Abstract
Application of Problem Based Learning Model is one of the efforts used in order to increase activity and learning outcomes in the
course of Political Theory and Democracy. This research was conducted on the first semester students of PPKn Department of Faculty
of Social Sciences Unimed. Selection of Problem Based Learning Model is based on the scope of course material that is closely related
to political issues in Indonesia. This research is a Classroom Action Research (CAR) that aims to improve student learning activities
on the subject of Political Theory and Democracy through Problem Based Learning Model. Research approach using mixed approach,
that is qualitative descriptive and quantitative to see the learning activity and result of student learning toward learning process.
This research consists of 4 stages namely, planning, implementation, observation, and reflection. The results of the study found that
in the first cycle of student learning activity is still very low when viewed from the eight indicators and learning activities, is directly
proportional to the value of learning outcomes are an average of 50. After the reflection, then the second cycle action has been done
and the result is increased activity studying students with good category and very good when viewed from eight indicator which have
been determined. The high learning activity is directly proportional to the increase in learning outcomes with an average score of 88.
Keyword: Problem Based Learning, Learning Activity, Classroom Action Research.
How to Cite: Mukmin, M.A. & Prayetno. (2018). Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar pada Mata Kuliah Teori Politik dan Demokrasi. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10 (1): 63-76
63
Budi Ali Mukmin & Prayetno, Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Aktivitas
64
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 10 (1) (2018): 63-76
belajar memiliki dua varian (Sardiman, 2000). yang digunakan oleh Hamalik (2008) pada
Pertama adalah dalam ruang lingkup yang lebih dasarnya di dalam diri seseorang sudah terdapat
luas dimana kegiatan psiko-fisik menuju prinsip aktif, yaitu keinginan untuk berbuat dan
keperkembangan pribadi yang seutuhnya. Kedua, bekerja sendiri, tinggal bagaimana keterampilan
dalam arti sempit dapat dimaknai dengan suatu dosen pengampu mata kuliah mendisaign
usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang pembelajaran agar lebih menarik dan interaktif.
merupaka kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya. METODE PENELITIAN
Di dalam perkuliahan proses pembelajaran Metode yang akan digunakan dalam
merupakan sebuah proses pengembangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
keterampilan mahasiswa, pengembangan sikap, (PTK) atau yang dikenal dengan istilah Classroom
mentransformasikan aktivitas pengetahuan yang action research (CAR) yang akan berfokus pada
akan bermuara pada proses pembelajaran aktif. permasalahan di dalam kelas. Seperti apa yang
Menurut Ambarjaya (2012) pembelajaran aktif dikatakan oleh Kemmis (dalam Sani dan Sudiran,
adalah segala bentuk pembelajaran yang 2012) penelitian tindakan kelas dilakukan melalui
memungkinkan perserta didik berperan secara pengkajian atau inkuiri terhadap permasalahan
aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dengan ruang lingkup dan situasi yang terbatas
dalam bentuk interaksi antar mahasiswa maupun melalui refleksi diri. Pemilihan metode ini
mahasiswa dengan pengajar dalam proses diharapkan mampu memperbaiki proses kegiatan
pembelajaran tersebut. Di lain pihak Bonwell pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas
(dalam Ambarjaya, 2012) lebih terperinci membagi dengan melakukan berbagai refleksi yang berawal
karakteristik pembelajaran aktif tersebut. Berikut dari penentuan tujuan pembelajaran, penyusunan
ini adalah karakteristik pembelajaran yang materi pembelajaran, literatur yang akan
dikemukakan oleh Bonwell: 1) Aktivitas digunakan, penentuan strategi pembelajaran
Pembelajaran aktif itu menekankan proses sampai kepada penentuan alokasi waktu yang
pembelajaran bukan pada penyampaian informasi dibutuhkan.
oleh pengajar, melainkan pengembangan Pendekatan partisipatif dan kolaboratif
keterampilan pemikiran analisis dan kritis menjadi sebuah keharusan yang akan dilakukan
terhadap topik atau permasalahan yang dibahas; 2) dalam penelitian ini. Penelitian ini akan melibatkan
Peserta didik tidak hanya mendengarkan materi beberapa dosen, maupun dengan mahasiswa
pembelajaran secara pasif, tetapi mengerjakan sehingga akan sangat memungkin terciptanya
sesuatu yang berkaitan dengan materi perkuliahan; ruang sharing dalam penyusunan dan penentuan
3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap- perencanaan pembelajaran.
sikap berkenaan dengan materi pembelajaran; 4) Penelitian ini akan dilaksanakan di Jurusan
Peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir PP-Kn, pada mahasiswa semester III yang
kritis, menganalisis, dan melakukan evaluasi; 5) mengambil mata kuliah Teori Politik dan
Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada Demokrasi tahun ajaran 2017/2018. Waktu
proses pembelajaran. pelaksanaan kegiatan rencananya akan
Dari uraian di atas maka kita dapat menarik dilaksanakan 6 bulan (Juli sampai Desember 2017)
sebuah kesimpulan, bahwa aktivitas pembelajaran yang terdiri dari tahap perancangan tindakan (Juli-
yang baik adalah aktivitas yang tidak bersifat satu September 2017) dan tahap pelaksanaan tindakan
arah dimana dosen sebagai pusat pembelajaran, (Oktober-Desember 2015).
melainkan pembelajaran harus bersifat dua arah Tahapan penelitian ini menggunakan
dan penekanan dalam proses pembelajaran harus mengikuti alur berfikir yang dikembangkan oleh
lebih terfokus merangsang aktivitas dan kreatifitas Kunto (2012). Kunto memberikan argumentasi
mahasiswa sebagai upaya untuk pengembangan bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari
keterampilan, pengembangan sikap, emapat komponen yakni, tahapan perencanaan,
pengembangan ilmu pengetahuan yang harapannya tindakan, pengamatan sampai kepada tindakan
adalah tercapainya proses pembelajaran yang telah refleksi. Oleh sebab itu, tahapan yang penelitian
direncanakan. Oleh sebab itu, meminjam istilah
65
Budi Ali Mukmin & Prayetno, Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Aktivitas
tindakan kelas tersebut akan menjadi sebuah satu tindakan kelas tersebut.
siklus. Berikut ini adalah tahapan dari penelitian
66
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 10 (1) (2018): 63-76
dijadikan bahan untuk evaluasi sehingga dapat Kn terdiri dari tiga kategori ke-ilmuan yakni, Civic
diketahui akan berhasil tidaknya terhadap tindakan dan Moral, Ilmu Hukum, dan Teori Politik dan
yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang Demokrasi itu sendiri. Selain menjadi mata yang
diharapkan dalam pembelajaran pada mata kuliah wajib diajarkan, sebenarnya mata kuliah Teori
Teori Politik dan Demokrasi. Politik dan Demokrasi memiliki peranan penting
Metode Pengumpulan Data yang dilakukan dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Hanya saja,
dalam rencana penelitian adalah 1) Untuk kita tidak dapat menghindari acap kali politik
pengumpulan aktivitas belajar mahasiswa sering berkonotasi negatif seperti politik itu adalah
penelitian ini menggunakan lembar observasi yang “jahat”, politik itu adalah “kotor”, politik itu tidak
dilakukan oleh observer selama proses “mengenal teman mapun lawan” dan masih banyak
pembelajaran berlangsung; 2) Untuk melihat hasil ungkapan lainnya.
belajar mahasiswa penelitian ini menggunakan Sebagai pengajar, tentunya kita tidak boleh
tenik essay test dan objektive test; 3) Data respon terjebak ke dalam sebuah konotasi negatif tersebut.
siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang Jika dilihat secara luas, sesungguhnya mata kuliah
didesain oleh peneliti diperoleh dengan Teori Politik dan Demokrasi juga membahas
menggunakan kuesioner; 4) Untuk melihat tentang konsep teori politik dan konsep teori
aktivitas dan kesesuaian rencana pembelajaran demokrasi yang hadir dalam realitas kehidupan di
yang dilakukan dosen maka digunakan metode Indonesia. Selain itu, mata kuliah ini juga memiliki
observasi. ketersinggungan dengan mekanisme good
Analisis Data merupakan alur alur governance, good government dalam praktek
pengolahan dan analisis dalam penelitian: 1) penyelenggaraan pemerintahan.
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dianalisis Oleh sebab itu, untuk membekali
dengan deskriptif evaluatif secara langsung kemampuan mahasiswa di dalam mata kuliah Teori
terhadap RPS yang telah disusun; 2) Hasil observasi Politik dan Demokrasi mahasiswa akan dikenalkan
aktivitas belajar mahasiswa dan aktivitas mengajar dan dilatih untuk menggunakan konsep-konsep
dosen pada mata kuliah Teori Politik dan Teori Politik dan Demokrasi dalam
Demokrasi yang dianalisis dengan deskriptif mempresentasikan, menganalisis, dan
presentase secara kuantitatif; 3) Pendeskripsian menginterpretasi fenomena politik terutama
tiap-tiap aktivitas baik secara kuantitatif maupun fenomena politik di Indonesia. Untuk itu
kualitatif disesuaikan dengan kegiatan mahasiswa, mahasiswa dibekali konsep-konsep dalam Teori
dosen, serta respon yang diberikan. yang disajikan Politik dan Demokrasi di antaranya Menjelaskan
dalam bentuk tabel-tabel dan grafik. Hasil analisis tentang Menjelaskan Defenisi Teori-Teori Politik,
selanjutnya digunakan sebagai bahan penyusunan Sejarah Demokrasi dan Gagasan Demokrasi, dan
laporan dan artikel tindakan kelas yang telah Konsolidasi Demokrasi di Indonesia, Menjelaskan
dilakukan. secara umum materi tentang Model-Model
Demokrasi, dan perkembangan demokrasi di
HASIL DAN PEMBAHASAN Indonesia.
Pembelajaran Teori Politik dan Demokrasi.
Kita dapat memberikan sebuah argumentasi Model Problem Based Learning
bahwa pembelajaran pondasi utama dalam Model pembelajaran Problem Based Learning
kegiatan proses mengajar. Menurut Hidayah (2008; atau yang disingkat dengan PBL merupakan proses
6) kegiatan belajar merupakan kegiatan mengubah pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa atau
tingkah lakuk yang tidak hanya menyankut kepada yang dikenal dengan student centered learning.
persoaalan pengetahuan, akan tetapi juga berkait Menurut Duch dalam Widjajanti (2011) Problem
dengan nilai-nilai moral, sikap mental dan Based Learning merupakan proses pembelajaran
pengembangan keterampilan. yang di awali dengan mengajukan sebuah
Teori Politik dan Demokrasi merupakan permasalahan, dapat di awali dengan mengajukan
salah matakuliah perkuliahan yang diajarkan di sebuah pertanyaan, atau dapat berupa teka-teki
Jurusan PP-Kn. Rumpun ke-ilmuan di Jurusan PP- yang menjadikan mahasiswa yang sedang belajar
berkeinginan untuk menyelesaikannya. Widjajanti
67
Budi Ali Mukmin & Prayetno, Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Aktivitas
(2011) juga menambahkan bahwa model Problem Model Pembelajaran Problem Based Learning
Based Learning ini mengedepankan pendekatan termasuk dalam kategori pembelajaran yang
berbasis masalah yang kongkrit dan nyata sehingga bersifat kolaborativ. Dalam kegiatan ini, mahasiswa
permasalahan tersebut dapat memotivasi diharapkan akan mampu menyusun pengetahuan
mahasiswa untuk melakukan identifikasi serta dengan membangun penalaran dari semua
melakukan penelitian kecil terhadap konsep- pengetahuan yang sudah dimilikinya dari dari
konsep yang muncul dalam permasalahan tersebut semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan
sehingga mahasiswa tersebut dapat mengetahui berinteraksi dengan sesama individu (Lidnillah;
akar dari permasalahan yang ada dan harapannya 2013). Dari kegiatan inilah Lidnillah mengatakan
mahasiswa tersebut dapat memberikan jalan bahwa proses pembelajaran akan berpindah dari
keluar atau solusi dari permasalahan tersebut. transfer informasi mahasiswa kepada sebuah
Di lain fihak, Sudarman (2007) mengatakan proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya social
bahwa Model PBL merupakan pendekatan yang dan individual.
efektif untuk pengajaran proses berpikir tingka Jika dilihat secara keseluruhan, maka model
tinggi, pembelajaran ini membantu siswa untuk pembelajaran Problem Based Learning ini memiliki
memproses informasi yang sudah jadi dalam beberapa keunggulan jika diterapkan dalam proses
benaknya dan menyusun pengetahuan mereka perkuliahan khususnya dalam materi perkuliahan
sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Teori Politik dan Demokrasi. Pertama, Mahasiswa
Sudarman menambahkan (2007) dengan Problem di pacu untuk dapat memecahkan permasalahan
Based Learning mahasiswa dilatih untuk menyusun yang diambil dari permasalahan yang nyata dalam
sendiri pengetahuannya, mengembangkan realitas politik di Indonesia. Kedua, dengan melihat
keterampilan memecahkan masalah. Selain itu, permasalahan realitas politik yang ada, mahasiswa
dengan pemberian masalah autentik, mahasiswa di dorong akan mampu menciptakan
dapat membentuk makna dari bahan pelajaran pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar.
melalui proses belajar dan menyimpannya dalam Ketiga, Aktivitas Pembelajaran Problem Based
ingatan sehingga sewaktu-waktu dapat digunakan Learning dapat meningkatkan kegiatan ilmiah yang
lagi. dilakukan secara berkelompok. Keempat,
Hal senada juga dikatakan oleh Nata dalam Mahasiswa yang memiliki kekurangan pengetahuan
Saleh (2013) yang mengatakan bahwa model secara individual dapat di atasi dengan mekanisme
Problem Based Learning merupakan cara penyajian kerja kelompok yang dilakukan dalam proses
bahan pelajaran dengan menjadikan masalah perkuliahan. Kelima, Mahasiswa memiliki
sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis. kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah
Dalam proses perkuliahan model PBL merupakan ketika proses kerja kelompok terjadi. Keenam,
salah satu yang efektif dimana dosen memberikan Mahasiswa dipacu untuk menggunakan berbagai
bentuk permasalahan ataupun permasalahan referensi baik jurna, buku, internet, untuk
tersebut muncul dari mahasiswa itu sendiri yang menganalisis permasalahan yang diberikan oleh
kemudian dijadikan pembehasan dan dicari dosen atau permasalahan yang muncul dari
permasalahannya sebagai kegiatan-kegiatan belajar mahasiswa sendiri. Ketujuh, Mahasiswa memiliki
mahasiswa (Nata dalam Saleh, 2013). kompetensi dalam hal menganalisis permasalahan
Dengan demikian, dapatlah kita katakan yang muncul dalam proses perkuliahan.
bahwa model Problem Based Learning merupakan Dalam kegiatan pembelajaran dengan
sebuah pendekatan pembelajaran yang sangat menggunakan model Problem Based Learning ini,
efektif membantu mahasiswa untuk mendapatkan proses pembelajaran tidak lagi terpusat kepada
berbagai informasi yang digali dari hasil seorang dosen. Dalam pembelajaran Problem Based
permasalahan yang digali oleh mahasiswa tersebut, Learning, dosen ditempat sebagai fasilitator yang
sehingga secara langsung model PBL ini mahasiswa merancang skenario pembelajaran. Selain sebagai
dilatih secara mandiri untuk menyusun fasilitator, dosen juga berfungsi sebagai trigger
pengetahuan dan keterampilannya untuk mencari untuk menggerakkan mahasiswa untuk lebih
solusi dari akar permasalahan. mengeksplorasi pegnetahuan mahasiswa terhadap
realitas permasalahan yang dimunculkan dalam
68
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 10 (1) (2018): 63-76
Seperti yang telah diungkapkan pada bagian serta memantau proses pembelajaran yang sedang
sebelumnya bahwa, model Problem Based Learning berlangsung agar apa yang menjadi tujuan dari
yang akan diterapak dalam proses perkuliahaan perkuliahan tersebut dapat tercapai.
khususnya dalam mata kuliah Teori Politik dan Meminjam istilah yang digunakan oleh
Demokrasi lebih terpusat kepada mahasiswa. Lidnillah (2013) bahwa pendekatan Problem Based
Dalam kegiatan Problem Based Learning ini Learning juga memiliki beberapa kelemahan, hanya
mahasiswa dituntut untuk membuat kelompok saja selama unsur-unsur pembelajaran dengan
dalam aktivitas pembelajaran yang dimulai dari model Problem Based Learning terpenuhi, maka
pendefinisian sebuah permasalahan, kemudian model pembelajaran ini dapat menciptakan daya
mahasiswa melakukan pembatasan terhadap fikir mahasiswa yang kritis terhadap permasalahan
masalah yang dikaji agar tidak meluas terhadap yang dihadapi serta memiliki kompetensi dalam hal
persoalaan yang lain, kemudian mahasiswa juga menganalisis permasalahan yang dihadapi.
melakukan observasi dalam penggalian referensi
untuk menetapkan tujuan dan target yang harus Data Siklus I
dicapai. Pada siklus I dilakukan dua pertemuan
Setelah mahasiswa melaporkan hasil dengan mengambil materi konsep dan teori-teori
pembahasannya yang dilakukan secara politik demokrasi dan materi problem konsolidasi
berkelompok, maka dosen akan melakukan demokrasi di Indonesia. Pada siklus I model
evaluasi serta penilaian. Penilaian tidak hanya pembelajaran yang digunakan adalah model
terpaku kepada hasil yang telah dipresentasikan di Problem Based Learning untuk meningkat aktivitas
depan kelas, rangkaian proses dari Problem Based belajar mahasiswa dalam materi kuliah Teori-Teori
Learning tersebut juga masuk dalam kategori Politik Demokrasi.
penilaian. Oleh sebab itu, dosen harus aktif melihat
69
Budi Ali Mukmin & Prayetno, Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Aktivitas
Penelitian ini di lakukan pada mahasiswa Dalam proses perkuliahan tampaknya dosen lupa
Reguler A angkatan 2016 pada matakuliah Teori menggunakan model-model pembelajaran dalam
Politik dan Demokrasi tahun ajaran 2017/2018 proses perkuliahan. Oleh sebab itu, dosen
dengan bobot 2 SKS jumlah mahasiswa terdiri dari tampaknya masih mendominasi perkuliahan.
30 orang. Kurikulum KKNI yang diterapkan di Aktivitas belajar mahasiswa masih rendah,
Unimed mendorong mahasiswa untuk lebih aktif motivasi mahasiswa terhadap pembelajaran yang
dalam proses perkuliahan. Indikasi itu dapat dilihat diterapkan masih terlihat rendah. Hasil dari test
dari bentuk 6 penugasan yang diberikan kepada yang telah dilakukan sebelum dilaksanakannya
mahasiswa. Oleh sebab itu, penggunaan berbagai tindakan penelitian ini juga sangat rendah.
macam model dalam proses perkuliahan akan Hasil pengamatan peneliti menunjukkan
berbanding lurus dengan pengembangan bahwa pelaksanaan tindakan yang dilakukan sudah
kurikulum KKNI. Angkatan 2016 yang menjadi berjalan sesuai dengan rencana, meskipun tidak
objek penelitian sudah mendapatkan bentuk 6 dapat dipungkiri ada beberapa hambatan yang
penugasan sesuai dengan kurikulum KKNI, hanya menyebabkan pembelajaran sedikit terganggu.
saja, mereka belum mendapatkan sentuhan model- Berikut ini hasil observasi pembelajaran dalam
model pembelajaran dalam proses perkulihan. siklus I.
Tabel. 3
Pengamatan Aktivitas Belajar Siklus I
Aspek Kegiatan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
Tahap I. Dosen selalu memeriksa kehadiran dan Mahasiswa belum memiliki
Kondisi kelas belum ditata, memotivasi mahasiswa. kemampuan yang baik dalam
belum tercipta kondisi yang Dosen Selalu menjelaskan tujuan dan manfaat melakukan kegiatan awal
mendukung pembelajaran. pembelajaran di awal perkuliahan perkuliahan yakni kegiatan
apersepsi
Tahap II Menjelaskan alur kegiatan perkuliahan yang Mahasiswa tertarik dengan
Mengorganisasi Mahasiswa akan dilakukan pemutaran film, hanya saja mereka
untuk belajar Menggunakan alat bantu (media film Singkat belum terbiasa untuk menganalisis
tentang Demokrasi di Indonesia) sebuah film.
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan Aktivitas masih sebatas menonton
materi pembelajaran untuk dengan model saja
Problem Based Learning Aktivitas mahasiswa dalam
Memberi penjelasan dan petunjuk yang menanggapi materi Problem Based
berkaitan dengan isi pembelajaran Problem Learning masih kurang.
Based Learning Penguasaan dan pengelolaan kelas
Mengarahkan dan memandu model masih kurang.
pembelajaran Problem Based Learning
Memantapkan penguasaan materi
pembelajaran materi Toeri-Toeri Demokrasi
dan Problem Demokrasi di Indonesia
Tahap III Membagi mahasiswa ke dalam beberapa Proses pengelolaan kelompok belum
Membimbing penyelidikan kelompok terlalu kondusif.
individual maupun Memberikan istruksi pada masing-masing Belum memahami secara baik
kelompok diskusi kelompok menganalisis permasalahan yang intruksi untuk menganalisis film
disajikan melalui film singkat Belum memiliki pemahaman yang
Memberikan instruksi pada masing-masing kuat untuk menginventarisir bentuk-
kelompok menginventarisir bentuk-bentuk bentuk permasalahan yang ada
permasalahan dalam konsolidasi demokrasi di dalam film tersebut.
Indonesia. Belum begitu faham tentang
Memberikan instruksi untuk meyusun menyusun laporan hasil analisis
laporan hasil dari analisis kelompok. kelompok.
Memeberikan instruksi agar masing-masing Evaluasi proses pemecahan masalah
kelompok memberikan evaluasi proses belum begitu kuat.
pemecahan masalah
Tahap IV Menginstruksikan masing-masing kelompok Mahasiswa belum mampu
Menganalisis, untuk mempresentasikan hasil laporan menghargai perbedaan pendapat
Mengembangkan dan analisisnya di depan kelas antara sesama kelompok.
menyajikan hasil karya Menginstruksikan masing-masing kelompok Presentasi masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil investigasi belum berjalan dengan baik karena
dari bentuk bentuk masalah yang ada dalam masih
70
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 10 (1) (2018): 63-76
Oleh sebab itu tim peneliti melakukan sebuah mereka kesulitan untuk mencari solusi dalam
refleksi pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada memecahkan masalah yang sesuai dengan referensi; 5)
observasi ditemukan beberapa kekurangan yaitu; 1) Lemahnya kemampuan mahasiswa dalam membuat
Pengelolaan dan pendendalian kelas yang kurang baik laporan dari hasil diskusi yang mereka lakukan; 6) Belum
ketika mahasiswa menganalisis masalah yang dilihat dari tersedianya mekanisme pengkontrolan untuk saling
film yang ditayangkan; 2) Pengelolaan waktu yang menghargai perbedaan pendapat.
kurang baik untuk menjelaskan materi yang akan Untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada
disampaikan sehingga banyak mahasiswa yang belum siklus I dalam tahap refeleksi tim peneliti memiliki
memahami dan menguasai materi pembelajaran; 3) beberapa kesepatakan untuk memperbaiki kondisi
Kurang kondusifnya mahasiswa pada kegiatan diskusi tersebut yang diantaranya; 1) Peneliti lebih memperjelas
kelompok karena ketidak mampuan mahasiswa untuk materi perkuliahan dengan memutarkan kembali film
mencerna permasalahan-permasalahan yang muncul; 4) yang berbeda dengan materi yang berbeda pula; 2) Lebih
Kurang meratanya tingkat bacaan mahasiswa, sehingga memperhatikan aktivitas mahasiswa ketika mereka
71
Budi Ali Mukmin & Prayetno, Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Aktivitas
72
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 10 (1) (2018): 63-76
Pada siklus II, pada mata kuliah teori-teori Problem Based Learning yang tertuang di dalam desain
politik dan demokrasi yang dibahas adalah materi pembelajaran. Pada siklus II ini penguasaan materi
Developing Demokrasi dan Masa Depan Demokrasi perkuliahan sudah baik, indikasi itu dapat dilihat dari
Indonesia. Dari tabel hasil observasi penerapan model keberanian mahasiswa untuk mengungkapkan
Problem Based Learning pada siklus II ini sudah berjalan argumentasinya dan proses menghargai pendapat teman
dengan baik. Pada siklus II, peneliti melaksanakan kelompok lain sudah terlihat dengan baik. Berikut ini
kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintaks model adalah tabulasi hasi aktvitas belajar pada siklus II
Tabel. 7
Aktivitas Belajar Siklus II
No Kriteria
Aktivitas Belajar
SK K C B BS
1. Keberanian dan kejelasan mengemukakan
0,0 0,0 6,7 43,0 50,0
argumentasi
2. Kemampuan bertanya untuk mendapatkan
0,0 0,0 10,0 30,0 60,0
jawaban atas permasalahan yang dihadapi
3. Berdiskusi dalam kelompok belajar untuk
0,0 0,0 6,7 40,0 53,0
pemecahan masalah.
4. Melakukan investigasi untuk
menyelesaikan permasalahan dengan 0,0 3,3 13,0 43,0 40,0
menggunakan berbagai referensi/sumber
5. Menyusun laporan dalam kelompok dan
3,3 6,7 13,3 36,7 40,0
menyajikannya
6. Menganalisis dan mengevaluasi proses
3,3 3,3 10,0 40,0 43,0
pemecahan masalah
7. Penguasaan materi 0,0 3,3 6,7 37,0 53,0
8. Memperhatikan/mendengarkan penjelasan
dosen/teman 0,0 0,0 10,0 43,0 47,0
Kurikulum KKNI yang telah diterapkan di penggunaan model pembelajaran Problem Based
Unimed mengharuskan setiap mahasiswa memiliki Learning merupakan langkah yang dirasa sangat
kemampuan untuk menghadapi serta mampu tepat. Mata kuliah ini sangat relevan dengan
menyelesaikan permasalahan-permasalahan baik kondisi kebangsaan saat ini, dimana perkembangan
dalam proses pembelajaran maupun dalam demokrasi di Indonesia menyuguhkan fenemoma-
kehidupan sehari-hari. Hanya saja, dalam proses fenomena tersendiri yang menarik untuk dikaji
perkuliahan acap kali terlihat bahwa mahasiswa khsusus nya dikaji di dalam proses perkuliahan.
begitu banyak dijejali dengan berbagai teoritik Pada mata kuliah ini mahasiswa diajak untuk
yang bersifat satu arah dimana dosen menjadi mendefinisikan bentuk-bentuk permasalahan yang
sumber transfer pengetahuan. Tentu saja, model terjadi dalam perkembangan demokrasi di
seperti ini tampaknya tidak berbanding lurus Indonesia, kemudian mahasiswa mulai melakukan
dengan semangat dengan kurikulum KKNI yang diskusi kelompok untuk melihat mengapa suatu
telah diterapkan di Unimed. masalah tersebut terjadi dan bagaimana mencari
Oleh sebab itu, mata kuliah Teori-teori solusi-solusi atas permasalahan tersebut.
politik dan demokrasi mencoba menggunakan Tanpa mengesampingkan model-model
model pembelajaran Problem Based Learning untuk pembelajaran yang lain, model pembelajaran
menyesuaikan tuntutan kurikulum KKNI. model Problem Based Learning ternyata memberikan
pembelajaran Problem Based Learning merupakan tantangan baru bagi mahasiswa dan saya sendiri
model pembelajaran yang meletakkan mahasiswa (sebagai dosen) jika dihadapkan dengan
sebagai subjek pada proses perkuliahan. Selain itu permasalahan-permasalahan yang relevan dengan
itu, dengan menggunakan model ini, mahasiswa melihat perkembangan demokrasi di Indonesia.
diharapkan mampu menganalisis bentuk-bentuk Aktivitas perkuliahan mahasiswa semakin menarik
permasalahan yang relevan serta memiliki ketika mahasiswa diberikan ruang untuk
kemampuan untuk memberikan solusi atas menemukan masalah serta diminta untuk mencari
permasalahan tersebut. solusi atas permasalahan yang dihadapi. Pada mata
Khusus untuk Mata Kuliah Teori-Toeri kuliah ini, aktivitas perkuliahan mahasiswa yang
Politik dan Demokrasi di Jurusan PPKn, dibagi menjadi 8 (delapan) kriteria.
73
Budi Ali Mukmin & Prayetno, Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Aktivitas
Pertama Keberanian dan kejelasan karena mahasiswa memang dituntut untuk lebih
mengemukakan argumentasi. Pada kriteria ini, mandiri dimulai dari mencari sumber-sumber
dengan menggunakan model pembelajaran referensi baik buku dan jurnal, kemudian
Problem Based Learning ternyata memberikan mahasiswa dengan sumber bacaan tersebut
pengalaman baru bagi mahasiswa untuk berani mahasiswa dihadapkan dengan masalah-masalah
tampil di depan kelas dalam menyampaikan yang relevan dengan kondisi kebangsaan saat ini.
argumentasi terhadap permasalahan yang Kelima, Menyusun laporan dalam kelompok
diberikan serta kejelasan untuk memberikan solusi dan menyajikan laporannya. Dengan menggunakan
terhadap masalah yang ditemukan dalam proses model pembelahajaran ini, mahasiswa mulai
perkuliahan. terbiasa melakukan aktivitas menyusun laporan
Kedua, Kemampuan bertanya untuk terhadap diskusi kelompok yang mereka lakukan.
mendapatkan jawaban atas permasalahan yang Tentunya hal ini berdampak sangat positif dalam
dihadapi. Pada tahapan ini, kemampuan bertanya proses perkuliahan dimana mahasiswa mulai
sesama mahasiswa yang tergabung dalam beberapa dilatih untuk mempertanggungg jawabkan hasil
kelompok terutama dalam memberikan diskusi kelompok nya dengan cara
argumentasi untuk mendapatkan jawaban atas mempresentasikan di depan kelas.
permasalahan sudah mulai membaik khususnya Keenam, Menganalisis dan mengevaluasi
pada siklus yang ke II. Kemampuan bertanya proses pemecahan masalah. Mata kuliah teori-teori
mahasiswa mulai fokus kepada sasaran dan bobot politik dan demokrasi memang dirancang untuk
pertanyaan minimal tidak lari dari konteks lebih mengarah kepada dinamika perkembangan
permasalahan yang ada. demokrasi di Indonesia. Pada aktivitas ini,
Berdiskusi dalam kelompok belajar untuk mahasiswa mulai dilatih untuk terjun langsung
pemecahan masalah. Kelebihan model dalam menganalisis permasalahan yang diberikan
pembelajaran dengan menggunakan Probelem dalam proses perkuliahan dengan menggunakan
Based Learning semakin terasa pada aktivitas berbagai sumber referensi yang relevan. Sebagai
kriteria yang ketiga ini. Model pembelajaran ini calon guru-guru PPKn, dalam proses perkuliahan
ternyata memberikan pengalaman baru bagi tersebut mahasiswa sudah selayaknya mahasiswa
mahasiswa untuk menyandingkan teori-teori yang diberikan bekal pemahaman bagaimana cara
didapatkan di dalam kelas perkuliahan yang menganalisis sebuah permasalahah, serta
kemudian coba diaplikasikan dengan dunia nyata menemukan solusi dari permasalahan yang
yang sedang dihadapi oleh mahasiswa dalam nantinya akan berguna baik dalam kegiatan
kehidupan sehari-hari. akademik maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat, Melakukan investigasi untuk Ketujuh, Penguasaan materi. Penelitian ini
menyelesaikan permasalahan dengan menyuguhkan sebuah hasil yang menarik.
menggunakan berbagai referensi/sumber. Meskipun mata kuliah ini sebagai mata kuliah yang
Menggunakan model pembelajaran Problem Based baru, terlihat peningkatan aktivitas pembelajaran
Learning untuk melihat aktivitas investigasi untuk dalam proses perkuliahan terutama setelah
menyelesaikan masalah menurut hemat peneliti dilakukan pada siklus yang ke II. Aktivitas
merupakan langkah yang sangat tepat. Tampaknya mahasiswa untuk mendefenisikan masalah-
hal ini berbanding lurus dengan beberapa pendapat masalah yang diberikan dan aktivitas mahasiswa
yang dikumandangkan oleh Dewey (dalam Saleh: untuk memenukan solusi terhadap masalah-
2013) yang mengatakan bahwa dengan masalah tersebut mulai dapat dirasakan
menggunakan Problem Based Learning mahasiswa manfaatnya tatkala hal itu disandingkan dengan
akan belajar lebih baik jika apa yang dipelajari hasil pembelajaran yang diperoleh mahasiswa.
terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan Hasil belajar mahasiswa pun mengalami
kegiatan peristiwa yang dihadapi dikehidupan peningkatan yang cukup signifikan. Dari indikasi ini
sehari-harinya. Oleh sebab itu, penerapan model ternyata dapat dilihat bahwa mahasiswa
pembelajaran Problem Based Learning pada mata memahami serta menguasai materi perkuliahan.
kuliah teori-teori politik dan demokrasi mengajak Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat
mahasiswa berfikir kepada level yang lebih tinggi
74
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 10 (1) (2018): 63-76
beberapa mahasiswa masih terkategori cukup setelah rezim Orde Baru jatuh yang kemudian
dalam penguasaan materi. berganti dengan rezim Reformasi. Dengan
Kedelapan, Memperhatikan/mendengarkan menggunakan model ini, tingkat pemahaman dan
penjelasan dosen/teman. Jika dilihat dari segi penguasaan materi mahasiswa terhadap materi
pengembangan nilai-nilai karakter, penggunaan perkuliahan dapat tercapai, karena mahasiswa
model pembelajaran Problem Based Learning juga dapat secara langsung menghubungkan antara
dapat menumbuhkan nilai-nilai karakter. teori-teori yang mereka dapatkan dalam kelas
Munculnya sikap saling menghargai pendapat kemudian disandingkan dengan realitas dengan
antara kelompok diskusi begitu terasa. Model dinamika politik dan konsolidasi demokrasi di
pembelajaran ini memang menyuguhkan Indonesia. Aktivitas proses perkuliahanpun terlihat
perbedaan pendapat antar kelompok karena sangat menarik ketika model pembelajaran
masing-masing kelompok diskusi memiliki Problem Based Learning dilaksanakan. Mahasiswa
pandangan tersendiri untuk mendifinisikan merasa tidak lagi menjadi objek di dalam kelas,
masalah, mencari solusi terhadap permasalahan akan tetapi menjadi subjek dalam proses
yang diberikan, serta perdebatan yang terjadi perkuliahan sehingga ruang perkuliahan tidak lagi
ketika mahasiswa menyampaikan hasil laporan nya monoton yang biasanya hanya dikomandoi secara
di depan mahasiswa yang lain. terpusat oleh dosen pengampu mata kuliah. Oleh
Oleh sebab itu, pengunaan model Problem sebab itu Penggunaan model pembelajaran pada
Based Learning pada mata kuliah teori-teori politik mata kuliah teori-teori politik dan demokrasi ini
dan demokrasi memberikan berapa keuggulan: 1) dapat membuat proses perkuliahan menjadi lebih
Penggunaan model pembelajaran pada mata kuliah relevan dengan kondisi bangsa bangsa Indonesia,
teori-teori politik dan demokrasi ini dapat khususnya perkembangan demokrasi di Indonesia.
membuat proses perkuliahan menjadi lebih relevan Selian itu, penggunaan model pembelajaran pada
dengan kondisi bangsa bangsa Indonesia, mata kuliah teori-teori politik dan demokrasi ini
khususnya perkembangan demokrasi di Indonesia; mampu meningkatkan kompetensi mahasiswa
2) Penggunaan model pembelajaran pada mata untuk mendefinisikan atau menemukan masalah
kuliah teori-teori politik dan demokrasi ini mampu dan memiliki keterampilan untuk memberikan
meningkatkan kompetensi mahasiswa untuk solusi atas permasalahan yang dihapi. Dilain pihak
mendefinisikan atau menemukan masalah dan penggunaan model pembelajaran pada mata kuliah
memiliki keterampilan untuk memberikan solusi teori-teori politik dan demokrasi mampu mengasah
atas permasalahan yang dihadapi; 3) Penggunaan kemampuan berfikir kreatif mahasiswa karena
model pembelajaran pada mata kuliah teori-teori dalam proses perkuliahan tersebut, mahasiswa
politik dan demokrasi mampu menstimulasi serta banyak melakukan eksplorasi pengetahuan secara
merangsang kemampuan berfikir secara kreatif mandiri dari hasil pengamatan yang mereka
(Saleh: 2013), karena dalam proses perkuliahan dapatkan.
tersebut, mahasiswa banyak melakukan eksplorasi
pengetahuan secara mandiri dari hasil pengamatan DAFTAR PUSTAKA
yang mereka dapatkan. Efriza. (2012). Political Explore Sebuah Kajian Ilmu
Politik. Bandung: Alfabate.
Kaelola, A. (2009). Kamus Istilah Politik Kontemporer.
SIMPULAN Yogyakarta: Cakrawala.
Model pembelajaran Problem Based Learning Khalehar, M.F.A,, Ade A.J.S, Ivan S.Z., Prayetno, (2017),
secara langsung melatih mahasiswa agar bekerja Perilaku Memilih Pemilih Pemula pada Proses
lebih bekerja secara mandiri untuk menyelesaikan Pemilihan Kepala Desa Laut Dendang Tahun
bentuk-bentuk permasalahan yang ditemukan 2016, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 9 (1):
99-101.
mahasiswa. Model pembelajaran Problem Based
Kusmanto, H. (2013). Peran Badan Permusyawaratan
Learning sangat dirasakan tepat digunakan pada
Daerah dalam Meningkatkan Partisipasi Politik
mata Kuliah Teori-Teori Politik dan Demokrasi.
Masyarakat, Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial
Mata kuliah ini memang sengaja dirancang untuk Politik, 1 (1): 41-47.
melihat bagaimana perkembangan demokrasi
75
Budi Ali Mukmin & Prayetno, Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Aktivitas
Kusmanto, H.. (2014). Partisipasi Masyarakat dalam Suharyanto, A. (2014). Partisipasi Politik Masyarakat
Demokasi Politik, Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Tionghoa dalam Pemilihan Kepala Daerah, Jurnal
Sosial Politik, 2 (1): 78-90 Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (2): 166-
Marbun, B.N. (2013). Kamus Politik. Jakarta: Pustaka 175
Sinar Harapan. Suharyanto, A. (2016), Surat Kabar Sebagai Salah Satu
Mas’oed. Mochtar. Colin, Mac A. (2008). Perbandingan Media Penyampaian Informasi Politik pada
Sistem Politik. Yogyakarta: Gajah Mada University Partisipasi Politik Masyarakat, Jurnal
Press. Administrasi Publik, 6 (2): 123-136.
Sastroadmojo, S. (1995). Partisipasi Politik. Semarang: Susi S dan Adelita L. (2015). Partisipasi Politik
IKIP Semarang Press. Perempuan pada Partai Keadilan Sejahtera Kota
Sitepu, P.A. (2012). Studi Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Medan, Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial
Ilmu. Politik, 3 (1): 1-3.
Undang-Undang No. 10 tahun 2008 Tentang Pemilih
Pemula
76