Dngan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi maha penyanyang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang HIPOTESIS
PENELITIAN.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlncar pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi teradap pembaca. Kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………….…..……………...……………………………………...1
DAFTAR ISI………………………...…….……...…………..………………………………2
BAB I PENDAHULUAN
Daftar Pustaka……………………………………………………………….………………15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan
penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan. Hal ini sesuai
dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode
yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif
adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian
kuantitatif.
Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama,
Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori
yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan
akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat
diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis
adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan
dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan
benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya. Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama
peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis.
Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria
perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian, maupun pemahaman
tentang penelitian tanpa menggunakan hipotesis. Selain itu seorang peneliti juga harus
mengetahui bagaimana cara menguji hipotesis agar terhindar dari kekeliruan yang mungkin
terjadi dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini
akan membahas mengenai hakikat hipotesis hingga kekeliruan yangmungkin terjadi dalam
pengujian hipotesis
3
1.2Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Apa pengertian hipotesis?
2. Apa saja persyaratan untuk hipotesis?
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERMASALAHAN
Langkah awal untuk mengembangkan judul, tujuan penelitian, kerangka konsep dan
rancangan penelitian
5
John Dewey dan Kerlinger secara terpisah memberikan penjelasan mengenai masalah
berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun seorang peneliti. Kesulitan ini
menghalangi tercapai sebuah tujuan baik itu tujuan individu maupun sebuah kelompok. Masalah
dalam penelitian diekspresikan dalam bentuk kalimat tanya bukan kalimat pernyataan. Masalah
dalam ini selanjutnya dijawab melalui penelitian. Permasalahan dapat berasal dari berbagai
sumber. Sumber masalah penelitian dapat diperoleh dari variabel-variabel yang berhubungan
dengan masalah-masalah yang sering dihadapi manusia. Sumber masalah penelitian menurut
Moody sebagai berikut:
Selain itu, Hadjar mengemukakan bahwa masalah juga dapat bersumber dari elemen lain,
seperti berikut:
1. Observasi Masalah
Dalam penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan tertentu
yang belum memiliki penjelasan memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan
suatu tindakan didasarkan atas otiritas atau tradisi.
2. Dedukasi Dari Teori
Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsip-prinsip umum yang
penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan
terhadap masalah yang dianggap dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan
empiris praktik tentang teori.
3. Kepustakaan
6
validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan
penelitian sering juga menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang
perlu diteliti lebih lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk menentukan masalah yang
menentukan masalah yang perlu diangkat untuk diteliti.
4. Masalah Sosial
Masalah yang ada di sekitar kita atau yang baru menjadi berita terhangat (hot
news) dapat menjadi sumber masalah penelitian.
5. Pengalaman pribadi
Dalam penulisan perumusan masalah terdapat syarat-syarat tertentu, Pertama ialah latar
belakang masalah berupa analisis situasi yang harus menjelaskan mengapa penelitian perlu
dilakukan. Lalu pada identifikasi masalah menjelaskan faktor-faktor yang diduga
berhubungan/menyebabkan terjadinya suatu masalah, perlu ditunjang data kuantitatif atau
kualitatif yang berasal dari teori atau penelitian sebelumnya. Pembatasan masalah penelitian
harus berdasarkan justifikasi, adekuasi dan fisibilitas penelitian yang akan dilakukan. Serta
prediksi terhadap keberhasilan penelitian untuk menjawab masalah penelitian. Ciri perumusan
masalah penelitian yang baik, yaitu:
Aspek kelayakan dari segi biaya, waktu, alat, keahlian, subjek penelitian
7
Selain itu, dalam menentukan masalah penelitian harus memperhatikan unsur-unsur
tertentu (unsur FINER), yaitu :
1. Fisibel, berdasarkan biaya, waktu, alat, keahlian, subjek penelitian, dan lainnya.
Tersedia biaya yang mencukupi untuk penyusunan proposal, persiapan penelitian,
pengumpulan data, analisis data dan penulisan laporan.
Tersedia waktu yang memadai untuk penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian dan
penulisan laporan penelitian
Tersedia fasilitas dan peralatan yang sesuai untuk penelitian
Tersedia keahlian peneliti yang sesuai dengan topik penelitian
Tersedia subjek penelitian yang karakteristik dan jumlahnya mencukupi
2. Interesting bagi peneliti, umumnya sesuai dengan bidang kepakarannya.
3. Novel, yaitu hasil penelitian dapat menguatkan, membantah, melengkapi atau berbeda dari
penelitian sebelumnya.
4. Etika penelitian dipenuhi terutama dalam penelitian terhadap manusia.
5. Relevan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan mendukung program atau kebijakan.
Pada umumnya mahasiswa atau peneliti pemula mendapat kesulitan dalam menemukan
masalah penelitian. Bagi pemula dalam penelitian dapat menggunakan langkah-langkah yang
dapat mempermudah menemukan masalah penelitian yang baik dan benar. Berikut adalah
tahapan dalam membentuk suatu permasalahan dalam penelitian:
Topik yang ditentukan sebaiknya berhubungan dengan bidang studi atau keahlian dari peneliti.
Dianjurkan untuk tidak mengambil topik di luar bidang studi atau keahlian peneliti kecuali bila
penelitian yang akan dilakukan menyangkut beberapa aspek disiplin ilmu sehingga
membutuhkan lebih dari satu orang peneliti
8
Topik yang bersifat umum tersebut dibagi ke dalam beberapa sub-topik. Sub-topik ini yang
nantinya dapat dijadikan sebagai masalah penelitian. Untuk dapat menghasilkan beberapa sub-
topik lakukan brain-storming dengan diri Saudara sendiri, teman, atau para ahli.
Dari daftar sub-topik atau pernyataan permasalahan tersebut, dipilih salah satu yang dianggap
menarik bagi peneliti untuk diteliti, atau yang paling sesuai bidangnya.
4. Evaluasi
Pilihan yang sudah dibuat perlu dievaluasi kembali apakah pilihan tersebut sudah dibuat dengan
benar. Masalah penelitian yang baik memiliki sekurang-kurangnya lima karakteristik. Oleh
karena itu evaluasi masalah penelitian didasarkan pada lima karakteristik, antara lain:
a. Menarik.
Topik yang dipilih harus dapat menarik peneliti. Jika topik menarik, maka peneliti akan
termotivasi untuk melakukan penelitian dan diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang
terbaik.
b. Bermanfaat.
Penelitian harus memberikan manfaat yang berarti terutama pada ilmu pengetahuan, peningkatan
kesejahteraan manusia, dan memperbaiki cara manusia melakukan sesuatu.
Penelitian diharapkan menghasilkan sesuatu yang baru, apakah sama sekali baru atau
memperbaiki yang sudah ada.
d. Dapat dilaksanakan.
Sangat penting untuk diyakini bahwa penelitian yang akan dilakukan benar-benar dapat
dilaksanakan. Pertanyaan berikut dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah masalah
penelitian yang telah dipilih dapat dilaksanakan dengan baik.
9
Perumusan masalah penelitian juga terdapat dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan
sebagai dasar dalam pembuatan judul penelitian, contoh:
10
2.2HIPOTESIS
Hipotesis berasal dari kata hypo (di bawah) dan thesis (kaidah) adalah suatu pernyataan
sementara yang harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan uji statistik yang sesuai.
Hipotesis adalah suatu asumsi pernyataan hubungan antar dua variabel atau lebih yang
diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Sehingga hipotesis tidak menilai benar atau
salah tetapi menguji asumsi dengan data empiris apakah sahih atau tidak. Hipotesis diperlukan
untuk penelitian eksperimen dan analitik. Hipotesis dalam penelitian ini harus operasional dalam
bentuk narasi (bukan hipotesis nol). Sumber hipotesis adalah pengalaman dalam klinik, teori,
kajian dari literature. Dari kedua kata tersebut berkembang beberapa pengertian hipotesis
sebagai berikut:
"Kesimpulan sementara atau proposisi tentatif tentang hubungan antara dua variabel
atau lebih (Kerlinger, 1973)
"Dugaan-dugaan yang diuji dengan mengumpulkan fakta-fakta yang mengarah pada
penerimaan atau penolakan" (Abramson, 1991)
"Rumusan sementara yang menyatakan harapan adanya hubungan tertentu antara dua
fakta atau lebih" (Koentjaraningrat, 1986)
Tidak seluruh penelitian menggunakan hipotesis. Hal ini berkaitan dengan jenis
penelitian yang dilakukan. Pada penelitian eksploratif, belum banyak pemahaman mengenai
topik yang diteliti. Konsekuensinya, penelitian tidak bertujuan utuk menguji hipotesis, melainkan
justru bertujuan untuk menghasilkan hipotesis untuk diuji lebih lanjut. Pertanyaan penelitian
umumnya digunakan pada penelitian kualitatif, sedangkan hipotesis terdapat pada penelitian
kuantitatif, baik deskriptif, analitik ataupun eksperimental. Fungsi utama hipotesis adalah
memberikan “kejelasan operasional” terhadap masalah yang akan diteliti. Selain itu, hipotesis
juga akan mengarahkan rancangan penelitian yang akan digunakan serta memberikan informasi
yang jelas mengenai data yang akan (dan tidak akan) dikumpulkan sesuai dengan fokus
penelitian. Fungsi lainnya dari hipotesis adalah sebagai berikut:
11
Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan
Menguji atau mendorong munculnya teori atau fenomena sosial
Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan (statement) dan bukan dalam bentuk
pertanyaan,
Hipotesis selalu dikaitkan dengan populasi, sampel penelitan hanya berfungsi sebagai
wahana pengujian hipotesis yang akan digeneralisasikan pada populasi
Hipotesis paling sedikit melibatkan dua variabel yang perlu diuji kebenarannya
Berdasarkan luas cakupannya hipotesis dapat dibedakan menjadi hipotesis mayor dan
minor. Contoh hipotesis mayor: Kepatuhan terhadap standar penatalaksanaan pasien TB di ruang
rawat inap dengan adanya peran manajer kasus lebih baik daripada penatalaksanaan di ruang
rawat inap tanpa adanya peran manajer kasus (Kasim, 2007).
Hipotesis minor pada dasarnya merupakan penjabaran dari hipotesis mayor. Pada contoh
di atas, hipotesis minornya adalah sebagai berikut:
12
Kepatuhan menggunakan regimen pengobatan sesuai dengan strategi DOTS lebih tinggi
pada pasien TB di ruang rawat inap yang memiliki manajer kasus dibanding dengan yang
tanpa memiliki manajer kasus
Berdasarkan sifat permasalahan yang akan diteliti, hipotesis dapat dibedakan menjadi
hipotesis relasional (atau hipotesis yang bersifat menghubungkan 2 fakta atau lebih) dan
hipotesis deskriptif (yaitu menggambarkan karakteristik suatu sampel menurut variabel tertentu).
Contoh hipotesis relasional dalam penelitian mengenai implementasi perbaikan mutu dan kinerja
rumah sakit dalam keselamatan pasien. Sedangkan contoh hipotesis deskriptif misalnya kejadian
keluhan pasien lebih banyak terdapat pada pasien yang dirawat di klas I dibanding dengan klas
lainnya di rumah sakit.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai pedoman kerja, peneliti menetapkan sebuah hipotesis yang dijadikan arah
dalam menetapkan variabel, mengumpulkan data, mengolah data dan mengambil
kesimpulan. Pada dasarnya, pekerjaan meneliti adalah usaha untuk membuktikan
hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji. Pengujian itu bertujuan
untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis berfungsi sebagai
kerangka kerja bagi peneliti, memberi arah kerja, dan mempermudah dalam penyusunan
laporan penelitian.
14
DAFTAR PUSTAKA
15