Anda di halaman 1dari 10

Dasar-dasar dari sistem bilangan riil ℝ telah diletakkan.

kita siap untuk


mempertanyakan yang lebih bersifat analitik, dan kita akan mengawali dengan belajar
kekonvergenan barisan. Beberapa bagian di awal mungkin tidak asing bagi pembaca, tapi
penyajian di sini dimaksudkan untuk lebih teliti dan teorema-teorema tertentu lebih mendalam
daripada yang dibahas biasanya di pelajaran sebelumnya.
Pertama-tama kita akan memperkenalkan pengertian dari kekonvergenan barisan
bilangan real dan menetapkan beberapa dasar, tetapi berguna. Kemudian disajikan beberapa
hal yang lebih dalam mengenai kekonvergenan barisan. Termasuk teorema kekonvergenan
monoton, teorema Bolzano-Weierstrass, dan kriteria Cauchy untuk kekonvergenan barisan.
Penting bagi pembaca untuk mempelajari teorema-teorema dan bagaimana penggunaan
teorema tersebut pada barisan khusus.
3.1 Barisan dan Limit Barisan
Barisan (sequence) pada suatu himpunan S adalah suatu fungsi dengan domain ℕ
dan mempunyai range dalam S. Pada subbab ini akan dibahas mengenai barisan di ℝ dan akan
didiskusikan apa yang dimaksud dengan konvergensi dari suatu barisan.
3.1.1 Definisi
Barisan bilangan riil (barisan dalam ℝ) adalah fungsi yang di definisikan pada bilangan asli ℕ
= {1,2, ...} dari bilangan asli dengan range termuat dalam bilangan real ℝ.
Dengan kata lain, barisan dalam R adalah suatu fungsi yang menghubungkan setiap
bilangan asli 𝑛 = 1,2, … dengan tepat satu bilangan real. Jika 𝑋: ℕ → ℝ adalah suatu barisan,
kita biasaanya menuliskan nilai 𝑋 pada n dengan notasi 𝑥𝑛 daripada menggunakan notasi
fungsi 𝑋(𝑛). Nilai 𝑥𝑛 juga disebut dengan suku atau elemen dari barisan. Kita akan menuliskan
barisan ini dengan notasi
𝑋, (𝑥𝑛 ), (𝑥𝑛 : 𝑛 ∈ ℕ)
Tentu saja, kita akan sering menggunakan huruf lain, seperti 𝑌 = (𝑦𝑘 ), 𝑍 = (𝑧𝑘 ), dan
seterusnya untuk menuliskan barisan.
Kita sengaja menggunakan tanda kurung untuk menekankan bahwa induksi terurut dari
urutan bilangan asli ℕ adalah penting. Dengan demikian, kita harus dapat membedakan cara
penulisan antara barisan (𝑥𝑛 : 𝑛 ∈ ℕ), yang memiliki tak terhingga banyaknya suku-suku yang
berurutan, dengan himpunan nilai {𝑥𝑛 : 𝑛 ∈ ℕ} pada range dari barisan yang tidak terurut.
Contoh, barisan 𝑋 ≔ ((−1)𝑛 : 𝑛 ∈ ℕ) menunjukan kumpulan bilangan antara 1 dan -1 yang
dapat juga dinyatakan dengan (−1,1, −1,1, −1,1, … . ), dimana himpunannya {(−1)𝑛 : 𝑛 ∈ ℕ}
= {−1,1} yang mempunyai dua elemen.

1
Barisan sering didefinisikan dengan menggunakan rumus ke-𝑛 (𝑥𝑛 ). Sering kali, akan
lebih mudah untuk mendaftar suku-suku dari barisan dalam bentuk terurut, dan berhenti ketika
aturan pembentuk barisan tersebut sudah tampak jelas. Sebagai contoh, kita dapat
mendefinisikan barisan kebalikan dari bilangan genap dengan menulis
1 1 1 1
𝑋 ≔ ( , , , ,…)
2 4 6 8
meskipun metode yang lebih efisien untuk menspesifikasi rumus untuk suku umum dituliskan
1
𝑋 ≔ ( : 𝑛 ∈ 𝑁)
2𝑛
1
Atau secara sederhana 𝑋 = ( ).
2𝑛

Cara lain untuk mendefinisikan barisan adalah menetapkan nilai 𝑥1 dan menggunakan
rumus untuk suku ke 𝑥𝑛+1 (𝑛 ≥ 1) dari 𝑥𝑛 . Lebih umum, kita dapat menetapkan 𝑥1 dan
menggunakan rumus untuk memperoleh 𝑥𝑛+1 dari 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 . Barisan yang didefinisikan
dengan cara ini dinamakan definisi induktif (atau rekursif).
3.1.2 Contoh
(a) Jika 𝑏 ∈ 𝑅, barisan 𝐵 ≔ (𝑏, 𝑏, 𝑏, … ), yang semua sukunya sama yaitu 𝑏, maka barisan
yang seperti ini dinamakan barisan konstan. Dengan demikian, barisan konstan 1 adalah
barisan (1,1,1, … ), dan barisan konstan 0 adalah barisan (0,0,0, … ).
(b) Jika 𝑏 ∈ 𝑅, 𝐵 ≔ (𝑏 𝑛 ) adalah barisan 𝐵 ≔ (𝑏, 𝑏 2 , 𝑏 3 , … , 𝑏 𝑛 , … . ). Dalam hal khusus, jika
1
𝑏 = 2, kita memperoleh barisan
1 1 1 1 1
( 𝑛 : 𝑛 ∈ ℕ) = ( , , , … , 𝑛 , … )
2 2 4 8 2
(c) Barisan (2𝑛: 𝑛 ∈ 𝑁) dari bilangan asli genap dapat didefinisikan secara induktif dengan
𝑥1 : = 2, 𝑥𝑛+1 : = 𝑥𝑛 + 2
Atau dengan definisi
𝑦1 ; = 2, 𝑦𝑛+1 ; = 𝑦1 + 𝑦𝑛
(d) Barisan Fibonacci yang sudah dikenal 𝐹 ≔ (𝑓𝑛 ) dinyatakan dalam definisi induktif
𝑓1 ; = 1, 𝑓2 ; = 2, 𝑓𝑛+1 ; = 𝑦𝑛−1 + 𝑦𝑛 (𝑛 ≥ 2)
Demikian angka berikutnya didapat dengan cara menambahkan kedua bilangan yang berurutan
sebelumnya. Sepuluh suku pertama dari 𝐹 yaitu (1,1,2,3,5,8,13,21,34,55, ...).
Limit barisan
Ada sejumlah konsep limit yang berbeda dalam analisis riil. Gagasan limit barisan adalah yang
paling dasar, dan itu akan menjadi fokus dari subbab ini.

2
3.1.3 Definisi
Suatu barisan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) di ℝ dikatakan konvergen ke 𝑥 ∈ ℝ, atau 𝑥 dikatakan limit dari (𝑥𝑛 ),
jika untuk setiap 𝜀 > 0 terdapat bilangan asli 𝐾(𝜀) sedemikian sehingga untuk setiap 𝑛 ≥
𝐾(𝜀), suku 𝑥𝑛 memenuhi |𝑥𝑛 − 𝑥| < 𝜀.
Jika 𝑥 merupakan limit dari barisan 𝑋, maka dapat dikatakan bahwa 𝑋 = (𝑥𝑛 )
konvergen ke 𝑥 (atau 𝑋 mempunyai limit 𝑥). Jika suatu barisan mempunyai limit, maka barisan
tersebut dikatakan konvergen. Jika barisan tidak mempunyai limit, barisan tersebut dikatakan
divergen.
Perhatikan. Notasi 𝐾(𝜀) digunakan untuk menekankan bahwa pilihan 𝐾 tergantung pada nilai
𝜀. Namun, tidak menyusahkan untuk menulis 𝐾 daripada 𝐾(𝜀). Dalam banyak kasus, nilai
𝜀 yang "kecil" biasanya memerlukan nilai 𝐾 yang "besar" untuk menjamin bahwa jarak |𝑥𝑛 −
𝑥| antara 𝑥𝑛 dan 𝑥 kurang dari 𝜀 untuk semua 𝑛 ≥ 𝐾 = 𝐾(𝜀).
Ketika suatu barisan mempunyai limit 𝑥, kita akan menggunakan notasi
lim 𝑋 = 𝑥 atau lim (𝑥𝑛 ) = 𝑥
Kadang-kadang juga digunakan simbol 𝑥𝑛 → 𝑥, yang menunjukkan gagasan intuitif bahwa
nilai-nilai 𝑥𝑛 "𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡𝑖" bilangan 𝑥 ketika 𝑛 → ∞.
3.1.4 Ketunggalan limit
Suatu barisan di ℝ memiliki paling banyak sebuah limit.
Bukti. Andaikan bahwa 𝑥′ dan 𝑥′′ keduanya merupakan limit dari (𝑥𝑛 ). Untuk setiap 𝜀 > 0
𝜀
terdapat 𝐾′ sedemikian sehingga |𝑥𝑛 − 𝑥′| < 2 untuk setiap 𝑛 ≥ 𝐾′,dan terdapat 𝐾′′
𝜀
sedemikian sehingga |𝑥𝑛 − 𝑥′′| < 2 untuk setiap 𝑛 ≥ 𝐾′′. Kita misalkan 𝐾 lebih dari 𝐾′

dan 𝐾′′. Maka untuk 𝑛 ≥ 𝐾 kita menerapkan ketaksamaan segitiga untuk memperoleh
|𝑥 ′ − 𝑥 ′′ | = |𝑥 ′ − 𝑥𝑛 + 𝑥𝑛 − 𝑥 ′′ |
𝜀 𝜀
≤ |𝑥 ′ − 𝑥𝑛 | + |𝑥𝑛 − 𝑥 ′′ | < + = 𝜀
2 2
Karena 𝜀 > 0 adalah sebarang bilangan positif, kita menyimpulkan bahwa 𝑥 ′ − 𝑥 ′′ = 0 ⇔
𝑥 ′ = 𝑥 ′′
Untuk 𝑥 ∈ ℝ dan 𝜀 > 0, ingat bahwa persekitaran-𝜀 dari 𝑥 adalah himpunan
𝑉𝜀 (𝑥) ≔ {𝑢 ∈ ℝ: |𝑢 − 𝑥| < 𝜀}
(Lihat bagian 2.2) Karena 𝑢 ∈ 𝑉𝜀 (𝑥) ekuivalen dengan |𝑢 − 𝑥| < 𝜀, definisi konvergen dari
barisan dapat dirumuskan dalam bentuk persekitaran. Kita memberikan beberapa cara yang
berbeda untuk menyatakan bahwa barisan 𝑥𝑛 konvergen ke 𝑥 pada teorema berikut.

3
3.1.5 Teorema
Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) adalah barisan bilangan real, dan misalkan 𝑥 ∈ ℝ. Pernyataan berikut
ekuivalen.
(a) 𝑋 konvergen ke 𝑥
(b) Untuk setiap 𝜀 > 0, terdapat bilangan asli 𝐾 sedemikian sehingga untuk semua 𝑛 ≥ 𝐾,
suku 𝑥𝑛 memenuhi |𝑥𝑛 − 𝑥| < 𝜀.
(c) Untuk setiap 𝜀 > 0, terdapat bilangan asli 𝐾 sedemikian sehingga untuk semua 𝑛 ≥ 𝐾,
suku 𝑥𝑛 memenuhi 𝑥 − 𝜀 < 𝑥𝑛 < 𝑥 + 𝜀.
(d) Untuk setiap persekitaran-𝜀 𝑉𝜀 (𝑥) dari 𝑥, terdapat bilangan asli 𝐾 sedemikian sehingga
untuk semua 𝑛 ≥ 𝐾, suku 𝑥𝑛 ∈ 𝑉𝜀 (𝑥).
Bukti.
(𝑎) ⟹ (𝑏) Jelas (dari definisi).
(𝑏) ⟹ (𝑐) |𝑥𝑛 − 𝑥| < 𝜀 ⇔ −𝜀 < 𝑥𝑛 − 𝑥 < 𝜀 ⟺ 𝑥 − 𝜀 < 𝑥𝑛 < 𝑥 + 𝜀
(𝑐) ⟹ (𝑑) 𝑥 − 𝜀 < 𝑥𝑛 < 𝑥 + 𝜀 ⇔ 𝑥𝑛 ∈ (𝑥 − 𝜀, 𝜀 + 𝑥) ⟺ 𝑥𝑛 ∈ 𝑉𝜀 (𝑥)
(𝑑) ⟹ (𝑎) 𝑥𝑛 ∈ 𝑉𝜀 (𝑥) ⟺ 𝑥 − 𝜀 < 𝑥𝑛 < 𝑥 + 𝜀 ⟺ |𝑥𝑛 − 𝑥| < 𝜀
Penggunaan bahasa persekitaran, salah satunya dapat digunakan untuk mendeskripsikan
kekonvergenan dari barisan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) ke bilangan 𝑥 dengan mengatakan: Untuk setiap
persekitaran-𝜀 𝑉𝜀 (𝑥) pada 𝑥, semua kecuali jumlah berhingga suku-suku 𝑋 termuat di 𝑉𝜀 (𝑥).
Jumlah berhingga dari suku-suku yang mungkin tidak termuat dipersekitaran-𝜀 adalah suku-
suku 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝐾−1 .
Sebagai catatan. Definisi limit barisan bilangan real digunakan untuk membuktikan nilai 𝑥
yang dikemukakan merupakan limit. Definisi limit barisan bilangan real tidak menyediakan
sarana untuk menentukan nilai 𝑥 yang mungkin. Hasilnya kemudian memberikan kontribusi
untuk tujuan ini, tetapi cukup sering dalam praktek untuk sampai pada dugaan nilai limit
dengan perhitungan langsung dari suku-suku barisan tersebut. Dalam hal ini komputer akan
sangat membantu, tapi karena komputer hanya dapat menghitung hanya pada suku-suku
berhingga dari suatu barisan, maka perhitungan demikian bukanlah bukti.
Contoh-contoh berikut mengilustrasikan bagaimana definisi digunakan untuk
membuktikan bahwa barisan memiliki suatu limit yang khusus. Dalam setiap kasus, sebuah 𝜀
positif diberikan dan kita dituntut untuk menemukan 𝐾 tergantung pada 𝜀, seperti yang
dipersyaratkan oleh definisi.

4
3.1.6 Contoh
1
(a) Tujukan bahwa lim (𝑛) = 0

Jawab.
1
Untuk membuktikan bahwa lim (𝑛) = 0, maka harus dibuktikan bahwa untuk setiap 𝜀 > 0,
1
ada bilangan asli 𝐾(𝜀), sedemikian hingga untuk setiap 𝑛 ≥ 𝐾(𝜀), maka |𝑛 − 0| < 𝜀
1
Jika diberikan 𝜀 > 0, maka 𝜀 > 0. Dengan Sifat Archimedes 2.4.5 ada bilangan natural 𝐾 =
1 1 1
𝐾(𝜀) sedemikian sehingga 𝐾 < 𝜀. Maka, jika 𝑛 ≥ 𝐾, kita punya 𝑛 ≤ 𝐾 < 𝜀.

Akibatnya, jika 𝑛 ≥ 𝐾, maka


1 1
| − 0| = < 𝜀
𝑛 𝑛
1
Oleh karena itu, kita dapat menyatakan bahwa barisan (𝑛) konvergen ke 0.
1
(b) Tunjukan bahwa lim (𝑛2 +1) = 0

Jawab.
Misalkan diberikan 𝜀 > 0. Untuk menemukan bilangan 𝐾, pertama perlu kita catat bahwa
jika 𝑛 ∈ 𝑁, maka
1 1 1
< <
𝑛2 + 1 𝑛2 𝑛
1
Sekarang pilih 𝐾 sedemikian sehingga < 𝜀, seperti pada bagian (a) di atas. 𝑛 ≥ 𝐾
𝐾
1
mengimplikasikan bahwa 𝑛 < 𝜀, dan oleh karena itu
1 1 1
| 2 − 0| = 2 < <𝜀
𝑛 +1 𝑛 +1 𝑛
Oleh karena itu, kami telah menunjukkan bahwa limit barisan adalah nol.
3𝑛+2
(c) Tujukan bahwa lim ( 𝑛+1 ) = 3

Jawab.
3𝑛+2
Jika Diberikan 𝜀 > 0, kita akan menunjukan bahwa | 𝑛+1 − 3| < 𝜀

Ketika n cukup besar. pertama kita menyederhanakan pernyataan yang di sebelah kiri:
3𝑛 + 2 3𝑛 + 2 − 3𝑛 − 3 −1 1 1
| − 3| = | |=| |= <
𝑛+1 𝑛+1 𝑛+1 𝑛+1 𝑛
1
Selanjutnya, pilihlah 𝐾 sedemikian hingga untuk sebarang 𝜀 > 0 ada 𝐾 < 𝜀, seperti di atas.
1 1
Maka, jika 𝑛 ≥ 𝐾, akan diperoleh 𝑛 ≤ 𝐾 < 𝜀. Akibatnya, jika 𝑛 ≥ 𝐾, maka

5
3𝑛 + 2 3𝑛 + 2 − 3𝑛 − 3 −1 1 1
| − 3| = | |=| |= < <𝜀
𝑛+1 𝑛+1 𝑛+1 𝑛+1 𝑛
3𝑛+2
Ini membuktikan bahwa lim ( 𝑛+1 ) = 3.

(d) Jika 0 < 𝑏 < 1, maka lim(𝑏 𝑛 ) = 0


Jawab.
Kita akan menggunakan sifat-sifat dasar dari fungsi logaritma natural. Jika diberikan 𝜀 > 0,
kita melihat bahwa
ln 𝜀
𝑏 𝑛 < 𝜀 ⟺ 𝑛 ln 𝑏 < ln 𝜀 ⟺ 𝑛 >
ln 𝑏
(ketaksamaan pada pernyataan terakhir dibalik karena ln 𝑏 < 0). Dengan demikian, jika kita
ln 𝜀
memilih bilangan 𝐾 sedemikian sehingga 𝐾 > ln 𝑏, maka kita punya 0 < 𝑏 𝑛 < 𝜀 untuk

semua 𝑛 ≥ 𝐾. Demikian juga kita punya lim(𝑏 𝑛 ) = 0.


Sebagai contoh, jika 𝑏 = .8 dan jika diberikan 𝜀 = .01, maka kita memerlukan 𝐾 >
ln.01
≈ 20.6377. demikian untuk 𝐾 = 21 akan menjadi pilihan yang tepat untuk 𝜀 = .01
ln.8

Sebagai catatan. Permainan 𝑲(𝜺)


Dalam ide barisan konvergen, salah satu cara yang perlu diingat hubungan antara 𝜀 dan 𝐾
adalah dengan menganggapnya sebagai permainan yang disebut dengan permainan 𝐾(𝜀).
Dalam permainan ini, pemain A mengatakan bahwa bilangan tentu 𝑥 adalah limit dari barisan
(𝑥𝑛 ). Pemain B menantang pernyataan ini dengan memberikan pemain A nilai yang khusus
untuk 𝜀 > 0. Pemain A harus menanggapi tantangan dengan memberikan nilai 𝐾 sedemikian
sehingga |𝑥𝑛 − 𝑥| < 𝜀 untuk semua 𝑛 > 𝐾. Jika pemain A selalu dapat menemukan nilai 𝐾,
maka pemain A menang dan barisan konvergen. Akan tetapi, jika pemain B memberikan nilai
yang khusus untuk 𝜀 > 0 yang mana pemain A tidak dapat menanggapi ketaksamaan tersebut,
maka pemain B menang dan kita dapat menyimpulkan bahwa barisan tersebut tidak konvergen
ke 𝑥.
Untuk menunjukan bahwa barisan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) tidak konvergen ke bilangan 𝑥, cukup
memperlihatkan suatu bilangan 𝜀0 > 0, sedemikian sehingga tidak ada bilangan asli 𝐾 yang
dipilih, dapat ditemukan 𝑛𝑘 secara khusus yang memenuhi 𝑛𝑘 ≥ 𝐾 sedemikian sehingga
|𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| ≥ 𝜀0 . (ini akan didiskusikan secara lebih detail pada bagian 3.4)
3.1.7 Contoh
Barisan (0,2,0,2, … ,0,2, … ) tidak konvergen ke 0
Jika pemain A mengatakan bahwa 0 adalah limit dari barisan tersebut, pemain A akan
kalah di permainan 𝐾(𝜀) ketika pemain B memberikan nilai untuk 𝜀 < 2. Menjadi pasti,

6
misalkan pemain B memberikan pemain A nilai 𝜀0 = 1. Tidak peduli berapapun nilai 𝐾 yang
dipilih oleh pemain A, jawabannya tidak akan cukup, pemain B akan menganggapi dengan
memilih bilangan genap 𝑛 > 𝐾. Maka nilai yang sesuai adalah 𝑥𝑛 = 2 sehingga |𝑥𝑛 − 0| =
2 > 1 = 𝜀0 . Dengan demikian 0 bukan limit dari barisan tersebut.
Ekor barisan
Penting untuk menyadari bahwa kekonvergenan (atau kedivergenan) dari barisan 𝑋 =
(𝑥𝑛 ) bergantung hanya pada “perilaku suku-suku terakhirnya” (ultimate behavior). Ini berarti
bahwa jika untuk setiap bilangan asli 𝑚, kita hilangkan 𝑚 suku pertama suatu barisan, maka
menghasilkan barisan 𝑋𝑚 konvergen jika dan hanya jika barisan asalnya juga konvergen, dan
dalam hal ini limitnya sama. Kita akan menyatakan ini secara resmi setelah memperkenalkan
ide tentang "ekor" dari barisan.
3.1.8 Definisi
Jika 𝑋 = (𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 , … ) suatu barisan bilangan real dan 𝑚 adalah bilangan asli tertentu, ,
maka ekor ke-𝑚 dari 𝑋 adalah suatu barisan
𝑥𝑚 ≔ (𝑥𝑚+𝑛 : 𝑛 ∈ ℕ) = (𝑥𝑚+1 , 𝑥𝑚+2 , … )
Sebagai contoh, ekor ke-3 dari barisan 𝑋 = (2,4,6,8,10, … ,2𝑛, … ) adalah barisan 𝑋3 =
(8,10,12, … ,2𝑛 + 6, … ).
3.1.9 Teorema
Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 : 𝑛 ∈ ℕ) suatu barisan bilangan real dan 𝑚 ∈ ℕ. Maka ekor ke-𝑚 adalah
𝑋𝑚 = (𝑥𝑚+𝑛 : 𝑛 ∈ ℕ) konvergen jika dan hanya jika 𝑋 konvergen. Dalam hal ini lim 𝑋𝑚 =
lim 𝑋.
Bukti:
Kita catat bahwa untuk setiap 𝑝 ∈ ℕ, suku ke− 𝑝 dari 𝑋𝑚 adalah suku ke−(𝑝 + 𝑚) dari 𝑋.
Demikian pula jika 𝑞 > 𝑚, maka suku ke−𝑞 dari 𝑋 adalah suku ke−(𝑞 − 𝑚) dari 𝑋𝑚 .
⇐ Asumsikan 𝑋 konvergen ke 𝑥. Diberikan sebarang 𝜀 > 0, jika suku dari 𝑋 untuk 𝑛 ≥ 𝐾(𝜀)
memenuhi |𝑥𝑛 − 𝑥| < 𝜀, maka suku 𝑋𝑚 untuk 𝑘 ≥ 𝐾(𝜀) − 𝑚 memenuhi |𝑥𝑘 − 𝑥| < 𝜀.
Dengan demikian kita mengambil 𝐾𝑚 (𝜀) = 𝐾(𝜀) − 𝑚, jadi 𝑋𝑚 juga konvergen ke 𝑥.
⇒ Asumsikan 𝑋𝑚 konvergen ke 𝑥. Diberikan sebarang 𝜀 > 0, jika suku dari 𝑋𝑚 untuk 𝑘 ≥
𝐾𝑚 (𝜀) memenuhi |𝑥𝑘 − 𝑥| < 𝜀, maka suku dari 𝑋 untuk 𝑛 ≥ 𝐾𝑚 (𝜀) + 𝑚 memenuhi |𝑥𝑛 −
𝑥| < 𝜀. Dengan demikian kita dapat mengambil 𝐾(𝜀) = 𝐾𝑚 (𝜀) + 𝑚, jadi 𝑋 juga konvergen
ke 𝑥
Oleh karena itu, 𝑋 konvergen ke 𝑥 jika dan hanya jika 𝑋𝑚 konvergen ke 𝑥.

7
Kadang-kadang kita harus mengatakan bahwa barisan 𝑋 akhir (ultimately) memiliki
sifat tertentu jika beberapa ekor dari barisan 𝑋 memiliki sifat ini. Sebagai contoh, barisan
(3,4,5,5,5, … ,5, … ) adalah barisan “konstan akhir” (ultimately constant). Disisi lain, barisan
(3,5,3,5, … ,3,5, … ) tidak konstan akhir. Gagasan konvergensi dapat dinyatakan menggunakan
terminologi ini: suatu barisan 𝑋 konvergen ke 𝑥 jika dan hanya jika suku dari 𝑋 yaitu bagian
akhir ada pada setiap persekitaran 𝜀 dari 𝑥. Contoh lain dari ini "terminologi akhir" (ultimate
terminology) akan tertera di bawah ini.
Contoh lebih lanjut.
Dalam menentukan nilai 𝑥 yaitu limit dari barisan (𝑥𝑛 ), kita sering mencoba untuk
menyederhanakan |𝑥𝑛 − 𝑥| sebelum mempertimbangkan 𝜀 > 0 dan menemukan nilai 𝐾(𝜀)
seperti yang dipersyaratkan dalam definisi limit. Ini yang dilakukan dalam beberapa contoh
sebelumnya. Hasil selanjutnya adalah pernyataan yang lebih formal untuk ide ini, dan contoh-
contoh berikut menggunakan pendekatan ini.
3.1.10 Teorema
Andaikan (𝑥𝑛 ) adalah barisan dari bilangan real dan 𝑥 ∈ 𝑅. Jika (𝑎𝑛 ) adalah barisan bilangan
real positif dengan lim 𝑎𝑛 = 0 dan jika untuk suatu konstanta 𝐶 > 0 dan 𝑚 ∈ 𝑁, kita punya
|𝑥𝑛 − 𝑥| ≤ 𝐶𝑎𝑛 untuk semua 𝑛 ≥ 𝑚
maka mengakibatkan lim(𝑥𝑛 ) = 𝑥
Bukti:
𝜀
Jika diberikan 𝜀 > 0, dan karena lim 𝑎𝑛 = 0, kita tahu bahwa ada 𝐾 = 𝐾 (𝐶) sedemikian

sehingga 𝑛 ≥ 𝐾 yang mengimplikasikan


𝜀
𝑎𝑛 = |𝑎𝑛 − 0| <
𝐶
Oleh karena itu bahwa jika 𝑛 ≥ 𝐾 dan 𝑛 ≥ 𝑚, maka
𝜀
|𝑥𝑛 − 𝑥| ≤ 𝐶𝑎𝑛 < 𝐶 ( ) = 𝜀
𝐶
Karena sebarang 𝜀 > 0, dapat disimpulkan bahwa 𝑥 = lim (𝑥𝑛 ).
3.1.11 Contoh
1
a) Tunjukan bahwa jika 𝑎 > 0 maka lim (1+𝑛𝑎) = 0

Jawab.

8
1 1
Karena 𝑎 > 0, maka 0 < 𝑛𝑎 < 1 + 𝑛𝑎, dan oleh karena itu 0 < 1+𝑛𝑎 < 𝑛𝑎. Hal ini
1 1 1 1 1
mengakibatkan |1+𝑛𝑎 − 0| ≤ (𝑎) 𝑛 , ∀𝑛 ∈ 𝑁. Karena lim (𝑛) = 0, maka dengan 𝐶 = 𝑎 >
1
0 dan 𝑚 = 1 berdasarkan Teorema 3.1.10 dapat disimpulkan bahwa lim (1+𝑛𝑎) = 0.

b) Tunjukan bahwa jika 0 < 𝑏 < 1 maka lim(𝑏 𝑛 ) = 0


Jawab.
1 1
Karena 0 < 𝑏 < 1 maka dapat di tulis 𝑏 = 1+𝑎 dimana 𝑎 ∶= 𝑏 − 1 dengan demikian 𝑎 >

0. Dengan menggunakan Ketaksamaan Bernoulli (1 + 𝑎)𝑛 ≥ 1 + 𝑛𝑎, maka


1 1 1
0 < 𝑏𝑛 = 𝑛
≤ <
(1 + 𝑎) 1 + 𝑛𝑎 𝑛𝑎
Menurut teorema 3.1.10 dapat disimpulkan bahwa lim(𝑏 𝑛 ) = 0.
Pada khususnya, jika 𝑏 = .8, jadi 𝑎 = .25 dan jika kita diberikan 𝜀 = .01, maka
4
ketaksamaan sebelumnya memberi kita 𝐾(𝜀) = .01 = 400. Bandingkan dengan contoh

3.1.6(d), dimana diperoleh 𝐾 = 25, ini memperlihatkan kepada kita bahwa metode
estimasi tidak memberikan nilai 𝐾 yang terbaik. Namun, untuk tujuan menentukan limit,
ukuran nilai 𝐾 tak penting.
1
c) Tunjukan bahwa jika 𝑐 > 0, maka lim 𝑐 𝑛 = 1
Jawab.
1
Untuk kasus 𝑐 = 1 adalah trivial, karena itu (𝑐 𝑛 ) barisan konstan (1,1,....) jelas bahwa

konvergen ke 1.
1
Jika 𝑐 > 1, maka 𝑐 𝑛 = 1 + 𝑑𝑛 untuk beberapa 𝑑𝑛 > 0. Dengan menggunakan
Ketaksamaan Bernoulli 2.1.13(c),
𝑐 = (1 + 𝑑𝑛 )𝑛 ≥ 1 + 𝑛𝑑𝑛 untuk 𝑛 ∈ 𝑁.
𝑐−1
Oleh karena itu 𝑐 − 1 ≥ 𝑛𝑑𝑛 , jadi 𝑑𝑛 ≤ . Akibatnya
𝑛
1
1
|𝑐 𝑛 − 1| = 𝑑𝑛 ≤ (𝑐 − 1) 𝑛 untuk 𝑛 ∈ 𝑁
1
Dengan menggunakan teorema 3.1.10 diambil kesimpulan bahwa lim 𝑐 𝑛 = 1
ketika 𝑐 > 1
1
Sekarang misalkan bahwa 0 < 𝑐 < 1, maka 𝑐 𝑛 = 1/(1 + ℎ𝑛 ) untuk beberapa ℎ𝑛 > 0.
Karenanya Ketaksamaan Bernoulli mengimplikasikan bahwa.
1 1 1
𝑐= ≤ < ,
(1 + ℎ𝑛 )𝑛 1 + 𝑛ℎ𝑛 𝑛ℎ𝑛

9
1
Yang mengakibatkan 0 < ℎ𝑛 < 𝑛𝑐 untuk 𝑛 ∈ 𝑁. Oleh karena itu
1 ℎ𝑛 1
0 < 1 − 𝑐𝑛 = < ℎ𝑛 <
1 + ℎ𝑛 𝑛𝑐
Jadi,
1
1 1
|𝑐 𝑛 − 1| < (𝑐 ) 𝑛 untuk 𝑛 ∈ 𝑁
1
Dengan menggunakan Teorema 3.1.10 di ambil kesimpulan bahwa lim 𝑐 𝑛 = 1 ketika 0 <
𝑐<1
1
d) Tunjukan bahwa lim (𝑛𝑛 ) = 1

Jawab.
1 1
Karena 𝑛𝑛 > 1 untuk 𝑛 > 1, kita dapat menuliskan 𝑛𝑛 = 1 + 𝑘𝑛 untuk 𝑘𝑛 > 0 ketika 𝑛 >
1. Oleh karena itu 𝑛 = (1 + 𝑘𝑛 )𝑛 untuk 𝑛 > 1. Dengan Teorema Binomial, jika 𝑛 > 1
maka
1 1
𝑛 = 1 + 𝑛𝑘𝑛 + 𝑛(𝑛 − 1)𝑘𝑛2 + ⋯ ≥ 1 + 𝑛(𝑛 − 1)𝑘𝑛2
2 2
Dengan demikian
1
𝑛−1≥ 𝑛(𝑛 − 1)𝑘𝑛2
2
2(𝑛 − 1) ≥ 𝑛(𝑛 − 1)𝑘𝑛2
2 ≥ 𝑛𝑘𝑛2
2
≥ 𝑘𝑛2
𝑛
2
Karena 𝑘𝑛2 ≤ 𝑛 untuk 𝑛 > 1. Jika diberikan 𝜀 > 0, dengan sifat Archimedes bahwa ada
2
bilangan asli 𝑁𝜀 sedemikian sehingga < 𝜀 2 . Dengan demikian jika 𝑛 > sup{2, 𝑁𝜀 }
𝑁𝜀
2
maka 𝑛 < 𝜀 2 , yang mana
1
1 2 2
0< 𝑛𝑛 − 1 = 𝑘𝑛 ≤ ( ) < 𝜀
𝑛
1
Karena sebarang 𝜀 > 0, kita menyimpulkan bahwa lim (𝑛𝑛 ) = 1.

10

Anda mungkin juga menyukai