Anda di halaman 1dari 8

Penggunaan Garam Beriodium Tingkat Rumah Tangga ... (Bibi Ahmad Chahyanto, Dorce Dame Purba, at.

al )

Penggunaan Garam Beriodium Tingkat Rumah Tangga di


Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga
The Use of Iodized Salt at Household Level at North Sibolga Sub-district, Sibolga City

Bibi Ahmad Chahyanto1,3*, Dorce Dame Purba2,3, Nur’aisyah1,4, dan Rita Sasmita2,3
1
Dinas Kesehatan Kota Sibolga, Jl. Dr. Ferdinand Lumban Tobing No. 36 Kota Sibolga
2
UPTD Puskesmas Pintu Angin, Jl. D.I. Panjaitan No. 134 Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga
3
DPC PERSAGI Kota Sibolga,
4
PC IBI Kota Sibolga Jl. Dr. Ferdinand Lumban Tobing No. 36 Kota Sibolga
*Korespondensi Penulis : bibiahmadchahyanto@gmail.com

Submitted: 04-01-2017, Revised: 04-03-2017, Accepted: 05-06-201710-03-2017


http://dx.doi.org/10.22435/mpk.v27i2.5877.125-132

Abstrak
Penggunaan garam beriodium di rumah tangga sangat dianjurkan karena fungsi iodium yang sangat
penting bagi tubuh manusia. Survei ini bertujuan untuk menguji kandungan iodium secara kualitatif
serta mempelajari penggunaan garam beriodium di tingkat rumah tangga di Kecamatan Sibolga
Utara, Kota Sibolga. Survei analitik dengan desain cross sectional ini dilakukan di 19 Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pintu Angin pada bulan November
2016. Responden dalam survei ini adalah perwakilan anggota keluarga rumah tangga yang datang
ke Posyandu serta membawa garam yang biasa dikonsumsi oleh keluarga. Total rumah tangga
yang menjadi responden sebanyak 237. Responden diwawancarai menggunakan kuesioner secara
terstruktur. Tes cepat kandungan iodium dalam garam menggunakan pereaksi kit (PT. Kimia Farma)
dilakukan untuk menguji kandungan iodium secara kualitatif. Hasil survei menunjukkan bahwa seluruh
rumah tangga responden menggunakan garam dalam kemasan yang telah mencantumkan label
“Garam Beriodium” atau pernyataan sejenisnya. Namun, dari hasil tes cepat iodium ditemukan 2,5%
rumah tangga yang kandungan iodium dalam garamnya telah hilang. Kualitas kandungan iodium dalam
garam di tingkat rumah tangga secara signifikan hanya dipengaruhi oleh cara penyimpanan garam
(terbuka atau tertutup).

Kata kunci: garam, iodium, rumah tangga, Sibolga

Abstract
The use of iodized salt in the household is highly recommended because of the iodine function that is
essensial for the human body. This survey aims to test the iodine content qualitatively and study the
use of iodized salt at the household level in North Sibolga sub-district, Sibolga city.The analytical survey
with cross sectional design was conducted in 19 integrated service posts (POSYANDU) located in
the working area of Pintu Angin Public Health Centre (PUSKESMAS Pintu Angin) in November 2016.
The respondents in this survey were representatives of household member who came to POSYANDU
and brought the salt commonly consumed by family. A total of 237 respondents were interviewed.
Respondents were interviewed using structured questionnaire. Rapid test of iodine content in salt using
reagent kit (PT Kimia Farma) was done to test he iodine qualitatively. Survey results show that all of
households of respondents use salt in packs that have labeled “iodized salt” or similar statements.
However, from iodine rapid test results found 2.5% of households whose iodine content in ithe salt has
been lost. The quality of iodine content in salt at the household is significantly influenced only by salt
storage (open or closed).

Keywords: household, iodium, salt, Sibolga

125
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 2, Juni 2017, 125–132

Pendahuluan dan prevalensi tersebut bervariasi antar wilayah


Kekurangan iodium merupakan dan masih dijumpai wilayah dengan prevalensi
masalah gizi di dunia yang menjadi penyebab GAKI di atas 30% (daerah endemik berat).
terjadinya keterbelakangan mental. Sekitar 2 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
miliar penduduk dunia mengalami kekurangan 2013 menunjukkan persentase rumah tangga
iodium. Sekitar 30% (241 juta) anak usia di Indonesia yang mengonsumsi garam dengan
sekolah di dunia mengalami ketidakcukupan kandungan cukup iodium sebesar 77,1% dan
asupan iodium. Lebih dari setengah penduduk kurang iodium sebesar 14,1%. Angka ini masih
Eropa dan sekitar lebih dari 500 juta penduduk belum mencapai target Garam Beriodium
Asia Tenggara juga mengalami kekurangan untuk Semua (Universal Salt Iodization/
iodium.1-3 USI), yaitu minimal 90% rumah tangga
Penggunaan garam beriodium di mengonsumsi garam dengan kandungan cukup
rumah tangga sangat dianjurkan karena iodium. Dari 33 provinsi, hanya 14 provinsi
fungsi iodium yang sangat penting bagi tubuh yang persentase rumah tangga mengonsumsi
manusia. Iodium merupakan salah satu zat garam dengan kandungan cukup iodium
gizi mikro yang termasuk ke dalam kategori mencapai minimal 90%. Provinsi Sumatera
elemen ultratrace yang sangat penting bagi Utara termasuk kedalam daerah GAKI ringan
tubuh terutama pada anak-anak dan ibu hamil.4 dengan prevalensi GAKI pada anak sekolah
Tubuh manusia membutuhkan iodium dalam sekitar 5,3% dan persentase rumah tangga
jumlah yang kecil dalam satuan mikrogram yang mengonsumsi garam dengan kandungan
(mkg).5 Asupan iodium yang dianjurkan bagi iodium cukup sebesar 87,6%, kurang 11,1%
masyarakat Indonesia per orang per hari hanya dan tidak mengandung iodium 1,2%.1, 13
sebesar 90 sampai 120 mkg untuk anak-anak Program penanggulangan GAKI di
dan 120 sampai 150 mkg untuk orang dewasa, Indonesia secara nasional sebenarnya telah
sedangkan dalam kondisi khusus seperti hamil lama dilakukan yaitu sejak tahun 1980-
dan menyusui ditambahkan iodium masing- an melalui beberapa strategi, salah satunya
masing sebanyak 70 mkg dan 100 mkg.2 adalah penggunaan garam beriodium. Program
Iodium merupakan komponen penting pemantauan penggunaan garam beriodium
dalam sintesis hormon tiroid yang berperan hingga saat ini masih dilakukan di Indonesia
untuk mengoptimalkan proses pertumbuhan dan menjadi salah satu indikator luaran dalam
dan perkembangan serta regulasi metabolisme Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
dalam tubuh. Apabila iodium dalam tubuh 2015-2019.14 Jika dilihat dari kondisi tersebut,
manusia tidak tercukupi, maka hal ini akan maka seharusnya dapat dipastikan bahwa
menyebabkan terjadinya masalah gizi yang garam yang beredar dan digunakan di rumah
disebut dengan Gangguan Akibat Kekurangan tangga sepatutnya adalah garam beriodium.
Iodium (GAKI).6-8 Secara umum GAKI Namun, faktanya belum semua rumah tangga
berkaitan erat dengan beberapa penyakit seperti menggunakan garam beriodium. Selain itu,
penyakit hipotiroid, hipertiroid, gondok, wadah/tempat dan cara/teknik penyimpanan
kekerdilan, dan berisiko terhadap penyakit garam di rumah tangga yang tidak benar
seperti penyakit arteri koroner, autoimun, juga dapat memengaruhi kadar iodium dalam
gangguan mental, dan kanker.9-12 garam.15-17 Oleh karena itu, perlu dilakukan
GAKI termasuk salah satu masalah gizi pemantauan penggunaan garam beriodium
yang ada di Indonesia.3,9 Hasil survei pada tahun tingkat rumah tangga di Kecamatan Sibolga
2003, menunjukkan bahwa prevalensi GAKI Utara, Kota Sibolga. Hal ini dilakukan
pada anak sekolah di Indonesia sebesar 11,1%. dengan tujuan untuk menganalisis kandungan
Dilihat dari angka prevalensi tersebut, maka iodium dalam garam secara kualitatif serta
secara umum GAKI masih dianggap menjadi mempelajari penggunaan garam beriodium
masalah kesehatan masyarakat Indonesia tingkat rumah tangga di wilayah kerja
karena prevalensinya masih berada di atas 5% Puskesmas Pintu Angin, Kecamatan Sibolga

126
Penggunaan Garam Beriodium Tingkat Rumah Tangga ... (Bibi Ahmad Chahyanto, Dorce Dame Purba, at.al )

Utara, Kota Sibolga. dimasukkan dan dianalisis menggunakan


program Microsoft Excell. Data disajikan
Metode sebagai hasil analisis deskriptif dan uji Chi
Survei analitik dengan desain cross Square untuk melihat hubungan antara variabel
sectional ini dilakukan di 19 Pos Pelayanan bebas dengan variabel terikat. Jika nilai p uji
Terpadu (Posyandu) wilayah kerja Puskesmas Chi Square kurang dari 0,05 (p<0,05) maka
Pintu Angin, Kecamatan Sibolga Utara, Kota terdapat hubungan yang signifikan antara
Sibolga. Survei dilakukan selama satu bulan variabel bebas dengan variabel terikat.
yaitu pada bulan November tahun 2016.
Pengumpulan data dilakukan secara langsung Hasil
oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas Anggota rumah tangga yang menjadi
Pintu Angin dan Staf Gizi Dinas Kesehatan responden dalam survei ini didominasi oleh
Kota Sibolga. istri dari kepala keluarga (93,2%). Sebaran
Responden penelitian ini adalah responden berdasarkan hubungan dengan
perwakilan anggota keluarga rumah tangga kepala keluarga ditampilkan pada Tabel 1. Dari
yang datang ke Posyandu serta membawa 237 rumah tangga responden yang diperiksa,
garam yang biasa dikonsumsi oleh keluarga. seluruh rumah tangga (100%) menggunakan
Jumlah responden yang diperoleh dari garam dapur kemasan dengan merek berbeda-
penelitian ini sebanyak 237 rumah tangga. beda yang telah mencantumkan label “Garam
Responden diwawancarai secara terstruktur, Beriodium” pada kemasannya atau pernyataan
selanjutnya dilakukan pengujian kadar sejenisnya yang menunjukkan bahwa garam
iodium garam secara kualitatif. Kandungan telah mengandung iodium. Selain itu, hampir
iodium garam diuji dengan metode terstandar seluruh responden (99,6%) menggunakan
menggunakan pereaksi kit iodium test (PT. garam halus di rumah tangga, sisanya
Kimia Farma) yang diperoleh dari Direktorat menggunakan garam kasar (0,4%).
Bina Gizi Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.18 Tabel 1. Sebaran Rumah Tangga Responden
Kandungan iodium dalam garam berdasarkan Hubungan Kekeluargaan
diperkirakan berdasarkan pada warna yang Responden dengan Kepala Keluarga
terbentuk dari reaksi antara iodium dalam
Hubungan Responden
garam dengan pereaksi kit yang digunakan. dengan Kepala Keluarga
Persentase (%) Responden
Perkiraan kandungan iodium garam dibagi Kepala Keluarga 3,0 %
menjadi tiga kategori yaitu tidak mengandung Istri 93,2 %
iodium apabila setelah pereaksi kit diteteskan Ibu 1,3 %
pada garam tidak terdapat perubahan warna, Anak 2,5 %
kandungan iodium kurang jika terjadi
perubahan warna menjadi abu-abu atau biru Ditemukan sekitar 11 merek garam
muda, dan cukup jika warna berubah menjadi yang digunakan di tingkat rumah tangga di
ungu tua.18 Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga. Merek
Variabel bebas (independent) dalam garam tersebut adalah A-B, Daun, Dolpin, Ikan
penelitian ini adalah tempat/lokasi membeli Arwana, Ikan Paus, Jangkar, Refina, Segitiga
garam, wadah, cara, dan lokasi penyimpanan S, Sol Fes, Supra Salt, dan Walet. Hampir
garam di rumah tangga serta jenis garam sebagian rumah tangga responden (40,9%)
yang digunakan. Variabel terikat (dependent) menggunakan garam merek Dolpin dan
adalah mutu garam tingkat rumah tangga yang terdapat 2,5% responden lupa dengan merek
diketahui dari perkiraan kandungan iodium garam yang digunakan (Gambar 1). Namun
dalam garam yang diperoleh dari indikator secara umum menurut penuturan responden
warna tes kualitatif garam beriodium. yang lupa, merek garam yang digunakan
Seluruh data yang terkumpul termasuk ke dalam 11 merek garam lainnya.

127
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 2, Juni 2017, 125–132

Sebagian besar rumah tangga responden


Dolpin 40,9
memperoleh garam dapur yang digunakan Jangkar 19,4
sehari-hari dengan cara membeli di warung A-B 17,3
(84,0%), namun ada juga yang membeli di Supra Salt 12,2
pasar tradisional (8,4%), dan tempat-tempat Segitiga S 3,8

Merek Garam
lainnya (7,6%) seperti toko grosir dan Ikan Paus 1,3
minimarket. Di tingkat rumah tangga, garam Walet 0,8

disimpan dalam keadaan tertutup (84,4%) dan Sol Fes 0,4


Refina 0,4
terbuka (15,6%) dengan wadah yang berbeda-
Ikan Arwana 0,4
beda. Sebanyak 75,9% responden menyimpan
Daun 0,4
garam dapur di dalam toples plastik. Namun, Lupa 2,5
ada juga responden yang menyimpan garam
0 20 40 60
langsung dengan plastik pembungkus garam Persentase (%) Rumah Tangga
saja tanpa dimasukkan atau dipindahkan ke Gambar 1. Sebaran Rumah Tangga Responden
wadah lainnya (12,7%) (Gambar 2). Sebanyak Berdasarkan Merek Garam Dapur
71,7% responden menyimpan garam jauh dari yang digunakan
kompor, sisanya (26,6%) dekat dengan kompor 1,2%
dan 1,7% menyimpan di lokasi lainnya. 10,1% Toples
Hasil tes kandungan iodium dalam 12,7% Plastik
garam dengan menggunakan pereaksi kit Toples
menunjukkan bahwa sebanyak 231 garam Kaca
di rumah tangga responden (97,5%) masih Bungkus
mengandung iodium. Responden dengan Plastik
kandungan iodium dalam garam yang cukup 76,0%
Lainnya
sebanyak 151 rumah tangga (63,7%) dan
kurang sebanyak 80 rumah tangga (33,8%).
Setelah diuji, hanya 6 rumah tangga (2,5%)
yang kandungan iodium dalam garamnya Gambar 2. Sebaran Rumah Tangga Responden
sudah tidak ada. Berdasarkan Wadah Penyimpan Garam
Dapur

Tabel 2. Pengaruh Variabel yang Berbeda terhadap Kandungan Iodium dalam Garam Dapur di Tingkat
Rumah Tangga
Jumlah (%) Rumah Tangga yang Menggunakan garam dengan Kandungan -
Variabel Tidak Mengandung Iodium Iodium Cukup Total P value*
Iodium Kurang
Cara Penyimpanan Garam
- Tertutup 4 (2,0%) 61 (30,5%) 135 (67,5%) 200 (100%) 0,015
- Terbuka 2 (5,4%) 19 (51,4%) 16 (43,2%) 37 (100%)
Tempat Membeli Garam
- Pasar Tradisional 1 (5,0%) 4 (20,0%) 15 (75,0%) 20 (100%) 0,225
- Warung 4 (2,0%) 73 (36,7%) 122 (61,3%) 199 (100%)
- Lainnya (Toko, Minimarket) 1 (5,6%) 3 (16,7%) 14 (77,8%) 18 (100%)
Wadah Penyimpanan Garam
- Toples Plastik 5 (2,8%) 61 (33,9%) 114 (63,3%) 180 (100%) 0,163
- Toples Kaca 1 (4,2%) 3 (12,5%) 20 (83,3%) 24 (100%)
- Bungkus Plastik 0 (0%) 14 (46,7%) 16 (53,3%) 30 (100%)
- Lainnya 0 (0%) 2 (66,7%) 1 (33,3%) 3 (100%)
Lokasi Penyimpanan Garam
- Dekat Kompor 2 (3,2%) 29 (46,0%) 32 (50,8%) 63 (100%) 0,174
- Jauh dari Kompor 4 (2,4%) 50 (29,4%) 116 (68,2%) 170 (100%)
- Lainnya 0 (0%) 1 (25,0%) 3 (75,0%) 4 (100%)
Jenis Garam
- Halus 6 (2,5%) 79 (33,5%) 151 (64,0%) 236 (100%) 0,373
- Kasar 0 (0%) 1 (100%) 0 (0%) 1 (100%)

Keterangan : *Uji menggunakan chi square

128
Penggunaan Garam Beriodium Tingkat Rumah Tangga ... (Bibi Ahmad Chahyanto, Dorce Dame Purba, at.al )

Pembahasan (35,8%) dan garam bata (20,8%). Umumnya,


Pemantauan konsumsi garam beriodium persentase rumah tangga yang menggunakan
di tingkat rumah tangga merupakan salah satu garam halus di wilayah kota (47,8%) lebih
program nasional Kementerian Kesehatan tinggi dibandingkan dengan di wilayah
Republik Indonesia yang dilaksanakan oleh kabupaten (41,0%).
pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah kerja Umumnya garam yang memenuhi
masing-masing. Program ini bertujuan untuk syarat untuk difortifikasi adalah dalam bentuk
pemantauan secara rutin konsumsi garam halus. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kadar
beriodium guna menanggulangi masalah air, tingkat keasaman yang tidak terlalu tinggi,
GAKI. Hasil pemantauan ini dapat digunakan serta telah melalui proses pencucian.23 Oleh
untuk melihat bagaimana praktik penggunaan karena itu, dari hasil survei yang dilakukan ini
garam beriodium di tingkat rumah tangga. terbukti juga bahwa persentase rumah tangga
Peraturan dan ketentuan-ketentuan responden yang menggunakan garam halus
yang berkaitan dengan produksi dan dengan kandungan iodium yang cukup lebih
penggunaan garam beriodium di Indonesia tinggi dibandingkan dengan yang kandungan
telah banyak dikeluarkan oleh pemerintah. iodiumnya kurang atau tidak mengandung
Mulai dari Keputusan Presiden tentang iodium ataupun dengan garam kasar (Tabel 2).
Pengadaan Garam Beriodium (Keppres No. 69 Jika diamati dari label pada kemasan
tahun 1994), Peraturan Menteri Perindustrian garam-garam tersebut dan mengacu pada
tentang Pengolahan, Pengemasan, dan peraturan-peraturan yang ada, maka seluruh
Pelabelan Garam Beriodium (No. 42/M-IND/ rumah tangga responden telah menggunakan
PER/11/2005), dan Peraturan Menteri garam yang mengandung iodium minimal
Perdagangan tentang Ketentuan Impor Garam 30 ppm. Meskipun pada label kemasan
(No. 125/M-DAG/PER/12/2015). Dalam telah tercantum keterangan bahwa garam
peraturan-peraturan tersebut disebutkan bahwa mengandung iodium minimal 30 ppm, namun
garam yang dapat diperdagangkan untuk dari hasil tes cepat kandungan iodium dalam
keperluan konsumsi manusia atau ternak, garam yang dilakukan dalam survei ini
pengasinan ikan, atau bahan penolong industri membuktikan masih ditemukan 2,5% rumah
pangan adalah garam beriodium yang telah tangga responden yang kandungan iodium
memenuhi Standar Industri Indonesia (SII)/ dalam garamnya sudah tidak ada. Angka ini
Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal ini lebih rendah dibandingkan dengan persentase
berarti sudah selayaknya seluruh garam yang rumah tangga responden yang kandungan
beredar di Indonesia memiliki kandungan iodium dalam garamnya sudah tidak ada yaitu
iodium yang cukup.19-22 7,8% sesuai dengan hasil pengolahan data
Hasil survei yang dilakukan Kartono D, Kumorowulan S dan Samsudin M.23
menunjukkan bahwa seluruh rumah tangga Hal ini mengindikasikan bahwa ada banyak
responden di Kecamatan Sibolga Utara sudah faktor yang dapat mempengaruhi berkurang
menggunakan garam dalam kemasan, baik itu atau hilangnya kandungan iodium dalam garam
yang diproduksi skala industri rumah tangga di tingkat rumah tangga.
maupun industri besar. Jenis garam kemasan Cara penyimpanan garam beriodium
yang digunakan adalah garam halus dan yang baik dan benar yaitu dengan wadah
kasar dengan mayoritas penduduk (99,6%) yang tertutup dan kering, diletakkan di tempat
menggunakan garam halus. Hasil pengolahan sejuk, jauh dari api dan terhindar dari cahaya
data yang dilakukan oleh Kartono D, matahari secara langsung, pengambilan garam
Kumorowulan S, Samsudin M23 menunjukkan dilakukan menggunakan sendok yang kering
bahwa secara nasional persentase rumah tangga dan selalu menutup kembali dengan baik
yang menggunakan garam halus (43,4%) setelah pengambilan garam. Cara penyimpanan
memang lebih tinggi dibanding persentase ini dapat menanggulangi terjadinya kehilangan
rumah tangga yang menggunakan garam curai kadar iodium selama penyimpanan di rumah
tangga.24

129
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 2, Juni 2017, 125–132

Sebagian besar responden menyimpan dengan kualitas kadar iodium dalam garam
garam dalam keadaan tertutup (84,4%). Hasil (Tabel 2). Garam beriodium dianjurkan untuk
studi yang dilakukan Wafiyah dan Muwakhidah26 disimpan di lokasi yang jauh dari panas api dan
menunjukkan 78% ibu hamil di wilayah kerja terhindar dari cahaya matahari secara langsung.
Puskesmas Ampel II Boyolali menyimpan Sekitar 50% atau lebih iodium dalam garam
garam dalam keadaan tertutup. Hasil yang akan hilang apabila garam terkena matahari
tidak jauh berbeda ditunjukkan juga dari studi secara langsung atau panas yang lama. Hal
yang dilakukan oleh Hasanah ES, Hidayati ini disebabkan oleh sifat iodium yang mudah
L, Setyono A25 di Desa Condong Kecamatan menguap bila terkena cahaya.24,25
Jamanis, Tasikmalaya yaitu sebesar 71,1%.
Penyimpanan garam dalam kondisi tertutup Kesimpulan
dan kering merupakan cara penyimpanan Seluruh rumah tangga khususnya di
yang benar dan dianjurkan karena mempunyai Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga telah
kecenderungan kadar iodium yang cukup menggunakan garam dalam kemasan yang
(Tabel 2). Hasil uji Chi square menunjukkan telah mencantumkan label “Garam Beriodium”
terdapat hubungan yang signifikan antara cara atau pernyataan sejenisnya yang menyatakan
menyimpan garam (tertutup atau terbuka) bahwa garam telah mengandung iodium.
dengan kualitas kandungan iodium dalam Namun, dari hasil tes cepat iodium ditemukan
garam di rumah tangga. Hasil yang sama juga 2,5% rumah tangga yang menggunakan garam
ditunjukkan oleh Kartono D, Kumorowulan dengan kandungan iodium yang telah hilang di
S, Samsudin M23 dan Hasanah ES, Hidayati dalamnya. Kualitas kandungan iodium dalam
L, Setyono A.25 Kondisi penyimpanan yang garam yang digunakan di tingkat rumah tangga
tertutup dapat mencegah hilangnya iodium secara signifikan dipengaruhi oleh kondisi cara
garam akibat penguapan. penyimpanan garam (terbuka atau tertutup).
Responden dalam survei ini Tidak ada hubungan yang signifikan antara
menyimpan garam dalam wadah berupa toples tempat/lokasi membeli garam, wadah dan
plastik, toples kaca, bungkus plastik, dan lokasi penyimpanan, serta jenis garam yang
wadah lainnya (Gambar 2). Garam beriodium digunakan dengan kualitas kandungan iodium
akan lebih baik apabila disimpan dalam wadah dalam garam.
yang terbuat dari kaca/keramik ataupun plastik,
terutama yang tidak tembus cahaya.24 Garam Saran
yang disimpan dalam toples kaca cenderung Perlu dilakukan survei dengan jumlah
mengandung kadar iodium yang cukup (Tabel responden yang lebih banyak. Selain itu,
2) dibandingkan dengan wadah penyimpanan perlu juga dilakukan kajian pengaruh cara dan
lainnya. Meskipun begitu, tidak ada perbedaan wadah tempat penyimpanan garam terhadap
yang signifikan antara wadah yang digunakan kandungan iodium dalam garam.
untuk menyimpan garam dengan kualitas mutu
kandungan iodium dalam garam. Hal ini karena Ucapan Terima Kasih
penyimpanan garam dalam toples plastik Terimakasih kepada UPTD Puskesmas
tertutup juga merupakan tempat yang cukup Pintu Angin dan Seksi Perbaikan Gizi
stabil dalam menyimpan garam dibandingkan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Sibolga
dengan penyimpanan dalam kemasan plastik yang telah memberikan izin dalam penggunaan
terbuka.26 data untuk analisis ini. Terimakasih dan
Garam di tingkat rumah tangga apresiasi yang sebesar-besarnya disampaikan
responden sebagian besar diletakkan jauh juga kepada Bapak H. M. Syarfi Hutauruk
dari kompor. Garam yang disimpan jauh selaku Walikota Sibolga dan Bapak M. Yusuf
dari kompor cenderung memiliki kandungan Batubara selaku Kepala Dinas Kesehatan
iodium yang cukup, namun tidak terdapat Kota Sibolga yang telah mendukung dan
hubungan antara lokasi penyimpanan garam mengarahkan kegiatan ini.

130
Penggunaan Garam Beriodium Tingkat Rumah Tangga ... (Bibi Ahmad Chahyanto, Dorce Dame Purba, at.al )

Daftar Pustaka ;Jakarta: Departemen Kesehatan; 2003


1. Kementerian Kesehatan RI. Riset kesehatan 14. Kementerian Kesehatan RI. Keputusan
dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/
Pengembangan Kesehatan; 2013. MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis
2. Mahan LK, Escott-Stump S. Krause’s food Kementerian Kesehatan tahun 2015–2019.
and nutrition therapy, international edition, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015.
12e. Missouri: Saunders Elsevier; 2008. 15. Rachmawanti LN, Mutalazimah. Hubungan
3. Sen TK, Das DK, Biswas AB, Chakrabarty I, antara pemilihan dan penyimpangan garam
Mukhopadhyay S, Roy R. Limited access to beryodium dengan status yodium pada wanita
iodized salt among the poor and disadvantaged usia subur di daerah endemik GAKY. J Kesh.
in North 24 Parganas District of West Bengal, 2010;3(2):179-188.
India. J Health Popul Nutr. 2010;28:369-74. 16. Prawini GAM, Ekawati NK. Gambaran
4. Leung AM, Pearce EN, Braverman LE. Iodine pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu rumah
content of prenatal multivitamins in the tangga terhadap garam beryodium di Desa
United States. N Engl J Med. 2009;360:939- Lodtunduh Wilayah Kerja UPT Kesehatan
940. Masyarakat Ubud I Tahun 2013. Comm
5. De Benoist B, McLean E, Andersson M, Health. 2013;1(2):122-130.
Rogers L. Iodine deficiency in 2007: global 17. Sugiani H, Previanti P, Sukrido, Pratomo U.
progress since 2003. Food Nutr Bull. Penentuan pengaruh pemanasan dan waktu
2008;29:195-202. penyimpanan garam beriodium terhadap
6. Pfeiffer CM, Johnson CL, Jain RB, Yetley Kalium Iodat. Chimica et Natura Acta.
EA, Picciano MF, Rader JI, et al. Trends in 2015;3(2):66-69.
blood folate and vitamin B-12 concentrations 18. Departemen Kesehatan. Buku petunjuk
in the United States, 1998 – 2004. Am J Clin teknis lapangan, evaluasi proyek intensifikasi
Nutr. 2007;86:718-727. penanggulangan Gangguan Akibat
7. Bailey RL, West Jr KP, Black RE. The Kekurangan Yodium. Jakarta: Direktorat
epidemiology of global micronutrient Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Bina
deficiencies. Ann Nutr Metab. 2015;66 (Suppl Kesehatan Masyarakat; 2003.
2):22-33. 19. Indonesia. Keputusan Presiden Nomor
8. Djokomoelijanto R. Gangguan akibat 69 tahun 1994 tentang Pengadaan Garam
kekurangan iodium (GAKI) dan kelebihan Beryodium. Jakarta: Presiden RI; 1994.
iodium (EKSES) tiroidologi klinik. Semarang: 20. Kementerian Dalam Negeri RI. Peraturan
Badan Penerbit Universitas Diponegoro; Menteri Dalam Negeri Nomor 63 tahun 2010
2007. tentang Pedoman Penanggulangan Gangguan
9. Roy R, Chaturvedi M, Agrawal D, Ali H. Akibat Kekurangan Yodium di Daerah.
Household use of iodized salt in rural area. J Jakarta: Kementerian Dalam Negeri; 2010.
Fam Med Prim Care. 2016;5(1):77-81. 21. Kementerian Perindustrian RI. Peraturan
10. Pramono LA. Gangguan akibat kekurangan Menteri Perindustrian Nomor 42/M-IND/
iodium di Indonesia: tinjauan epidemiologis PER/11/2005 tentang Pengolahan,
dan kebijakan kesehatan. J Kesh Masy Nas. Pengemasan, dan Pelabelan Garam Beriodium.
2009;4(2):71-77. Jakarta: Kementerian Perindustrian; 2005.
11. Patrick L. Iodine: Deficiency and therapeutic 22. Kementerian Perdagangan RI. Peraturan
considerations. Altern Med Rev. 2008;18:116- Menteri Perdagangan Nomor 125/M-DAG/
127. PER/12/2015 tentang Ketentuan Impor
12. Verheesen RH, Schweitzer CM. Iodine Garam. Jakarta: Kementerian Perdagangan;
deficiency, more than cretinism and goiter. 2015.
Med Hypotheses. 2008;71:645-8. 23. Kartono D, Kumorowulan S, Samsudin M.
13. Departemen Kesehatan RI. Bantuan teknis Bentuk dan penggunaan garam beryodium
untuk studi evaluasi proyek intensifikasi pada tingkat rumah tangga. Penelitian Gizi &
penanggulangan akibat kekurangan yodium. Makanan. 2010;33(1):51-58.

131
Media Litbangkes, Vol. 27 No. 2, Juni 2017, 125–132

24. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Masyarakat Univ Siliwangi Tasikmalaya.


pelaksanaan pemantauan garam beryodium. 2013;2(2):1-10.
Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat; 26. Wafiyah N, Muwakhidah. Penyimpanan
2006. garam, kualitas yodium dan kadar yodium
25. Hasanah ES, Hidayati L, Setyono A. Analisis dalam urin pada ibu hamil di Puskesmas
mutu garam tingkat rumah tangga di Desa Ampel II Boyolali. J Kesh. 2013;6(2):163-
Condong Kecamatan Jamanis Kabupaten 177.
Tasikmalaya Tahun 2013. J Ilmu Kesehatan

132

Anda mungkin juga menyukai