S YANG
MENDERITA HIPERTENSI DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN ANSIETAS
Oleh :
MUSTHOFA KAMAL
NPM 716.6.3.0227
Oleh :
MUSTHOFA KAMAL
NPM 716.6.3.0227
ii
KARYA ILMIAH KEPERAWATAN
Oleh :
MUSTHOFA KAMAL
NPM 716.6.3.0227
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Ketua Program Studi Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Wiraraja Sumenep
Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Wiraraja Sumenep
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti tengadahkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan karuniaNya yang telah diberikan, sehingga karya ilmiah keperawatan ini
terselesaikan dengan judul “penerapan terapi tertawa pada Ny.s yang menderita
Skripsi ini tidak lepas dari masukan dan bantuan dari berbagai pihak,
1. Ibu Hj. Alwiyah, SE., MM. selaku Rektor Universitas Wiraraja Sumenep.
2. Bapak Mujib Hannan, S.KM., S.Kep., Ns., M.Kes. selaku Dekan beserta
3. Ibu Dian Ika Puspitasari, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi S1
4. Naily Huzaimah, S.Kep,. Ns., M.Kep yang senantiasa selalu bersabar dalam
Wiraraja Sumenep dan semua pihak yang telah berperan serta dalam
5. Kepada dua nama yang selalu membuat tetesan airmata di setiap doa, yang
iv
6. Kepada Khairun Nisak terimakasih telah mengispirasi sehingga karya
ilmiah keperawatan ini terselesaikan tepat waktu, tidak lupa pula mahasiswa
motivasinya
7. Serta pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas bantuannya
pembaca maupun penelitian selanjutnya, sehingga saran dan kritik dari pembaca
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN.. ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR SINGKATA ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 3
C. Manfaat Penulisan ....................................................................................... 4
D. Pengumpulan Data ...................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS .................................................................... 5
Pengertian stres ................................................................................................ 5
Penyebab stres .................................................................................................. 5
Patofisiologi stres ............................................................................................. 6
Tanda-tanda stres ............................................................................................. 7
Tingkat stres ..................................................................................................... 8
Konsep hipertensi ............................................................................................. 8
Pengertian ......................................................................................................... 8
Etiologi ............................................................................................................. 9
Patofisiologi ..................................................................................................... 9
Manifestasi klinis ............................................................................................. 10
Klasifikasi ........................................................................................................ 10
Komplikasi ....................................................................................................... 11
Penatalaksanaan ............................................................................................... 12
vi
BAB 3 TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ............................................................................................ 13
1. Data Biografi ............................................................................ 13
2. Riwayat kesehatan .................................................................... 13
3. Pemeriksaan fisik ..................................................................... 14
4. Pemeriksaan B1-B6 .................................................................. 15
B. Analisa data .......................................................................................... 15
C. Diagnosa keperawatan sesuai prioritas ................................................ 16
D. Intervensi keperawatan......................................................................... 16
E. Implementasi ........................................................................................ 16
F. Evaluasi ................................................................................................ 17
BAB 4 PEMBAHASAN ................................................................................. 20
BAB 5 PENUTUP........................................................................................... 24
A. Kesimpulan .................................................................................... 24
B. Saran ............................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
masalah global yang melanda dunia. Menurut data WHO (World Health
Organization) pada tahun 2012 jumlah kasus hipertensi ada 839 juta kasus.
Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun 2025 dengan jumlah
1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total penduduk dunia.
berjumlah 21.299 jiwa dan pada tahun 2014 berjumlah 20.903 jiwa.
faktor utama yang diketahui seperti misalnya kerusakan ginjal, gangguan obat
1
2
keparahan dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat
genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan, faktor yang dapat
Stres sering dikaitkan dengan tekanan darah tinggi. Studi kecil yang
darah tinggi. Hal ini sesuai dengan Mustacchi (1990) yang mengatakan
bahwa stres sebagai akibat hal-hal yang bersifat emosional, sosiokultural, dan
bahwa stres terjadi jika seseorang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka
Stres dapat bersifat positif dan negatif (Sarafino, 1998). Stres positif disebut
juga eustress, yang terjadi apabila taraf stres yang dialami mendorong atau
medulla adrenal. Pada saat individu mengalami kronik stres, tubuh yang
kondisi tubuh sehingga dapat menjadi fatigue dan penurunan sistem imunitas.
agar terjadi penurunan kerja sistem saraf tersebut. Jika stres pada pasien
memperparah hipertensi yang diderita dan jika tetap dibiarkan pada kondisi
Dari latar belakang diatas, maka perlu diterapkan terapi yang dapat
stress. Dalam penerapan terapi tertawa ini di peruntukkan pada pasien dengan
B. Tujuan Penulisan
mengalami stres.
4
C. Manfaat
1. Manfaat teoritis
penderita hipertensi.
2. Manfaat praktis
hipertensi.
D. Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Interview
responden.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Stres
1. Pengertian Stres
maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemah dan rendahnya daya
2. Etiologi Stres
penyebab stress yang berasal dari dalam diri individu, dan stressor
eksternal adalah penyebab stress yang berasal dari luar diri individu.
2004).
3. Jenis Stres
5
6
2005). Selye (1976) dalam Potter & Perry (2005) membagi stress
a. Lingkungan
b. Tubuh
dihadapi.
c. Pikiran
5. Patofisiologi Stres
dari medulla adrenal. Pada saat individu mengalami kronik stres, tubuh
6. Tanda-Tanda Stres
2012). Gejala mental atau psikologis yang muncul akibat stress seperti
tiba tiba, phobia, rendah diri, merasa tak berdaya, menarik diri dari
7. Tingkat Stres
a. Stres Ringan
b. Stres Sedang
c. Stres berat
sering dan lama situasi stress, semakin tinggi resiko kesehatan yang
2005).
9
B. Konsep Hipertensi
1. Pengertian
terdapat pada usia setengah umur atau lebih tua batasan lain mengenai
hipertensi yaitu kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg
dan diastolic lebih dari 90 mmHg di anggap tinggi tetapi bagi usia 60-
2. Etiologi
yaitu:
4. Patofisiologi
yang terjadi pada usia lanjut dimana dinding arterinya telah menebaldan
5. Manifestasi klinis
mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di
6. Klasifikasi
karena memiliki sebaran luas dan tidak rumit, serta terdapat pula unsur
2014:50-51).
(mmHg) (mmHg)
7. Komplikasi
antara lain:
8. Penatalaksanaan
a. Pemeriksaan penunjang
1. Hematokrit
2. Kalium serum
3. Kreatinin serum
4. Urinalisa
5. Elektrokardiogram
1. Diet
2. Latihan fisik
3. Edukasi psikologis
4. Teknik relaksasi
5. Pendidikan kesehatan
b. Pemeriksaan farmakologis
EBN (Evidance Based Nursing) merupakan landasan teori berupa jurnal internasional maupun nasional yang digunakan oleh
penulis dengan memberikan kesempatan pada penulis untuk mengembangkan konsep keperawatan sedemikian rupa berbagai
sumber yang relevan, autentik dan actual, sehingga dapat mendukung analisis karya ilmiah. Adapun EBN darikarya tulis ilmiah
2. engaruh terapi Bebas : quasi eksperimen Teknik Instrumen Hasil menunjukkan Analisa bivariat pada
tertawa terhadap penurunan dengan rancangan sampling yang sebelum diberi intervensi penelitian ini
penurunan tingkat penelitian The Non menggunak digunakan terapi tertawa, lansia lebih menggunakan uji beda
tingkat kecemasan Equivalent Control an untuk dari sebagian mengalami non parametrik test yaitu
kecemasan pada Terikat : Group Design. purposive meneliti depresi sedang yaitu 60%, uji Mann-Whitney dengan
penderita terrapi tertawa sampling adalah hampir sebagian hasil nilai signifikansi
hipertensi (studi dengan kuesioner mengalami depresi ringan 0.000 yang artinya p <
di wilayah kerja jumlah Hamilton yaitu 40% dan setelah 0.05 maka H0 ditolak dan
puskesmas sampel Rating Scale diberikan intervensi terapi Ha diterima, yang artinya
pegandan penelitian for Anxiety tertawa sebagian ada pengaruh terapi
semarang) 74 (HRS-A) mengalami depresi ringan tertawa terhadap
responden. yang terdiri yaitu 50%, sebagian kecil penurunan tingkat
dari 14 mengalami depresi sedang kecemasan pada penderita
pertanyaan. yaitu 10%. Sedangkan dari hipertensi dengan yang
uji wilcoxon sign rank test, tidak diberi terapi tertawa.
nilai signifikansi
( p sign = 0,003 ) dimana .
hal ini berarti p sign < 0,05.
16
3. Pengaruh terapi Bebas : Desain penelitian Metode Data penelitian Terdapat pengaruh terapi
tertawa terhadap Tingkat ini Pra Eksperimen sampling menggunakan tertawa
penurunan depresi pada One Group Pretest- purposive IDB dan terhadap penurunan
tingkat depresi lansia Postest. sampling. observasi tingkat depresi
Pada lansia di Terikat : Populasi : SAK. Setelah pada lansia di Panti
panti werdha Terapi tertawa Seluruh ditabulasi, Werdha Mental
mental kasih di lansia di kemudian Kasih di Desa Turi
desa turi Panti dianalisis Kecamatan Turi
kecamatan Werdha menggunakan Kabupaten Lamongan
Turi kabupaten Mental uji wilcoxon
lamongan Kasih Turi sign rank test
Lamongan dengan
Tahun tingkat
2013 kemaknaan
sebanyak 0,05.
60 lansia.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Biografi
petani, dan tinggal di Dusun Gersik Putih Timur RT/RW 01/0 Desa
2. Riwayat Kesehatan
seperti Ny.S.
17
18
Genogram :
Keterangan :
: Klien (Pr)
3. Pemeriksaan Fisik
(E=4, V=5, M=6) Suhu 36°C, Nadi 88x/mnt, Tekanan Darah 150/100
Hidung simetris, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
ada luka. Mulut mukosa bibir kering, tidak ada perdarahan pada gusi,
19
gigi bersih, leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
4. Pemeriksaan B1-B6
tambahan. Pada pemeriksaan dada inspeksi tidak ada luka, warna kulit
sawo matang dan merata, palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi sonor,
per hari, warna kuning, bau khas amoniak, tidak ada nyeri tekan.
tekan. Klien makan ±3x sehari porsi cukup, dengan komposisi nasi
5. Analisa Data
7. Intervensi Keperawatan
cemas.
Intervensi keperawatan :
perhatian
kecemasan
8. Implementasi
akan di lakukan selama tujuh hari diman pada hari pertama sampai
9. Evaluasi
hasil pasien mengalami stres ringan dengan total skor 33 di mana jika
seperti bermain saja dan bertanya apakah benar terapi ini bermanfaat,
TD: 140/90C.
PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas tentang asuhan keperawatan dan penerapan terapi
tertawa yang dilakukan pada tanggal 27 Juni 2017 – 03 Juli 2017. Prinsip
untuk mengurangi tingkat stres pada Ny. “S” yang menderita hipertensi dengan
diatas 140 mmHg dan tekana diastoliknya diatas 90 mmHg. Berbagai faktor
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut terjadi. Pada saat bersamaan dimana
sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi,
pemeriksaan terhadap Ny. S didapatkan tekanan darah 150/100 mmHg dan sudah
termasuk hipertensi, dimana setelah di lakukan terapi tertawa selama tujuh hari
lakukan secara teratur dan bisa di simpulkan terapi tertawa selain efektif
25
26
tekanan psikologis. Biasanya stress bukan karena penyakit fisik tetapi lebih
mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stress tersebut maka penyakit
fisik bisa muncul akibat lemah dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut
(Wirawan, 2012). Gejala fisik dan berbagai gejala emosi dapat mengindikasikan
seseorang mengalami stress. Gejala emosi seperti cemas, depresi, putus asa,
mudah marah, ketakutan, frustasi, mengangis tiba tiba, phobia, rendah diri, merasa
tak berdaya, menarik diri dari pergaulan, dan menghindari kegiatan yang
mengalami stress. Selain itu, gejala perilaku yang muncul adalah mondar-mandir,
Berdasarkan teori tersebut sesuai dengan hasil pengkajian yang di lakukan dengan
masuk dalam ringan sehingga di lakukan terapi tertawa dengan membimbing dan
mengajarkan pada hari pertama sampai dengan hari ke tiga dan pada hari ke empat
sampai hari ke tujuh pasien melakukan terapi tertawa secara mandiri sambil lalu
pasien di bimbing danterapi tertawa tersebut di lakukan selama tujuh hari secara
rutin dan di lakukan kembali pengukuran tinkat stres pada hari ketujuh dan
tertawa dengan melibatkan perilaku dan gerakan tubuh yaitu dengan melakukan
latihan teknik tawa untuk memunculkan tertawa alami lewat perilakunya sendiri
tanpa adanya humor. Individu akan berlatih melakukan gerakan motorik dan suara
Chaya et al., 2008; Christina, 2006). Berdasarkan teori tersebut sesuai dengan
yang dilakukan pada Ny. “S” selama tujuh hari dimana pada hari pertama klien
dibimbing dan diajarkan sampai hari ke tiga yang di lanjutkan dengan pengukuran
TTV, pada hari keempat sampai dengan hari keenam klien melakukan secara
mandiri sambil lalu dibimbing dan hasilnya pada hari pertama belum
tampakadanya penurunan tanda tanda vitalnya, pada hari ke tiga sampai dengan
kuesioner DASS (Depression Anxiety And Stress Scale) dengan total skor 33 yang
jika diinterpretasikan skor 30-59 tersebut masuk dalam ringan pada hari ke tujuh
di dapatkan hasil pengukuran tingkat stres klien menjadi tidak stres hal ini
menunjukkan bahwa terapi tertawa juga efektif menurunkan stres pada pasien
tawa menunjukkan, bahwa terapi tawa memiliki dampak psikologis dan fisiologis,
terkait stres, efikasi diri, dan tekanan darah (Beckman, Regier dan Young, 2007;
Chaya et al., 2008; Christina, 2006). Di mana pada penelitian ini juga di
dapatkan hasil bahwa terapi tertawa dapat menurunkan tingkat stres yang semula
mengalami stres ringan menjadi tidak stres dan menurunkan tekanan darah yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
teratur dari tanggal 27 juni 2017 – 03 juli 2017 terdapat penurunan tingkat
(Depression Anxiety And Stress Scale) dengan total skor 33 yang jika
diinterpretasikan skor 30-59 tersebut masuk dalam ringan pada hari ke tujuh di
dapatkan hasil pengukuran tingkat stres klien menjadi tidak stres, Hal ini
mengurangi stres yang terjadi pada penderita Hipertensi. Selain itu terapi
secara teratur.
B. Saran
penderita hipertensi.
29
30
Anggraini, A.D., Waren, A., Situmorang, E., Asputra, H., dan Siahaan, S.S.
(2009). Faktor-faktor yang berhubung-an dengan kejadian hipertensi
pada pasien yang berobat di poliklinik dewasa puskesmas Bangkinang
perio-de januari sampai juni 2008. Diunduh dari:
http://yayanakhyar.wordpress. com tanggal 28 Mei 2010.
Desinta, Sheni (2013). Terapi tawa untuk menurunkan stres pada penderita
hipertensi. Jurnal psikologi volume 4 no 1, juni 2013:15-27.
Mardiana, yanih dkk (2014) Hubungan tingkat stres lansia dan kejadian
hipertensi pada lansia di RW 1 kunciran tanggerang. Forum ilmiah,
volume1 no2.
Mustacchi, P. (1990). Stress and hyper-tension. The Western Journal Of Medicine
August, 153(2), 180-185.
Palma, J.R.D. (2002). Laughter as medicine. Diunduh dari: www.hemodialysis-
inc.com/readings/laughter.pdf. tanggal 28 Mei 2010.
Pinel, J.P.J. (2009). Biopsikologi 7ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Potter, P.A and PerryA.G, Fundamental nursing:concepts,process, and practice,
6th edition, Mosby Year Book, St.Louis, 2005.
Sarafino, E.P. (1998). Health psychology: Biopsychosocial interaction. NewYork:
John Wiley & Sons, Inc.
Schafer, W. (1998). Stress management for wellness. New York, Wadsworth
Group.
Wirawan, “Menghadapi Stres dan Depresi. Platinum”, Jakarta, 2012.
Lampiran 1
Dengan hormat
Wiraraja Sumenep semester akhir, akan melakukan penulisan sebagai syarat untuk
dapat menyelesaikan tugas akhir. Adapun judul penulisan saya adalah “Penerapan
Keperawatam Ansietas”.
responden dalam penulisan ini. Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam
Partisipasi anda sangat saya hargai dan sebelumnya saya ucapkan banyak
terima kasih.
Hormat saya
Musthofa Kamal
NIM. 716.6.3.0227
Lampiran 2
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
penulisan yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas
Ansietas”.
Pernyataan yang saya berikan benar-benar apa adanya sesuai apa yang
Responden
(…………………………)
Lampiran 3
7 TAHAP ORIENTASI
1. Beri salam dan perkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dilakukannya intervensi
3. Kontrak waktu dan tempat
8 TAHAP KERJA
1. Tepuk tangan seirama 1-2…1-2-3 sambil mengucapkan Ho-ho… Ha-
Ha-Ha...
2. Lakukan pernafasan dalam dengan tarikan nafas melalui hidung dan
dihembuskan
pelan-pelan. (bersama kata-kata: Hidup dan tetap hidup) (5kali)
3. Gerakkan engsel bahu ke depan dan ke arah belakang, kemudian
menganggukkan
kepala ke bawah hingga dagu hampir menyentuh dada, lalu
mendongakkan kepala ke atas belakang, lalu menoleh ke kiri dan ke
kanan secara perlahan. Putar pinggang kearah kanan kemudian ditahan
beberapa saat, kemudian memutar ke arah kiri dan ditahan beberapa
saat, lalu kembali ke posisi semula (5kali)
4. Tawa bersemangat: angkat kedua belah tangan di udara dan kepala
agak mendongakkebelakang. Rasakan seolah tawa langsung keluar
dari hati
5. tawa sapaan: katupkan kedua telapak tangan dan menyapa ala india
(namaste) atau berjabat tangan (ala barat) dengan setidaknya 4-5 orang
anggota kelompok
6. Tawa penghargaan: bentuk sebuah lingkaran kecil dengan telunjuk dan
ibu jari membuat gerakan-gerakan yang berkesan sedang memberikan
penghargaan kepada,atau memuji,anggota kelompok sambil tertawa
7. Tawa satu meter: gerakkan satu tangan disepanjang bentangan lengan
tangan yang lain(seperti merentangkan busur untuk melepaskan anak
panah). Gerakkan tangan dalam tiga gerakan cepat sambil
mendasarkan Ae… Ae… Aeee… dan kemudian para peserta tertawa
sambil merentangkan kedua lengan dan sedikit mendongakan kepala
serta tertawa diperut. (4kali)
8. Tawa milik shake (sebuah variasi): berpura-puralah memegang dua
gelas susu ataukopi dan sesuai aba-aba koordinator tuangkan susu dari
satu gelas kegelas lain sambil mendaras Aeee… dan tuangkan kembali
kedalam gelas pertama sambil mendaras Aeee… setelah itu semua
orang tertawa,sambil berpura-pura minum susu.(ulangi 4kali)
10 DOKUMENTASI
1. Respon klien (verbal dan non verbal)