dituntut untuk mengetahui latar belakang suatu hal yang penting dalam proses
kehidupan anak, lingkungan anak, dan pembelajaran sebab merupakan salah
tentunya mengetahui kelemahan- satu cara yang dapat dilakukan guru agar
kelemahan anak secara psikologis, guru proses pembelajaran dikelas dapat
seharusnya menjadi seorang “dokter” menumbuhkan gairah belajar siswa
yang dapat melakukan diagnosa guna adalah dengan menggunakan
menemukan kelemahan-kelemahan anak keterampilan mengajar, hal ini sejalan
dalam pembelajaran, setelah itu, baru dengan pendapat Suparman (2010:59),
memilih metode atau mengulangi suatu bahwa keterampilan dalam mengajar
topik sebagai dasar untuk memudahkan merupakan syarat mutlak untuk
pemahaman siswa terhadap ilmu yang evektifnya sebuah proses pembelajaran.
akan diajarkan. Misalnya seorang guru Menurut Kusnadi (2008:45),
geografi yang akan mengajarkan topik keterampilan mengajar adalah
geografi dunia, tentunya guru harus kemampuan yang dimiliki seorang guru
mengetahui sejauh mana siswa/anak dalam melakukan pengajaran kepada
telah menguasai pengantar ilmu geografi, siswanya sehingga siswa dapat
termasuk bagaimana keterampilan memahami pelajaran yang diajarkan.
mengajar guru tersebut membawakan Keterampilan mengajar guru tidak boleh
materi pelajaran yang akan di ajarkan. monoton, tetapi selalu memberikan
Gaya mengajar guru harus menarik bagi suasana yang berbeda agar siswa tidak
siswa dan tidak monoton sehingga siswa bosan dalam mengikuti kegiatan
tidak merasa bosan menerima mata pembelajaran. Menurut Linda Darling
pelajaran yang di ajarkan. Hamond dan John Baratz Snowden
Konsep keterampilan mengajar (2009:38), guru perlu menciptakan
guru adalah bentuk penampilan guru saat pengajaran yang evektif yaitu pengajaran
proses belajar mengajar baik yang yang dapat menjadikan siswa semangat
bersifat kurikuler maupun psikologis. untuk belajar. Hal penting yang harus
Bersifat kurikuler adalah guru mengajar diperhatikan adalah pemilihan kegiatan
yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat yang membangun dan menarik bagi
mata pelajaran tertentu. Bersifat siswa. Seorang guru tentunya harus
psikologis adalah guru mengajar yang dapat mengembangkan keterampilan
disesuaikan dengan motivasi siswa, mengajar dengan baik, sehingga hasil
pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
belajar mengajar. keterampilan mengajar Hasil belajar adalah kemampuan
seorang guru berbeda antara yang satu yang diperoleh anak dari sutau interaksi
dengan yang lain pada saat proses belajar dalam proses pembelajaran. Menurut
mengajar walaupun mempunyai tujuan Nasrun, dkk (2002: 25) mengemukakan
sama, yaitu menyampaikan ilmu bahwa “ Hasil belajar merupakan hasil
pengetahuan, membentuk sikap siswa, akhir pengambilan keputusan mengenai
dan menjadikan siswa terampil dalam tinggi rendahnya nilai yang diperoleh
berkarya. siswa selama mengikuti proses
Guru sebagai tenaga provesional pembelajaran. Hasil belajar dikatakan
harus memiliki kompetensi keguruan. tinggi apabila tingkat kemampuan siswa
Kompetensi keguruan itu tampak pada bertambah dari hasil sebelumnya”.
kemampuan guru dalam memberikan Hasil belajar sering dipergunakan
keterampilan mengajar pada proses dalam arti yang sangat luas yakni untuk
pembelajaran sehingga pelajaran yang bermacam-macam aturan terhadap apa
diberikan guru dapat diterima oleh siswa. yang telah dicapai oleh murid, misalnya
Keterampilan mengajar guru merupakan ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan
rumah, tes lisan yang dilakukan selama selalu melihat keluar kelas sehingga
pembelajaran berlangsung, tes akhir kurang konsentrasi dan tidak
semester dan sebagainya. Selanjutnya memperhatikan pelajaran, akan tetapi
Davis Abdullah, (2007: 4) mengatakan : melihat hal tersebut guru diam saja dan
”dalam setiap proses belajar akan selalu terus menjelaskan pelajaran, guru hanya
terdapat hasil nyata yang dapat diukur. terpaku dalam penyampaian materi saja,
Hasil nyata yang dapat diukur dinyatakan ini membuat siswa bosan dan ingin
sebagai prestasi belajar seseorang”. segera istirahat agar bisa bermain dengan
Berdasarkan observasi yang teman-temannya.
peneliti lakukan di Madrasah Alyiah Keterampilan adalah kemampuan
Negeri 1Buton kelas X1 pada materi atau kompetensi yang dimiliki seseorang.
sejarah geografi, pada saat pembelajaran Keterampilan dalam Kamus Besar
berlangsung menunjukan bahwa Bahasa Indonesia (2004: 935) diartikan
keterampilan mengajar guru cenderung sebagai ungkapan untuk menyelesaikan
monoton dan tidak ada tanya jawab pada tugas.
saat proses belajar mengajar sehingga Chandra (2003: 45)
mengakibatkan siswa kurang berminat mengungkapkan bahwa keterampilan
dalam belajar. dapat disebut sebagai daya transformasi
Tanya Jawab baru dilakukan yang memungkinkan seseorang
ketika pembelajaran selesai, disaat tanya menjadikan apa yang ada dalam dirinya
jawab tersebut tidak ada satupun siswa menjadi sesuatu yang bermanfaat, baik
kelas X1 yang mengacungkan tangan untuk dirinya maupun orang lain.
untuk bertanya, sampai guru menunggu Keterampilan menyangkut pengenalan
kira-kira 5 menit hanya ada 4 dari 37 bahan, input, tahap pelaksanaan, serta
siswa yang mengacungkan tangan. bobot jumlah energi yang dibutuhkan
Selanjutnya, berdasarkan dalam melaksanakan suatu proses.
observasi dan wawancara di kelas X3 Secara sederhana keterampilan
pada hari rabu, 14 April 2016 beberapa dapat dikatakan sebagai suatu
siswa menyatakan pada saat proses kemampuan mengubah sesuatu yang ada
belajar mengajar berlangsung, Guru menjadi apa yang dikehendaki sesuai
geografi hanya menjelaskan materi ajar dengan rencana. Mengajar diartikan
Geografi dengan model ceramah dan sebagai suatu usaha menciptakan kondisi
banyak siswa yang enggan untuk atau sistem lingkungan yang mendukung
memperhatikan sehingga proses belajar dan memungkinkan berlangsungnya
mengajar kurang evektif. proses belajar. Usman (2008: 6)
Adanya permasalahan mengungkapkan bahwa pada prinsipnya
menyangkut keterampilan mengajar guru belajar adalah membimbing siswa dalam
dan minat belajar siswa ini juga kegiatan belajar atau suatu usaha
diperkuat dengan hasil observasi lanjutan organisasi lingkungan dalam
pada hari jumat, 14 april 2016 di kelas hubungannya dengan peserta didik dan
X2, pada saat proses belajar mengajar bahan ajaran yang menimbulkan proses
geografi berlangsung guru tidak belajar.
menggunakan alat peraga dalam proses Sardiman (2009:48)
belajar mengajar, sehingga sebagian mendefinisikan mengajar adalah upaya
siswa kurang tertarik pada materi menciptakan kondisi yang kondusif
pelajaran yang diajarkan, hal ini terlihat untuk berlangsungnya kegiatan belajar
dari 38 siswa terdapat 6 siswa yang bagi para siswa. Beberapa pengertian
terlihat mengantuk 4 bersendau gurau mengajar yang diungkapkan oleh para
dengan teman sebangkunya, 2 siswa ahli tersebut merujuk pada suatu projek
memberikan arah kepada siswa dalam kelompok, yaitu variasi dalam gaya
proses berpikir. mengajar, variasi dalam penggunaan alat
Pertanyaan menggali yaitu dan media pembelajaran, dan variasi pola
pertanyaan yang mendorong siswa untuk interaksi dalam kelas.
lebih mendalami jawabanya terhadap Variasi suara adalah perubahan
pertanyaan pertama. Usman (2003: 76- suara dari keras menjadi lema, tinggi
77) menjelaskan bahwa ada beberapa hal menjadi rendah, dari cepat menjadi
yang perlu diperhatikan dalam lambat. Suara guru pada saat
keterampilan bertanya, yakni sebagai menjelaskan materi pelajaran hendaknya
berikut. Memperhatikan kehangatan, bervariasi, baik dalam intonasi, volume
keantusiasan dan bervariasi Untuk nada dan kecepatan. Jika suara guru
meningkatkan partisipasi siswa dalam senantiasa keras, justru akan sulit
proses belajar mengajar, guru perlu diterima, karena siswa menganggap
menunjukkan sikap pada waktu gurunnya kejam, bila sudah begitu siswa
mengajukan pertanyaan maupun ketika diliputi oleh rasa cemas, ketakutan
menerima jawaban siswa. Sikap dan cara selama belajar. Masalah seperti ini yang
guru termasuk suara, ekspresi wajah, harus dihindari bahkan ditiadakan. Untuk
gerakan, dan posisi badan menampakkan itu guru menggunakan variasi suara yang
ada tidaknya kehangatan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi,
keantusiasanya. jadi suara guru senantiasa berganti-ganti,
Kebiasaan yang perlu dihindari: kadang meninggi, kadang cepat, kadang
(1) Jangan mengulangi pertanyaan bila lambat dan kadang rendah (pelan).
siswa tidak mampu menjawabnya. Hal Perhatian menurut Ghozali
ini dapat menurunya perhatian dan adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,
partisipasi siswa. (2) Jangan mengulang- jiwa itupun semata-mata tertuju pada
ulang jawaban siswa. Hal ini akan suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan
membuang-buang waktu, siswa tidak objek. Untuk dapat menjamin hasil
memperhatikan jawaban dari temannya belajar yang baik, maka siswa harus
karena menunggu komentar dari guru. mempunyai perhatian terhadap bahan
(3) Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang dipelajarinnya, jika materi yang
yang di ajukan sebelum siswa disampaikan oleh guru itu tidak menjadi
memperoleh kesempatan untuk perhatian siswa, maka bisa menimbulkan
menjawabnya. (4) Usahakan agar siswa kebosanan, sehingga tidak lagi suka
tidak menjawab serentak karena guru belajar. Untuk memfokuskan perhatian
tidak mengetahui dengan pasti siapa siswa pada suatu aspek yang penting atau
yang menjawab benar dan salah. (5) aspek kunci, guru dapat menggunakan
Menentukan siapa yang harus menjawab atau memberikan peringatan dengan
sebelum mengajukan pertanyaan akan bentuk kata-kata. Misalnya: “perhatikan
menyebabkan siswa yang tidak diajukan baik-baik”, “jangan lupa dicatat dengan
untuk menjawab pertanyaan. (6) sungguh-sungguh” atau “coba perhatikan
Pertanyaan ganda. Guru kadang-kadang ini baik-baik” karena materinnya agak
mengajukan pertanyaan yang sifatnya sulit dan sebagainnya.
ganda, menghendaki beberapa jawaban Kesenyapan adalah suatu
atau kegiatan yang harus dilakukan. (7) keadaan diam secara tiba-tiba di pihak
Keterampilan menggunakan variasi. guru ditengah-tengah menerangkan
Variasi dalam kegiatan sesuatu. Adanya kesenyapan tersebut
pembelajaran dimaksudkan sebagai merupakan alat yang baik untuk menarik
proses perubahan dalam pembelajaran, perhatian siswa. Dengan keadaan senyap
yang dapat dikelompokkan kedalam tiga atau diamnya guru secara tiba-tiba bisa
menimbulkan perhatian siswa, sebab hasilnya semakin baik, begitu pula siswa,
siswa begitu tahu apa yang terjadi dan jika seseorang yang mengajarnya hanya
demikian pula setelah guru memberikan mematung dan menggunakan mulutnya
pertanyaan kepada siswa alangkah saja, tanpa menggerakkan anggota badan
bagusnya apabila diberi waktu untuk akan memberi kesan buruk , suasana
berfikir dengan memberi kesenyapan hampa dan tidak hidup, sehingga siswa
supaya siswa bisa mengingat kembali cepat bosan.
informasi-informasi yang Perpindahan posisi guru dalam
memungkinkan ia hafal, sehingga bisa ruang kelas dapat membantu dalam
menjawab pertanyaan guru dengan baik menarik perhatian anak didik, dapat
dan tepat. Untuk itu seyogyanya guru pula meningkatkan kepribadian guru dan
memberikan kesennyapan terhadap siswa hendaklah selalu di ingat oleh guru,
untuk memikirkan jawaban dari bahwa perpindahan posisi itu hendaknya
pertannyaan yang diajukan. Supaya jangan di lakukan secara berlebihan guru
menjawabnya dengan sempurna dan akan kelihatan terburu-buru, lakukan saja
tepat. secara wajar agar siswa bisa
Ketika proses belajar mengajar memperhatikan.
berlangsung jangan sampai guru Perpindahan posisi dapat
menunduk terus atau melihat langit- dilakukan dari muka ke bagian belakang
langit dan tidak berani mengadakan , dari sisi kiri ke sisi kanan, atau di antara
kontak mata dengan para siswanya dan anak didik dari belakang ke samping
jangan sampai pula guru hanya anak didik. Dapat juga dilakukan dengan
mengadakan kontak pandang dengan posisi berdiri kemudian berubah ke
satu siswa secara terus menerus tanpa posisi duduk dan diam di tempat lalu
memperhatikan siswa yang lain. berjalan-jalan mengelilingi siswa dan
Sebaliknya bila guru berbicara atau sebagainya. Yang penting dalam
menerangkan hendaknya mengarahkan perubahan posisi itu harus ada tujuanya
pandangannya keseluruh kelas atau tidak sekedar mondar-mandir dan
siswa, sebab menatap atau memandang seorang guru janganlah melakukan
mata setiap anak didik atau siswa bisa kegiatan hanya dengan satu posisi,
membentuk hubungan yang positif dan misalnya saja saat menerangkan guru
menghindari hilangnya ke pribadian. hanya berdiri di depan kelas saja atau
Bertemunya pandang diantara mereka duduk dikursi saja, tanpa ada pergantian
yang berinteraksi, sesungguhnya atau variasi ini bisa menimbulkan
merupakan sesuatu etika atau sopan kebosanan siswa.
santun pergaulan karena menunjukan Media dan alat pembelajaran bila
saling perhatian diantara mereka. ditinjau, dari indera yang digunakan
Variasi dalam ekspresi wajah dapat digolongkan menjadi tiga macam
guru, gerakan kepala, gerakan tangan dan yaitu yang dapat di dengarkan, yang
anggota badan lainnya adalah aspek yang dapat dilihat, yang dapat dirabah, dan
sangat penting dalam komunikasi, yang dapat dicium baunya. Pertukaran
gunannya adalah untuk menarik penggunaan dari jenis yang satu kepada
perhatian dan untuk menyampaikan arti jenis yang lain atau dari bermacam
dari pesan lain yang dimaksut untuk alat/bahan dalam satu komponen
memperjelas penyampaian materi. Orang (misalnya dari gambar ke tulisan di
akan lebih jelas memahami sesuatu papan tulis) mengharuskan anak
menggunakan indera pendengar dan menyesuaikan alat inderanya sehingga
disertai indera penglihatan atau mata. lebih dapat mempertinggi tingkat
Semakin banyak indera yang digunakan perhatian siswa. Karena besar
faktor-faktor dari dalam yang mendorong satu bait saja. Atau jika guru membuat
tingkah laku dan kesenangan dalam kesimpulan secara lisan hasil diskusi atau
menjalankan tugas. setelah siswa menjawab sejumlah
Dengan menimbulkan rasa ingin pertanyaan.
tahu. Cara ini dapat ditempuh oleh guru Kegiatan ini dapat dilakukan oleh
dengan menceritakan kepada siswa guru dan begitu pula dilakukan oleh
mengenai cerita yang dapat siswa secara perorangan ataupun secara
menimbulkan pertanyaan, menunjukan berkelompok. Untuk mengetahui
seri gambar, atau mendemonstrasikan wawasan siswa tentang konsep yang
suatu peristiwa, kemudian mengajukan diajarkan selama satu jam pelajaran atau
suatu pertanyaan sehubungan dengan hal sepenggal kegiatan tertentu. Ini
tersebut diatas. dilakukan dengan cara mengadakan
Mengemukakan ide yang penilaian baik secara lisan maupun
bertentangan. Untuk dapat dengan memberikan tugas-tugas dengan
menumbuhkan motivasi siswa, guru meminta mereka: (a).
dapat melontarkan ide-ide yang mendemonstrasikan suatu keterampilan;
bertentangan dengan mengajukan (b). mengaplikasikan ide baru pada
masalah-masalah dari kenyataan sehari- situasilain; (c). mengespresikan pendapat
hari. siswa sendiri; (d). menjawab soal-soal
Dengan memperhatikan minat secara tertulis.
siswa. Minat siswa dipengaruhi oleh Pemberian tindak lanjut ini
faktor umur, jenis kelamin, letak sekolah dilakukan guru dengan cara memberi
dan keadaan sosial ekonomi. oleh karena pekerjaan rumah, merancang sesuatu
itu dalam menentukan aktivitas yang atau berkunjung kesuatu tempat. Jadi
harus dipilih bagi guru oleh siswa TK, kegiatan membuka dan menutup
SD dan sekolah lanjutan perlu pelajaran tidak saja dilakukan pada awal
dipertimangkan faktor-faktor tersebut. dan akhir pelajaran, tetapi juga pada awal
Guru hendaknya terlebih dahulu dan akhir kegiatan dengan catatan bahwa
mengemukakan tujuan pelajaran dan kegiatan harus bermakna dan
batasan-batasan tugas yang harus berkesinambungan.
dipelajari oleh siswa agar mereka Keterampilan Mengajar
memperoleh gambaran yang jelas Kelompok Kecil dan Perorangan. Secara
tentang ruang lingkup bahan yang harus fisik bentuk pengajaran ini adalah bila
dikerjakan. Pada permulaan pelajaran jumlah siswa yang dihadapi guru
atau pada saat tertentu selama penyajian terbatas, yaitu 3-8 orang untuk kelompok
pelajaran guru hendaknya memberikan kecil dan seorang untuk perseorangan ini
saran-saran tentang langkah langkah tidak berarti bahwa guru hanya
yang ditempuh oleh siswa dalam belajar menghadapi satu kelompok atau seorang
sehingga siswa terarah usahanya untuk siswa saja sepanjang waktu belajar.
menguasai pelajaran. Hakikat pengajaran ini adalah: (a).
Pada akhir pelajaran guru harus terjadinya hubungan interpersonal antara
meninjau kembali apakah inti pelajaran lain guru dan siswa dan juga siswa
yang dikerjakan itu telah dikuasai siswa dengan siswa; (b). siswa belajar dengan
atau belum. Dua cara yang dapat kecepatan dan kemampuan masing-
dilakukan guru misalnya: masing; (c). siswa mendapat bantuan dari
Merangkum inti pelajaran. Pada guru sesuai dengan kebutuhan.
dasarnya kegiatan inti pelajaran ini Ada beberapa variasi
terdapat sepanjang proses pengajaran. pengorganisasian untuk memberikan
Misalnya pada saat guru menjelaskan kesempatan belajar kepada siswa dalam
dilakukan oleh guru antara lain: (a) setelah melalui kegiatan belajar mengajar
memberikan pertanyaan langsung kepada itu sendiri merupakan suatu proses dan
siswa yang kurang berpartisipasi; (b) seseorang yang berusaha untuk
mencegah kegaduhan, menghindari memperoleh suatu bentuk perubahan
pembicaraan yang serentak; (c) perilaku yang relatif menetap. Dalam
mencegah secara bijaksana siswa yang kegiatan pembelajaran atau kegiatan
suka memonopoli pembicaraan. intruksional, biasanya guru menetapkan
Keterampilan menutup diskusi tujuan belajar. Siswa yang berhasil
dapat diidentifikasi sebagai berikut: (a) dalam belajar adalah yang berhasil
membuat rangkuman secara jelas singkat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
tentang butir-butir yang penting; (b); atau tujuan instruksional, Abdurrahman
memberitahukan langkah tidak lanjut (2009: 14).
hasil diskusi; (c) mengajak siswa menilai Hasil belajar merupakan hasil
hasil dan proses diskusi. Dari uraian dari suatu interaksi hasil belajar dan
diatas dapat diketahui bahwa tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
keterampilan dasar dalam poses menagajar diakhiri dengan proses
pembelajaran terbagi atas 8 yaitu (1) evaluasi hasil belajar. Dari sisi Siswa,
keterampilan memberi penguatan (2); hasil belajar merupakan puncak proses
keterampilan bertanya (3); keterampilan belajar yang merupakan bukti dari usaha
menggunakan variasi (4); keterampilan yang telah dilakukan. Menurut Hamalik
menjelaskan (5); keterampilan membuka (2002: 155) hasil belajar tampak sebagai
dan menutup pelajaran (6); keterampilan terjadinya perubahan tingkah laku pada
mengajar kelompok kecil dan perorangan diri siswa, yang dapat diamati dan diukur
(7); keterampilan membimbing diskusi dalam perubahan pengetahuan, sikap,
kelompok kecil dan (8); keterampilan dan keterampilan. Perubahan dapat
mengelola kelas. diartikan terjadinya peningkatan dan
Belajar mengajar sebagai suatu pengembangan yang lebih baik
proses mengandung tiga unsur yang dibandingkan dengan sebelumnya,
dapat dibedakan, yaitu tujuan pengajaran misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
(intruksional), pengalaman (prosesi) sikap tidak sopan menjadi sopan dan
belajar mengajar, dan hasil belajar sebagainya. Menurut Dimyati dan
(Sudjana 2004: 2). Belajar adalah suatu Mudjiono (2003: 4-5) dampak
proses usaha yang dilakukan seseorang pembelajaran adalah hasil yang dapat
untuk memperoleh suatu perubahan diukur seperti tertuang dalam raport
tingkah laku yang baru secara angka dalam ijazah atau kemampuan
keseluruhan, sebagai hasil meloncat setelah latihan.
pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Slameto 2003: METODE PENELITIAN
2). Melihat dari pengertian belajar Jenis penelitian ini adalah
menurut Slameto maka yang dimaksud Penelitian kuantitatif (korelasi).
dengan belajar adalah perubahan tingkah Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei
laku yang dimiliki seseorang sebagai sampai juli 2016, di Madrasah Alyiah
hasil pengalamannya sendiri dalam Negeri 1 Buton Kecamatan Pasarwajo.
interaksi dengan lingkungannya. Penelitian ini menggunakan metode
Sedangkan menurut Sudjana (2004: 22) survey dengan menggunakan pendekatan
hasil belajar adalah kemampuan yang regresi dan pendekatan korelasi.
dimiliki siswa setelah ia menerima Penggunaan mtode survey ini
pengalaman belajarnya. Hasil belajar berdasarkan pendapat Donaldy Ary yang
adalah kemampuan yang diperoleh anak menyatakan bahwa desain korelasional
20
99-103
15
104-108
10 109-113
5 114-118
119-123
0
124-128
129-133
batas kelas
15 57-60
61-64
10
65-68
69-72
5
73-76
0 77-80
81-84
batas kelas
Gambar 2 : Histogram Variabel Hasil Belajar Siswa
dilihat dari 60 orang responden, mengajar guru geografi (X) dengan hasil
sebanyak 15 orang (25%) memiliki hasil belajar siswa (Y).
belajar antara 69 – 72, 12 orang (20%) Menurut Sudjana (2002: 22)
memiliki hasil belajar antara 73-76, 11 mengutip pendapat Peters yang
orang (18,33%) memiliki hasil belajar mengatakan bahwa proses dan hasil
antara 65 – 68, 9 orang (15%) memiliki belajar siswa tergantung pada
hasil belajar antara 77 – 80, 7 orang penguasaan guru atas materi yang
(11,67%) memiliki hasil belajar antara diajarkan serta keterampilan
61 – 64 serta 4 orang (6,67%) memiliki mengajarnya. Keterampilan mengajar
hasil belajar antara 57 – 60, serta 2 orang guru merupakan kemampuan atau
(3,33%) memiliki hasil belajar antara 81 keahlian seorang guru dalam
– 84. melaksanakan dan mengelola kegiatan
Pengujian hipotesis mengajar agar tercipta kualitas
Untuk menguji normalitas data pembelajaran yang baik sehingga
skor keterampilan mengajar guru menarik siswa untuk mau belajar
geografi dan hasil belajar siswa, Chandra (2003: 45) yang memungkinkan
digunakan uji chi kuadrat (X)2 yang seorang menjadikan apa yang tersedia
perhitungannya pada lampiran dan menjadi sesuatu yang bermanfaat, baik
hasilnya menunjukkan bahwa nilai X2 untuk dirinya maupun orang lain.
hitung variabel keterampilan mengajar Keterampilan menyangkut pengenalan
guru geografi sebesar 1,66 < X2 tabel bahan, input tahap pelaksanaan, serta
12,592 dengan α= 0,05 atau (X2 hitung < X2 bobot atau jumlah energi yang
tabel ) sehingga data keterampilan dibutuhkan dalam melaksanakan suatu
mengajar guru geografi (X) dalam proses.
penelitian ini berdistribusi normal. Belajar adalah suatu proses yang
Demikian juga perhitungan X2 hitung untuk berlangsung berulang-ulang sehingga
variabel hasil belajar siswa sebesar 1,98 menimbulkan kesan dan mengakibatkan
< X2tabel 12,592 ( X2 hitung < X2 tabel ) adanya perubahan dalam diri individu
dengan demikiandata variabel hasil yaitu perubahan tingkah laku. Dengan
belajar siswa berdistribusi normal. demikian dapat didefinisikan hasil
Hubungan antara keterampilan belajar sebagai hasil yang diperoleh
mengajar guru geografi (X) dengan hasil berupa kesan-kesan yang
belajar siswa (Y) dapat digambarkan mengakibatkan perubahan dalam diri
melalui persamaan regresi Ŷ= 5,56 + individu sebagai hasil dari aktifitas
0,56X, yang berarti bahwa dalam belajar baik itu kognitif , dan
setiapkenaikan atau penurunan skor psikomotor. Seorang guru yang memiliki
keterampilan mengajar guru geografi keterampilan mengajar yang baik akan
akan di ikuti oleh kenaikan atau mempengaruhi siswa untuk mau belajar
penurunan skor hasil belajar siswa sehingga akan meningkatkan hasil
sebesar 0,56x pada konstanta 5,56. belajar siswa.
Keterampilan mengajar bagi
PEMBAHASAN seorang guru sangat penting jika mau
Penelitian yang dilakukan ini menjadi seorang guru yang provesional,
termasuk dalam studi korelasional yang disamping dia harus menguasai materi
bertujuan untuk menyelidiki hubungan bidang studi, dia juga harus menguasai
antara variabel bebas dan variabel keterampilan mengajar sebagai
terikat. Korelasi antara variabel tersebut penunjang keberhasilan hasil belajar
adalah hubungan antara keterampilan siswa. Keterampilan mengajar
merupakan kompetensi profesional yang
Muhibbin, Syah. (2005). Psikologi Usman, Moh. User dan Setiawan. 2000.
Pendidikan dengan Suatu Upaya Optimalisasi Belajar
Pendekatan Baru. Bandung : PT. Mengajar (Bahan Kajian PKG,
Remaja Rosdakarya MGBS,MGMP). Remaja.
Mulyasa, E,DR, M.Pd. 2005. Kurikulum Rosdakarya. Bandung.
Tingkat Satuan Pendidikan, Usman, Moh. User. 2005. Materi Guru
Bandung: remaja Rosda Karya. professional. Remaja. Rosdakarya.
Nasrun, H. 2002. Tehnik Penelitian Hasil Bandung.
Belajar. Jakarta: Bina Bangsa. Winarto, 2005. Memantapkan Motivasi
Roestiyah. 2005, Masalah-masalah Ilmu Diri, Andi, Jogjakarta.
Keguruan, Jakarta; Bina Bangsa. Yamin Martinis, H, Drs, M.Pd. 2006.
Sagala Syaiful, H, DR, M.Pd. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan di
Konsep dan Makna Pembelajaran. Indonesia, Jakarta: Gaung Persada
Bandung: Alfabeta. Trianto. 2007. Model-Model
Samuelson, Paul A. 2003. Belajar dan Pembelajaran Inovatif
Faktor-Faktor yang Berorientasi Konstruktivistik.
Mempengaruhinnya; Jakarta: Jakarta: Prestasi Pustaka.
Rineka Cipta. Usman dan Setiawati, 2001. Statistika.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- Bandung: Remaja Rosdakarya.
Faktor yang Mempengaruhinnya, UU No, 20 Tahun 2003.Tentang Sistem
Jakarta Pustaka Sinar Harapan Pendidikan Nasional.Pasal 1.
Sofyan, G. 2005. Belajar dan Interaksi Wardoyo, 2013. Pembelajaran
Belajar Mengajar; Unhalu Kontruktivisme. Bandung:
Kendari Alfabeta.
Suciati, dkk, 2006. Teori Belajar,
Motivasi, dan Keterampilan
Mengajar. Pusat Antar Universitas
Jakarta.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sukmadinata.S.N. 2004. Indonesia
Phisikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Syah, Muhibin. 2005. Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan
Baru. Bandung : Grasindo.
Usman, Moh. User.2005. Upaya
Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. PT. Rosdakarya.
Bandung.
Usman, Moh. User.2003. Menjadi Guru
Provesional. PT. Rosdakarya.
Bandung.
Usman, Moh. User.2005. Menjadi Guru
Provesional. Rosdakarya.
Bandung.