Anda di halaman 1dari 10

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN, MOTIVASI BERPRETASI

TERHADAP KEINGINAN BERWIRAUSAHA MAHASISWA


Oeh :
Alan Hasan
ABSTRAK
Kewirausahaan merupakan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup
yang lebih baik dan bermutu. Kewirausahaan sangat besar peranannya di dalam perkembangan pertumbuhan
ekonomi. Peran kewirausahaan telah teruji dengan adanya krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia.
Kewirausahaan yang berbasis pada ekonomi rakyat ternyata mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Untuk itu
perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi salah satu panutan masyarakat dapat mendorong budaya
berwirausaha. Perguruan tinggi diharapkan juga mampu menciptakan wirausahawan-wirausahawan yang
handal, sehingga mampu meberi dorongan niat masyarakat khususnya mahasiswa untuk berwirausaha.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
karakteristik kewirausahaan, motivasi berprestasi dan self efficacy terhadap keinginan berwirausah.
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan atau kuisioner kepada responden. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa : Karakteristik Kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap Keinginan Berwirausaha.
Kata Kunci : Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Keinginan Berwirausaha Mahasiswa
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan
amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang
berbuat sesuatu.
Kewirausahaan merupakan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam
arti tingkat hidup yang lebih baik dan bermutu. Kewirausahaan sangat besar peranannya
di dalam perkembangan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, peran mahasiswa,
sangat besar maknanya bagi pengembangan ekonomi nasional. Dengan demikian seharusnya
mahasiswa lebih memiliki niat untuk menjalankan bisnis dengan kemadirian tinggi.
(Tjahjono, 2008:2)
Peran kewirausahaan telah teruji dengan adanya krisis ekonomi yang melanda
bangsa Indonesia. Kewirausahaan yang berbasis pada ekonomi rakyat ternyata mampu
bertahan dalam situasi yang sulit. Untuk itu perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi
salah satu panutan masyarakat dapat mendorong budaya berwirausaha. Perguruan tinggi
diharapkan juga mampu menciptakan wirausahawan-wirausahawan yang handal, sehingga
mampu meberi dorongan niat masyarakat khususnya mahasiswa untuk berwirausaha.
Mahasiswa sebagai komponen masyarakat yang terdidik, sebagai harapan masyarakat dapat
membuka lapangan kerja, dengan menumbuhkan niat berwirausaha. (Tjahjono, 2008:2)
Mahasiswa yang menekuni ilmu manajerial khususnya kewirausahaan, diharapkan
memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, sehingga hal ini akan mampu membuka lapangan kerja
yang lebih luas. Dengan kondisi tersebut, maka perguruan tinggi negeri maupun swasta untuk
mampu menyiapkan anak didiknya, khususnya jurusan manajemen untuk menjadi wirausaha
yang unggul. Mahasiswa jurusan manajemen, supaya tidak mengantungkan kerja di orang
lain, tetapi diperlukan keberanian untuk membuka usaha sendiri atau berwirausaha. (Tjahjono,
2008:2)
Kondisi seperti dijelaskan di atas, tentu menjadikan para mahasiswa berani
mengambul keputusan untuk berwirausaha. Bagi banyak orang, keputusan berwirausaha
merupakan perilaku dengan keterlibatan tinggi (high involvement) karena dalam
mengambil keputusan akan melibatkan faktor internal seperti kepribadian, persepsi, motivasi,
pembelajaran (sikap), faktor eksternal seperti keluarga, teman, tetangga dan lain sebagainya
(norma subyektif). Kemudian mengukur kontrol keperilakuan yang dirasakan (perceived
control behavior) yaitu suatu kondisi bahwa orang percaya tindakan itu mudah atau sulit untuk
dilakukan dengan memahami berbagai risiko atau rintangan-rintangan yang ada apabila
mengambil tindakan tersebut. (Tjahjono, 2008:2)
Di samping itu, menurut pengamat aktivitas kewirausahaan (Entrepreneurial
activity) yang relatif masih rendah. Entrepreneurial activity diterjemahkan sebagai individu
aktif dalam memulai bisnis baru dan dinyatakan dalam persen total penduduk aktif bekerja.
Semakin rendah indek entrepreneurial activity maka semakin rendah level entrepreneurship
suatu negara, dan dampaknya pada tingginya pengangguran. Kondisi di atas mengisaratkan
betapa masalah pengangguran menjadi masalah yang sangat serius.
Beberapa pihak menyoal keberadaan lulusan perguruan tinggi saat ini (Siswoyo, 2009:
114). Menurut Hendarman, Direktur Kelembagaan Dikti Depdiknas menyatakan ”data
pengangguran terdidik di Indonesia menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan
seseorang, semakin rendah kemandirian dan semangat kewirausahaannya.” Pemerhati
kewirausahaan menyatakan bahwa sebagian besar lulusan Perguruan Tinggi adalah lebih
sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Hal ini
disebabkan sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai perguruan tinggi saat ini,
yang umumnya lebih terfokus pada ketepatan lulus dan kecepatan memperoleh pekerjaan,
dan memarginalkan kesiapan untuk menciptakan pekerjaan. Ciputra (dalam Direktorat
Kelembagaan Dikti, 2009) menyatakan: ”Mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu jangan hanya
diajarkan bagaimana bisa bekerja dengan baik, tetapi dipacu untuk bisa menjadi pemilik dari
usaha-usaha sesuai latar belakang ilmu mereka,”.
Pendidikan harus dijalankan dengan kreatif. Pendidikan kewirausahaan harusnya
membekali mahasiswa untuk mandiri dan tidak berorientasi menjadi pencari kerja ketika yang
bersangkutan menyelesaikan studinya. Hal ini menurut Sadino (2008) dalam Siswoyo (2009:
115) mengatakan sebagai dampak dari sistem pendidikan Indonesia yang kebanyakan
masih menggunakan prinsip belajar untuk tahu, bukan untuk melakukan sesuatu.
Fenomena di atas seharusnya dapat dijadikan bahan pemikiran, bagaimana agar
dapat menciptakan lapangan kerja baru yang dapat menampung karyawan, tidak lagi berpikir
untuk mempersiapkan diri menjadi calon karyawan yang mencari pekerjaan, terutama bagi
individu yang terdidik, misalnya mahasiswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas,maka penulis mengambil
inisiatif untuk mengangkat judul yang berhubungan dengan Pengaruh Karakteristik
Kewirausahaan,Motivasi Berprestasi Terhadap Keinginan Berwirausaha Mahasiswa.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok pikiran pada latar belakang tersebut diatas, maka penulis
merumuskan permasalahan, yaitu :
1. Apakah Karakteristik Kewirausahaan berpengaruh terhadap keinginan berwirausaha ?
2. Apakah Motivasi Berprestasi berpengaruh terhadap keinginan berwirausaha ?
3. Bagaimana sikap wirausaha yang dikembangkan?
I.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan yang hendak dicapai berdasarkan rumusan masalah yang telah
disusun meliputi :
1. Untuk mengetahui karakteristik dan pengaruh kewirausahaan terhadap keinginan berwirausaha
khususnya para mahasiswa.
2. Untuk menganlisis pengaruh motivasi terhdap keinginan berwirausaha
3. Untuk mengetahui sikap wirausaha yang perlu dikembangkan.
I.4 Manfaat Penelitian
Dalam penulisan ini, Penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi setip pembaca yang
meliputi:
1. Dengan adanya penelitian ini dapat membarikan masukan bagi perusahaan di dalam
menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.
2. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan kesempatan kepada
penulis untuk membahas mengenai ilmu-ilmu yang diterima selama masa perkuliahan ke
dalam praktek lapangan.
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain apabila akan mengadakan penelitian lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Karakteristik Kewirausahaan
Wirausahawan yang unggul yang mampu menciptakan kreativitas dan inovasi sebagai
dasar untuk hidup, tumbuh dan berkembang umumnya memiliki karakteristik atau ciri-ciri
yang merupakan proses jangka panjang berdasarkan pengalaman dan pendidikan. Beberapa
karakteristik yang melekat pada diri wirausahawan (Zimmerer, and Scarborough, 1998;
Kuratko & Hoodgets, 2007) sebagai berikut:
1. Desire for responsibility
Wirausaha yang unggul merasa bertanggungjawab secara pribadi atas hasil usaha
yang dia lakukan. Mereka lebih dapat mengendalikan sumberdaya sumberdaya yang dimiliki
dan menggunakan sumberdaya tersebut untuk mencapai cita-cita. Wirausaha yang berhasil
dalam jangka panjang haruslah memiliki rasa tanggung jawab atas usaha yang dilakukan.
Kemampuan untuk menanggung risiko usaha seperti: risiko keuangan, risiko teknik
adakalanya muncul, sehingga wirausaha harus mampu meminimalkan risiko.
2. Tolerance for ambiguity
Ketika kegiatan usaha dilakukan, mau-tidak mau harus berhubungan dengan orang
lain, baik dengan karyawan, pelanggan, pemasok bahan, pemasok barang, penyalur,
masyarakat, maupun aturan legal formal. Wirausaha harus mampu menjaga dan mem-
pertahankan hubungan baik dengan stakeholder. Keberagaman bagi wirausaha adalah sesuatu
hat yang biasa. Kemampuan untuk menerima keberagaman merupakan .suatu ciri khas
wirausaha guna menjaga kelangsungan hidup bisnis atau perusahaan dalam jangka panjang.
3. Vision
Wirausaha yang berhasil selalu memiliki cita-cita, tujuan yang jelas kedepan yang
harus dicapai secara terukur. Visi merupakan filosofi, cita-cita dan motivasi mengapa
perusahaan hidup, dan wirausaha akan menterjemahkan ke dalam tujuan, kebijakan, ang-
garan, dan prosedur kerja yang jelas. Wirausaha yang tidak jelas visi kedepan ibarat orang
yang berjalan tanpa arah yang jelas, sehingga kecenderungan untuk gagal sangat tinggi.
4. Tolerance for failure
Usaha yang berhasil membutuhkan kerja keras, pengorbanan balk waktu biaya dan
tenaga. Wirausaha yang terbiasa dengan kreativitas dan inovasi kadangkala atau bahkan
sering mengalami ketidakberhasilan. Proses yang cukup panjang dalam mencapai kesuksesan
tersebut akan meningkatkan kepribadian toleransi terhadap kegagalan usaha.
5. Internal locus of control
Didalam diri manusia ada kemampuan untuk mengendalikan diri yang dipengaruhi
oleh internal diri sendiri. Wirausaha yang unggul adalah yang memiliki kemampuan untuk
mengendalikan diri dari dalam dirinya sendiri. Kerasnya tekanan kehidupan, persaingan
binis, perubahan yang begitu cepat dalam dunia bisnis akan meningkatkan tekanan kejiwaan
balk mental, maupun moral dalam kehidupan keseharian. Wirausaha yang mampu
mengendalikan dirinya sendiri akan mampu bertahan dalam dunia bisnis yang makin
komplek.
6. Continuous Improvement
Wirausaha yang berhasil selalu bersikap positif, mengangap pengalaman sebagai
sesuatu yang berharga dan melakukan perbaikan terus-menerus. Pengusaha selalu
mencarihal-hal baru yang akan memberikan manfaat balk dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Wirausaha memiliki tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan
inovatif yang akan membawa konsekuensi menguntungkan dimasa depan.
7. Preference for moderate risk.
Dalam kehidupan berusaha, wirausaha selalu berhadapan dengan intensitas risiko.
Sifat wirausaha dalam menghadapi resiko dapat digolongkan ke dalam 3 macam sifat
mengambil resiko, yaitu risk seeking (orang yang suka dengan risiko tinggi), moderat risk
(orang yang memiliki sifat suka mengambil risiko sedang), dan risk averse (orang memiliki
sifat suka menghidari risiko) Pada umumnya wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan
untuk memilih risiko yang moderate/sedang, di mana ketika mengambil keputusan
memerlukan pertimbangan yang matang, hal ini sejalan dengan risiko wirausaha yang apabila
mengalami kegagalan di tanggung sendiri. Wirausaha akan melihat sebuah bisnis dengan
tingkat pemahaman pribadi yang disesuaikan dengan perubahan lingkungan (Zimmerer, and
Scarborough, 1998)
8. Confidence in their ability to success.
Wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas kemampuan diri
untuk berhasil. Mereka memiliki kepercayaan yang tinggi untuk meiakukan banyak hal
dengan baik dan sukses. Mereka cenderung untuk optimis terhadap peluang keberhasilan dan
optimisme, biasanya berdasarkan kenyataan. Tanpa keyakinan kepercayaan untuk sukses dan
mampu menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam melakukan bisnis.
9. Desire for immediate feedback.
Perkembangan yang begitu cepat dalam kehidupan usaha menunut wirausaha untuk
cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar mampu bertahan dan berkembang.
Wirausaha pada umumnya memiliki keinginan untuk mendapatkan respon atau umpan balik
terhadap suatu permasalahan. Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut
untuk berpikir cerdas, cepat menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan
untuk mengetahui sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi secara terus-
menerus.
10. High energy level
Wirausaha pada umumnya memiliki energi yang cukup tinggi dalam melakukan
kegiatan usaha sejalan dengan risiko yang ia tanggung. Wirausaha memiliki semangat atau
energi yang cukup tinggi dibanding kebanyakan orang. Risiko yang harus ditanggung sendiri
mendorong wirausaha untuk bekerja keras dan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Bergairah dan mampu menggunakan daya geraknya, ulet tekun dan tidak mudah putus asa.
11. Future orientation
Keuntungan usaha yang tidak pasti mendorong wirausaha selalu
melihat peluang, menghargai waktu dan berorientasi kemasa depan. Wirausaha memiliki
kecenderungan melihat apa yang akan dilakukan sekarang dan besuk, tidak begitu
mempersoalkan apa yang telah dilakukan kemarin. Wirausaha yang unggui selalu berusaha
memprediksi perubahan dimasa depan guna meningkatkan kinerja usaha.
12. Skill at organizing
Membangun usaha dari awal memerlukan kemampuan mengorganisasi sumberdaya
yang dimiliki berupa sumber-sumber ekonomi berujud maupun sumber ekonomi tak berujud
untuk mendapat manfaat maksimal. Wirausaha memiliki keahlian dalam melakukan
organisasi balk orang maupun barang. Wirausaha yang unggul ketika memiliki kemampuan
portofolio sumberdaya yang cukup tinggi untuk dapat bertahan dan berkembang.
13. High Commitment
Memunculkan usaha baru membutuhkan komitmen penuh yang tinggi agar berhasil.
Disiplin dalam bekerja dan pada umumnya wirausaha membenamkan diri dalam kegiatan
tersebut guna keberhasilan cita-citanya. Scarborough, et.all (2006) mengungkapkan step,
langkah terakhir seorang wirausaha untuk meningkatkan kreativitas pendorong
kewirausahaan adalah “work, work, work,….”
14. Flexibility
Perubahan yang begitu cepat dalam dunia usaha mengharuskan wirausaha untuk
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan apabila tetap ingin berhasil. Kemampuan
beradaptasi dengan perubahan lingkungan merupakan modal dasar dalam berusaha, ber-
tumbuh dan sukses. Fleksibilitas berhubungan dengan kolega seperti; kemampuan
menyesuaikan diri dengan perilaku wirausaha lain, kemampuan bernegosiasi dengan kolega
mencerminkan kompentensi wirausaha yang unggul.
II.2 Motivasi Berpretasi
Motivasi berpretasi tercermin dari setiap apa yang dihasilkan oleh mahasiswa dalam
hal pnegembangan diri dan mampu bersosialisasi dengan orang banyak. Sifat dari mahasiswa
juga merupakan factor terpenting dalam pengembangan jiwa wirausaha setiap individu
mahasiswa itu sendiri. Adapun tolok ukur dalam kewirausahaan didasari oleh cirri dan sifat
kewirausahaan.
Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-
ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
 Percaya diri
 Berorientasikan tugas dan hasil
 Pengambil risiko
 Kepemimpinan
 Keorisinilan
 Berorientasi ke masa depan
 Jujur dan tekun
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
 Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
 Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
 Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
 Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran
dan kritik yang membangun.
 Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis
yang luas.
 Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
 Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
II.3. Sikap Wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi
sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai
berikut:
Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen
wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat
menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.
Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan
berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan
meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina
dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal
tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap
sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan
yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang
wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif
(berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan
identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya
adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang
sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan
sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen,
akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan
mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat
sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang
wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai
karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang
dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai
segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya
kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang
maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah
ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh
ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-
terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif
yang kelihatannya mustahil.
Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan
dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau
bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan
pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang
wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam
memenuhi kegiatan usahanya.
Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita
sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun
tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun
pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis,
obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan
kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada
keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Keinginann berwirausaha memang sangat sulit untuk dijalankan oleh kebanyakan
orang,khususnya para mahasiswa. Akan tetapi memberikan ilmu pengetahuan mengenai
wirausaha sangatlah penting untuk diajarkan oleh para pendidik khususnya para dosen
pengajar mata kuliah tersebut. Disatu pihak ini menjadi sebuah tantangan bagaimana caranya
untuk menumbuhkan jiwa usaha terhadap orang banyak,namun dilain pihak ini menjadi
sebuah keharusan bagi para pendidik untuk memperkenalkan,mengajarkan, dan memberikan
ilmu pengetahuan mengani wrausaha dan bagaimana kita bisa terjun ke dunia tersebut dalam
hal ini dunia usaha itu sendiri.
Saran
Sebagai mahasiswa,pengetahuan tentang kewirausahaan memang harus dimiliki,
karena memang setiap mahasiswa memperoleh mata kuliah tentang kewirausahaan. Namun
untuk menumbuhkan jiwa wirausahawan terhadap setip orang khususnya para mahasiswa
memang sangat sulit, apa lagi bisa sampai terjun ke dunia tersebut yaitu dunia usaha. Dalam
hal ini peran pendidik sangatlah penting untuk memperkenalkan bagaimana sebenarnya dunia
usaha tersebut. Untuk itu, mengajarkan ilmu pengetahuan tentang wirausaha tidak hanya
berdasarkan teori, akan tetapi harusnya lebih pada pengimplementasiannya. Karena setiap
orang khususnya para mahasiswa memiliki cara pandang tersendiri mengenai hal bagaimana
ia bisa terjun dan memerankan peran sebagai wirausahawan.

Anda mungkin juga menyukai