Bab I-V
Bab I-V
PENDAHULUAN
gyvec yang berarti perempuan dan mastos yang berarti payudara, yang dapat
dalam bentuk benjolan yang terletak dibawah regio areola baik unilateral maupun
bilateral yang nyeri saat ditekan, atau pembesaran payudara yang progresif yang
Ginekomastia merupakan kelainan bentuk jinak yang terjadi sekitar 60% dari
seluruh kelainan payudara pada laki-laki dan sekitar 85% dari kelainan benjolan
hormon. Periode pertama ditemukan saat neonatus yang terjadi sekitar 60-90%
dari seluruh kelahiran akibat penyaluran estrogen melalui plasenta. Periode kedua
terjadi saat puberitas, yaitu dimulai saat umur 10 tahun dan puncaknya antara usia
13-14 tahun. Periode ketiga ditemukan pada orang dewasa yang terjadi antara
usia 50-80 tahun. Faktor ras tidak berpengaruh terhadap kejadian ginekomastia2,3
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. EPIDEMIOLOGI
Ginekomastia merupakan kelainan bentuk jinak yang terjadi sekitar 60% dari
seluruh kelainan payudara pada laki-laki dan sekitar 85% dari kelainan benjolan
hormon. Periode pertama ditemukan saat neonatus yang terjadi sekitar 60-90%
dari seluruh kelahiran akibat penyaluran estrogen melalui plasenta. Periode kedua
terjadi saat puberitas, yaitu dimulai saat umur 10 tahun dan puncaknya antara usia
13-14 tahun. Periode ketiga ditemukan pada orang dewasa yang terjadi antara
usia 50-80 tahun. Faktor ras tidak berpengaruh terhadap kejadian ginekomastia.1,2,3
2
II. ETIOLOGI
idiopatik terjadi sekitar 75% dari kasus. Keadaan fisiologis terjadi pada bayi baru
lahir dan usia dewasa saat memasuki pubertas. Pada bayi baru lahir, jaringan
payudara yang membesar berasal dari interaksi estrogen ibu melalui transplasenta.
Ginekomastia pada orang dewasa sering ditemukan saat puberitas dan sering bersifat
bilateral. Ginekomastia pada masa remaja terjadi pada 2/3 remaja. Dan bertahan
sampai beberapa bulan. Jika ginekomastia selama masa puber ini menetap maka
digitalis, dan juga kosmetik yang mengandung estrogen. Tipe kedua adalah obat-
3
III. PATOGENESIS
Jaringan payudara pada kedua jenis kelamin pria dan wanita secra
histologi sama saat lahir dan cenderung untuk pasif selama masa anak-anak
sampai pada saat puberitas. Pada kebanyakan pria, proliferasi sementara duktus
dan jaringan mesenkim sekitar terjadi saat masa pematangan seksual, yang
kemudian diikuti involusi dan atrofi duktus. Sebaliknya, duktus payudara dan
jaringan periduktal pada wanita terus membesar dan membentuk terminal acini, yang
antar hormone tersebut. Masa transisi dari prepuber ke post-puber diikuti oleh
peningkatan 30 kali lipat hormon testosteron dan 3 kali lipat hormon estrogen.
penuaan.5
meningkatkan proliferasi jaringan payudara. Sebagian estradiol pada pria didapat dari
4
1. Peningkatan konsentrasi estrogen serum
dari 5 persen estron dalam sirkulasi. Dan 85 persen estradiol dan lebih dari 95
Prekusor utama dari estradiol adalah testosterone, 95% dihasilkan oleh testis.
aromatisasi adalah jaringan adipose, hati, dan otot. Derajat intervensi substasial
antara estron dan estradiol terjadi melalui reduktase enzim 17-kortikosteroid, yang
prekusor estrogen yang meningkat terjadi pada sel sertoli atau tumor seksual testis,
dan androgen, afinitas pengikatan terhadap androgen lebih besar daripada estrogen.
5
Kemudian, obat-obatan seperti spironolakton dan ketokonazol, yang dapat
memecah ikatan steroid dengan globulin, memecah estrogen lebih mudah daripada
endrogen pada konsentrasi yang rendah. Situasi lain dimana level sirkulasi estrogen
bebas dapat meningkat antara lain metabolism estrogen yang menurun, sebuah
mekanisme yang menyebabkan ginekomastia pada pasien dengan sirosis. Hal ini
tidak sepenuhnya benar karena laju klearens metabolic dari estrogen normal pada
pasien sirosis. Konsumsi estrogen baik sengaja maupun sebagai obat, juga dapat
memicu peningkatan dari konsentrasi estrogen total dan bebas dan menimbulkan
ginekomastia pada beberapa pasien. Aktivasi dari reseptor estrogen pada jaringan
payudara dapat terjadi pada konsumsi obat yang memiliki struktur yang sama
level estrogen yang normal atau meningkat tapi mengalami penurunan konsentrasi
androgen. Penurunan sekresi androgen biasanya ditemukan pada pria tua sebagai
akibat dari proses penuaan, pasien dengan hipogonadisme primer atau sekunder,
pasien dengan kekurangan enzim testikuler, atau pada konsumsi obat seperti
testosterone. Efek yang sama terlihat pada stimulasi LH pada sel interstisial testis
6
yang terjadi pada hipogonadisme primer, gonadotropin korionik yang dihasilkan
oleh tumor germ-sel testikuler dan ekstragonad dan pada beberapa neoplasma
sitokrom P-450c 17. Level testosterone serum juga dapat turun sebagai akibat
alcohol. Karena androgen terikat erat dengan globulin pengikatan hormon seks,
Defek pada struktur dan fungsi dari reseptor androgen, yang ada pada pasien
7
jaringan payudara merupakan penyebab dari ginekomastia idiopatik. Ginekomastia
yang terjadi pada neonatus biasanya diikuti pada masa pubertas yang mendukung
bahwa jaringan glanduler payudara lebih sensitif terhadap stimulasi estrogen pada
Hormon utama pada laki-laki adalah testosteron, yang dihasilkan testis . Pada
wanita hormon utama adalah estrogen, yang dikeluarkan oleh ovarium. Kedua
8
IV. DIAGNOSIS
benjolan ini adalah ginekomastia. Keadaan yang paling sulit dibedakan dengan
pasien dibelakang kepala sambil pasien baring. Pemeriksa meletakkan ibu jari
pada sisi yang satu dan jari kedua diletakkan pada sisi lain lalu memeriksa dengan
seksama. Pada pasien ginekomastia akan didapatkan benjolan yang kenyal dan
berbatas tegas dan berada di tengah dan puting susu serta mudah dipalpasi.
dipertemukan.1,6
9
Biasanya ginekomastia terjadi asimetrik. Ginekomastia unilateral biasanya
dengan karsinoma payudara yang terjadi pada pria kurang dari 1%. Kanker
payudara pada pria biasanya massanya unilateral, keras, terfiksasi pada jaringan
dibawahnya, adanya dimpling, retraksi atau crusting puting susu, keluarnya cairan
diketahui melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis didapatkan rasa
sakit pada payudara. Riwayat penggunaan obat-obatan dan juga riwayat kelainan
hati dan ginjal menjadi hal penting dalam menetapkan etiologi. Riwayat
10
Pemeriksaan palpasi pada testis juga perlu dilakukan untuk menilai apakah ada rasa
sakit atau tidak. Gejala-gejala dan hipogonadisme juga perlu di periksa, seperti
Pemeriksaan yang teliti terutama untuk massa di abdomen, dapat membantu dalam
V. PENATALAKSANAAN
tidak ada pengobatan bagi ginekomastia fisiologis. Tujuan utama pengobatan adalah
11
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : TN. R
Tanggal Lahir : 15-Juli-1988
Agama : Islam
Usia : 29 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sampit
Tanggal Masuk RS : 03 juli 2017
II. EVALUASI PRE-ANESTESI
1. Anamnesis (Autoanamnesis 03 juli 2017)
Keluhan Utama
Benjolan pada payudara kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli klinik RSUD dr Doris sylvanus pada tanggal 03
juli 2017 dengan keluhan benjolan pada payudara kanan, benjolan
terjadi kurang lebih 10 tahun, benjolan semakin lama semakin
membesar, tidak nyeri, demam (-), penurunan berat badan (-),
penggunaan obat-obatan mengandung hormon (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
Riwayat hipertensi (-), riwayat DM (-), riwayat asma (-), riwayat sakit
jantung (-), riwayat alergi obat (-) dan riwayat alergi makanan (-).
12
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit yang sama.
2. Pemeriksaan Fisik
13
III. INTRAOPERATIF (04 juli 2017)
- Tindakan Operasi : mastektomi
- Tindakan Anestesi : Anestesi umum
- Posisi : Supine
- Obat Anestesi :
1. Midazolam: 0,1- 0,4 mg/kgBB IV 2 mg
2. Fentanyl: 2-150 mcg/kgBB IV 120 mcg
3. Propofol: 1,5-2,5 mg/kgBB IV 100 mg
4. Rocuronium: 0, 45- 0,9 mg/kgBB IV 40 mg
- Intubasi : 1. Laringoskop
2. Tube: oral 7,5 cuff (+)
3. Benda Asing Dalam Saluran Pernapasan: guedel
- Ventilasi : - TV : 450 ml
- RR : 12 x/ menit
- Volatile agent : sevoflurane
- IV Line : tangan kiri No.20 G
- Artery Line : -
- Keseimbangan Cairan : Input: kristaloid : 1000 mL
Blood loss : 50 mL
- RR : 12 kali/menit.
14
BAB IV
PEBAHASAN
dengan anestesi umum intubasi endotrakeal tube. Anastesi yang dilakukan pada
pasien ini bertujuan untuk meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya
pipa ke dalam rongga tubuh melalui mulut atau hidung. Intubasi terbagi menjadi 2
rima glottidis dengan mengembangkan cuff, sehingga ujung distalnya berada kira-
kira dipertengahan trakea antara pita suara dan bifurkasio trakea. Intubasi
nasotrakeal yaitu tindakan memasukan pipa nasal melalui nasal dan nasopharing
mengontrol jalan napas, menyediakan saluran udara yang bebas hambatan untuk
proteksi terhadap pasien dengan keadaan gawat atau pasien dengan refleks akibat
pemasangan elektroda EKG, SpO2 dan tensi meter bertujuan untuk memonitoring
tanda vital pasien selama dilakukan operasi. Pertama di berikan premedikasi yaitu
15
ondancentron 4 mg sebagai anti emetik untuk mencegah muntah, jika terjadi
dengan dosis 0,1- 0,4 mg/kgBB IV diberikan 2 mg yang memberikan efek untuk
Peberian induksi dengan obat Fentanyl dosis 2-150 mcg/kgBB IV diberikan 120
terdapat efek depresi napas, penurunan denyut jantung, dan aliran darah ke otak
dan di berikan juga propofol dengan dosis 1,5-2,5 mg/kgBB IV di berikan 100 mg
sinaps melalui efek terhadap reseptor GABA, pemulihan cepat, menurunkan rasa
muntah dan mual serta memiliki efek bronkodilatasi. Kemudian diberikan obat
non-depolarisasi durasi kerja sedang (60 menit). Dipilih karena onsentya cepat (1-
3 menit) sampai pasien tertidur dan reflek bulu mata hilang, posisikan pasien
dengan triple airway manuver, sungkup muka ditempatkan pada muka beri
trakea antara pita suara dan bifurkasio trakea. ETT dihubungkan dengan mesin
anestesi dan kantong udara dipompa. Kemudian Suara napas kanan dan kiri
dengan tape di sudut mulut pasien supaya tidak terlepas. Dilakukan pemeliharaan
16
menggunakan ventilator dengan TV 450 dengan RR 12x/menit dan sevofluran
dibuka yang memiliki efek terhadap kardiovaskuler cukup stabil dan jarang
oleh tubuh. menggunakan ETT. Dipasang Guedel untuk mencegah ETT digigit.
Kemudian letakkan tape di kedua kelopak mata supaya mata tidak terbuka.
Disebabkan pasien dalam keadaan tidak sadar, matanya biasa tidak menutup
anti trombolitik yang berfungsi untuk menghentikan perdarahan dari luka operasi.
lama pembedahan kurang lebih 1 jam 20 menit dilakukan monitoring tensi rata-
adalah golongan obat NSAID yang berfungsi sebagai penatalaksanaan nyeri akut
yang berat jangka pendek (<5 hari) dan di berikan suntikan dexamethason 10 mg
Diusahakan nafas spontan dengan cara mesin anestesi di set menjadi ventilasi
manual. pernafasan pasien dibantu dengan memompa balon udara tetapi dilakukan
mulai kembang kempis sendiri tetapi volume masih kecil, napas dibantu dengan
17
memompa balon saat inspirasi. Dilakukan sehingga balon kembang kempis
dengan volume adekuat. Jika pasien masih tidak bernapas spontan dapat diberikan
obat reverse untuk menghentikan kerja obat muscle relaxant yang masih bekerja.
Diberikan obat reverse prostigmin 0.1mg IV dan sulfa atrophine 0.5mg, tunggu
beberapa menit hingga napas spontan dan adekuat, lendir dikeluarkan dengan
dilakukan ketika pasien masih dalam anestesi dalam dan tidak sadar supaya tidak
setelah semua peralatan dilepaskan pasien dibawa ke recovery room dengan tetap
triple airway manuver sampai pasien sadar, perintahkan pasien mebuka mulut
untuk mengeluarkan guedel dan tetap beri pasien O2 dengan asker 6L/menit dan
tetap observasi tanda vital sampai pasien sadar penuh dan dapat di pindahkan ke
ruangangannya kembali.
18
BAB V
RANGKUMAN
oksigenasi, sedasi saat refleks sampai pasien tertidur dan reflek bulu mata hilang,
posisikan pasien dengan triple airway manuver, sungkup muka ditempatkan pada
pasien, sehingga dalam keadaan gawat darurat komponen inilah yang pertama kali
sementara itu, tindakan paling penting untuk keberhasilan resusitasi adalah segera
SpO2 99%. Setelah selesai operasi di berikan obat ketorolac, dexaethason dan
observasi di recovery room sabmil menjaga jalan nafas dan keadaan pasien sadar
penuh.
19
DAFTAR PUSTAKA
20