lima” (Malaysia),
“jamjuree” (Thailand), “cay mura” (Vietnam), “vilaiti siris” (India), “bhagaya mara”

(Kanada), “algarrobo” (Kuba), “”campano” (Kolombia), “regenbaum” (Jerman), “chorona”

(Portugis).

Pohon ini mempunyai batang besar, tinggi dengan tajuk yang sangat melebar. Trembesi

populer sebagai tumbuhan peneduh. Akarnya tumbuh meluas membuatnya kurang

populer karena dapat merusak jalan dan bangunan di sekitarnya bisa ditanam sebagai

peneduh di pinggir jalan dan juga pertumbuhan akarnya yang menyebar ini akan

menghambat pertumbuhan dari pohon-pohon lain disekitarnya.

Ciri-ciri umum dari trembesi yaitu punya ketinggan rata-rata 30-40 meter. Lingkar

pohonnya sekitar 4,5 meter dan mahkota pohon mencapai 40-60 meter. Bentuk

batangnya tidak beraturan kadang bengkok, menggelembung besar. Untuk daunnya

majemuk mempunyai panjang tangkai sekitar 7-15 centimeter. Sedangkan pada pohon

yang sudah tua akan berwarna kecoklatan dan permukaan kulit sangat kasar dan

terkelupas.

Ciri-ciri khusus dari daunnya. Daunnya melipat pada cuaca hujan dan di malam hari.

Lebar daunnya sekitar 4-5 centimeter berwarna hijau tua, pada permukaan daun bagian

bawah memiliki beludru, kalau dipegang terasa lembut.

Ciri-ciri lainnya, bunga. Pohon hujan ini berbunga pada bulan Mei dan Juni. Bunga

bewarna putih dan bercak merah pada bagian bulu atasnya. Panjang bunga mencapai

10 centimeter dari pangkal bunga hingga ujung bulu bunga. Tabung mahkotanya

berukuran 3,7 centimeter dan memiliki kurang lebih 20-30 benang sari yang panjangnya

sekitar 3-5 centimeter. Bunganya menghasilkan nektar untuk menarik serangga guna

berlangsungnya penyerbukan.

Buah, trembesi juga mempunyai buah. Buah pohon hujan bentuknya panjang lurus agak

melengkung, mempunyai panjang sekitar 10-20 centimeter, mempunyai 1,5-2


centimeter dan tebal sekitar 0,6 centimeter. Buahnya bewarna coklat kehitam-hitaman

ketika buah tersebut masak. Bijinya tertanam dalam daging buang bewarna coklat

kemerahan sangat lengket dan manis, berisi sekitar 5-25 biji dengan panjang 1,3

centimeter.

Tak hanya sebagai pohon peneduh, ternyata trembesi ini punya banyak peran dalam

rangka mengurangi polusi udara. Sehingga sangat cocok sekali bila pohon ini di tanam

di taman kota, sebagai penyerap polusi serta penghasil udara segar. Kemampuan

trembesi dalam menyerap CO2 sangat baik. Namun bila ingin menanam trembesi di sisi

jalan perlu perencanaan matang, karena seperti yang sudah dijelaskan di atas, akar dari

trembesi ini bersifat meluas, sehingga akan ada kemungkinan merusak badan jalan. Bila

ditanam dengan baik, kemungkinan merusak badan jalan bisa diminimalisir, sehingga

manfaat dari trembesi bisa dirasakan. Pohon macam trembesi sangat diperlukan saat

ini untuk memerangi pemanasan global serta usaha penyelamatan bumi.

Ada pro dan kontra tentang trembesi. Ada hal lain yang menyebabkan trembesi menjadi

tidak populer selain pertumbuhan akarnya yang meluas. Menurut sumber yang dikutip

dari Kompas.com, trembesi ini termasuk jenis pohon dengan evaporasi atau penguapan

tinggi sehingga berpotensi mengeringkan sumber air. Hal ini diungkapkan oleh Dekan

Fakultas Kehutanan UGM, Mochammad Na'im. Namun pendapat berbeda datang dari

Dosen Fakultas Kehutanan IPB, Endes N. Dahlan. Menurutnya trembesi pada mulanya

diketahui tumbuh di savana Peru, Brazil dan Meksiko, yang minim air. Hal ini

menunjukkan pohon ini tidak memiliki evaporasi tinggi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dosen IPB, Endes N. Dahlan, satu batang pohon

trembesi mampu menyerap 28.442 kilogram CO2 setiap tahunnya. Batang trembesi bisa

dimanfaatkan untuk bahan bangunan. Bijinya dapat dibuat makanan ringan semacam

kwaci yang juga berkhasiat sebagai obat pencuci perut dengan cara diseduh dengan air

panas. Daunnya pun berkhasiat untuk mengobati penyakit kulit. Cukup bermanfaat
bukan pohon trembesi ini. Jadi tak salah bila memilih trembesi untuk jadi pohon

pelindung dari terik matahari dan terjangan polusi udara di ibukota.

Digunakan sebagai peneduh kawasan

3. Pohon Saputangan (Maniiltoa gemmipara)

Pohon pelindung ini (Maniiltoa gemmipara) dikenal juga dengan nama Pohon

Saputangan karena bunganya yang indah seperti saputangan bila dilihat dari kejauhan,

bunganya lemas menggantung ke bawah menjuntai seperti lipatan

saputangan berwarna putih kekuningan atau tunas menggantung dalam kelompok pada

ujung ranting. Dari dekat, rumbai daun remaja terlihat seperti kertas yang disusun

tumpang tindih satu sama lain. Rumbai baru daun pertama yang berkembang dalam

kuncup besar ditutupi oleh sisik coklat tipis.

Pohon pelindung berdaun lebat serta berbatang cukup tinggi, fungsinya selain untuk

dijadikan sebagai pohon peneduh juga dimaksudkan untuk menyerap polutan, daun

mudanya menjuntai ke bawah merupakan nilai tambah tersendiri bagi keindahan


tanaman ini.Daun muda ini perlahan-lahan akan berubah menjadi warna hijau tua

panjang yang mengkilat, bersamaan dengan munculnya kuncup-kuncup bunga yang

berwarna putih dalam bentuk tandan sepanjang lebih dari 30 cm. Buahnya berwarna

coklat sebesar kacang dan hanya berisi satu biji kecil. Pohon ini senang di tempat

terbuka dan penuh dengan cahaya matahari.

Nama lain pohon yang berasal dari Papua Nugini ini yaitu Maniltoa grandiflora, Maniltoa

browneoides, adalah tanaman lindung yang dapat tumbuh dengan ketinggian sekitar 5

meter hingga 25 meter. Pohon yang memiliki potensi sebagai pohon hias atau teduh ini

biasanya ditanam sebagai tempat teduh untuk taman lansekap umum, tempat rekreasi,

lapangan golf dan area parkir.

Tanaman ini merupakan penyerap karbondioksida (CO2) di udara. Sebagaimana

diketahui, tumbuhan melakukan fotosistesis untuk membentuk zat makanan atau energi

yang dibutuhkan tanaman tersebut. Dalam fotosintesis tersebut tumbuhan menyerap

karbondioksida (CO2) dan air yang kemudian diubah menjadi glukosa dan oksigen

dengan bantuan sinar matahari.

Digunakan sebagai peneduh kawasan

4. Tanaman Flamboyan (Delonix regia)


Flamboyan atau pohon flamboyan merupakan salah satu pohon yang mempunyai bunga

yang cantik. Pohon ini berasal dari Madagascar, Afrika dan termasuk pohon besar yang

rindang dan mempunyai bunga yang indah. Pohon ini akan memekarkan bunganya pada

saat musim semi dan musim panas. Manfaat tanaman pohon flamboyan yang bentuknya

seperti payung dan mempunyai bunga dengan warna-warna cerah yaitu merah, orange,

dan kuning ini digunakan sebagai peneduh dan penghias suasana karena

keindahannya. Pohon ini sangat cocok jika di tanam di Indonesia karena Indonesia

mempunyai iklim yang tropis dan tidak ada musim dinginnya, jadi pohon flamboyan
dapat berbunga setiap tahunnya pada musim panas. Cara menanam flamboyan juga

tidak terlalu sulit, pohon ini juga tidak perlu perawatan yang ekstra.

Cara Menanam Flamboyan dengan Manfaat sebagai PeneduhPohon flamboyan sering

disebut sebagai Royal Flamboyan, ada juga yang memberinya nama pohon api. Diberi

nama pohon api karena di bagian atas pohon akan tumbuh bunga dengan warna merah

seperti api. Adalagi nama lain dari pohon flamboyan ini yaitu royal ponciana.

Cara menanam flamboyan juga harus memperhatikan pH tanah dan tingkat kelembaban

udara. PH tanah yang tepat untuk menanam pohon flamboyan ini adalah sekitar 5, 6

sampai 6, 0. Pohon flamboyan ini juga sangat cocok di tanam di daerah beriklim tropis.

Pohon flamboyan juga dapat tumbuh pada saat musim kering. Tidak masalah jika

ditanam pada daerah yang panas dan asin karena pohon ini dapat tumbuh dengan

pasokan air yang memadai pada saat musim panas. Yang perlu diingat adalah pohon

flamboyan tidak akan tumbuh pada saat musim dingin dan bersalju. Salju hanya akan

menghambat pertumbuhan budidaya pohon flamboyan dan bahkan dapat membuat akar

flamboyan menjadi busuk.

Pohon flamboyan ini termasuk dalam pohon yang besar, setiap tahunnya dapat tumbuh

hingga lima meter. Cara menanam flamboyan sangat mudah dan perawatannya juga

mudah. Karena pohon ini cepat tumbuh besar anda dapat melakukan pemotongan agar

pohon tetap terlihat indah. Ketika memotong dahan bagian atasnya, anda dapat

langsung membentuknya menjadi seperti kanopi besar. Setelah tumbuh besar pohon ini

tidak memerlukan banyak perawatan dan dapat digunakan untuk berteduh dan juga

tempat piknik bersama keluarga. Karena bentuk pohonnya yang besar juga dapat

digunakan untuk membuat rumah pohon.

Pada kawasan digunakan sebagai Peneduh dan penyejuk kawasan


5. Jenis tanaman glodogan pecut/glodogan tiang (Polyathea longifolia pendula).

Seperti diketahui, tanaman Glodogan Tiang yang habitat aslinya adalah India dan

dikenal dengan nama lain Devadaru ini, memiliki karakteristik sebagai pohon yang

menjulang tinggi. Percabangannya tumbuh di seputar batangnya secara melingkar

sehingga pertumbuhan percabangannya kelihatan seragam, simetris, seimbang baik

dalam ukuran maupun warna dedaunnya. Struktur yang dihasilkan oleh pertumbuhan

percabangan yang demikian membuat pohon Glodogan Tiang seperti jajaran pohon
yang dipangkas rapi dan seukuran. Struktur percabangannya yang demikian juga

membuat pohon ini seperti payung yang melebar di bagian bawah dan mengerucut di

bagian atas.

Kelebihan lain dari tanaman ini adalah bahwa perakarannya menghunjam ke bawah

sekalipun tidak terlalu dalam. Tidak menjalar semaunya sehingga hal demikian tidak

akan merusakkan trotoar atau ruas jalan. Pecabangannya yang teratur dan tidak

menjalar-melebar semaunya membuat pohon ini juga dapat ditanam di ruang yang relatif

sempit. Kerapihan struktur pohon ini mengakibatkan banyak orang menyukainya

sebagai tanaman peneduh jalan atau tanaman taman.

Pada kawasan master plan tanaman ini digunakan sebagai pembatas kawasan.

6. Ketapang Kencana (Terminalia Catappa)

Ketapang Kencana (Terminalia Catappa) adalah tanaman yang berasal dari

Madagaskar. Dengan karakter yang menarik yakni ranting-ranting yang bertingkat dan

membentang, pohon Ketapang Kencana menjadi penghias halaman rumah. Tak

sekadar itu, pohon yang dapat tinggi hingga 10-20 meter tersebut dapat dimanfaatkan

untuk mengurangi polusi sekaligus peneduh. Penempatan Ketapang Kencana dapat di

tepi taman atau jalan. Daun-daun yang hijau dan tidak berubah warna ketika musim

berganti, sebuah padupadan yang sedap dipandang.

Memang tren taman mempengaruhi kebutuhan tanaman yang digunakan. Begitu juga

pohon Ketapang Kencana yang diminati akhir-akhir ini. Dengan perawatan yang mudah

dan tidak membutuhkan ruang yang luas, Ketapang Kencana bisa menjadi tanaman

arsitektur yang menjadi pusat perhatian.


Sebagai Peneduh kawasan

7. RUMPUT gajah mini (Pennisetum purperium schamach)

Sejak tahun 2000-an, rumput gajah mini mulai dikenal publik. Awalnya, rumput gajah

mini dikembangkan di Bandung, Jawa Barat. Karakteristiknya yang lebih 'bandel'

ketimbang pendahulunya rumput gajah biasa membuat gajah mini cepat merebut hati

masyarakat. Berbeda dengan rumput gajah biasa, rumput gajah mini akan tumbuh baik

di tempat teduh. Di area sekitar bawah pohon sekalipun.Bisa dikatakan kedua rumput

jenis ini tidak perlu dipotong lagi karena tumbuhnya lambat,"


Begitu pun dengan rumput gajah mini. Sesuai namanya, rumput gajah mini ukuran

daunnya lebih kecil dari rumput gajah biasa (rumput paitan). Halaman rumah sekecil

apapun pasti bisa ditanami rumput ini. Kelebihan jenis rumput ini, diantaranya, bisa

memotong biaya pemangkasan. Tak heran jika rumput gajah mini kini semakin dijadikan

pilihan banyak orang.

Rumput gajah mini memiliki karakter unik, dilihat dari pola pertumbuhannya. Daunnya

tidak tumbuh ke atas, melainkan menyamping, sehingga membuat tampilan rumput jadi

lebih bagus. "Tekstur daunnya tidak tinggi, jadi tidak perlu dipangkas. Mirip rumput gajah

biasa, hanya pola hidupnya saja yang merayap atau menyamping. Warna hijaunya

melebihi rumput biasa," sumber petani rumput gajah mini.Penanaman rumput gajah mini

untuk petani, dari tandur sampai ke panen, membutuhkan waktu tiga bulan. "Sebenarnya

dua bulan juga sudah bisa dipanen. Waktu tiga bulan panen sangat pas. Tinggal di

tanam di halaman, bisa langsung jadi," kami menyarankan untuk memupuk rumput

dengan urea dan NPK.

Untuk petani dalam jangka waktu 20 hari setelah ditanam, idealnya diberi pupuk dasar.

Sebulan kemudian, setelah rumput menjalar, diberi pupuk lagi. "Sebaiknya jangan

dipupuk seminggu sebelum dipanen, karena pupuknya belum sampai ke bawah dan

masih tersimpan di daun. Ini bisa menyebabkan rumput kering. Saat musim hujan,

rumput relatif tidak perlu disiram. Namun, di musim kemarau bisa disiram sehari dua kali.

rumput gajah mini memiliki kemampuan hidup tinggi dan tidak sensitif terhadap patogen

tanah. Meskipun ada perubahan cuaca, kondisi rumput tidak pernah nge-drop.

Sebagai ground landscape kawasan

Anda mungkin juga menyukai