Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL TUGAS MIKROPROSESOR

“AUTOLISYS (AUTOMATIC LIGHT SYSTEM)”


(SISTEM LAMPU AUTOMATIS)
Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Mikroprosessor
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Universitas Telkom

Disusun Oleh:
1. Faraz Sonia H.
2. Argo Hernito
3. Novia Nurhidayah P.

PROGRAM STUDI SARJANA S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2017

2
Abstrak

Konsep smarthouse yang sekarang ini menjadi bagian dari kebutuhan setiap
individu, sudah banyak digunakan untuk berbagai keperluan guna mempermudah
pekerjaan manusia. Otomatisasi salah satunya, sistem pengendali otomatis smarthouse
yang diemplementasikan secara spesifik di bagian atau keperluan tertentu. Pada tugas
besar ini, sistem kendali otomatis diterapkan untuk mengendalikan lampus secara
otomatis dengan sensor cahaya. Pengendali yang digunakan adalah mikrokontroler jenis
UNI yang berfungsi sebagai penggabung semua perintah sistem kotrol, pengolah, input
dan output yang dikaitkan dengan pemograman yang sebagai bagian dari inisialisasi dari
umpan balik sinyal inputan pada kondisi yang ditentukan. Hasil akhir penelitian ini
adalah sistem dapat bekerja secara otomatis untuk mengendalikan lampu berdasarkan
kondisi, pengukuran intensitas cahaya disekitar sensor cahaya dan mendeteksi
keberadaan manusia di sekitar ruang.

Kata Kunci : sistem penerangan otomatis, mikrokontroler, sensor cahaya

3
DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 JUDUL……………………………………………………………………………………….4
1.2 LATAR BELAKANG……………………………………………………………………….4
1.3 BATASAN MASALAH …………………………………………………………………….5
1.4 TUJUAN……………………………………………………………………………………..5
1.5 METODA PENELITIAN……………………………………………………………………5
BAB II LANDASAN TEORI

2.1. PENGHEMATAN TENAGA LISTRIK……………………………………………………7


2.2. ARDUINO UNO……………………………………………………………………………7

2.2.1. STRUKTUR FISIK MIKROKONTROLER ATMEGA8535……………………….7


2.2.2. KONFIGURASI PIN MIKROKONTROLER ATMEGA8535……………………...8
2.2.3. STRUKTUR PEMROGRAMAN MIKROKONTOLER ATMEGA8535………….10

2.3. LDR………………………………………………………………………………………...13

2.3.1. PRINSIP KERJA SENSOR LDR…………………………………………………...14

2.4. PIR …………………………………………………………………………………………14

2.4.1. PRINSIP KERJA SENSOR PIR…………………………………………………….15


BAB III PERANCANGAN ALAT
3.1 ALAT DAN BAHAN……………………………………………………………………...16
3.2 PERANCANGAN SISTEM……………………………………………………………….16
3.3 CARA KERJA……………………………………………………………………………..18
BAB 4 PENUTUP
4.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………………....20
4.2 SARAN…………………………………………………………………………………....20
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………….21
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..22

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 JUDUL
Analisys ( Automatic Light System)

1.2 LATAR BELAKANG


Perkembangan di sektor teknologi mengalami kemajuan yang pesat hingga
membawa kita menuju era modernisasi. Banyak teknologi-teknologi yang mulai
dikembangkan untuk meminimalisir kebutuhan yang berlebih seperi pada sektor
perekonomian yaitu kebutuhan energi listrik yang setiap tahunnya meningkat. Teknologi
yang diciptakan adalah teknologi yang mampu membantu dan mempermudah aktifitas
manusia dalam rutinitas kesibukannya, seperti halnya mematikan dan menyalakan lampu
seperlunya. Kelalaian ketika lupa mematikan lampu secara tidak disadari dapat
menaikkan kebutuhan listik yang sebernarnya tidak terpakai. Kemudian untuk
menyalakan lampu sesuai dengan waktu yang diperlukan merupakan sikap yang bijak
dalam pemanfaatan kebutuhan listrik untuk setiap harinya.

Teknologi yang dapat digunakan untuk mempermudah dan menyelesaikan


permasalahan ini salah satunya konsep smarthouse dengan sistem automatic control.
Dalam hal ini, teknologi automatic control diimplementasikan pada lampu rumah yaitu
untuk kontrol off atau on secara otomatis. implementasi ini memanfaatkan dua sensor
penting sebagai tingkat sensitiv kerja sistem yaitu sensor LDR (Light Dependent Resistor
atau sensor cahaya) dan PIR (Pasive Infrared atau sensor gerak dan suhu). Kemudian,
dibutuhkan juga alat yang dapat menggabungkan semua perintah tersebut secara terpadu
dengan menggunkana mikrokontroler.

1.3 BATASAN MASALAH

5
Pada penerlitian ini, batasan masalah yang diberikan sebagai berikut :
1. Pada tugas besar ini, hanya memakai dua sensor yaitu sensor LDR dan PIR yang
masing-masing memiliki peran kerja dengan kondisi tertentu.
2. Pemindahan mode sensor menggunkan batasan waktu (timer) secara manual atau
codingan dengan rentan waktu tertentu.
3. Penerapan sistem pengendali otomatis ini hanya diterapkan untuk ruangan yang
membutuhkan penerangan yang intensitas penggunaannya dapat dikendalikan,
kecuali kamar tidur.
4. Implementasi dari pembuatan sistem pada tugas besar ini hanya berupa simulasi dari
prototype sederhana sistem kendali.

1.4 TUJUAN
Penelitian ini bertujuan :
1. Sebagai syarat tugas besar matakuliah mikroprosesor.
2. Menciptakan suatu sistem kontrol lampu otomatis sebagai pengganti fungsi saklar
manual yang berbasis mikrokontroler arduino UNO yang bersifat realtime dan
conditional.
3. Membuat implementasi sistem pengedali otomatis yang dapat mempermudah
seseorang mengatur pencahayaan disetiap ruanganya.
4. Membantu dalam kegiatan penghematan tenaga listrik

1.5 METODA PENELITIAN


Merupakan suatu teknik atau cara untuk mengumpulkan data atau fakta yang
nantinya akan dipelajari, dikembangkan dan sebagai bahan analisa pencarian dan
pemecahana masalah. Metoda penelitian yang dilakukan pada penilitian ini diantaranya:
1. Studi Pustaka, yaitu dengan cara mencari beberapa informasi yang dibutuhkan dari
beberapa sumber seperti buku, internet, literatur-literatur yang berkaitan dengan teori
dasar dari sistem pengendali kontrol otomatis yang akan dibuat.
2. Studi lapangan, yaitu dengan mangamati , mengumpulkan dan menganlisa secara
langsung beberapa kamungkinan bisa kita atasi serta yang berhubungan dengan
penelitian sistem kontrol otomatis.
6
3. Konsultasi, yaitu mencari sumber dengan bertanya kepada narasumber yang lebih
berpengalaman dibidang elektronika dan mikrokontraler

7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Penghematan Tenaga Listrik
Penghematan Energi Listrik Penggunaan saklar otomatis merupakan salah satu
cara operasi yang digunakan untuk mengendalikan beban listrik. Ide penggunaan saklar
otomatis ini muncul sebagai upaya menghindari pemborosan energi listrik. Saklar
otomatis juga memudahkan operasi. Dari segi ekonomis, dengan memasang saklar
otomatis, maka keborosan energi listrik dapat dihindari. Penggunaan energi listrik
menjadi terkontrol. Sebagai contoh, bila seseorang lupa mematikan lampu penerangan 40
watt dalam ruangan selama 5 jam, maka akan terjadi pemborosan energi listrik sebesar:
E=Pxt
= 40 x 5
= 400 watt jam
= 0,2 kWh
Dengan penghematan satu lampu selama 5 jam dapat menghemat energi listrik
sebesar 200 Wh. Bila suatu ruangan menggunakan puluhan lampu, maka akan lebih
banyak menghemat lagi. Penggunaan energi listrik tercatat dalam daya meter PLN. Nilai
tagihan rekening listrik dihitung dari Rp/ KWh selama satu bulan.

2.2. Arduino UNO


Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet).
Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan
sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack
power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat
digunakan, cukup hanya menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan
menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk
menjalankannya.

8
Gambar 2.1.1 Arduino UNO
2.2.1 Struktur Fisik Mikrokontroler ATMega8535 (Arduino UNO)
Berikut adalah keterangan – keterangan yang ada pada Arduino UNO:
1. USB Connector : Untuk menguhubungkan Arduino dengan komputer,
melakukan komunikasi serial seperti mengirimkan dan menerima data sensor
melalui serial terminal pada Arduino IDE.
2. Power Jack : Tegangan input untuk menghidupkan Arduino
3. IC ATMEGA328p : IC Microcontroler keluaran ATMEL dengan boothloader
Arduino UNO.
4. I/O Digital : Header yang dipergunakan untuk inpit dan output digital,
pada pin 3,5,6,9,10,11 memiliki tanda (~) menunjukan bahwa pin tersebut selain
memiliki fasilitas I/O Digital juga memiliki PWM ( Pulse Width Modulation)
dengan rentang nilai output sebesar 8 bit atau setara dengan nilai antara 0-255.
5. Input Analog : digunakan untuk input data sensor, potensiometer dan
perangkat analog input lainya.
6. Power : digunakan untuk mengambil power 5V, 3.3V, GND.

9
Gambar 2.1.2 Pin Arduino UNO

2.2.2. Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega8535 (Arduino Uno)


Konfigurasi pin ATMega8535 sebagai berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya
2. GND merupakan pin Ground
3. Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin masukan ADC
4. Port B (PB0...PB7) merupakan pin I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus
yaitu Timer/Counter, komparator Analog dan SPI
5. Port C (PC0...PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus,
yaitu komparator analog dan Timer Oscillator
6. Port D (PD0...PD1) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu komparator
analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal
9. AVCC merupakan pin masukan untuk suplai tegangan ADC
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC

2.2.3. Struktur Pemrograman Mikrokontroler Arduino


10
A. Struktur
Setiap program arduino (biasa disebut sketch) mempunyai dua buah fungsi yang
harus ada, yaitu:
1. Void setup() { ... } , semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan hanya
satu kali ketika program arduino dijalankan untuk pertama kalinya.
2. Void loop() { ... } , fungsi ini dijalankan setelah setup (fungsi void setup)
selesai. Setelah dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalankan kembali, dan lagi
secara terus menerus samapi catu daya (power) dilepaskan.

B. Syntax
Berikut ini adalah elemen bahasa c yang dibutuhkan untuk format penulisan :
1. // (komentar satu baris), terkadang diperlukan untuk memberi catatan pada diri
sendiri apa arti dari kode-kode yang dituliskan. Cukup menuliskan dua buah garis
miring dan apapun yang kita ketikan dibelakangnya akan diabaikan oleh program.
2. /* (komentar banyak baris), jika Anda mempunyai banyak catatan, maka hal
tersebut dapat dituliskan pada beberapa baris sebagai komentar. Semua hal yang
terletak di anatara dua simbol tersebut akan diabaikan oleh program.
3. { ... } atau kurung kurawal, digunakan untuk mendefinisikan kapan blok
program mulai dan berakhir (digunakan juga pada fungsi dan pengulangan).
4. ; (titik koma), setiap barus kode harus diakhiri dengan tanda titik koma (jika
ada titik koma yang hilang maka program tidak akan bisa dijalankan.

C. Variabel,
Sebuah program secara garis besar didefinikan sebagai instruksi untuk
memindahkan angka dengan cara yangcerdas. Variabel inilah yang digunakan untuk
memudahkannya.
1. Int (integer), digunakan untuk menyimpan angka dalam 2 byte (16 bit). Tidak
mempunyai angka desimal dan menyimpan nilai dari -23.768 s/d 32.767.
2. Long, digunakan ketika integer tidak mencukupi lagi. Memakai 4 byte (32 bit)
dari memori RAM dan mempunyai rentang nilai dari -2.147.648 s/d 2.147.483.647.

11
3. Boolean, variabel sederhana yang digunakan untuk menyimpan nilai TRUE
(benar) atau FALSE (salah). Sangat berguna karena hanya menggunakan 1 bit dari
RAM.
4. Float, digunakan untuk angka desimal (floating point). Memakai 4 byte (32 bit)
dari RAM dan mempunyai rentang nilai dari -3,4028235E+38 s/d 3,4028235E+38.
5. Char (character), menyimpan 1 karakter menggunakan kode ASCII (misalnya
‘A’ = 65). Hanya memakai 1 byte (8 bit) dari RAM.

D. Operator Matematika
Operator matematika adalah operator yang digunakan untuk memanipulasi angka
(bekerja seperti matematika yang sederhana).
1. = (sama dengan), membuat sesuatu menjadi sama dengan nilai yang lain
(misalnya: x = 10 * 2, x = 20).
2. % (persen), menghasilkan sisa dari hasil pembagian suatu angka yang lain
(misalnya : 12 % 10, ini akan menghasilkan angka 2).
3. + (plus), merupakan operasi penjumlahan.
4. - (minus), operasi pengurangan.
5. * (asteris), operasi perkalian.
6. / (garis miring), operasi pembagian.

E. Operator Pembanding
Operator pembanding digunakan untuk mebandingkan nilai logika.
1. == (sama dengan), misalnya: 12 == 10 adalah FALSE (salah) atau 12 == 12
adalah TRUE (benar).
2. != (tidak sama dengan), misalnya: 12 != 10 adalah TRUE (benar) atau 12 != 12
adalah FALSE (salah).
3. < (lebih kecil dari), misalnya: 12 < 10 adalah FALSE (salah) atau 12 < 12
adalah FALSE (salah) atau 12 < 14 adalah TRUE (benar).
4. > (lebih besar dari), misalnya: 12 > 10 adalah TRUE (benar) atau 12 > 12
adalah FALSE (salah) atau 12 > 14 adalah FALSE (salah).

12
F. Struktur Pengaturan
Program sangat tergantung pada pengaturan apa yang akan dijalankan berikutnya.
Berikut ini adalah elemen dasar pengaturan.
1. If ... else, dengan format seperti berikut ini: If(kondisi) { ... } Else if(kondisi)
{ ... } Else { ... } Dengan struktur seperti diatas program akan menjalankan kode yang
ada di dalam kurung kurawal jika kondisinya TRUE, dan jika tidak (FALSE) maka
akan diperiksa apakah kondisi pada else if dan jika kondisinya FALSE maka kode
pada else yang akan dijalankan.
2. For, dengan format penulisan sebagai berikut: For(int i = 0; i < #pengulangan;
i++) { ... } Digunakan bila Anda ingin melakukan pengulangan kode program di
dalam kurung kurawal beberapa kali, ganti #pengulangan dengan jumlah pengulangan
yang diinginkan. Melakukan perhitungan ke atas (++) atau ke bawah (--).

G. Digital
1. pinMode(pin, mode), digunakan untuk menetapkan mode dari suatu pin, pin
adalah nomor pin yang akan digunakan sebagai port dari 0 s/d 19 (pin analog 0 s/d 5
adalah 14 s/d 19). Mode yang bisa digunakan adalah INPUT atau OUTPUT.
2. digitalWrite(pin, value), ketika sebuah pin ditetapkan sebagai OUTPUT, pin
tersebut dapat dijadikan HIGH (+5 volt) atau LOW (ground).
3. digitalRead(pin), ketika sebuah pin ditetapkan sebagai INPUT, maka Anda
dapat menggunakan kode ini untuk mendapatkan nilai pin tersebut apakah HIGH (+5
volt) atau LOW (ground).

H. Analog, arduino adalah mesin digital tetapi mempunyai kemampuan untuk


beroperasi di dalam analog.
1. analogWrite(pin, value), beberapa pin pada arduino mendukung PWM (pulse
width modulation) yaitu pin 3, 5, 6, 9, 10,11. Ini dapat merubah pin hidup (on) atau
mati (off) dengan sangat cepat sehingga membuatnya dapat berfungsi layaknya
keluaran analog. Value (nilai) pada format kode tersebut adalah angka antara 0 (0%
duty cycle ~ 0 volt) dan 255 (100% duty cycle ~ 5 volt).

13
2. analogRead(pin), ketika pin analog ditetapkan sebagai INPUT Anda dapat
membaca keluaran voltase-nya. Keluarannya berupa angka antara 0 (untuk 0 volt) dan
1024 (untuk 5 volt).

2.3. LDR (Light Dependent Resistor)


Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis resistor
yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan
penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR (Light
Dependent Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu
sendiri.

LDR sering disebut dengan alat atau sensor yang berupa resistor yang peka
terhadap cahaya. Biasanya LDR terbuat dari cadmium sulfida yaitu merupakan bahan
semikonduktor yang resistansnya berupah-ubah menurut banyaknya cahaya (sinar) yang
mengenainya.

Gambar 2.2 LDR

2.2.1 Prinsip kerja sensor LDR (Light Dependent Resistor)

Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan
elektron bebas dengan jumlah yang relative kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron
14
untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya redup, LDR menjadi
konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada
saat gelap atau cahaya redup. Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang
lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih banyak elektron
untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi
konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi kecil pada saat
cahaya terang. Penerapan laindari sensor LDR ini ialah alarm Pencuri.

2.4. PIR (Passive Infrared Receiver)

PIR (passive infrared Receiver ) merupakan sebuah sensor yang berbasis


infraraed. PIR tidak memancarkan sinar apapun seperti sensor infrared lainnya tapi sensor
ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap
benda yang terdeteksi olehnya.

Gambar 2.3 Diagram sensor PIR

Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian-bagian yang mempunyai perannya masing-
masing, yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan comparator.

2.3.1 Prinsip kerja sensor PIR (Pasiv Infrared Receiver)

Sensor akan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran sinar
inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak.
15
Pancaran sinar inframerah pasif yang membawa energi panas ini kemudian ditangkap
oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan
Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate
menghasilkan arus listrik.

16
BAB III

PERANCANGAN ALAT

3.1 Alat dan Bahan


a. Mikrokontroler Arduino UNO (ATMega8535), digunakan sebagai alat pengontrol
otomatis dan pusat pengendali sistem.
b. Sensor LDR (Light Dependent Resistor), sebagai sensor dan sinyal masukkan untuk
sensor PIR dengan cara mendeteksi kondisi intensitas cahaya lingkungan.
c. Sensor PIR (Passive Infrared Receiver), sebagai sensor untuk mendeteksi adanya
pergerakan manusia
d. Lampu LED, sebagai alat penerapan lampu yang disimulasikan.
e. Resistor, sebagai penstabil tegangan dari mikrokontroler dengan lampu agar lampu
tidak mudah rusak.

3.2 PERANCANGAN SISTEM


3.2.1 Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras merupakan tahap untuk memasangkan komponen listrik
seperti sensor LDR, sensor PIR, lampu LED, resistor, dan kabel catu daya (USB), dan lain-lain
kedalam perangkat mikrokontroler arduino.
Pada sistem ini terdiri dari input dan output sistem. Input pada perancangan sistem ini yaitu
berupa sensor LDR, sensor LDR akan menerima rangsangan intensitas cahaya lampu yang
digunakan sebagai sinyal masukkan pertama dan indicator untuk mengaktifkan sensor PIR.
Sedangkan untuk output pada perancangan sistem ini berupa sensor PIR dan lampu LED. Setelah
sinyal masukan diterima dari sensor LDR oleh mikrokontroler arduino, maka akan diteruskan
lalu diolah untuk mengakifkan sensor PIR. Untuk lebih jelasnya, dapat di simpulkan dalam
diagram alir sebagai berikut.

17
Gambar 3.1 Struktur Perancangan Sistem

3.2.2 Perancangan karakteristik dan pengujian sensor LDR dan PIR


Rangkaian karakterisasi sensor LDR diperlukan untuk mengetahui karakteristik dari
sensor. Dalam penelitian ini kemampuan sensor LDR yang dibutuhkan adalah respon sensor
terhadap intensitas cahaya yang digunakan untuk mengindikasi waktu bekerja untuk sensor PIR.
Respon untuk sensor LDR adalah intensitas cahaya dari matahari atau ruangan. Selanjutnya
rangkaian karakterisasi sensor PIR diperlukan untuk mendeteksi kehadiran objek pada sudut dan
jarak tertentu dari posisi sensor. Respon tersebut berupa tegangan keluaran sensor. Untuk
mengetahui tegangan keluaran sensor, dibutuhkan tegangan DC 5 volt.

3.2.3 Perancangan Perangkat Lunak


Perancangan perangkat lunak terdiri dari pembuatan diagram alir sistem yang dimulai
dengan masukan tegangan yang berasal dari catu daya (USB) mikrokontroler. Sebelum membuat
suatu program untuk mengendalikan rangkaian secara keseluruhan, maka dilakukan perancangan
diagram alir (flowchart). Diagram alir berguna untuk menentukan langkah-langkah atau alur
pembuatan program. Berikut merupakan diagram alir sistem.

18
Gambar 3.2 Diagram Alir Sistem Lunak

3.3 CARA KERJA


Autolisys adalah suatu sistem kontrol otomatis untuk menyalakan dan mematikan lampu
disuatu ruangan. Alat ini menggunakan dua sensor aktif yaitu sensor LDR dan PIR yang
dihubungkan langsung pada arduino. Proses cara kerja dari sistem kontrol otomatis ini :
1. Sistem yang sudah terhubung dengan sensor LDR sebagai pertama akan bekerja ketika
ada intensitas cahaya yang rendah atau tinggi, yaitu menyala atau mematikan lampu
secara otomatis.
2. Setelah sistem LDR bekerja pada rentan waktu perubahan intensitas cahaya tersebut,
sistem akan bekerja secara otomatis merubah mode yang berawal dari sistem dengan
sensor LDR menjadi sistem dengan sensor PIR.
3. Pada mode sensor PIR, sensor akan mendeteksi benda yang berdasarkan suhu atau
gerak yang dihasilkan dari benda tersebut seperti mendeksi adanya manusia diruang
tersebut. Jika memang masih ada maka lampu akan tetap menyala, tapi jika tidak maka
lampu akan mati.
4. Untuk jangka waktu tertentu, mode akan kembali ke tahap sensor LDR yang bekerja
dalam intensitas cahaya.

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian sistem lampu otomatis berbasis arduino uno dapat
disimpulkan sebagai berikut.

a. Sistem dapat berganti mode ( sensor PIR dan sensor LDR) dengan pengatur waktu
yang sudah di setting.
b. Sensor PIR akan aktif atau bekerja ketika ada seseorang atau manusia yang
memasuki sebuah ruangan.
c. Pada rangkaian lampu otomatis jika dalam kondisi gelap maka lampu akan menyala dan
pada kondisi terang maka lampu akan mati.

4.2 SARAN

a. Untuk penghematan energi listrik sebaiknya menggunakan lampu penerangan


berbasis LED yang sudah banyak digunakan, bahkan jika mau kita dapat membuat
sendiri lampu penerangan ini menggunakan beberapa dioda dan resistor.

b. Bentuk fisik dari Lampu otomatis ini dapat dibuat lebih minimalis lagi agar pengguna
bisa lebih mudah menggunakannya

20
c.

LAMPIRAN
1.1 BIODATA ANGGOTA
1. Nama : Faraz Sonia Hindrayanti
NIM : 110115
Kelas : TT-39-09
Jurusan : Teknik Telekomunikasih
2. Nama ` : Argo Hernito
NIM : 1101154074
Kelas : TT-39-09
Jurusan : Teknik Telekomunikasi
3. Nama : Novia Nurhidayah Prihatiningtyas
NIM : 1101154451
Kelas : TT-39-09
Jurusan : Teknik Telekomunikasi

1.2 BIODATA DOSEN PENDAMPING


2. Nama : M. Haldi
Kode Dosen : Mbuh
NIP : Mbuh
Mata Kuliah : Mikroprosessor

21
DAFTAR PUSTAKA
1. https://bagusrifqyalistia.wordpress.com/2008/12/12/cara-kerja-sensor-pir/

2. http://tryfajarman22.blogspot.co.id/2013/11/contoh-proposal-pengajuan-skripsi.html

3. http://180.242.93.57/~digilib/files/disk1/5/jbptsttippp--adethiazak-224-1-bab1.pdf

4. http://kemahasiswaan.stikom.edu/wp-content/uploads/2013/10/PKM-P_Moving-Sign-
Elektronik-Via-SMS_Dedi-Wirawan.pdf
5. http://elektronika-dasar.web.id/sensor-cahaya-ldr-light-dependent-resistor/

22

Anda mungkin juga menyukai