Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris yang berarti ‘pegawasan’. Dari kata ini
muncul kata supervisor yang artinya adalah ‘pengawas’. Dalam kaitannya dengan
sekolah, muncul kata ‘school supervisor’ yang artinya ‘pengawas sekolah’ dalam
hal ini adalah guru dan kepala sekolah. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
supervisi diartikan sebagai pengawasan utama, atau pengontrolan tertinggi.
Sedangkan supervisi dibidang pendidikan adalah : suatu proses pembimbingan
dari pihak yang berkompeten kepada dewan guru dan anggota sekolah lainnya
yang menangani pendidikan di sekolah untuk memperbaiki situasi belajar
mengajar dapat meningkat.
1. Perbedaan Supervisi dan Inspeksi
Perbedaan mendasar antara supervisi dan inspeksi adalah, inspeksi
bertujuan memeriksa sampai seberapa jauh suatu rencana telah dilaksanakan atau
apakah yang dilakukan selama ini telah sesuai dengan maksud dan tujuan yang
hendak dituju. Laporan hasil inspeksi adalah berbentuk laporan kemajuan usaha
dan keadaan semua unsur-unsurnya. Laporan hasil isnpeksi sering disebut dengan
‘konduite’.
Sedangkan supervisi bertujuan menemukan kemampuan dan ketidakmampuan
anggota untuk memberikan bantuan kepada anggota tersebut untuk meningkatkan
kemampuannya. Hasilnya adalah anggota yang mampu dalam bidang profesinya.
Sasaran dari pada supervisi ditujukan kepada guru atau personil pendidikan
lainnya. Sedangkan sasaran inspeksi adalah semua unsur sekolah, mulai dari
murid, guru, runag belajar, alat belajar, fasilitas belajar, dll.
2. Macam-Macam Supervisi
Supervisi pendidikan ada 2 (dua) macam, yaitu ‘supervisi akademis’ dan
‘supervisi administrasi’.
Tugas Pokok dan Fungsi Wakil Kepala Sekolah (Jika sekolah hanya memiliki
1 wakil kepala sekolah saja):
Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Wakil Kepala Sekolah adalah membantu
Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut.