Anda di halaman 1dari 6

Enny Nilawati, M.

Ked (Oph), SpM

Soal divisi lensa dan oftalmologi komunitas

Divisi Lensa

1. Seorang laki-laki usia 32 tahun datang dengan keluhan pandangan mata kanan kabur
terkadang berat tapi kadang tidak, pandangan juga berbayang, sakit/nyeri tidak
ada.Keluhan ini dirasa sejak 2 hari yang lalu akibat terkena bola tenis. Dari
pemeriksaan didapatkan:
VOD: 20/40 VOS : 20/20, segmen anterior konjungtiva bulbi OD dijumpai adanya
perdarahan subkonjuntiva di bagian lateral, kornea jernih, posisi lensa tampak lepas
dari normal, diagnosa pada pasien tersebut adalah:
a. Katarak traumatika OD
b. Dislokasi lensa + Subkonjungtiva hemorrhage OD
c. Katarak komplikata + Subkonjungtiva hemorrhage OD
d. Marfan Syndrom
e. Subkonjungtiva hemorrhage OD
Kunci : b

2. Kemungkinan kelanjutan kelainan yang dapat terjadi pada mata kanan pasien tersebut
adalah:
a. Katarak traumatika akibat blunt injury
b. Katarak traumatika akibat perforating injury
c. Glaukoma fakolitik
d. BSSD
e. A dan b benar
Kunci : a

3. Seorang wanita usia 67 tahun datang ke poli mata dengan keluhan pandangan mata
kiri kabur, silau, pandangan rasa berasap. Keluhan ini sudah dirasakan sejak beberapa
bulan yang lalu dan memberat dalam 2 minggu ini. Dari pemeriksaan didapatkan:
VOD 5/25 ph 5/6 koreksi S-1.25 C-0.50 ax 180 visus menjadi 6/6, VOS 5/60 ph tidak
maju dan tidak didapat koreksi. Palpebra, konjungtiva ODS dalam batas normal,
kornea ODS: arkus senilis (+), Pupil ODS: bulat, refleks cahaya (+), lensa ODS
tampak keruh. Shadow test OS: (+), Refleks fundus OS (↓) , Diagnosa untuk mata kiri
pasien tersebut adalah:
a. Katarak senilis stadium hipermature
b. Katarak senilis stadium mature
c. Katarak senilis stadium imature
d. Katarak senilis stadium insipien
e. Katarak senilis + Glaukoma fakomorfik
Kunci: c
4. Kekeruhan yang terjadi pada lensa senilis dapat dipengaruhi oleh kadar protein dan
ion-ion tertentu, dalam hal ini yang meningkat adalah:
a. Albuminoid, Natrium dan Calsium
b. Alphacrystaline, Kalium dan Natrium
c. Glutation dan Kalium
d. Albuminoid, Kalium dan Glutation
e. Alphacrystaline dan Glutation
Kunci: a

5. Seorang wanita usia 56 tahun mengeluhkan sulit membaca, mengaji terutama di pagi
atau siang saat cuaca terang. Jika hanya kelainan lensa berupa katarak yang terjadi
pada wanita tersebut, maka jenis kekeruhan yang paling mungkin terjadi adalah:
a. Subkapsular posterior
b. Nuklear
c. Kortikal
d. Oil droplet
e. Polar anterior
Kunci: a

6. Seorang wanita usia 50 tahun dengan miopia, mengeluhkan diplopia monokular dan
sulit mengendarai pada malam hari. Koreksi visus terbaik S-2.00 D visus menjadi
20/30. Pada pemeriksaan slit lamp tampak kekeruhan minimal pada nukleus lensa.
Evaluasi lebih lanjut yang paling membantu simptom wanita tersebut adalah dengan:
a. Retinoskopi
b. Topografi kornea
c. Angiografi fluoresein
d. Orbita scan
e. MRI scan
Kunci: a

7. Seorang pasien wanita umur 66 thn datang dengan keluhan kedua matanya terasa
kabur, penglihatannya berasap dan tidak dapat membaca karena tak tampak lagi
huruf-hurufnya. Keluhan ini dirasakan dalam beberapa bulan ini . Riwayat trauma (-),
DM (-), HT (-).
Dari pemeriksaan mata didapatkan: VOD: 1/300 VOS : 1/60 , tampak arkus senilis
pada kornea ODS, pupil bulat, reflek cahaya (+) ODS, lensa tampak putih ODS,
diagnosa pasien ini adalah:
a. Katarak senilis ODS
b. Katarak degeneratif ODS
c. Low vision ODS
d. Glaukoma absolut ODS
e. Presbiopia
Kunci: a

8. Seorang bayi usia 6 bulan dikonsul dari poli anak ke bagian mata dengan keluhan ke
dua anak mata tampak putih, di bagian anak ia rutin berobat jalan karena kelainan
jantung yang dialami sejak lahir. Dari anamnesa dengan ibunya, diketahui bayi juga
mengalami gangguan pendengaran. Pada pemeriksaan mata didapat, kedua bola mata
kecil, tidak berespon terhadap cahaya, mata terus bergerak (nistagmus) dan lensa
tampak keruh. Kemungkinan penyebab katarak kongenital pada bayi ini adalah:
a. Sindroma marfan
b. Rubella
c. Trauma jalan lahir
d. Sipilis
e. Herpes simplex
Kunci: b

9. Seorang anak 8 tahun dibawa oleh ibunya ke poli mata dengan keluhan mata kanan
kabur, seminggu yang lalu mata tersebut tercolok lidi saat bermain dengan temannya.
Dari pemeriksaan mata kanan didapat: VOD 1/60, kornea: tampak gumpalan iris
melekat pada jam 10 mendekati sentral, iris: iregular, sinekian anterior (+), pupil:
reflek cahaya (-), lensa tampak keruh. Diagnosa untuk mata kanan pada pasien ini
adalah:
a. Sindroma marfan
b. Katarak traumatika karena trauma tumpul
c. Katarak traumatika karena trauma tembus
d. Katarak komplikata
e. Uveitis
Kunci: c

10. Seorang laki-laki usia 80 tahun datang dengan keluhan kedua mata kabur sejak lama,
dan beberapa bulan ini mata kanan terasa sakit. Dari pemeriksaan didapat: VOD
1/300, VOS 1/60, kedua lensa tampak keruh keseluruhan, kortek lensa mata kanan
tampak mencair dan tampak nukleus lensa berbayang setengah lingkaran di bagian
bawah. TOD 26 mmHg dan TOS 19 mmHg. Diagnosa pasien ini adalah:
a. Katarak matur ODS + glaukoma sekunder OD
b. Katarak hipermatur + glaukoma sekunder OD + katarak matur OS
c. Katarak hipermatur ODS + glaukoma sekunder OD
d. Katarak hipermatur ODS + glaukoma sekunder ODS
e. Katarak matur ODS + glaukoma komplikata ODS
Kunci: b

DIVISI OPHTHALMOLOGI KOMUNITAS

11. WHO memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, di mana


sepertiganya berada di Asia Tenggara. Menurut data kementerian kesehatan RI tahun
1996, angka kebutaan di Indonesia mencapai 1,5% dari jumlah penduduk.
Diperkirakan setiap tahun muncul kasus baru katarak sekitar 210.000 orang, namun
yang bisa direhabilitasi dengan operasi katarak hanya lebih kurang 120.000 (50 % )
orang pertahun, selebihnya karena berbagai faktor tidak tertangani, hal ini lah yang
disebut:
a. Backlog katarak
b. Global blindness
c. World vision 2020
d. Katarak sekunder
e. Katarak lansia
Kunci: a

12. Salah satu usaha untuk mengatasi katarak yang tidak tertangani di daerah-daerah
terpencil adalah dengan:
a. Mengadakan operasi katarak masal di tempat- tempat terpencil tersebut
b. Menunggu pasiennya dikonsulkan ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas
c. Melakukan tehnik operasi dengan alat-alat canggih agar hasil penglihatan lebih
maksimal
d. Melakukan operasi masal hanya bila sudah ada rumah sakit yang menyediakan
peralatan operasi
e. Memberikan solusinya kepada pemerintah setempat
Kunci: a

13. World Sight Day adalah hari internasional yang diperingati setiap tahun yaitu setiap
hari kamis minggu kedua di bulan Oktober, dengan tujuan untuk mengkampanyekan
dan mengajak seluruh warga dunia memusatkan perhatian dalam “penanggulangan
dan pencegahan kebutaan”. Delapan puluh persen gangguan penglihatan dan kebutaan
dapat dicegah dan ditanggulangi dengan upaya di bidang kesehatan yang
komprehensif, misalnya pemberian nutrisi tambahan. Di puskesmas dikenal dengan
“bulan vitamin A” (Februari dan Agustus), usaha ini dapat mencegah terjadinya:
a. Polio dan katarak kongenital
b. Glaukoma kongenital
c. Kebutaan kongenital
d. Mikropthalmos
e. Xeropthalmia
Kunci: e

14. Gangguan fungsi penglihatan dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup
seseorang. Tidak hanya pada orang dewasa, gangguan melihat juga dapat terjadi pada
anak-anak, khususnya anak usia sekolah dasar. Di Indonesia dari 66 juta anak usia
sekolah (5-19 tahun), 10% nya mengalami kelainan refraksi. Di bawah ini yang
termasuk usaha pencegahan terjadinya kebutaan akibat kelainan refraksi adalah:
a. Pemeriksaan harus dilakukan dengan alat autorefraktometer
b. Pemeriksaan harus dilakukan di rumah sakit yang mempunyai spesialis mata
c. skrining dengan ophthalmoskopi terhadap anak sekolah di sekolah mereka
d. skrining visus anak sekolah dengan snellen chart di sekolah-sekolah dan
membagikan kaca mata untuk mereka yang mengalami kelainan refraksi
e. skrining visus anak sekolah dilakukan di rumah sakit oleh spesialis mata untuk
kemudian dikoreksi dengan kaca mata
kunci: d

15. Kelainan refraksi yang sering terjadi pada anak usia sekolah adalah:
a. Miopia, hipermetrop dan astigmatisme
b. Miopia, hipermetrop, astigmatisme dan presbiopia
c. Miopia dan presbiopia
d. Hipermetropia dan presbiopia
e. Astigmatisme dan presbiopia
Kunci: a

16. Kasus-kasus penyebab kebutaan pada negara yang sudah berkembang berbeda dengan
negara-negara yang sedang berkembang. Pada negara yang sudah berkembang 50 %
kebutaan disebabkan degenerasi makula terkait usia, 10-20% nya masing-masing
disebabkan karena glaukoma, retinopati diabetika dan katarak. Di indonesia penyebab
kebutaan di urutan kedua adalah:
a. Katarak
b. Kelainan refraksi
c. Trauma okuli
d. Glaukoma
e. Retinopati diabetika
Kunci: d

17. Beberapa usaha promotif dalam mengurangi angka kebutaan adalah:


a. Edukasi tentang nutrisi
b. Memperbaiki nutrisi ibu dan anak
c. Edukasi kesehatan
d. A dan b benar
e. A, b dan c benar
Kunci: e

18. Seorang laki-laki usia 60 tahun selama ini rutin berobat jalan ke puskesmas dengan
diagnosa diabetes melitus. Anda sebagai dokter di puskesmas dapat berperan
mengurangi angka kebutaan akibat retinopati diabetika pada pasien ini dengan cara:
a. Pemeriksaan rutin kadar gula darah, memberi terapi DM dan menyarankan
pemeriksaan skrining terhadap kemungkinan terjadinya retinopati diabetika oleh
ahli mata
b. Penanganan DM pasien dengan obat agar gula darah tetap stabil, bila pasien tidak
mengeluhkan kabur atau kelainan mata lainnya maka tidak perlu merujuk pasien
ke rumah sakit (poli mata)
c. Mengobati DM pasien bila kadar gula terkontrol tidak perlu menyarankan skrining
retinopati diabetika
d. Penanganan DM dan merujuk pasien untuk dilakukan laser mencegah retinopati
diabetika
e. Pemeriksaan katarak karena penderita DM lebih cepat mengalami katarak
Kunci: a

19. Patogenesis perubahan pembuluh darah yang terjadi pada penderita DM adalah:
a. Penebalan membran basement kapiler
b. Kerusakan sel-sel endotel kapiler
c. Hilangnya perisit pada kapiler
d. A dan b benar
e. A, b dan c benar
Kunci: e

20. Kebutaan pada anak adalah masalah penting dalam kesehatan masyarakat, di negara-
negara yang sedang berkembang masalah ini berkaitan dengan status sosial dan
ekonomi masyarakat. Kelainan yang tidak dapat dicegah tapi dapat diobati yang bisa
terjadi pada anak adalah:
a. Xeropthalmia
b. Retinopati of prematurity
c. Katarak kongenital
d. Marfan sindrom
e. Retinopati diabetika
Kunci: c

Anda mungkin juga menyukai