Anda di halaman 1dari 20

TUGAS ELMEN MESIN

PERANCANGAN PEGAS (SPRING)

DISUSUN OLEH :

NAMA : ALVIN SADAM OKTAVIAN

NIM : 0121603008

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

SERPONG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Elemen
Mesin dengan judul Perancangan Pegas tepat pada waktunya.

Penulisan Tugas Perencanaan Elemen Mesin ini ditunjukan untuk


memenuhi salah satu syarat kelulusan. Dengan penyusunan tugas ini diharapkan
para mahasiswa dapat mengetahui perencanaan elemen mesin pada suatu sistem
Pegas .

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna baik dari segi materi
maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dalam penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan dan merealisasikan penyelesaian tugas Elemen
Mesin ini

Tangsel,14 April 2018


Penulis,

( ALVIN SADAM O )
NIM, 0121603008

ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Teori Dasar

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perancangan Pegas
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menerima


beban dinamis dan memberikan kenyamanan dalamberkendara. Dengan kondisi
pembebanan yang diterima tersebut, material pegas harus memiliki kekuatan
elastik tinggidan diimbangi juga dengan ketangguhan yang tinggi. Salah
satujenis pegas yang umum digunakan pada kendaraan bermotor rodaempat
adalah pegas daun. Pada apalikasinya pegas daunumumnya digunakan untuk
menahan beban kendaraan roda empat pada bagian roda belakang.
Jenis model pegas yang ada sangatlah bermacam-macam,diantaranya
pegas daun, pegas koil, pegas helix, pegas torsi,pegas cakram dan lain-lain.
Jenis-jenis pegas tersebut memiliki karakteristik yang berbeda satu dan lainya.
Disamping itu jugamemiliki perbedaan pada material yang digunakan dan
sifatmekaniknya, hal ini disesuaikan dengan standar proses pembuatanpegas
yang ada. Salah satu material dasar yang digunakan untukpegas daun adalah JIS
SUP 9A. Material JIS SUP 9A mempunyaikekuatan tarik yang tinggi, kekuatan
elastik yang baik danketahan terhadap korosi yang lebih baik dari baja
karbonlainnya.
Proses produksi pegas dengan material JIS SUP 9A iniumumnya
melibatkan proses laku panas, agar sifat mekanik akhirdari material tersebut
akan menjadi lebih baik dari materialkondisi awal (kondisi annealing atau
preharden). Proses lakupanas yang dianjurkan oleh standar JIS untuk material
JIS SUP9A adalah quenching and tempering. Dimana temperatur
untukquenching berkisar 830-860 °C dan temperatur tempering antara460-520
°C. Proses laku panas ini akan menaikan sifat mekanik berupa yield strength,
tensile strength dan elongation darimaterial awal pegas tersebut.
1.2 Teori Dasar

Pegas adalah elemen mesin flexibel yang digunakan untuk


memberikan gaya, torsi, dan juga untuk menyimpan atau melepaskan energi.
Energi disimpan pada benda padat dalam bentuk twist, stretch, atau kompresi.
Energi di-recover dari sifat elastis material yang telah terdistorsi. Pegas haruslah
memiliki kemampuan untuk mengalami defleksi elastis yang besar. Beban yang
bekerja pada pegas dapat berbentuk gaya tarik, gaya tekan, atau torsi (twist
force). Pegas umumnya beroperasi dengan ‘high working stresses’ dan beban
yang bervariasi secara terus menerus. Beberapa contoh spesifik aplikasi pegas
adalah :
1. Untuk menyimpan dan mengembalikan energi potensial, seperti
misalnya pada ‘gun recoil mechanism’.
2. untuk memberikan gaya dengan nilai tertentu, seperti misalnya pada
relief valve.
3. untuk meredam getaran dan beban kejut, seperti pada automobil.
4. untuk indikator/kontrol beban, contohnya pada timbangan.
5. untuk mengembalikan komponen pada posisi semula, contonya pada
‘brake pedal’.
Pegas dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis fungsi dan beban yang
bekerja yaitu pegas tarik, pegas tekan, pegas torsi, dan pegas penyimpan energi.
Tetapi klasifikasi yang lebih umum adalah diberdasarkan bentuk fisiknya.
Klasifikasi berdasarkan bentuk fisik adalah :
1. Wire form spring (helical compression, helical tension, helical torsion,
customform).
2. Spring washers (curved, wave, finger, belleville)
3. Flat spring (cantilever, simply supported beam)
4. Flat wound spring (motor spring, volute, constant force spring)

Pegas ‘helical compression’ dapat memiliki bentuk yang sangat


bervariasi. Gambar 1.1 (a) menunjukkan beberapa bentuk pegas helix tekan.
Bentuk yang standar memiliki diameter coil, pitch, dan spring rate yang
konstan. Picth dapat dibuat bervariasi sehingga spring rate-nya juga bervariasi.
Penampang kawat umumnya bulat, tetapi juga ada yang berpenampang segi
empat. Pegas konis biasanya memiliki spring rate yangnon-linear, meningkat
jika defleksi bertambah besar. Hal ini disebabkan bagian diameter coil yang
kecil memiliki tahanan yang lebih besar terhadap defleksi, dan coil yang
lebihbesar akan terdefleksi lebih dulu. Kelebihan pegas konis adalah dalam hal
tinggi pegas,dimana tingginya dapat dibuat hanya sebesar diameter kawat.
Bentuk barrel dan hourglass terutama digunakan untuk mengubah frekuensi
pribadi pegas standar.

Jenis – jenis pegas :


a. Pegas tekan atau kompresi
b. Pegas Tarik
c. Pegas Puntir
d. Pegas Volut
e. Pegas daun
f. Pegas piring (plat)
g. Pegas cincin
h. Pegas torsi atau batang puntir
Bahan pegas Pegas dapat dibuat dari berbagai jenis bahan sesuai pemakaiannya.
Bahan baja dengan penampang lingkaran adalah yang paling banyak dipakai.
Bahan – bahan pegas terlihat pada tabel berikut :

Tabel Jenis Material Penyusun Pegas


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perancangan Pegas
1. Perhitungan Pegas helik (tekan/ tarik)

Gambar 4.2. Pegas Tekan


a. Panjang Rapat (Solid length of the spring):
LS= n’ d
Dimana : n’ = jumlah koil lilitan
d = diameter kawat
b. Panjang Bebas (Free length of the spring)
LF= n’ d + δmak + (n’ – 1) x 1 mm
Dalam kasus ini, jarak antara dua kumparan yang berdekatan diambil 1 mm.
Indek pegas (C)
Didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara diameter pegas dengan
diameter kawat, persamaan matematikanya adalah :

Indek pegas (C) =


Dimana : D = diameter lilitan / pegas.
Spring rate (k)
Didefinisikan sebagai sebagai beban yang diperlukan per unit defleksi
pegas, persamaan matematikanya adalah :

k=
Dimana : W = Beban
δ = Defleksi dari pegas
Pitch (p)
Didefinisikan sebagai jarak aksial antara kumparan yang berdekatan pada
daerah yang tidak terkompresi, persamaan matematikanya adalah :

Pitch (p) =
Atau dapat dicari dengan cara :

Pitch of The Coil (p) =


Tegangan pada pegas helik :

Gambar Pegas Helik


D = Mean diameter of spring coil
d = Diameter of the spring wire
n = Number of active coil
G = Modulus of rigidity for the spring material
W = Axial load on the spring
Τ = Maximum shear stress induced in the wire
C = Spring index = D/d
P = Pitch of the coils
δ = Deflection of the spring, as a result of an axial load W

Bila tarikan atau kompresi bekerja pada pegas ulir, besarnya momen puntir
T (kg.mm) adalah tetap untuk seluruh penampang kawat yang bekerja. Untuk
diameter lilitan rata-rata (diukur pada sumbu kawat) D (mm), berdasarkan
kesetimbangan momen besar momen puntir tersebut adalah:

T = W.
Jika diameter kawat adalah d(mm), maka besarnya momen puntir kawat
yang berkorelasi dengan tegangan geser akibat torsi τ1 (kg/mm2) adalah:
Torsi = τ1 x x d3
Sehingga:

τ1 = 3x

τ1 = 3

Sedangkan tegangan geser langsung akibat beban W adalah :

τ2 =

τ2 = 2

Sehingga, tegangan geser maksimum yang terjadi di permukaan dalam lilitan pegas
ulir adalah :

Ks = shear stress factor =


( tegangan hanya mempertimbangkan pembebanan langsung)

(tegangan dengan mempertimbangkan efek lengkungan dan pembebanan )


D = diameter pegas rata-rata
d = diameter of the spring wire
n = jumlah lilitan aktif
G = modulus kekakuan
W = Beban aksial
C = Spring index = D/d
τ = tegangan geser
K = faktor Wah’l

Contoh Permasalahan:
1. Sebuah kumparan pegas kompresi yang terbuat dari baja paduan adalah memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
diameter koil = 50 mm; diameter kawat = 5 mm; Jumlah koil aktif = 20. Jika
spring dikenakan ke beban aksial dari 500 N; hitung tegangan geser maksimum
(abaikan pengaruh kelengkungan).
Penyelesaian:
Dik: D = 50 mm; d = 5 mm; n = 20; W = 500 N
Jawab:
Shear stress factor, adalah:

Sehingga, tegangan geser maksimum (mengabaikan pengaruh kelengkungan


kawat), adalah:

2. Sebuah pegas helik terbuat dari kawat dengan diameter 6 mm dan memiliki
diameter luar dari 75 mm. Jika tegangan geser diperbolehkan 350 MPa dan
modulus kekakuan 84 kN/mm2, tentukan beban aksial dan defleksi per koil
pegas.
Dik: d = 6 mm; D0 = 75 mm; τ = 350 Mpa = 350 N/mm2; G = 84 kN/ mm2 =
84x103 N/mm2.
Penyelesaian:
Dapat dicari diameter pegas
d = 6 mm, D = D0 – d = 75 – 6 = 69 mm

a) mengabaikan efek lengkungan:

Tegangan geser maksimum pada kawat adalah:

Kita ketahui persamaan defleksi adalah:

Sehingga besarnya defleksi per koil pegas adalah :

b) Mempertimbangkan efek lengkungan


Kita ketahui besarnya Wahl’s stress factor adalah:

Tegangan geser maksimum pada kawat adalah :

Kita ketahui persamaan defleksi adalah :


Sehingga besarnya defleksi per koil pegas adalah:

3. Rancanglah pegas yang digunakan untuk mengukur beban 0 sampai 1000 N,


dimana defleksi pegas 80 mm. Pegas akan dimasukkan ke dalam casing
berukuran diameter 25 mm. Perkiraan jumlah koil adalah 30. Modulus
kekakuan adalah 85 kN/mm2. Hitunglah juga tegangan geser maksimum.
Penyelesaian:
Diketahui:
W = 1000 N; δ = 80 mm; n = 30; G = 85 kN/mm2 = 85 x 103 N/mm2.
Agar pegas dapat masuk kedalam casing, maka diameter pegas < diameter
casing. Kita ketahui persamaan defleksi adalah:

Selanjutnya, kita asumsikan jika besarnya d = 4 mm, maka:


C3 = 28,3d = 28,3 x 4 = 113,2 atau C = 4,84
D = C.d = 4,84 x 4 = 19,36 mm
Untuk mencari diameter luar pegas, dicari melalui persamaan :

Sehingga,
D0 = D + d = 19,36 + 4 = 23,36 mm
Besarnya D0 lebih kecil daripada diameter casing, sehingga asumsi diameter
coil sebesar 4 mm telah benar.
Selanjutnya besarnya tegangan geser maksimum adalah :
Wahl’s stress factor,
Sehingga, tegangan geser maksimum

2. Perhitungan Pegas Torsi Helik

Gambar Pegas torsi helik


1. Tegangan lentur dapat dicari dengan persamaan :

Dimana : M = momen lentur = W x y


d = diameter kawat

K = Faktor Wahl =
2. Sudut defleksi :

Keterangan: L = panjang kawat


n = jumlah lilitan
3. Defleksi

Jika pegas berbentuk kotak , dimana lebar = b dan tebal = t, maka :


Dimana Wahl’s stress factor,

Dalam kasus pegas terbuat dari kawat persegi dengan tiap sisi sama dengan b,
kemudian mengganti t = b, persamaan diatas menjadi :

Contoh permasalahan :
1. Sebuah pegas torsi helik memiliki diameter 60 mm terbuat dari kawat
berdiameter 6 mm. Jika torsi sebesar 6 Nm diterapkan pada pegas, tentukan
tegangan lentur dan sudut defleksi (derajat) dari pegas. Jika diketahui indeks
pegas adalah 10 dan modulus elastisitas untuk material pegas adalah 200
kN/mm2. Jumlah koil efektif sebesar 5,5.
Penyelesaian:
Diketahui:
D = 60 mm; d = 6 mm; M = 6 Nm = 6000 Nmm; C= 10; E= 200 kN/mm2 = 200
x 103 kN/mm2 ; n = 5,5.
Jawab :
Wahl’s stress factor,

Tegangan lentur :
Sudut defleksi (dalam derajat)

3. Perhitungan Pegas Plat Spiral


Pegas plat spiral terdiri dari bahan tipis, panjang dan merupakan material
elastis seperti yang sering digunakan dalam jam dan produk yang membutuhkan
sebagai media untuk menyimpan energi.

Gambar Pegas Plat Spiral


3.1. Analisis Pegas Plat Spiral
W = Beban tarik ujung pegas
y = Jarak pusat gravitasi ke titik A
l = panjang plat pegas
b = lebar plat
t = tebal plat
I = momen inersia =

Z = modulus permukaan =
Ketika ujung pegas A ditarik oleh gaya W, maka momen lentur pada pegas :
M=Wxy
Momen lentur terbesar terjadi pada pegas di B yang berada pada jarak maksimum
dari beban tarik W.

Tegangan lentur maksimum pada material pegas :

Dengan asumsi bahwa kedua ujung pegas dijepit, sudut defleksi (dalam radian) dari
pegas adalah :

Sehingga defleksinya adalah :

Energi yang tersimpan dalam pegas :

3.2. Contoh permasalahan


1. Sebuah pegas terbuat dari plat dengan lebar 6 mm dan tebal 0,25 mm. Panjang
plat adalah 2,5 meter. Dengan asumsi tegangan maksimum 800 MPa terjadi
pada titik momen lentur terbesar. Jika E = 200 kN/mm2, hitunglah momen
lentur, jumlah putaran pegas, dan energi regangan yang tersimpan pada pegas.
Penyelesaian:
Diketahui:
b = 6 mm; t = 0,25 mm; l = 2,5 m = 2500 mm; σb = 800 MP =800 N/mm2 ;
E = 200 kN/mm2 = 200 x 103 N/mm2.
Jawab :
Momen lentur pada pegas :
Jika M = Momen lentur pada pegas, dan kita ketahui bahwa tegangan lentur
maksimum pada material pegas (σb) :

Jumlah putaran pegas :


Kita tahu bahwa sudut defleksi pegas,

Karena satu putaran pegas sama dengan


2π radian, maka jumlah putaran untuk
pegas adalah = 40/2π = 6,36 putaran

Energi regangan yang tersimpan pada


pegas adalah
= ½ M θ = ½ x 25 x 40 = 500 Nmm
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menerima beban


dinamis dan memberikan kenyamanan dalam berkendara. Dengan kondisi
pembebanan yang diterima tersebut, material pegas harus memiliki kekuatan
elastik tinggidan diimbangi juga dengan ketangguhan yang tinggi. Salah
satujenis pegas yang umum digunakan pada kendaraan bermotor rodaempat
adalah pegas daun. Pada apalikasinya pegas daunumumnya digunakan untuk
menahan beban kendaraan roda empat pada bagian roda belakang.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/268725169/Makalah-pegas
https://document.tips/documents/Makalah-pegasdoc.
Buku paduan Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin
IR.SULARSO,MSME

Anda mungkin juga menyukai