Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ILMU KESEHATAN MASYARAAT

“Fungsi, Tujuan dan Manfaat Formularium Rumah Sakit”

Disusun Oleh:

Janeke Dwirara Putri 1704026210


Listrina Juliana 1704026214
Mega Atika Sari 1704026218
Melati Hidayanti 1704026221

Kelas : Apoteker Sore

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Fungsi, Tujuan
dan Manfaat Formularium Rumah Sakit”.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah “Fungsi, Tujuan dan Manfaat Formularium
Rumah Sakit” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

Jakarta, 27 Mei 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit merupakan salah satu dari sarana kesehatan, yang melakukan rujukan
pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien (Depkes RI, 2004). Pada saat ini, biaya
pengobatan di sarana pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit semakin mahal. Salah
satu penyebab mahalnya biaya pengobatan adalah penggunaan obat yang tidak rasional.
Dalam konteks pengobatan, rasional berarti tepat diagnosa, indikasi, dosis, waktu
pemberian, dan tepat harga obatnya. Pada kenyataanya, pasien seringkali menerima obat
yang kurang sesuai dengan keadaan pasien itu sendiri sehingga pengobatan tidak efektif
dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk penyembuhan. Semakin lama pasien di
rawat di rumah sakit maka semakin besar biaya yang di keluarkan. Banyak pula kasus
pasien yang mendapatkan pengobatan yang tidak perlu atau penderita mendapat obat
dengan nama dagang yang sangat mahal padahal ada obat generik yang mempunyai
komposisi dan khasiat yang sama dengan nama obat dagang tersebut. Keragaman obat
yang tersedia mengharuskan dikembangkan sutu program penggunaan obat yang rasional
di rumah sakit guna memastikan penderita menerima perawatan yang terbaik. Peran
Rumah Sakit merupakan hal yang urgen, maka dari itu rumah sakit harus mempunyai
sistem formularium yang meliputi kegiatan evaluasi, penilaian dan pemilihan obat.

1.2 Tujuan
1. Untuk melengkapi nilai dan tugas kelompok mata kuliah Ilmu Kesehatan
Masyarakat
2. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan , Tujuan dan Manfaat Formularium
Rumah Sakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Formularium Rumah Sakit


Definisi sistem formularium adalah suatu metode yang digunakan staf medik dari
suatu rumah sakit yang bekerja melalui Panitia Farmasi dan Terapi, mengevaluasi, menilai,
dan memilih dari berbagai zat aktif obat dan produk obat yang tersedia, yang dianggap paling
berguna dalam perawatan penderita. Jadi, sistem formularium adalah sarana penting dalam
memastikan mutu penggunaan obat dan pengendalian harganya (Depkes RI; 2004). Hasil
utama dari pelaksanaan sistem formularium adalah formularium rumah sakit. Formularium
adalah dokumen berisi kumpulan produk obat yang dipilih PFT disertai informasi tambahan
penting tentang penggunaan obat tersebut, serta kebijakan dan prosedur berkaitan obat yang
relevan untuk rumah sakit tersebut, yang terus menerus direvisi agar selalu akomodatif bagi
kepentingan penderita dan staf profesional pelayan kesehatan, berdasarkan data konsumtif
dan data morbiditas serta pertimbangan klinik staf medis rumah sakit itu. Formularium harus
lengkap, ringkas dan mudah digunakan. Kegunaan pertama dan utama dari sistem
formularium adalah untuk membantu meyakinkan mutu dan ketepatan penggunaan obat
dalam rumah sakit. Kegunaan kedua adalah sebagai bahan edukasi bagi staf tentang terapi
obat yang tepat. Kegunaan ketiga adalah memberi rasio manfaat-biaya yang tertinggi, bukan
hanya sekedar pengurangan harga. Formularium terdiri dari tiga bagian pokok :
1. Bagian pertama: Informasi tentang kebijakan dan prosedur rumah sakit tentang obat.
2. Bagian kedua: Monografi obat yang diterima masuk formularium.
3. Bagian ketiga: Informasi khusus, yang berisi materi yang dimasukkan untuk
kepentingan staf profesional, antara lain daftar singkatan yang telah disetujui rumah
sakit, aturan untuk menghitung dosis pediatrik, tabel interaksi obat, dan lain-lain.

Formularium yang telah dicetak didistribusikan ke tiap lokasi perawatan penderita


rawat inap, rawat jalan, unit gawat darurat, ruang perawatan intensif, IFRS dan lain-lain yang
dianggap berkaitan (Siregar, 2004).
2.2 Format Formularium
Format formularium harus menarik, mudah dibaca, berpenampilan bersih dan
profesional, dengan tata bahasa yang baik. Umumnya terdiri atas:
1. Judul
2. Nama dan gelar KFT
3. Daftar isi
4. Informasi tentang prosedur dan kebijakan rumah sakit tentang obat
5. Sediaan yang diterima di rumah sakit mencakup daftar obat yang ditambah atau
ditiadakan sejak edisi terakhir.
Buku formularium harus didistribusikan dan disosialisasikan kepada semua staf
medik rumah sakit, termasuk pimpinan rumah sakit, komite rumah sakit. Komposisi
Formularium : Halaman judul, Daftar anggota PFT, Daftar isi, Informasi tentang kebijakan &
prosedur, Produk yang diterima, lampiran.

2.3 Isi Formularium


Isi formularium meliputi :
a. Informasi umum prosedur dan kebijakan rumah sakit tentang obat yang meliputi:
1. Prosedur dan kebijakan formularium termasuk penggunaan obat dan prosedur untuk
menambah obat baru dalam formularium.
2. Uraian singkat tentang tim farmasi dan terapi termasuk anggota-anggotanya, tanggung
jawab dan kegiatannya.
3. Peraturan rumah sakit tentang penulisan resep, peracikan dan pemberian obat
mencakup penulisan order obat, singkatan, prosedur dan kebijakan tentang kesetaraan
generik dan terapetik, penghentian obat secara otomatis, order obat secara lisan,
penggunaan obat sendiri oleh penderita, obat sendiri yang dibawa sendiri dari rumah,
dan lain sebagainya.
4. Prosedur pelayanan kefarmasian, misalnya jam kerja IFRS (Instalasi Farmasi Rumah
Sakit), kebijakan pemberian obat untuk penderita rawat jalan, kebijakan harga obat,
prosedur distribusi, obat untuk rawat inap dan lain-lain.
b. Daftar Sediaan Obat
Daftar sediaan obat dipilih oleh staf medik dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Daftar
obat yang dimasukkan ke dalam formularium dapat disusun berdasarkan abjad, menurut
nama-nama generik obat, penggolongan terapi atau kombinasi keduanya. Informasi pada tiap-
tiap obat meliputi nama, generik obat dan zat aktif utamanya (nama umum maupun nama
dagang), cara penggunaan obat, bentuk sediaan, kekuatan, kemasan, dan ukuran jumlah
dalam kemasan, formulasi sediaan jika diperlukan. Informasi tambahan, meliputi rentang
dosis bagi dewasa atau anak-anak, informasi biaya.
c. Informasi Khusus
Meliputi daftar produk nutrisi, tabel kesetaraan dosis dari obat-obat yang mirip
dengan obat kortikosteroid, formula nutrisi parenteral baku, pedoman perhitungan dosis bagi
anak-anak, komposisi, tabel kandungan natrium dari sediaan obat, daftar sediaan obat bebas
gula, isi kotak obat darurat, informasi pemantauan dan penetapan kadar secara
farmakokinetik, formulir untuk permintaan obat nonformularium, formulir pelaporan reaksi
obat merugikan, tabel interaksi obat, informasi pengendalian keracunan, pembawa baku atau
pengencer untuk injeksi, komposisi elektrolit untuk sediaan parenteral volume besar.

2.4 Pedoman Penggunaan Formularium


Pedoman penggunaan formularium meliputi:
1. Membuat kesepakatan antara staf medis dari berbagai disiplin ilmu dengan Panitia
Farmasi dan Terapi dalam menentukan kerangka mengenai tujuan, organisasi, fungsi
dan ruang lingkup. Staf medis harus mendukung sistem formularium yang diusulkan
oleh Panitia Farmasi dan Terapi.
2. Staf medis harus dapat menyesuaikan sistem yang berlaku dengan kebutuhan tiap-tiap
institusi.
3. Staf medis harus menerima kebijakan-kebijakan dan prosedur yang ditulis oleh
Panitia Farmasi dan Terapi untuk menguasai sistem formularium yang dikembangkan
oleh Panitia Farmasi dan Terapi.
4. Nama obat yang tercantum dalam formularium adalah nama generik.
5. Membatasi jumlah produk obat yang secara rutin harus tersedia di Instalasi Farmasi.
6. Membuat prosedur yang mengatur pendistribusian obat generik yang efek terapinya
sama, seperti :
a. Apoteker bertanggung jawab untuk menentukan jenis obat generik yang sama
untuk disalurkan kepada dokter sesuai produk asli yang diminta.
b. Dokter yang mempunyai pilihan terhadap obat paten tertentu harus didasarkan
pada pertimbangan farmakologi dan terapi.
c. Apoteker bertanggung jawab terhadap kualitas, kuantitas, dan sumber obat
dari sediaan kimia, biologi dan sediaan farmasi yang digunakan oleh dokter
untuk mendiagnosa dan mengobati pasien.
2.5 Prinsip Penerapan Formularium
Formularium harus direvisi secara periodic sehingga dapat merefleksikan penilaian
terkini para staf medic. Penerapan formularim harus mengikuti prinsip-prinsip sebagai
berikut (Anonim, 2002a):
1. Obat harus diseleksi atas dasar kebutuhan komunitas dan obat-obatan tersebut harus
dapat mengatasi pola penyakit dan kondisi daerah tersebut.
2. Obat yang dipilih adalah drug of choice
3. Daftar formularium harus memiliki jumlah oabat yang terbatas. Hanya obat-obatan
yang diperlukan yang dapat disediakan di rumah sakit. Duplikasi obat dengan khasiat
terapetik sama tidak boleh terjadi.
4. Penggunaan produk obat kombinasi hanya untuk kasus tertentu, misalnya TB.
5. Obat-obat yang tidak cukup bukti tentang khasiat, keamanan dan kualitas, serta tidak
cost effective perlu dievaluasi dan dihapus bila telah ada alternative obat yang lebih
dapat diterima.
Formularium merupakan sarana yang digunakan oleh dokter dalam pola pengobatan,
oleh karena itu formularium harus lengkap, ringkas dan mudah digunakan. Formularium
sangat diperlukan di rumah sakit karena dapat digunakan sebagai dasar pedoman perencanaan
obat bagi manajemen dan sebagai sebagai pedoman perencanaan obat bagi dokter dalam
melakukan peresepan di rumah sakit (Anonim, 2002b). Prinsip pengelolaan sistem
formularium terdiri atas tiga bagian yaitu :
1. Evaluasi Penggunaan Obat, adalah suatu proses yang dilaksanakan terus-menerus dan
terstruktur yang diakui oleh rumah sakit dan ditujukan untuk menjamin bahwa obat
digunakan secara tepat, aman dan efektif.
2. Pemeliharaan Formularium:
a. Pengkajian golongan terapi obat. Pengkajian ulang dilakukan setiap tahun oleh
Tim Farmasi dan Terapi, bertujuan agar formularium dapat memberikan
informasi yang selalu mutakhir. Kriteria pengkajian meliputi kemanfaatan,
toksisitas, perbedaan harga dari antara golongan obat yang sama, laporan
reaksi obat yang merugikan, informasi baru tentang suatu obat dari penelitian
atau pustaka medik mutakhir, dan penghapusan golongan obat. Hasil
pengkajian golongan terapi obat dapat menjadi masukan bagi pengembangan
kriteria penggunaan obat baru, dan perubahan formularium.
b. Penambahan atau penghapusan monografi obat formularium, yang
disampaikan oleh apoteker atau dokter dalam bentuk formulir permohonan
perubahan formularium, disertai laporan evaluasi obat, dan data mengenai
pengaruh obat yang diusulkan terhadap mutu dan biaya perawatan penderita
c. Penggunaan obat nonformularium untuk penderita khusus. Kebijakan dan
prosedur penggunaan obat-obat nonformularium perlu ditetapkan oleh Tim
Farmasi dan Terapi dan perlu pengkajian tentang kecenderungan penggunaan
obat nonformularium di rumah sakit, yang akan mempengaruhi keputusan
penambahan atau penghapusan obat formularium.
3. Seleksi sediaan obat, mencakup konsep kesetaraan terapi yang terdiri dari subsitusi
generik dan pertukaran terapi. Subsitusi generik adalah obat yang mengandung zat
aktif sama dan mempunyai bentuk, konsentrasi, kekuatan dan rute pemberian yang
sama, tetapi dapat menghasilkan respon farmakologi yang berbeda, sedangkan
pertukaran terapi adalah obat-obat dengan kandungan zat aktif berbeda tetapi dapat
menghasilkan respon farmakologi yang sama.

2.6 Evaluasi Obat Untuk Formularium


Evaluasi obat untuk formularium terdiri atas nama generik, nama dagang, sumber
pemasok obat, penggolongan farmakologi, indikasi terapi, bentuk sediaan, daya ketersediaan
hayati, dan data farmakokinetik, rentang dosis dari berbagai rute pemberian, efek samping
dan toksisitas, perhatian khusus, keuntungan dan kerugian, serta rekomendasi.Berdasarkan
pertimbangan tersebut, maka dapat diberikan rekomendasi tentang obat dengan kategori
sebagai berikut :
1. Kategori tidak dikendalikan, yaitu obat yang dapat digunakan oleh semua staf medik.
2. Kategori dipantau, yaitu obat yang dapat digunakan oleh semua staf medik, tetapi
penggunaanya dipantau oleh IFRS.
3. Kategori terbatas, yaitu obat yang dapat digunakan oleh staf-staf medik tertentu atau
oleh departemen tertentu.
4. Kategori bersyarat, yaitu obat yang dapat digunakan oleh semua staf medik pada
periode tertentu.
5. Ketegori dihapus, yaitu obat yang dihapus dari formularium yang ada.

2.7 Manfaat Formularium


1) Bagi Penderita: Akan mendapat obat yang rasional, bermanfaat, aman dengan harga
yang terjangkau
2) Bagi Dokter/ Staf medis: 1) memberikan informasi tentang produk obat yang telah
disetujui oleh PFT digunakan di rumah sakit; memberikan kemudahan dalam
pemilihan obat yang akan diesepkan tentang obat seperti pedoman menetapkan dosis
dan nomogram, singkatan yang disetujui untuk penulisan resep/order dan kandungan
natrium dari berbagai obat formularium
3) Bagi Apoteker: dalam pelayanan di Rumah Sakit dapat mengimplementasikan
pelayanan farmasi klinik sebagai wujud dari Pharmaceutical care
4) Bagi Rumah Sakit: semua obat yang digunakan di kendalikan oleh IFRS dan terjadi
penghematan karena pengadaan yang teratur
5) Bagi Instalasi Farmasi Rumah Sakit: formularium merupakan salah satu acuan dalam
perencanaan pengadaan obat untuk kebutuhan pelayanan kefarmasian di rumah sakit

2.8 Tujuan utama dibuatnya formularium rumah sakit di Indonesia adalah


a. Penyediaan suatu proses pengambilan keputusan yang mengarah ke pemilihan
obat yang diperlukan sesuai dengan produk obat yang telah disetujui oleh KFT
untuk digunakan di rumah sakit tersebut,
b. Pemberian penyediaan obat yang paling tinggi efektifitas dan biaya yang minimal
serta efek samping yang paling ringan,
c. Informasi tentang produk obat yang telah disetujui oleh KFT untuk digunakan di
rumah sakit tersebut, Informasi terapi dasar tiap produk obat yang disetui oleh
KFT untuk digunakan di rumah sakit tersebut,
d. Informasi tentang kebijakan dan dan prosedur rumah sakit yang menguasai
penggunaan obat-obatan, dan
e. Informasi khusus tentang obat seperti peraturan tentang dosis obat dan nomogram,
singkatan yang disetujui untuk peresepan atau yang biasa digunakan di rumah
sakit (Seto, 2008).

2.9 Keuntungan Memakai Sistem Formularium


Sistem formularium yang dikelola dengan baik memberikan tiga keuntungan bagi
rumah sakit, antara lain :
1. Merupakan pendidikan terapi obat yang tepat bagi staf medik.
2. Memberikan manfaat dalam pengurangan biaya dengan sistem pembelian dan
pengendalian persediaan yang efisien.
3. Pembatasan jumlah obat dan produk obat yang secara teratur tersedia di apotek akan
memberikan keuntungan bagi pelayanan penderita dan keuntungan secara ekonomi
4. Membantu menyakinkan mutu dan ketepatan penggunaan obat dalam rumah sakit.

BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Definisi sistem formularium adalah suatu metode yang digunakan staf medik dari suatu
rumah sakit yang bekerja melalui Panitia Farmasi dan Terapi, mengevaluasi, menilai, dan
memilih dari berbagai zat aktif obat dan produk obat yang tersedia, yang dianggap paling
berguna dalam perawatan penderita. Jadi, sistem formularium adalah sarana penting dalam
memastikan mutu penggunaan obat dan pengendalian harganya.
Hasil utama dari pelaksanaan sistem formularium adalah formularium rumah sakit.
Formularium adalah dokumen berisi kumpulan produk obat yang dipilih PFT disertai
informasi tambahan penting tentang penggunaan obat tersebut, serta kebijakan dan prosedur
berkaitan obat yang relevan untuk rumah sakit tersebut, yang terus menerus direvisi agar
selalu akomodatif bagi kepentingan penderita dan staf profesional pelayan kesehatan,
berdasarkan data konsumtif dan data morbiditas serta pertimbangan klinik staf medis rumah
sakit itu. Formularium harus lengkap, ringkas dan mudah digunakan.
Kegunaan pertama dan utama dari sistem formularium adalah untuk membantu
meyakinkan mutu dan ketepatan penggunaan obat dalam rumah sakit. Kegunaan kedua
adalah sebagai bahan edukasi bagi staf tentang terapi obat yang tepat. Kegunaan ketiga
adalah memberi rasio manfaat-biaya yang tertinggi, bukan hanya sekedar pengurangan harga.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2002a, Drug and Therapeutics Committee Training Course, 60-69, Management
Sciences for Health, Arlington.
2. Anonim, 2002b.Principles of a Sound Drug Formulary System.http//www.ASHP.com.
Diakses 28 Maret 2012
3. Depkes RI.2004. Formularium. http://dinkes-sulsel.go.id. Diakses 27 Mei 2018
4. Hamzah, Herdiansyah. 2010. Sistim Formularium Di Rumah Sakit.
http://kedaiobat.blogspot.com/2010/05/sistim-formularium-di-rumah-sakit.html. Diakses
27 Mei 2018
5. Hamzah, Herdiansyah. 2010. Definisi Dan Ruang Lingkup Formularium.
http://kedaiobat.blogspot.com/2010/05/definisi-dan-ruang-lingkupformularium.html.
Diakses 27 Mei 2018
6. Seto, S., 2008, Information Obat Nasional Indonesia 2008 hal 1-20, C.V., Jakarta.
7. Siregar, Charles J.P.,2003. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai