Anda di halaman 1dari 9

Kelas: H

TUGAS KEMUHAMMADIYAHAN
“SISTEM GERAKAN DAN ORGANISASI MUHAMMADIYAH”

Disusun Oleh Kelompok 7:

1. Reza Cindyayana R (B100130003)


2. Henny Tri Nulatsih (B100130009)
3. Santy Kusumaningrum (B100130023)
4. Andesva Farah Andira (B100130025)
5. Ayu Mellinda (B100130034)
6. Fitriana Wulansari (B100130035)
7. Nur Fitriah Anggraiani (B100130036)

Dosen Pengampu : Muhammad Halim Maimun, SE, MM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
“SISTEM GERAKAN DAN ORGANISASI MUHAMMADIYAH”

A. Majelis Pelayanan Kesehatan Umum


Majelis ini awalnya digerakkan oleh KH. Ahmad Dahlan dan
dibantu oleh murid-muridnya atas kesadaran mengamalkan surat al-
Ma’un. KH. Ahmad Dahlan mendorong mencari anak fakir miskin,
menyantuni dan menghimpun, memberikan sandang pangan, mendidik
mereka shalat dan memberikan kerja-kerja yang positif. Ide ini
diteruskan, oleh KH Sudja’, murid setia KH. Ahmad Dahlan yang
mempunyai banyak gerakan kemanusiaan serta sosial yang semuanya
telah merakyat dalam kehidupan masyarakat, di mana ada
Muhammadiyah di situ ada gerakan-gerakan kemanusiaan dan
kesosialan.
Visi Pengembangan:
Berkembangnya fungsi pelayanan kesehatan dan kesejahteraan
yang unggul berbasis Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO)
sehingga mampu meningkatkan kualitas dan kemajuan hidup
masyarakat khususnya kaum dhu’afa sebagai aktualisasi Dakwah
Muhammadiyah.
Ciri Pengembangan Program:
a. Sistem Gerakan
1. Menguatnya sistem gerakan Muhammadiyah yang maju,
professional dan modern.
2. Menguatnya pemahaman ideolog dan visi gerakan
Muhammadiyah.
Kegiatan:
1. Perintisan Amal Usaha Kesehatan di Daerah-daerah
2. Sosialisasi-sosialisasi Visi dan Misi Program kesehatan
Muhammadiyah
3. Penyususnan dan pengelolaan Data Base Amal Usaha
Kesehatan Muhammadiyah
b. Kepemimpinan dan Organisasi
1. Menguatnya sistem managemen Organisasi Muhammadiyah
yang dinamis dan produktif
2. Menguatnya sistem kepemimpinan kolektif kolegial yang
transformatif yang mampu memberikan keteladanan,
memobilisasi potensi, memproyeksikan masa depan,
mengagendakan perubahan
Kegiatan:
1. Penyelenggaraan Monitoring dan Evaluasi program melalui
permusyawarahan dalam pengelolaan organisasi dan
kepemimpinan
2. Perumusan berbagai panduan terkait dengan mekanisme kerja
organisasi, dan keuangan di lingkungan MPKU
c. Jaringan
1. Menguatnya peran jaringan Keummatan kebangsaan universal
2. Menguat dan meluasnya jaringan amal usaha, kegiatan dan
perangkat persyarikatan
3. Menguatnya hubungan dan kerjasama internasional
Kegiatan:
1. Pembentukan dan pengembangan jaringan program
pengembangan kesehatan masyarakat (hingga skala nasional
dan internasional)
2. Pembentukan Jaringan Rumah Sakit, Rumah Bersalin dan Balai
Pengobatan berskala Regional
d. Sumberdaya
1. Terlaksananya Pembinaan dan pemberdayaan anggota
Muhammadiyah sebagai subjek gerakan secara konsisten dan
berkelanjutan
2. Meningkatkan kualitas sumber daya amal usaha bidang
kesehatan (AUMKES) melalui peningkatan kapasitas tenaga
AUMKES, pendidikan, promosi, daya dukung fasilitas, dan
berbagai skill yang mengembangkan keunggulan
Kegiatan:
1. Seminar dan pelatihan peningkatan kompetensi Pimpinan
AUMKES
2. Membangun Kerjasama dengan Lembaga Pendidikan untuk
pendidikan Manajemen RS
e. Aksi Pelayanan
1. Terbangunnya sinergi pelayanan public sebagai wahana untuk
menumbuhkembangkan Islamic Civil Society.
Kegiatan:
a) TOT Fasilitator dan Pelatihan GJDJ bagi Pelayanan Dasar
sebagai penggerak dan penguat cabang/ranting
Muhammadiyah/Aisyiysh di lingkungannya
b) Pelatihan Manajemen Penanganan Bencana (HOPE) di
lingkungan AUMKES
2. Terlaksanya Pelayanan Publik melalui amal usaha, program,
dan kegiatan Muhammadiyah yang berkualitas.
Kegiatan:
a) Workshop dan Sosialisasi Pengembangan AUMKES
berstandar ISO dan Akreditasi Kemenkes
b) Assessment, Workshop da Sosialisasi Pengembangan
Rumah Sakit dengan layanan Unggulan
3. Terlaksananya fungsi advokasi dalam pelayanan dan kebijakan
publik dari gerakan Muhammadiyah.
Kegiatan:
a) Sosialisasi dan advokasi isu-isu/masalah kesehatan di
lingkungan internal, lokal, regional, nasional dan
internasional
b) Penelitian yang terintegrasi dengan program pengembangan
kesehatan masyarakat yang sedang berjalan
B. Majelis Pelayanan Sosial (MPS)
Berdirinya bersamaan dengan berdirinya Muhammadiyah, pada
tahun 1912 dengan nama Bagian Penolong Kesengsaraan Oemoem
(PKO). Adapun aktivitas PKO, dalam bidang kesehatan.
Pada tahun 1956 Majelis Penolong Oemoem berubah nama
menjadi Majelis Pembina Kesejahteraan Umat (Majelis PKU).
Kemudian pada tahun 1990 berubah nama menjadi Majelis Pembina
Kesehatan. Dilanjutkan pada tahun 2000 berubah nama menjadi
Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat (MKKM). Pada
tahun 2008, dalam rangka mengoptimalkan dibidang pelayanan sosial.
Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat mendirikan
kelompok kerja bernama Forum Panti Sosial Muhammadiyah-‘Aisyiah
(FORPAMA). Pada tahun 2009 FORPAMA berubah nama dari Forum
Panti Sosial menjadi Forum Perlindungan Anak dan Lansia
Muhammadiyah-‘Aisyiah.
Akhirnya pada tahun 2010, pasca Mukhtamar 1 Abad
Muhammadiyah di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengesahkan pembentukan Majelis
Pelayanan Sosial sebagai pemekaran dari MKKM, menyertai
disahkannya Majelis Pelayanan Kesehatan Umum.
Visi:
Berkembangnya fungsi pelayanan sosial yang unggul sehingga mampu
meningkatkan kualitas dan kemajuan hidup masyarakat khususnya
kaum dhu’afa sebagai aktualisasi Dakwah Muhammadiyah.
Misi:
1. Menggerakkan dan menyatukan seluruh potensi Muhammadiyah
untuk meningkatkan profesionalitas dalam pelayanan sosial
2. Meningkatkan kualitas pelayanan dan kelembagaan sosial
lingkungan Muhammadiyah
3. Mengembangkan kemitraan dan jejaring pelayanan sosial
Program Kerja:
1. Pelayanan dan perlindungan anak dan Lansia berbasis keluarga,
komunitas dan institusi pelayanan sosial
2. Pengembangan usaha kecil dan menengah untuk institusi
pelayanan sosial
3. Keterampilan hidup untuk anak
Sasaran:
1. Anak yang membutuhkan perlindungan khusus
2. Kelompok Lansia
3. Masyarakat miskin
Pengalaman dan Mitra Kerja:
1. Mengelola institusi pelayanan sosial (panti asuhan) yang tersebar
diseluruh Indonesia sejak tahun 1912
2. Mendirikan Pusat Kesehatan Panti bekerjasama dengan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
3. Penyaluran donasi untuk anak bekerjasama dengan Yayasan
Dharmais
C. Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
Majelis Ekonomi dibentuk dalam rangka memajukan
perekonomian warga dan anggota Muhammadiyah sesuai yang
tercantum dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab II Pasal 3 ayat
(8) yang berbunyi “Membimbing masyarakat kearah perbaikan
kehidupan dan mengembangkan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam”.
Adapun tugas dan fungsi Majelis Ekonomi adalah:
1. Merumuskan dasar tujuan dan sistem ekonomi Islam
2. Menggiatkan kegiatan anggota-anggota Muhammadiyah dalam
bidang perekonomian anggota Muhammadiyah yang berdiri di luar
ikatan Persyarikatan
3. Mendorong terbentuknya wadah atau organisasi perekonomian
Islam di luar Persyarikatan
D. Majelis Wakaf dan Kehartabendaan
Muhammadiyah memiliki Majelis wakaf dan kehartabendaan
dimaksudkan agar barang wakaf dari pewakaf tetap lestari, abadi,
mendatangkan kemanfaatan bagi agama, nusa dan bangsa. Dan orang
yang wakaf tetap mendapat amal jariyah. Persyarikatan
Muhammadiyah sebagai pengemban amanat, menjaga, memelihara
dan melestarikan kebaikannya.
Mentri Dalam Negeri RI No: SK 14/DDA/1972 tanggal 10
Februari 1972 yang menegaskan bahwa “Persyarikatan
Muhammadiyah sebagai badan hukum dapat mempunyai tanah dan
hak milik”.
Adapun tugas dan fungsi Majelis Wakaf dapat diterangkan sebagai
berikut:
1. Menggiatkan anggota untuk giat berwakaf
2. Memberi bimbingan kepada cabang-cabang tentang cara mengurus
dan memelihara serta memanfaatkan barang wakaf dan hak milik
Persyarikatan
3. Mengurus barang wakaf yang langsung dikuasai dikuasai oleh
pimpinan Persyarikatan serta hak milik Persyarikatan
E. Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM)
Majelis ini merupakan majelis yang dibentuk setelah Mukhtamar
Muhammadiyah ke 45, 2005 di Malang, sehingga merupakan majelis
baru.
Misi:
Tertatanya kapasitas organisasi dan jaringan aktivitas pemberdayaan
masyarakat yang mampu meletakkan landasan yang kokoh bagi
perintisan dan pengembangan kegiatan pemberdayaan serta
mendorong proses transformasi sosial dalam masyarakat.
Sebagai kesinambungan dari Lembaga Buruh, Tani dan Nelayan,
MPM melaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain:
1. Pengembangan media komunitas, pusat dokumentasi dan data base
mengenai keseluruhan aktivitas yang berkaitan dengan dengan
upaya-upaya pemberdayaan BTN.
2. Pembentukan lembaga advokasi dalam melindungi dan membela
hak-hak masyarakat dampingan.
3. Pelatihan untuk Muhammadiyah Community Organizer sebagai
konsultan umat di sejumlah Qaryah Thayyibah.

F. Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)


Majelis ini didirikan sebagai kelanjutan dan penyempurnaan
Lembaga Keadilan Hukum PP Muhammadiyah pada periode sebelum
Mukhtamar 44, Jakarta 2000 dan Lembaga Hukum dan HAM. Setelah
Mukhtamar Satu Abad dikembangkan menjadi Majelis Hukum dan
HAM. Dibentuknya Majelis ini didasarkan pada beberapa pemikiran:
1. Kasus-kasus pelanggaran HAM dan ketidakadilan hukum dari
tahun ke tahun cenderung meningkat, baik kuantitatif maupun
kualitatif
2. Penanganan atas kasus-kasus pelanggaran HAM sering berakhir
dengan ketidakjelasan, tidak transparan dan tidak tuntas. Lebih-
lebih atas dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh aparatur
penegak hukum terhadap warga sipil. Kejadian-kejadian tersebut
sangat ironis dengan gencarnya kampanye penegakan HAM
3. Rendahnya kesadaran hukum yang dimiliki masyarakat
G. Majelis Lingkungan Hidup (LH)
Pendirian Majelis ini merupakan pengembangan dari Lembaga
Lingkungan Hidup (LLH) yang dibentuk sebelum Mukhtamar Satu
Abad. Sesudah Mukhtamar Satu Abad pada tahun 2010 disahkan
terbentuknya Majelis Lingkungan Hidup sebagai bentuk konkret dari
kepedulian Muhammadiyah dalam mencermati masalah-masalah
lingkungan hidup, yang dalam perkembangan terakhir, banyak muncul
permasalahan dalam masyarakat.
Program dan kegiatan dari MLH PP Muhammadiyah ini meliputi:
1. Pengkajian dan penelitian dalam masalah lingkungan
2. Pendidikan dan pelatihan untuk pendampingan masyarakat dalam
pelestarian dan pemberdayaan lingkungan
3. Melaksanakan diskusi dan Seminar Lingkungan
4. Penerbitan jurnal dan buku-buku tentang Lingkungan dan Peran
Persyarikatan

H. Majelis Pustaka dan Informasi


Majelis ini mengalami beberapa pergantian nama. Semula di masa
KH. Ahmad Dahlan didirikan Majelis Taman Pustaka, kemudian
menjadi Majelis Pustaka dan sejak Mukhtamar 45 di Malang dirubah
menjadi Lembaga Pustaka dan Informasi. Kemudian pada tahun 2010,
pasca Mukhtamar Satu Abad diubah kembali menjadi Majelis Pustaka
dan Informasi, dengan tugas dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
1. Pengadaan perpustakaan yang memadai di kantor wilayah dan
daerah, terutama bahan pustaka yang berisi dokumen-dokumen
Persyarikatan
2. Penulisan sejarah Muhammadiyah dan tokoh-tokohnya ditingkat
wilayah dan daerah agar masing-masing daerah memiliki sejarah
perkembangan Muhammadiyah di daerahnya
3. Mengoptimalkan pemanfaatan dan pelayanan kepada media massa
(cetak dan elektronik), serta mengaktifkan wibsite sebagai saran
penyebaran informasi dan syiar kegiatan Muhammadiyah
4. Menyelenggarakan pelatihan tentang kepustakaan dan jaringan
informasi

Anda mungkin juga menyukai