I. LATAR BELAKANG
Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan rasa enak dalam
rongga mulut, mudah ditelan, dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak (Depkes RI,
1995). Sediaan ini memiliki rasa aromatik yang menyenangkan, tidak mengandung bahan
penghancur, dan lebih disukai oleh pasien yang kesulitan dalam menelan obat. Keuntungan
penggunaan tablet kunyah diantaranya lebih praktis karena tidak memerlukan air pada
penggunaannya dan memiliki rasa yang enak sehingga meningkatkan penerimaan dan kepatuhan
pasien serta memiliki keunikan produk dari sudut pandang pemasaran. Untuk itu, tablet kunyah
tidak hanya diberikan kepada anakanak saja tetapi juga bisa diberikan pada orang dewasa.
Karena alasan tersebut diatas maka kami mengembangkan sedian kalsium laktat tablet menjadi
kalsium laktat tablet kunyah.
Proses pembuatan tablet secara granulasi basah, kering, atau kempa langsung dapat
diterapkan pada tablet kunyah seperti pada tipe tablet lainnya. Umumnya tabet kunyah
menggunakan manitol, sorbitol, atau sukrosa sebagai bahan pengisi (Siregar, 2010). Pada
pembuatan tablet, digunakan suatu bahan pengikat yang berfungsi untuk menyatukan partikel
serbuk dalam sebuah butir granulat dan meningkatkan kekompakan dan kekerasan tablet
(Lachman dkk, 1994), serta mempermudah pembentukan granul sehingga mudah dicetak
menjadi tablet (Anief, 1997).
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh dibandingkan
mineral lain, yaitu: 2% dari berat badan orang dewasa atau sekitar 1,0- 1,4 kg. Kalsium
merupakan zat yang dibutuhkan sejak bayi hingga usia tua. Menurut salah satu dokter ahli gizi,
kebutuhan kalsium orang Indonesia rata-rata 500-800 mg/hari. Pada usia lanjut dan wanita
menopause, asupan kalsium yang dibutuhkan yaitu 1.000 mg/hari (Sedaoetama, 2007)
Defisiensi kalsium dapat menyebabkan mudah terserangnya saraf dan otot dengan akibat
serangan kejang (tetani) terganggunya pertumbuhan, serta melunaknya tulang (osteoporosis),
(Winarno, 2004). Bila kadar kalsium darah turun di bawah normal, tubuh akan mengambilnya
dari tulang untuk menjaga keseimbangan kalsium darah tersebut. Pengambilan kalsium dari
tulang dalam waktu lama akan menyebabkan pengeroposan tulang. Oleh karena adanya kalsium
yang selalu hilang melalui tinja dan urin, maka intake dan absorpsi kalsium yang besar penting
untuk menjaga keseimbangan kalsium (Robbins dan Stanley, 1995). Kalsium Laktat merupakan
garam kalsium yang berguna untuk menjamin kebutuhan tubuh akan kalsium (Tjay dan
Rahardja, 2007).
Untuk meningkatkan daya tarik dan penerimaan pasien, kalsium laktat dibuat dalam bentuk
tablet kunyah. Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan rasa
enak dalam rongga mulut, mudah ditelan, dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak
(Depkes RI, 1995). granulat dan meningkatkan kekompakan dan kekerasan tablet (Lachman dkk,
1994), serta mempermudah pembentukan granul sehingga mudah dicetak menjadi tablet (Anief,
1997).
II. PRAFORMULASI :
a. Formula dari literatur/ standar
Tiap tablet mengandung
Kalsium laktat 300 mg
R/ Ca-laktat 30 kg
Laktosa 13 kg
Mg-stearat 450 g
Talkum 450 g
Gelatin 450 g
Starch 450 g
BM: 218,2
Pemerian : serbuk granul dan kristal berwarna putih atau hampir putih, praktis tidak
berbau atau sedikit berbau yang tidak menyenangkan, dan sedikit berasa.
Kelarutan : 1 bagian dalam 20 bagian air pada suhu 250, larut dalam air mendidih; 1
bagian dalam 1500 bagian alkohol; praktis tidak larut dalam kloroform dan eter.
Identifikasi :
A. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi Kalsium cara A dan B seperti tertera pada
Uji Identifikasi Umum.
B. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam
kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Kalsium Laktat BPFI.
Keasaman:
Tidak lebih dari 0,45 % (sebagai asam laktat). Titrasi 20 ml larutan (1 dalam 20) dengan
natrium hidroksida 0,1 N LV menggunakan indikator fenolftalein LP: untuk menetralkan
diperlukan tidak lebih dari 0,50ml natrium hidroksida 0,1 N.
Susut pengeringan:
Pentahidrat antara 22,0% dan 27,0%; trihidrat antara 15,0% dan 20,0%; monohidratantara
5,0% dan 8,0% dan bentuk anhidrat tidak lebih dari 3,0%. Lakukan pengeringan
menggunakan 1 - 2 g zat dengan ketebalan tidak lebih dari 3 mm, panaskan pada suhu
120° selama 4 jam.
Logam berat :
Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan menggunakan 1 g zat yang dilarutkan dalam
2,5 ml asam asetat 1 N dan encerkan dengan air hingga 25 ml.
Magnesium dan garam alkali:
Tidak lebih dari 1,0%. Campur 1,0 g zat dalam 40 ml air, tambahkan 1 ml asam klorida P
sedikit demi sedikit dan didihkan. Lakukan seperti tertera pada uji Magnesium dan garam
alkali dalam Kalsium Karbonat, mulai dari “Segera tambahkan 40 ml asam oksalat LP”:
bobot residu tidak lebih dari 5,0 mg.
Asam lemak mudah menguap :
Aduk lebih kurang 500mg zat dengan 1 ml asam sulfat P, hangatkan: campuran tidak
mengeluarkan bau uap asam lemak.
Inkompatibilitas : dengan larutan karbonat, fosfat, dan sulfat, dan dengan agen
pengoksidasi.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Penandaan : Pada etiket harus dicantumkan bentuk kering atau hidrat;
jika bentuk hidrat, harus dicantumkan derajat hidrasinya. Jika pada etiket sediaan tertera
mengandung kalsium laktat, diartikan sebagai kalsium laktat pentahidrat
C6H10CaO6.5H2O.
Khasiat dan penggunaan : sumber ion kalsium.
1. Amylum
Pemerian : Tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna putih berupa granul-granul
kecil berbentuk sferik atau oval dengan ukuran dan bentuk yang berbeda untuk setiap
varietas tanaman.
Kegunaan : Glidan; pengisi tablet dan kapsul; penghancur tablet dan kapsul; pengikat
tablet.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin. Amilum
mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10 % pada 37˚C.
pH : 5,5 – 6,5 untuk 2% b/v dalam dispersi larutan pati jagung, pada 250C.
Kelembaban : 11 % untuk pati jagung, 18 % untuk pati kentang, 14% untuk pati
beras, 13% untuk pati gandum.
Stabilitas
Pati kering dan tanpa pemanasan stabil jika dilindungi dari kelembaban yang tinggi. Jika
digunakan sebagai penghancur pada tablet dibawah kondisi normal pati biasanya inert.
Larutan pati panas atau pasta secara fisik tidak stabil dan mudah ditumbuhi
mikroorganisme sehingga menghasilkan turunan pati dan modifikasinya yang berbentuk
unik.
Pemerian : Serbuk atau hablur berwarna putih, partikel kristal putih atau serbuk;
tidak berbau, berasa agak manis : α-lactose hampir 15% semanis sukrosa, sedangkan β-
lactose lebih manis daripada bentuk α-nya.
Kegunaan : Pengisi tablet dan kapsul dan pengisi inhaler serbuk kering.
Kelarutan :
Pada suhu 20˚C praktis tidak larut dalam kloroform, etanol dan eter.
Larut dalam 4,63 bagian air pada suhu 200 C; 3,14 bagian air pada suhu 400C;
2,04 bagian air pada suhu 500C; 1,68 bagian air pada suhu 600 C; 1,07 bagian air pada
800C.
Higroskopisitas : Laktosa monohidrat stabil dalam air dan tidak terpengaruh oleh
kelembaban pada suhu kamar. Tetapi bentuk amorf, tergantung pada pengeringannya,
dapat dipengaruhi oleh kelembaban dan bisa mengalami konversi menjadi monohidrat.
Penyimpanan : Disimpan pada wadah tertutup baik, ditempat kering dan sejuk.
3. Povidon (PVP)
1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer.
Pemerian : serbuk sangat halus, berwarna putih sampai krem, tidak atau hampir
tidak berbau, higroskopik.
Pembawa obat : 10 – 25 %
Pendispersi : sampai 5%
Stabilitas : Povidone stabil dalam siklus pemanasan yang pendek sekitar 110 -
130˚C.
C36H70MgO4 BM = 591,27
Pemerian : hablur sangat halus, putih terang, dapat diendapkan atau digiling,
tidak berasa, kerapatan bulk rendah, berbau lemah dari asam stearat dan rasa yang khas,
licin saat disentuh dan cepat meresap pada kulit.
Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air.
5. Talk
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih sampai putih abu-abu, tidak berbau, tidak
berasa. Langsung melekat pada kulit, sangat lembut bila disentuh.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkali, pelarut organik, dan air.
Kegunaan : Anticaking agent, glidan, pengisi tablet dan kapsul, lubrikan tablet dan
kapsul.
Kekerasan : 1 - 1,5
Higroskopisitas : talk tidak mengabsorpsi sejumlah air pada suhu 25˚C dan
kelembaban relatif naik hingga 90%.
BJ : 2,7 - 2,8
Stabilitas : stabil, talk dapat disterilisasi dengan pemanasan pada 160˚C selama tidak
lebih dari 1 jam atau dengan penyinaran menjadi etilenoksida atau dengan irradiasi
gamma. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, ditempat kering dan sejuk.
V. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Kalsium laktat dan bahan pembantu ditimbang sesuai dengan yang dibutuhkan.
2. Ca-laktat, amprotab, dan laktosa yang telah ditimbang, dicampur hingga
homogen.
3. Larutan PVP (PVP dilarutkan sempurna dalam air) ditambahkan sedikit-sedikit
kedalam campuran Ca-laktat, Amprotab, Laktosa hingga diperoleh
campuran/massa yang baik (dapat dikepal namun dapat dihancurkan kembali).
4. Campuran dibentuk menjadi granul dengan menggunakan ayakan nomor 14.
5. Granul dikeringkan dalam lemari pengering/oven pada suhu 50-600C.
6. Tentukan kadar air dengan menggunakan moisture analyzer.
7. Jika granul telah memenuhi persyaratan kadar air (≤ 2%), granul diayak kembali
dengan ayakan nomor 16.
8. Lakukan evaluasi granul.
9. Granul dicampur dengan fasa luar yang telah ditimbang.
10. Lakukan pencetakan tablet.
11. Lakukan evaluasi tablet.
VI. EVALUASI
a. Granul atau masa siap cetak
1. Penetapan Kadar air
Sebanyak 2 g granul ditimbang, kemudian disimpan dalam piring dan
ratakan, lalu masukkan ke dalam alat moisture balance. Diamkan beberapa waktu
hingga skala menunjukkan angka yang tetap. Kadar air granul dapat dibaca pada
skala tetap.
2. Penetapan Bobot Jenis Nyata, Bobot Jenis Mampat, Kadar Pemampatan, dan
Porositas
Sebanyak 100 g (B) granul atau serbuk dimasukkan ke dalam gelas ukur 250
mL, catat volumenya (V0). Selanjutnya dilakukan pengetukan dengan alat. Volume
pada ketukan ke 10, 50, dan 500 diukur, lalu dilakukan perhitungan sebagai berikut :
B
BJ nyata = g/mL
V0
B
BJ mampat = g/ml
Vmampat
V0 Vmampat
Kadar Pemampatan = 100 0 0
V0
(1 BJ mampat )
Porositas= 100 0 0
BJsejati
3. Kecepatan aliran
4. Sudut istirahat
b. Tablet
1. Penampilan
Tablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna
atau tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan bebas dari noda atau
bintik-bintik. Bau tablet tidak boleh berubah.
2. Keseragaman Ukuran
3. Keragaman Bobot
4. Kekerasan Tablet
5. Friabilitas
Wo Wt
f 100%
Wo
6. Friksibilitas
VIII. ETIKET
IX. DAFTAR PUSTAKA