Peta Konsep
1. Fluida Statis
Keadaan bahan secara keseluruhan dapat dibagi menjadi tiga yaitu padat,
cair dan gas. Zat padat cenderung tegar dan mempertahankan bentuknya,
sementara zat cair dan gas tidak mampu mempertahankan bentuknya. Fluida
terbagi menjadi dua yaitu fluida Statis dan fluida dinamis. Fluida statis merupakan
fluida yang tidak mengalami perpindahan bagian-bagiannya. Pada keadaan ini,
fluida statis memiliki sifat-sifat seperti tekanan dan tegangan permukaan. Berikut
beberapa sifat mekanis yang berkaitan dengan fluida statis.
a. Massa Jenis
Kerapatan (𝜌) merupakan perbandingan antara massa (m) terhadap
volume (V). Secara matematis kerapatan atau massa jenis (𝜌) persamaannya
dinyatakan sebagai berikut:
m
𝜌= (1)
𝑉
b. Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai gaya (F) yang bekerja pada satuan luas
bidang tekan (A), atau tekanan adalah gaya persatuan luas. Tekanan termasuk
besaran skalar. Bidang atau luas permukaan yang dikenai gaya disebut bidang
tekan (A), sedangkan gaya yang diberikan pada bidang tekanan disebut gaya tekan
(F).
Secara matematis tekanan (P) dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
𝐹
𝑃= (2)
𝐴
c. Tekanan Hidrostatis
Zat cair yang berada di dalam suatu bejana akan melakukan tekanan
terhadap dasar bejana itu. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh beratnya
sendiri disebut tekanan hidrostatis. Zat cair yang berada di dalam bejanan seperti
terdiri dari beberapa lapisan. Setiap lapisan memberi tekanan pada lapisan
dibawahnya, sehingga lapisan bawah akan mendapatkan tekanan paling besar.
Karena lapisan atas hanya mendapat tekanan dari udara (atmosfer), maka tekanan
pada permukaan zat cair sama dengan tekanan atmosfer.
Gambar 1 Balok
Bayangkan luas alas penampang balok (luas yang di arsir) pada Gambar
1. Alas balok memiliki panjang (p) dan lebar (l) yang terletak pada kedalaman h
di bawah permukaan zat cair dengan massa jenis berupa(𝜌), volume zat cair dalam
kotak (V = p l h).
𝑚=𝜌𝑉
𝑚 =𝜌𝑝𝑙ℎ
Berat zat cair dalam balok,
𝐹 =𝑚𝑔
𝐹 =𝜌𝑝𝑙ℎ𝑔
Tekanan zat cair di sembarang titik pada luas bidang yang diarsir adalah
𝐹 𝜌𝑝𝑙ℎ𝑔
𝑃ℎ = = =𝜌𝑔ℎ
𝐴 𝐴
Jadi tekanan hidrostatis zat cair (𝑃ℎ ) dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
𝑃ℎ = 𝜌 𝑔 ℎ (3)
d. Hukum Pokok Hidrostatis
Hukum pokok Hidrostatis berbunyi bahwa “setiap titik yang terletak pada
suatu bidang datar di dalam zat cair yang sejenis memiliki tekanan hidrostatis
yang sama”. Tekanan hidrostatis suatu cairan hanya bergantung pada tinggi kolom
zat cair (h) dan massa jenis zat cair (𝜌). Akan tetapi, tidak bergantung pada bentuk
dan ukuran bejana.
Bagian ujung tabung yang tertutup berada di atas kolom raksa. Ujung tabung
itu mengandung uap raksa yang tekanannya kecil, nilai tekanannya mendekati
vakum sehingga dapat dianggap atau diabaikan besarnya. Pada Gambar 4 titik
B ditekan oleh tekanan udara luar Po dan titik A ditekan oleh raksa setinggi h.
Titik B dan A berada pada bidang mendatar dalam zat cair sejenis. Sehingga
menurut hukum Hidrosatika dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
𝑃𝐵 = 𝑃𝐴
𝑃𝑜 = 𝜌𝑔ℎ (6)
b) Manometer.
Manometer terbuka digunakan untuk mengukur tekanan gas dalam
ruang tertutup. Manometer terdiri kaki yang berbentuk pipa U. Kaki
manometer yang berhubungan dengan udara luar bertekanan (Po) berisi raksa.
Sedangkan kaki manometer yang berhubungan dengan ruang tertutup berisi gas
dengan tekanan P yang belum diketahui.
Pada Gambar 5 terlihat bahwa titik B ditekan oleh tekanan udara luar
dan cairan setinggi h, sehingga tekanan mutlak di titik B adalah 𝑃𝑜 + 𝜌𝑔ℎ.
Titik A ditekan oleh gas dalam ruang bertekanan (P). Sehingga sesuai dengan
hukum Hidrostatika dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
𝑃𝐴 = 𝑃𝐵
𝑃 = 𝑃𝑜 + 𝜌𝑔ℎ (7)
e. Hukum Pascal
Prinsip Pascal dinamakan oleh Blaise Pascal pada tahun 1623-1662.
Prinsip Pascal menyatakan bahwa “Tekanan yang diberikan pada suatu cairan
yang tertutup diteruskan tanpa berkurang ke tiap titik dalam fluida dan ke dinding
bejana”. Berdasarkan hukum ini diperoleh prinsip bahwa dengan gaya yang kecil
dapat menghasilkan suatu gaya yang lebih besar.
Pada Gambar 6 Apabila pengisap 1 ditekan dengan gaya (𝐹1 ), maka zat
cair menekan ke atas dengan gaya (𝑃𝐴1 ). Tekanan ini akan diteruskan ke
penghisap 2 yang besarnya (𝑃𝐴2 ).
Gambar 6 Prinsip kerja Dongkrak Hidrolik
𝑚𝑏 𝑔 = 𝑚𝑓 𝑔
𝑉𝑏 𝜌𝑏 𝑔 = 𝑉𝑓 𝜌𝑓 𝑔
𝑉𝑓
𝜌𝑏 = 𝜌 (12)
𝑉𝑏 𝑓
karena 𝑉𝑏 > 𝑉𝑓 , maka: 𝜌𝑏 < 𝜌𝑓
jadi benda yang terapung jika massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis
zat cair.
2) Melayang
Pada saat tenggelam berlaku gaya apung (𝐹𝐴 ) lebih kecil daripada
gaya berat benda (𝑊𝑏 ), karena benda tercelup seluruhnya ke dalam fluida,
maka volume fluida yang dipindahkan sama dengan volume benda. sehingga
ketika benda tenggelam, berlaku persamaan sebagai berikut:
𝑊𝑏 > 𝐹𝐴
(15)
𝑚𝑏 𝑔 > 𝑚𝑓 𝑔
𝑉𝑏 𝜌𝑏 𝑔 > 𝑉𝑓 𝜌𝑓 𝑔
𝑉𝑓
𝜌𝑏 > 𝜌 (16)
𝑉𝑏 𝑓
karena 𝑉𝑏 = 𝑉𝑓 , maka: 𝜌𝑏 > 𝜌𝑓
Jadi benda tenggelam jika massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis
zat cair. Aplikasi hukum Archimedes dapat ditemui pada hidrometer, kapal
laut, kapal selam, balon udara, galangan kapal dan keramba jaring apung.
g. Tegangan Permukaan Zat Cair
Tegangan permukaan merupakan kecenderungan permukaan zat cair
untuk menegang sehingga permukaannya ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
Koefisien tegangan permukaan (𝛾) adalah gaya (F) persatuan panjang kawat (ℓ)
yang diberikan oleh selaput. Jika dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis
yaitu sebagai berikut:
𝐹
𝛾= (8)
2ℓ
Tegangan permukaan dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan yang lain jika,
2ℓ = 𝑑, maka persamaan tegangan permukaan matematisnya menjadi
𝐹
𝛾= (9)
𝑑