Proposal Metlit BAB 1 Income Smoothing
Proposal Metlit BAB 1 Income Smoothing
PENDAHULUAN
Salah satu dari jenis perusahaan adalah perusahaan jasa. Perusahaan jasa
itu sendiri adalah perusahaan yang kegiatan utamanya memberikan pelayanan atau
menjual jasa dengan tujuan mencari laba. Dengan kata lain, perusahaan jasa
menjual barang tidak berwujud. (Ahman dan Indriani, 2007)
1
Salah satu informasi yang terdapat dalam laporan keuangan adalah
informasi mengenai laba. Laporan laba rugi memberikan informasi mengenai
kinerja manajemen dalam satu periode, selain itu informasi laba membantu
pemilik atau pihak lain yang berkepentingan dalam menaksir kekuatan laba suatu
perusahaan dimasa yang akan datang. Pengguna laporan keuanga lebih menyukai
kinerja manajemen yang stabil, yang terlihat dari laba yang stabil dari pada kinerja
yang berfluktuasi atau laba yang berfluktuasi, karena informasi laba yang stabil
akan meningkatkan harga saham setiap periodenya. Oleh karena itu, manajemen
mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat
laporan keuangan terlihat lebih stabil melalui praktik income smoothing.
(Mambraku, 2013 dalam Sarwinda, 2015)
2
yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional perlu
dilakukan pembinaan dan pengawasan yang sistemik dan efektif sehingga peranan
perbankan dapat dijalankan secara sehat dan wajar. (Budijhono, 2006)
3
daya pembiayaan dan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban utang jangka
panjang dan kewajiban yang terkait dengan investasi. (Usman, 2010)
4
menjaga konsistensi laba agar nilai perusahaan tetap tinggi dan dapat menarik
sumber daya ke dalam perusahaannya (Suranta dan Merdistuti, 2004 dalam
Sarwinda, 2015)
Kasus lainnya terjadi pada perusahaan perbankan, antara lain adalah Bank
Century yang melakukan rekayasa akuntansi, yaitu praktik income smoothing
agar laporan keuangan bank menjadi lebih stabil dengan cara merekaya CARnya.
CAR Bank Century per 28 Februari 2008 yang ternyata minus 132,5%. CAR
negatif itu disebabkan karena danya aset berupa Surat-Surat Berharga (SSB)
sebesar US$ 203 Juta yang berkualitas rendah. Bank Indonesia menyetujui untuk
tidak melakukan penyisihan 100% atau pengakuan kerugian (PPAP) terhadap
SSB tersebut. Hal tersebut merupakan rekayasa akuntansi yang dilakukan Bank
Century agar laporan keuangan bank tetap menunjukkan kecukupan modal dan ini
disetujui BI sebagai pengawas bank.
(https://finance.detik.com/moneter/d-1247341/bpk-bi-membiarkan-rekayasa-
akuntansi-di-bank-century)
5
2002 disebutkan total aktiva perseroan Rp 24 triliun dan laba bersih Rp 98 miliar.
Namun dalam laporan ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada 27 Desember 2002 total
aktiva perusahaan berubah menjadi Rp 22,8t triliun rupiah (turun Rp 1,2 triliun)
dan perusahaan merugi bersih Rp 1,3 triliun. Perbedaan laporan keuangan itu
menimbulkan kontroversi dan polemik. Akibatnya pada keseluruhan neraca
terjadi penurunan tingkat kecukupan modal atau Capita Adequacy Ratio (CAR)
dari 24,77% menjadi 4,23%. Namun beberapa pihak menduga perbedaan laporan
keuangan terjadi karena ada manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh
manajemen, yang istilah ini sering kita kenal dengan istilah income smoothing.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0302/24/eko1.htm
Penelitian yang dilakukan Aji dan Mita (2010) yang menemukan jika
profitabilitas bukan merupakan faktor yang mendorong manajemen melakukan
praktik income smoothing. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang
dilakukan oleh Budiasih (2009) dan Sutedjo (2010) menemukan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif terhadap income smoothing
6
perbankan yang terdaftar di BEI. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi perusahaan maupun investor untuk menjadi
bahan masukkan dan sebagai informasi ilmiah yang akan bermanfaat.
7
4. Untuk mendapatkan solusi apakah profitabilitas ratio berpengaruh
positif terhadap income smoothing pada perusahaan perbankan.
5. Untuk mendapatkan solusi apakah nilai perusahaan berpengaruh
positif terhadap income smoothing pada perusahaan perbankan.