HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
D. Manfaat penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Klinik haid
B. Aspek endokrin dalam siklus haid
C. Perubahan histologik pada ovarium dalam siklus haid
D. Perubahan histologik pada endometrium dalam siklus haid
E. Vaskularisasi endometrium dalam siklus haid
F. Dating endometrium
G. Mekanisme haid
H. Ovulasi, induksi dan pencegahan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah dengan judul SIKLUS
HAID. Makalah ini disusun secara sistematis agar pembaca dapat lebih mudah
memahaminya. Makalah ini tidak hanya mencantumkan siklus haid secara umum,
tetapi juga mencantumkan segala aspek yang berhubungan dengan siklus haid
secara khusus sehingga makalah ini sangatlah tepat untuk dijadikan acuan bagi
pembaca dalam mempelajari siklus haid.
Terimakasih setulus-tulusnya kami ucapkan kepada semua pihak yang
terkait dalam penyusuna makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah tentunya
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi terwujudnya
kesempurnaan dari makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Siklus menstruasi adalah suatu daur kejadian yang terjadi pada ovarium
yang menghasilkan perubahan tidak hanya pada uterus tetapi juga pada tubuh
wanita secara keseluruhan. Tujuan siklus ini adalah untuk melepaskan ovum
dalam persiapan fertilisasi pada kira-kira jarak empat minggu dan untuk
mempersiapkan uterus dan seluruh tubuh wanita untuk menrima dan
mengembangkan hasil fertilisasi ini.
Siklus ini diatur terutama oleh glandul pituitary anterior, tetapi factor-
faktor yang menyebabkan glandula tersebut menngadakan stimulasi (rangsangan)
gonad pada saat pubertas belum sepenuhnya diatasi. Lamanya siklus menstruasi
rata-rata adalah 28 hari dan dibagi menjadi enpat fase.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
a. Klinik haid
b. Aspek endokrin dalam siklus haid
c. Perubahan histologik pada ovarium dalam siklus haid
d. Perubahan histologik pada endometrium dalam siklus haid
e. Vaskularisasi endometrium dalam siklus haid
f. Dating endomerium
g. Mekanisme haid
h. Ovulasi, induksi dan pencegahan
C. TUJUAN MAKALAH
Makalah ini dibuat atas dasar tuntutan mata kuliah “Biologi
Reproduksi” sebagai bahan acuan atau dasar dalam mempelajari mata
kuliah tersebut.
D. MANFAAT MAKALAH
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah
satu sumber dari banyaknya sumber untuk menambah ilmu pengetahuan
tentang siklus haid secara lebih mendalam dan sebagai salah satu metode
yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur penilaian.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KLINIK HAID
Haid ialah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium.
Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu
dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama
siklus. Karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar
haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus
mengandung kesalahan ± 1 hari. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap
sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan
saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak
beradik bahkan saudara kembar, siklusnya tidak terlalu sama. Panjang siklus haid
dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12
tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita usia 55
tahun 51,9 hari. Jadi, sebenarnya panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering
dijumpai. Dari pengamatan Hartman pada kera ternyata bahwa hanya 20 % saja
panjang siklus haid 28 hari. Panjang siklus yang biasa pada manusia ialah 25-32
hari, dan kira-kira 97% wanita yang berovulasi siklus haidnya berkisar 18-42 hari.
Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur,
biasanya siklusnya tidak berovulasi (anovulator).
Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah
sedikit-sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita
biasanya lama haid itu tetap.
Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2± 16 cc. pada wanita yang lebih
tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemi defisiensi
besi jumlah darah haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc
dianggap patologik. Darah haid tidak membeku; ini mungkin disebabkan
fibrinolisin.
Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid,
tetapi sebagian kecil merasa berat di panggul atau merasa nyeri (dismenorea).
Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche)
bervariasi lebar, yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Staistik
menunjukkan bahwa usia menarche dipngaruhi factor keturunan, keadaan gizi,
dan kesehatan umum. Semmelweis menyatakan bahwa 100 tahun yang lampau
usia gadis-gadis Vienna pada waktu menarche berkisar antara 15-19 tahun.
Menurut Brown menurunnya usia waktu menarche itu sekarang disebabkan oleh
keadaan gizi dan kesehatan umum yang membaik, dan berkurangnya penyakit
menahun. Menarche terjadi di tengah-tengah masa pubertas, yaitu masa peralihan
dari anak-anak ke dewasa. Sesudah masa pubertas, wanita memasuki masa
reproduksi, yaitu masa dimana ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi
ini berlangsung 30-40 tahun dan berakhir pada masa mati haid atau baki
(menopause).
Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lender
uterus mengalami perubahan-perubahan siklik yang berkaitan erat dengan
aktivitas ovarium. Dapat dibedakan 4 fase endometrium dalam siklus haid, yaitu :
Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenal
dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel
kelenjar membentuk pseudostrifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat.
F. DATING ENDOMETRIUM
Biopsi endometrium adalah cara yang terbaik untuk menentukan secara
tidak langsung adanya ovulasi dan menilai efek progesterone terhadap
perkembangan endometrium. Untuk ini, diperlukan kemahiran mengenali ciri-ciri
permukaan endometrium, stroma dan terutama sekali kelenjar-kelenjar
endometrium dan sel yang menbatasainya pada waktu tertentu dari siklus haid.
Dengan demikian, dapat ditentukan hari yang tepat dari siklus haid tersebut; hal
ini disebut dating endometrium. Dating dapat dilakukan dengan tepat pada masa
sekresi, oleh karena berbeda dari fase proliferasi fase ini menunjukkan perubahan-
perubahan yang nyata setiap harinya dengan perubahan morfologi tertentu.
Jika diambil panjang siklus haid 28 hari dengan perkiraan ovulasi terjadi
pada hari ke-14, maka 36-48 jama setelah ovulasi belum terlihat perubahan yang
menonjol pada endometrium. Karena itu, dating hari ke-14 dan ke-15 tidak
berguna untuk dilakukan, dan sebaiknya baru dimulai pada hari ke-16.
Hari ke-16 : Vakuola basal subnukleus terlihat pada banyak kelenjar. Hari ini
ialah hari terakhir pseudostratifikasi barisan inti. Terlihat mitosis pada kelenjar-
kelenjar dan stroma.
Hari ke-17 : Nukleus dari kelenjar-kelenjar tersusun dalam satu garis, dengan
sitoplasma yang homogen diatasnya dan vakuola yang besar-besar dibawahnya.
Pseudostrafikasi menghilang, mitosis dikelenjar dan stroma jarang.
Hari ke-18 : Sebagian vakuola mengecil karena sebagian isinya dilepaskan kearah
sitoplasma sekitar lumen dan kemudian termasuk kedalam lumen. Karena vakuola
subnukleus ini mengecil maka nucleus mendekati basis dari sel. Tidak terlihat
mitosis pada hari ini.
Hari ke-19 : Hanya sebagian kecil vakuola terliaht. Sepintas lalu gambarannya
menyerupai hari ke-16, tetapi pada hari ke-19 ini dapat dilihat sekresi intraluminal
dan tidak terdapat pseudostrafikasi dan mitosis.
Hari ke-20 : Vakuola subnukleus hanya satu-satu terlihat. Sekresi intraluminal
yang asidofil tampak jelas. Hingga waktu ini, yang jelas terlihat ialah perubahan
pada epitel-epital kelenjar.
Hari ke-21 : Mulai terlihat perubahan-perubahan pada stroma. Sel-sel stroma
mempunyai nucleus yang gelap dan padat, dengan sitoplasma seperti serabut.
Mulai adanya edema stroma.
Hari ke-22 : Edema stroma mencapai maksimum. Sel-sel stroma tampak kecil,
padat, inti hamper telanjang dan sitoplasma seperti diatas. Mulai terlihat arteriola
spiralis dengan dindingnya yang tipis. Sekresi intraluminal aktif, tetapu mulai
berkurang.
Hari ke-23 : Edema stroma menetap. Perubahan yang khas ialah kondensasi
stroma sekitar arteriola spiralis. Hal ini terjadi karena pembesaran inti stroma dan
bertambahnya sitoplasma dan disebut sel pradesidua. Dapat juga dijumpai mitosis.
Hari ke-24 : Kumpulan sel-sel pradesidua tampak jelas disekeliling arteriola.
Mitosis stroma aktif, tetapi edema berkurang. Endometrium akan mulai
mengalami involusi, kecuali apabila terjadi kehamilan.
Hari ke-25 : Sel-sel pradesidua mulai terdapat dibawah sel-sel epitel permukaan.
Sedikit edema terdapat sekitar arteriola. Sedikit infiltrasi limfosit terlihat pada
stroma.
Hari ke-26 : Sel-sel pradesidua mulai tampak mengelompok diseluruh stroma,
disertai infiltrasi sel-sel leukosit polinuklera.
Hari ke-27 : Pradesidua menonjol sekitar pembuluh darah dan dibawah epitel
permukaan. Jelas adanya infiltrasi sel-sel leukosit polinuklear.
Hari ke-28 : Mulai terlihat daerah dengan nekrosis (focal necrosis) dan daerah-
daerah kecil dengan perdarahan dalam stroma. Sel-sel stroma berkumpul bersama-
sama. Infiltrasi sel-sel leukosit polinuklear sangat banyak. Kelenjar-kelenjar
kelihatan mengalami secretory exhaustion.
Sebagai kesimpulan, untuk dating endometrium pada minggu pertama
fase sekresi, perlu dikenali perubaha-perubahan yang terjadi pada kelenjar-
kelenjar, berupa :
1. Mitosis yang menunjukkan proliferasi aktif dan mungkin dijumpai sejak
hari ke-3 sampai hari ke-16 atau ke-17.
2. Pseudostrifikasi inti-inti kelenjar yang dimulai dari fase post-menstruum,.
Dan menghilang pada hari ke-17.
3. Vakuola basal subnukleus, yaitu tanda-tanda dini setelah adanya ovulasi
yang terdapat pada endometrium. Biasanya vakuola basal terlihat antara hari
ke-15 dan ke-19 dan glikogen mulai dilepaskan kedalam lumen pada hari
ke-19 atau ke-20. Susunan inti yang khas diatas vakuola sangat jelas terlihat
pada hari ke-17 dan merupakan bukti yang kuat bahwa ovulasi baru terjadi.
4. Sekresi, terlihat dari hari ke-18 sampai hari ke-22 dengan adanya bahan-
bahan sekresi dalam lumen.
Pada minggu kedua fase sekresi perlu dikenal perubahan-perubahan pada
stroma, berupa :
1. Edema yang jelas terlihat antara hari ke-22 dan ke-23 mungkin sebagai
usaha endometrium mengurangi halangan terhadap implantasi.
2. Reaksi pradesidua yang terlihat pada hari ke-23 dan ke-24 sekitar arteriola,
mungkin sebagai pelindung agar pembuluh darah tidak pecah dan sebagai
penunjang untuk pembentukkan pembuluh darah baru jika kehamilan
terjadi.
3. Mitosis dan infiltrasi leukosit polinukler.
Perubahan-perubahan diatas adalah sebagai kunci dating endometrium.
Untuk memperoleh hasil dating endometrium yang memuaskan, maka cara
pengambilan bahan dan pengirimannya perlu diperhatikan. Biasanya biopsy
endometrium diambiul pada hari pertama haid untuk tujuan pemeriksaan
kemandulan dan pada hari lainnya pada gangguan haid. Sebenarnya untuk dating
sedian yang berasal dari haid kurang memuaskan karena hilangnya detail
morfologi yang penting untuk dating tersebut. Oleh karena itu, dalam hal ini
dianjurkan biopsy pada hari ke-22 atau ke-23 (dry biopsy), tetapi untuk
menghindarkan terganggunya kehamilan yang mungkin telah terjadi, dinasehatkan
agar penderita tidak mengadakan persetubuhan selama ovulasi, atau memakai
kontrasepsi mekanis seprti kondom. Adalah ideal jika biopsy endometrium dapat
dilakukan secara serial selang satu atau dua hari; tetapi ini sukar dilaksanakan.
Tebahan data-data seperti suhu basal badan atau hasil pemeriksaan hormone
estrogen atau progesterone dalam darah dan urin pada hari dilakukannya biopsy
endometrium yang tepat.
Dalam pengambilan bahan, maka jaringan yang berasal dari fundus uteri
saja yang dapat memberikan gambaran yang dapat dipercaya. Bagian bawah
uterus kurang sempurna mengalami perubahan-perubahan histologik sesuai
dengan siklus haid. Kerokan dengan pegangan yang kuat dan tarika mikrokuret
yang panjang akan memberikan hasil yang memuaskan karena endometrium yang
dikeluarkan tidak merupakan fragmen-fragmen yang kecil. Untuk ini dianjurkan
pemakaian alat biopsy endometrium dari Novak atau semprit isap ginekologik.
Fiksasi bahan dengan segera mempunyai arti penting untuk sempurnanya sedian.
G. MEKANISME HAID
Hormone steroid estrogen dan progesterone mempengaruhi pertumbuhan
endometrium. Dibawah pengaruh estrogen endometrium memasuki fase
proliferasi; sesudah ovulasi, endometrium memasuki fase sekresi. Dengan
menurunnya kadar estrogen dan progesterone pada akhir siklus haid, terjadi
regresi endometrium yang kemudian diikuti oleh perdarahan yang terkenal dengan
nama haid.
Mekanisme haid belum diketahui seluruhnya, akan tetapi sudah dikenal
beberapa factor kecuali factor hormonal memegang peranan dalam hal ini. Yang
penting ialah :
Factor-faktor enzim
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpanyya enzim-enzim
hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan
asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut serta dalam
pembangunan endometrium, khususnya dengan pembentukkan stroma dibagian
bawahnya. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti,
dengan akibat mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah
berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian, lebih banyak zat-
zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi
ovum, apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan
menurunnya kadar progesterone, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan dan
merusakkan bagian dari sel-sel yang berperan dalam sintesis protein. Karena itu,
timbul gangguan dalam metabolism endometrium yang mengakibatkan regresi
endometrium dan perdarahan.
Factor-faktor vaskuler
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan system vaskularisi dalam lapiasan
fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula
arteria-arteria, vena-vena dan hubungan antaranya.
Dengan regerasi endometrium timbul statis dalam vena-vena serta
saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri dan akhirnya terjadi
nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom, baik dari arteri maupun
dari vena
Factor prostaglandin
Endometrium menganding banyak prostaglandin E2 dan F2. Dengan desintegrasi
endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya
miometrium sebagai suatu factor untuk mebatasi perdarahan haid.
A. KESIMPULAN
Haid ialah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
(deskuamasi) endometrium. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap
sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari.
proses ovulasi harus ada kerjasama antara korteks serebri, hipotalamus,
hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula suprarenalis, dan kelenjar-
kelenjar endokrin lainnya.yang memegang peranan penting dalam proses
tersebut adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (hypothalamic-
pituitary-ovariann axis).
Ovarium mengalami perubahan-perubahan dalam besar, bentuk dan posisinya
sejak bayi hingga masa tua seorang wanita. Di samping itu, terdapat
perubahan-perubahan histologik yang disebabkan oleh rangsangan berbagai
kelenjar endokrin. Pada masa pubertas ovarium berukuran 2,5-5 cm panjang,
1,5-3 cm lebar dan 0,6-1,5 tebal.
Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lender uterus
mengalami perubahan-perubahan siklik yang berkaitan erat dengan aktivitas
ovarium. Dapat dibedakan 4 fase endometrium dalam siklus haid.
Biopsi endometrium adalah cara yang terbaik untuk menentukan secara tidak
langsung adanya ovulasi dan menilai efek progesterone terhadap
perkembangan endometrium. Untuk ini, diperlukan kemahiran mengenali ciri-
ciri permukaan endometrium, stroma dan terutama sekali kelenjar-kelenjar
endometrium dan sel yang menbatasainya pada waktu tertentu dari siklus haid.
Dengan demikian, dapat ditentukan hari yang tepat dari siklus haid tersebut;
hal ini disebut dating endometrium.
Hormone steroid estrogen dan progesterone mempengaruhi pertumbuhan
endometrium. Dibawah pengaruh estrogen endometrium memasuki fase
proliferasi; sesudah ovulasi, endometrium memasuki fase sekresi. Dengan
menurunnya kadar estrogen dan progesterone pada akhir siklus haid, terjadi
regresi endometrium yang kemudian diikuti oleh perdarahan yang terkenal
dengan nama haid.
Pemeriksaan-pemeriksaan untuk mengetahui adanya ovulasi tersebut ialah
Pencatatan suhu basal badan (SBB), Pemeriksaan sitohormonal vaginal secara
serial, Penilaian getah serviks, Biopsy endometrium, Pemeriksaan hormonal
dan Pemeriksaan ultrasonografi (USG) folikel
Usaha untuk induksi ovulasi dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu umum,
spesifik terhadap penyakit tertentu dan pemberian obat-obatan yang
merangsang ovulasi.
B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kelebihan, namun penyusun
menyadari masih pula terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun
berharap agar pembaca dapat memberikan kritik maupun saran yang besifat
membangun demi terwujudnya kesempurnaan makalah sesuai dengan harapan
pembaca maupun penyusun.
DAFTAR PUSTAKA