Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS PSIKIATRI

INSOMNIA NON ORGANIK

Disusun oleh:
Putri Zhafirah 1710221070

Pembimbing
dr. Mardi Susanto, SpKJ (K)
dr. Tribowo T Ginting, SpKJ (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN’
JAKARTA
PERIODE 2 JULI – 4 AGUSTUS 2018
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Putri Zhafirah
NIM : 1710221070
Program Studi : S1 Fakultas Kedokteran
Tahun Akademik : 2018

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiarisme dalam penulisan laporan


kasus saya yang berjudul :

INSOMNIA NON ORGANIK

Apabila di kemudian hari saya terbukti melakukan plagiarisme , maka saya siap
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan sebenar-
benarnya.

Jakarta, Juli 2018

Putri Zhafirah
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Usia : 63 tahun
Status Pernikahan : Sudah menikah
Pekerjaan : Pensiunan guru
Agama : Islam
Alamat : Komplek IKIP, Duren Sawit
Tanggal periksa : 10 Juli 2018

II. Riwayat Psikiatri


Anamnesis terhadap pasien ini telah dilakukan secara autoanamnesis di
Poli Jiwa RSUP Persahabatan Hari Selasa, 10 Juli 2018.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke poli jawa untuk kontrol. Pasien datang dengan
keluhan kesulitan untuk kembali tidur di pertengahan malam.

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien seorang perempuan berusia 63 tahun datang ke Poliklinik
Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan. Pasien
datang ditemani keluarganya ke ruang pemeriksa. Pasien
menggunakan pakaian rapi dan sopan serta memakai kerudung.
Pasien datang dengan duduk di kursi roda.
Pasien datang dengan keluhan sulit tidur sudah beberapa hari
terakhir. Pasien juga mengatakan keluhan ini dirasakan kurang
lebih tiga kali dalam seminggu. Pasien mengaku sulit tidur
terutama dirasakan ketika pasien terbangun saat malam hari untuk
buang air kecil namun pasien menjadi tidak bisa tidur hingga esok
harinya. Menurut pasien apabila pada siang hari merasa lelah maka
saat malam hari tidurnya tidak terganggu. Pasien juga mengatakan
saat bangun dari tidur tidak merasa segar. Sehingga lama tidur
pasien menjadi tidak sepanjang saat pasien mengkonsumsi obat
yang sebelumnya telah diresepkan oleh dokter.
Berdasarkan informasi dari pasien, kesulitan tidur ini muncul
pertama kali setelah pasien pension dikarenakan pasien tidak
memiliki aktivitas sebanyak seperti ketika pasien masih bekerja.
Pasien juga mengatakan pernah mengalami stroke pada tahun
2015.
Pasien juga mengaku merasa cemas kepada pemeriksa namun
pasien masih dapat mengatasi rasa cemasnya dengan membaca Al-
Qur’an dan mengikuti arisan di lingkungan rumahnya. Kecemasan
yang di alami pasien tidak sampai membuat pasien menjadi
berdebar-debar, kaku leher, dan tidak sampai menyebabkan
peningkatan aktivitas otonom. Semua keluhan yang dirasakan
pasien di atas akan hilang ketika pasien meminum obat yang
diberikan oleh dokter.
Menurut pasien, pasien pernah diberitahu oleh ibunya bahwa
pasien dilahirkan secara normal. Pasien sudah menikah dan dari
hasil pernikahannya, pasien memiliki tiga anak dimana semua
anaknya telah menikah. Namun anak ke-tiga pasien telah bercerai.
Pasien tinggal bersama suaminya di Komplek IKIP Duren Sawit.
Sebelum pensiun, pasien adalah seorang guru sejarah di SMA
Negeri 12 Jakarta.
Pasien diberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui adanya
gangguan fungi otak. Ketika di berikan pertanyaan aritmatika, yaitu
100 dikurang 7; 92 dikurang 7; 85 dikurang 7, pasien mampu
menjawabdengan baik. Hal ini menunjukan daya intelejensia
pasien baik. Pasien juga dapat menjawab pertanyaan terkait
pengetahuan umum yang diajukan pemeriksa dengan baik. Saat
diberikan pertanyaan terkait waktu, pasien mampu menjawab
waktu dengan baik. Saat diberikan pertanyaan sedang berada
dimana, pasien mampu menjawab sedang berada di poliklinik jiwa
RSUP persahabatan. Hal ini menunjukan tidak adanya gangguan
pada orientasi baik tempat, waktu, maupun situasi. Ketika pasien
diberikan pertanyaan naik apa saat ke rumah sakit, pasien dapat
menjawab pertanyaan dengan benar. Hal ini menunjukan daya
ingat jangka pendek pasien baik. Kemudian ketika pasien di
berikan pertanyaan mengenai jenjang pendidikan, pasien mengaku
pendidikan terakhir adalah S1 Sejarah di UHAMKA Jakarta.
Kemudian saat di tanya dimana SD, SMP, dan SMA pasien, pasien
mampu menjawab dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa daya
ingat jangka panjang pasien baik. Kemudian ketika di berikan
intruksi untuk mengingat 3 buah benda, pasien mampu menjawab
dengan benar yaitu kertas, pulpen, dan meja. Hal ini menunjukan
daya ingat segera pasien baik.
Kemudian pasien diberikan pertanyaan apa arti dari “ air susu
dibalas dengan air tuba” pasien mampu menjawab. Selain itu
pasien juga dapat menjawab ketika diberi pertanyaan “apabila ada
anak kecil ingin menyebrang, apa yang harus pasien lakukan”. Hal
ini menunjukan daya nilai dan daya abstrak pasien baik.
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, pasien mampu
menjawab dengan benar. Hal ini menunjukan pasien memiliki
orientasi yang baik, daya ingat yang baik, pasien mampu
berkonsentrasi, dan daya kognitifnya baik. Sehingga pasien tidak
terdapat gangguan fungsi mental organik atau tidak terdapat
gangguan fungsi otak.
Pasien mengaku tidak merokok, tidak pernah mengkonsumsi
NAPZA atau obat-obatan lainnya, dan tidam minum alkohol.
Sehingga hal ini membuktikan bahwa pada pasien tidak terdapat
Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif dan
Alkohol.
Saat di berikan pertanyaan apakah pasien pernah mencium
bau-bau yang tidak dicium orang, mendengar bisikan-bisikan
yang hanya di dengar oleh pasien sendiri, dan melihat bayangan
yang hanya pasien lihat sendiri, pasien menyangkal hal tersebut.
Ketika ditanya apakah pasien pernah merasa melihat atau
merasakan hal yang berbeda ketika bercemin atau ketika berada di
suatu tempat, pasien menyangkal. Berdasarkan hal-hal di atas
membuktikan pada pasien tidak ada gangguan psikotik.
Saat diberikan pertanyaan apakah pasien pernah mengalami
rasa gembira atau kesedihan yang berlebihan atau tidak, pasien
mengatakan bahwa pasien tidak mengalami kedua hal tersebut.
Pasien hanya merasakan hal-hal yang biasa saja pada dirinya.
Ketika pasien diberikan pertanyaan apakah pasien merasa
kehilangan minat ketika melakukan sesuatu hal, hilangnya energi,
ataupun ide-ide untuk mencelakakan dirinya, pasien menyangkal.
Saat ditanyakan apakah pasien memiliki riwayat trauma terhadap
suatu kejadian atau pernah merasakan sakit akibat memikirkan
suatu masalah, pasien menyangkal. Pada pasien juga ditanyakan
apakah pasien pernah merasakan hilangnya integritas diri, pasien
menyangkal. Pasien juga mengatakan tidak ada gangguan makan
yang dialami oleh pasien
Saat ditanyakan 3 harapan yang diinginkan pasien, pasien
menjawab:
1. Berharap mata kanannya kembali normal
2. Ingin sehat
3. Tidak minum obat lagi

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien tidak mengalami gangguan psikiatri sebelumnya
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien memiliki riwayat stroke, hipertensi dan
penyempitan lapang pandang pada mata kanan
3. Riwayat Penggunaan NAPZA dan Alkohol
Pasien mengatakan tidak pernah mengonsumsi NAPZA,
tidak merokok, dan tidak minum alkohol.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal
Pasien dilahirkan secara normal
2. Riwayat Masa Anak-anak dan Remaja
Pasien dapat bersosialisasi dengan baik terhadap
lingkungannya
3. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah S1
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien merupakan seorang pensiunan guru sejarah di
SMA Negeri 12 Jakarta
5. Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah dan mempunyai anak
6. Aktifitas Sosial
Pasien dapat berinteraksi dengan baik di lingkungannya
7. Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit
serupa

E. Situasi Sosial Sekarang dan Ekonomi


Pasien merupakan seorang pensiunan guru sejarah di SMA Negeri
12 Jakarta. Pasien tinggal di Komplek IKIP daerah Duren Sawit
bersama keluarganya. Pasien memiliki tiga orang anak dimana
anak terakhir pasien telah bercerai dengan suaminya. Hubungan
pasien dengan keluarga dan tetangga di lingkungannya baik.
Menurut pasien dari segi ekonomi, gaji pensiun yang didapat dapat
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pasien datang berobat ditemani
keluarganya dan menggunakan jaminan kesehatan BPJS.
F. Persepsi Pasien Tentang Dirinya dan Kehidupannya
Pasien menyadari tentang kondisi yang dialaminya. 3 hal yang
diinginkan pasien dalam hidupnya adalah berharap mata kanannya
kembali normal, ingin sehat, dan tidak minum obat lagi.

III. Status Mental


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien datang berobat menggunakan pakaian rapi dan
sopan
2. Kesadaran
Pasien datang dengan kesadaran penuh, komukasi baik,
dan kooperatif
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien tidak dapat berjalan sendiri dan menggunakan
bantuan kursi roda. Pasien dapat menjawab setiap
pertanyaan dengan baik
4. Pembicaraan
Pasien dapat menjawab semua pertanyaan serta
mengungkapkan keluhan yang dialaminya. Cara bicara
dari pasien sopan, artikulasi jelas serta maksud
pembicaaraan dapat dimengerti pemeriksa
5. Sikap Terhadap Pemeriksaan
Pasien kooperatif terhadap pemeriksaan

B. Keadaan Afektif
1. Mood : Eutim
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Mood dan Afek serasi
4. Empati : Pemeriksa dapat merasakan apa yang
dirasakan oleh pasien
C. Fungsi Kognitif
1. Pendidikan, Pengetahuan Umum, dan Kecerdasan
Pendidikan terakhir pasien S1 Sejarah. Pasien dapat
menjawab beberapa pertanyaan terkait pengetahuan
umum yang diajukan oleh pemeriksa
2. Daya Konsentrasi
Pasien memiliki daya konsentrasi cukup baik karena
dapat mengulang 3 kata yang diminta pemeriksa yaitu
kertas, pulpen, dan meja
3. Orientasi
Orientasi pasien terhadap waktu, tempat, orang, dan
situasi baik karena pasien dapat menjawab semua
pernyataan terkait 4 aspek tersebut
4. Daya Ingat
Daya ingat pasien terhadap hal-hal yang telah terjadi
pada dirinya baik
5. Pikiran Abstrak
Pasien dapat menjawab peribahasa yang ditanyakan oleh
pemeriksa yaitu air susu dibalas dengan air tuba
6. Bakat Kreatif
Pasien tidak memilki bakat khusus yang masih dilakukan
sampai saat ini
7. Kemampuan menolong diri sendiri
Pasien dapat mengurus dirinya namun dengan bantuan
orang lain

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
a. Halusinasi Auditorik : Tidak Ada
b. Halusinasi Visual : Tidak Ada
c. Halusinasi Taktil : Tidak Ada
d. Halusinasi Olfaktorik : Tidak Ada
e. Halusinasi Gustatorik : Tidak Ada
2. Ilusi
a. Depersonalisasi : Tidak Ada
b. Derealisasi : Tidak Ada

E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Baik. Pasien dapat menjawab
pertanyaan dengan spontan
b. Kontinuitas : Baik. Pasien dapat menjawab
semua pertanyaan yang telah diajukan
2. Isi Pikiran
a. Delution of grandiosity : Tidak Ada
b. Delution of reference : Tidak Ada
c. Delution of control : Tidak Ada
d. Thought of withdrawal : Tidak Ada
e. Thought of broadcasting : Tidak Ada

F. Pengendalian Impuls
Baik karena pasien tidak mengalami perubahan mood secara
mendadak saat anamnesis

G. Daya Nilai
1. Nilai Sosial
Baik. Pasien dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya
2. Uji Daya Nilai
Baik. Pasien dapat menjawab pertanyaan dari pemeriksa
terkait pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana
pasien menilai sesuatu hal yang diajukan pemeriksa yaitu
bagaimana respon pasien apabila melihat seorang anak
kecil yang hendak menyebrang jalan
3. Penilaian Realita
Tidak terdapat gangguan dalam menilai realita pada diri
pasien

H. Penilaian Tentang Diri dan Kehidupannya


Pasien menyadari memiliki gangguan dan penyakit terutama
mengenai gangguan tidur

I. Tilikan
Tilikan derajat 6. Pasien sadar sepenuhnya tentang situasi yang
dialami disertai adanya motivasi untuk memperbaiki

J. Taraf Dapat Dipercaya


Jawaban-jawaban yang telah diungkapkan pasien kepada
pemeriksa dapat dipercaya berdasarkan dari apa yang telah
diutarakan pasien kepada pemeriksa

IV. Pemeriksaan Fisik


A. Status Generalis
1. Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis
2. GCS : E4V5M6
3. Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 140/80
b. Nadi : 88
c. Frekuensi Pernapasan : 18
4. Sistem Kardiovaskular : Hipertensi
5. Sistem Respiratori : Tidak Ada Kelainan
6. Sistem Dermatovenerologi : Tidak Ada Kelainan
7. Sistem Indera : Lapang pandang menyempit
OD
8. Sistem Muskuloskeletal : Tidak Ada Kelainan
9. Sistem Urogenital : Tidak Ada Kelainan
10. Gangguan Khusus : Tidak Ada Kelainan

B. Status Neurologis
1. Saraf kranial : Tidak Ada Kelainan
2. Saraf Motorik : Tidak Ada Kelainan
3. Saraf Sensorik : Tidak Ada Kelainan
4. Fungsi Luhur : Tidak Ada Kelainan
5. Gangguan Khusus : Tidak Ada Kelainan

V. Ikhtisar Penemuan Bermakna


A. Pasien seorang perempuan, usia 63 tahun datang ke poli untuk kontrol
berobat
B. Pasien mengalami kesulitan untuk tidur terutama ketika terbangun di
malam hari
C. Pasien mengaku terganggu dengan keluhan tersebut
D. Pasien memiliki kesadaran penuh saat menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari pemeriksa
E. Pasien memiliki riwayat stroke tahun 2015 dan tidak memiliki
gangguan dalam fungsi kognitif, pengetahuan umum, daya ingat, serta
orientasi
F. Pasien tidak mengonsumsi NAPZA, tidak merokok, dan tidak minum
alkohol
G. Pasien tidak mengalami waham dan halusinasi
H. Pasien tidak merasa sedih atau gembira berlebihan, hilang minat atau
energi, dan tidak ada ide bunuh diri
I. Pasien tidak merasa cemas yang berlebihan atau memuncak, was-was,
kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, dan tidak ada riwayat
penyakit akibat menghadapi masalah yang ada
J. Pasien tidak memiliki gangguan makan
K. Pasien dilahirkan secara normal dengan latar pendidikan S1 Sejarah
menandakan tidak adanya retardasi mental pada pasien
L. Pasien memiliki riwayat stroke, hipertensi, dan lapang pandang
menyempit pada mata kanan
M. Pasien tidak memiliki gangguan bersosialisasi dengan lingkungannya
N. Pasien sudah menikah dan memiliki tiga orang anak
O. Pasien mengaku anak ke-3 pasien telah bercerai
P. Pasien menerima gaji pensiun guru setiap bulannya dan gaji tersebut
dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari pasien dan keluarga
Q. Pasien berobat ke rumah sakit menggunakan jaminan kesehatan BPJS
R. Pasien memiliki gejala dan disabilitas ringan.

VI. Formulasi Diagnostik


Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada
pasien ini, terdapat sekumpulan gejala atau perilaku yang secara klinis
ditemukan bermakna sehingga menimbulkan penderitaan dan yang
berkaitan dengan terganggunya fungsi. Berdasarkan hasil tersebut, maka
pasien dikatakan menderita Gangguan Jiwa.

A. Diagnosis Aksis I
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan tidak
terdapat penyakit yang menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai
dari tingkat kesadaran, fungsi kognitif, daya ingat atau daya konsentrasi,
dan orientasi pasien yang masih baik, sehingga pasien ini bukan
penderita Gangguan Mental Organik (F0). Dari anamnesis dan
pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien tidak ditapatkan riwayat
penggunaan NAPZA, merokok dan alkohol. Pada pasien ini dapat
disimpulkan bahwa pasien bukan Gangguan Mental dan Perilaku
Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif atau Alkohol (F1)
Dari anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien diketahui
tidak terdapat gangguan dalam menilai realita, yaitu waham dan halusinasi
maka pasien ini bukan Gangguan Psikotik (F2)
Dari anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan, pada pasien tidak
ditemukan afek depresif, kehilangan minat, dan mudah lelah, maka
pasien ini bukan penderita Gangguan Depresi. Selain itu tidak
ditemukan afek elevasi atau euphoria, aktivitas mental dan psikomotor
berlebihan maka pasien ini bukan penderita Gangguan Manik. Karena
tidak ada gangguan depresi dan gangguan manik, maka pasien ini bukan
penderita Gangguan Mood (F3)
Pada anamnesis pasien tidak pernah mengeluh rasa kelelahan, kehilangan
tenaga atau nyeri otot sehingga pasien ini bukan penderita gangguan
neurotik. Pasien juga tidak pernah mempunyai keluhan- keluhan fisik
yang berulang-ulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medik,
meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif sehingga pasien
bukan penderita gangguan somatoform. Pasien juga tidak pernah
melakukan suatu kegiatan yang diulang-ulang sehingga pasien bukan
penderita gangguan obsesif-kompulsif. Pada pasien tidak ditemukan
hilangnya integritas diri sehingga pasien bukan penderita gangguan
disosiatif. Pasien juga tidak pernah mengeluh adanya kecemasan yang
memuncak ataupun yang datang setiap hari disertai ketegangan otot dan
overaktivitas autonom sehingga pasien bukan penderita gangguan
terkait stress. Karena pasien ini tidak ditemukan gangguan neurotik,
gangguan somatoform dan gangguan terkain stress maka pasien ini
bukan penderita gangguan neurotik, gangguan somatoform,
gangguan obsesif-kompulsif , gangguan disosiatif, dan gangguan
terkait stress (F4).
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan sulit tidur sehingga pasien
merupakan penderita gangguan tidur (F51). Pasien mempunyai
keluhan sulit masuk tidur, sulit mempertahankan tidur, dan bangun yang
tidak segar setelah tidur maka dapat disimpulkan pasien merupakan
penderita Insomnia Non-organik (F51.0).

B. Diagnosis Aksis II
Pada masa kanak-kanak hingga dewasa pasien tumbuh dengan baik, dapat
berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Pada pasien tidak
ditemukan adanya perilaku tidak fleksibel maupun mal-adaptif, sehingga
pasien tidak menderita gangguan kepribadian. Pendidikan terakhir
pasien adalah tamatan S1, fungsi kognitif pasien baik, pengetahuan umum
pasien baik, maka pasien tidak terdapat gangguan retardasi mental.
Karena tidak terdapat gangguan kepribadian dan tidak terdapat gangguan
retardasi mental, maka diagnosis pada Aksis II adalah tidak ada
diagnosis.

C. Diagnosis Aksis III


Pasien memiliki riwayat hipertensi , stroke, dan penyempitan lapang
pandang mata kanan.

D. Diagnosis Aksis IV
Pasien merupakan pensiunan guru yang tinggal bersama keluarganya di
rumahnya di daerah Jakarta Timur. Hubungan pasien dengan keluarga dan
lingkungannya baik. Menurut pasien dari segi ekonomi, gaji pensiun yang
diterima dapat mencukupi kebutuhannya dan keluarga. Pasien memiliki 3
orang anak dan menurut pasien anak ke-3 pasien sudah bercerai.

E. Diagnosis Aksis V
Pada pasien ini gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-harinya. Maka pada axis V
didapatkan GAF scale 80-71.

VII. Evaluasi Multiaksial


A. Aksis I : Gangguan Insomnia Non organik
B. Aksis II : Tidak ada diagnosis
C. Aksis III : Hipertensi, Stroke, dan Penyempitan lapang
pandang pada mata kanan
D. Aksis IV : Anak ke-3 sudah bercerai
E. Aksis V : GAF Scale 80-71

VIII. Daftar Masalah


A. Organobiologik : Hipertensi, Stroke, dan Penyempitan
lapang pandang pada mata kanan
B. Psikologi : Kesulitan untuk kembali tidur, Cemas
ketika memikirkan teman-teman yang telah meninggal
C. Sosioekonomi : Anak ke-3 sudah bercerai

IX. Prognosis
A. Prognosis ke arah baik
 Pasien sadar mengenai penyakitnya
 Pasien mau mendengarkan dan menerima saran dokter
 Pasien memiliki keinginan untuk sembuh
 Tingginya pendidikan dilingkungan pasien mempengaruhi proses
pengobatan

B. Prognosis ke arah buruk


 Cemas yang dihadapi pasien dapat memperburuk keadaan pasien
 Sleep Hygiene yang tidak diterapkan dapat memperburuk
gangguan tidur pada pasien

Berdasarkan data data diatas, dapat disimpulkan prognosis:


Ad Vitam : ad bonam
Ad Functionam : ad bonam
Ada sanationam : dubia ad malam

X. Terapi
A. Psikofarmaka
 Clobazam 1x10mg

B. Psikoterapi
 Edukasi kepada pasien mengenai kondisi kesehatan jiwanya dan
penyebabnya.
 Edukasi kepada pasien tentang minum obat untuk mengatasi
gangguan
 Edukasi pasien agar kontrol rutin untuk mengetahui kondisi pasien.
 Memperbanyak beribadah dan lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan.
 Melakukan Sleep Hygiene (tidak minum minuman yang
mengandung stimulan sebelum tidur, batasi konsumsi makan &
minum sebelum tidur, pengaturan cahaya & suhu yang baik
sebelum tidur, jauhkan alat komunikasi dari tempat tidur,
penggunaan alas tidur yang lurus, dan tidak memikirkan masalah
yang bersifat emosional sebelum tidur)
 Melakukan metode relaksasi sebelum tidur
DAFTAR PUSTAKA

1. Elvira, Sylvia,dkk, 2015, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit FKUI,


Jakarta
2. Maslim Rusdi, 2013, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Cetakan
Kedua, PT.Nuh Jaya, Jakarta
3. Maslim, Rusdi, 2007, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi Ketiga,
PT.Nuh Jaya, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai