ANTARA
PUSKESMAS MATRAMAN
DENGAN
RS HARAPAN JAYAKARTA
TENTANG
RUJUKAN PELAYANAN
NOMOR :
NOMOR : 042/ PKS/ CR/ RSHJ/ III/ 2018
Pada hari ini Selasa tanggal Enam, bulan Maret, tahun Dua Ribu Delapan Belas (06-03-
2018) bertempat di Jakarta, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :
1. Puskesmas Matraman yang berkedudukan …………………………. dalam hal ini
diwakili oleh ……………………….. selaku Kepala Puskesmas, selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA.
2. RS Harapan Jayakarta yang diwakili oleh Dr. Suhermi Yenti, MKM selaku
Direktur RS Harapan Jayakarta dengan nomer ijin operasional rumah sakit :
Nomor 783 Tahun 2015 berkedudukan di Jl. Bekasi Timur Raya No. 6 KM. 18 ,
yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA (selanjutnya secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK dan secara sendiri–sendiri disebut PIHAK), sepakat dan setuju untuk
mengadakan suatu Perjanjian Kerjasama, dan karenanya saling mengikatkan diri dalam
suatu Ikatan Perjanjian Kerja Sama dengan mengikuti ketentuan–ketentuan serta syarat–
syarat sebagai berikut :
PASAL 1
PENGERTIAN
Kecuali ditentukan lain, maka istilah–istilah dalam Perjanjian ini mempunyai pengertian
sebagai berikut :
1. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia
2. Pasien adalah peserta Jaminan Kesehatan Nasional atau bukan peserta Jaminan
Kesehatan Nasional yang memerlukan tindakan kesehatan oleh PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA
3. Operasi adalah tindakan medis oleh Dokter Umum / Dokter Spesialis dengan
menyayat bagian bagian tertentu pada organ tubuh dengan atau tanpa anestesi.
4. Unit Day Care adalah tindakan yang dilaksanakan oleh Dokter di Rumah Sakit
dengan atau tanpa anestesi dimana Peserta dapat langsung pulang tanpa harus
melaksanakan rawat inap, dengan lama pelayanan di rumah sakit maksimal 8 jam.
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
PARA PIHAK sepakat untuk melakukan kerja sama dalam penyediaan layanan kesehatan
bagi Peserta dengan syarat dan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini.
PASAL 3
RUANG LINGKUP KERJA SAMA
(1) Pelayanan perawatan kesehatan dan/atau pengobatan yang diberikan oleh PIHAK
KEDUA kepada Pasien yang dirujuk oleh PIHAK PERTAMA mencakup :
a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan termasuk :
1. pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis
2. tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis;
3. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
4. pelayanan alat kesehatan;
PERJANJIAN KERJA SAMA 3
Puskesmas Kecamatan Matraman dengan RS Harapan Jayakarta
5. pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis;
6. rehabilitasi medis;
7. pelayanan darah;
8. pelayanan rujuk balik
d. Pelayanan Rujuk
1. Pasien berobat ke PIHAK PERTAMA dengan membawa identitas diri;
2. Apabila atas indikasi medis pasien memerlukan pemeriksaan ataupun
tindakan spesialis, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan rujukan ke
PIHAK KEDUA.
3. Dokter Spesialis melakukan pemeriksaan kepada peserta sesuai kebutuhan
indikasi medis;
PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
PASAL 6
TATA CARA PELAKSANAAN LAYANAN KESEHATAN
PASAL 7
BIAYA-BIAYA LAYANAN KESEHATAN
(1) Biaya pelayanan bagi pasien yang tidak termasuk dalam kepesertaan BPJS
Kesehatan maka biaya pelayanan akan ditagihkan langsung oleh PIHAK KEDUA
kepada pasien yang bersangkutan.
(2) Biaya pelayanan bagi pasien yang termasuk dalam kepersertaan BPJS kesehatan
maka biaya pelayanan akan ditagihkan langsung oleh PIHAK KEDUA kepada BPJS
kesehatan sesuai prosedur.
(1) Perjanjian Kerjasama ini berlaku sejak tanggal 6 Maret 2018 dan akan berlaku untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun. Dalam hal sampai dengan 90 (sembilan puluh) hari
kalender sebelum berakhirnya perjanjian tidak ada pemberitahuan berakhirnya
perjanjian, PARA PIHAK saling sepakat bahwa atas perjanjian ini akan
diperpanjang secara otomatis terhitung sejak tanggal berakhirnya perjanjian.
(2) Terminasi dapat dilakukan bila salah satu PIHAK tidak memenuhi kewajiban dalam
Perjanjian Kerjasama ini.
(3) Jika salah satu PIHAK bermaksud mengakhiri Perjanjian ini, maka PIHAK yang
bersangkutan harus memberikan pemberitahuan tertulis akan maksudnya ke PIHAK
lain, berikut alasan berhentinya Perjanjian Kerjasama ini, sekurang–kurangnya 60
(enam puluh) hari sebelum tanggal mulai pemutusan Perjanjian Kerjasama ini.
(4) PARA PIHAK sepakat untuk mengenyampingkan pasal 1266 dan 1267 Kitab
Undang–Undang Hukum Perdata, mengenai persyaratan pemutusan Perjanjian
dengan putusan hakim.
PASAL 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Apabila timbul perbedaan penafsiran, pendapat dan/atau perselisihan diantara PARA
PIHAK sehubungan dengan isi atau bentuk pelaksanaan dan/atau tidak
dilaksanakannya ketentuan dalam Perjanjian ini, maka PARA PIHAK sepakat untuk
menyelesaikan melalui musyawarah dengan kewajiban bagi PARA PIHAK untuk
merahasiakan perselisihan yang timbul terhadap selain PARA PIHAK, dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja, sejak tanggal diajukan secara tertulis
mengenai penafsiran, pendapat dan/atau perselisihan tersebut oleh satu PIHAK
kepada PIHAK yang lain.
(2) Dalam hal kata sepakat tidak tercapai dengan penyelesaian sesuai ketentuan ayat (1)
pasal ini, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut
di Pengadilan Negeri di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
(3) Keputusan dari Dewan Arbitrase akan mempunyai kekuatan hukum tetap dan
mengikat dan tidak dapat dilawan atau dibanding dan dapat digunakan sebagai suatu
dasar bagi putusan eksekusi oleh pengadilan di Negara Republik Indonesia atau
ditempat lain.
PASAL 10
FORCE MAJEURE
(1) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut “Force Majeure”)
adalah suatu keadaan yang terjadinya di luar kemampuan, kesalahan atau kekuasaan
PARA PIHAK dan yang menyebabkan Pihak yang mengalaminya tidak dapat
melaksanakan atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian
ini. Force Majeure tersebut meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang (yang
dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokkan
umum, kebakaran, dan kebijaksanaan Pemerintah yang berpengaruh secara langsung
terhadap pelaksanaan Perjanjian ini.
(2) Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka Pihak yang terhalang untuk
melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh Pihak lainnya. Pihak yang
terkena Force Majeure wajib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeure
tersebut kepada Pihak yang lain secara tertulis paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender sejak saat terjadinya peristiwa Force Majeure, yang dikuatkan oleh surat
keterangan dari pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Force
Majeure tersebut. Pihak yang terkena Force Majeure wajib mengupayakan dengan
sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam
Perjanjian ini segera setelah peristiwa Force Majeure berakhir.
(3) Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau
diduga oleh Pihak yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30
(tiga puluh) hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali
Jangka Waktu Perjanjian ini.
(4) Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat
terjadinya peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab Pihak yang
lain.
Semua surat menyurat atau pemberitahuan Informasi yang perlu disampaikan kepada
masing-masing PIHAK dilakukan dalam bentuk dokumen tertulis kepada alamat masing-
masing PIHAK di bawah ini :
PARA PIHAK dapat mengganti alamatnya dengan memberitahukan secara tertulis kepada
PIHAK lainnya paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum diberlakukannya alamat baru.
PASAL 12
LAIN–LAIN
(1) Ikatan Perjanjian Kerja Sama ini merupakan satu-satunya Ikatan Perjanjian Kerja
sama yang berlaku dan mengikat PARA PIHAK oleh karenanya isi dalam
Perjanjian ini tidak dapat diubah dan atau ditambah tanpa persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari PARA PIHAK.
(2) Segala sesuatu yang belum diatur dan/atau belum diperjanjikan dalam Ikatan
Perjanjian Kerja Sama ini akan diatur tersendiri berupa Addendum/Amandemen
yang merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dari Ikatan Perjanjian Kerja
Sama tersebut.
Ikatan Perjanjian Kerja sama ini dibuat rangkap 2 (dua) dan masing-masing bermaterai
cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama, dan efektif berlaku sejak
ditandatangani oleh PARA PIHAK.