Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESPIROLOGI

INFEKSI STREPTOKOKUS

Oleh :
Amallia Nuggetsiana Setyawati

Pembimbing:
Prof. dr. M. Sidhartani Zain, MSc, SpA(K)
dr. Dwi Wastoro Dadiyanto, SpA(K)
dr. M.S. Anam, Msi.Med, SpA

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS) I


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FK UNDIP
SMF ILMU KESEHATAN ANAK RSUP Dr. KARIADI
SEMARANG
2018
INFEKSI STREPTOKOKUS

A. Demam rematik akut

1. Manifestasi klinis1 :

Ada 5 kriteria mayor menurut Jones yang telah di revisi, yaitu :

 Carditis dan valvulitis ( pancarditis) 50 – 70 % kasus.

 Arthritis ( migratory polyarthritis pada sendi besar) , 35 - 66 % kasus.

 Keterlibatan susunan saraf pusat (Sydenham chorea),10 -30 % kasus.

 Subcutaneous nodules , 0 – 10%.

 Erythema marginatum – <6 %.

Ada 4 kriteria minor menurut Jones yang telah di revisi, yaitu :

 Arthralgia

 Demam

 Peningkatan acute phase reactants (erythrocyte sedimentation rate [ESR], C-


reactive protein [CRP]), ESR ≥60 mm/jam dan CRP ≥3 mg/dL (≥30 mg/L)

 Pemanjangan interval PR pada EKG

2. Diagnosis 1

Demam Rematik & Penyakit Jantung Rematik (berdasarkan revisi kriteria Jones)
yaitu:

 Demam Rematik serangan pertama: 2 kriteria major atau 1 kriteria major dan 2
minor + Streptokokus B hemolitukus grup A bukti infeksi sebelumnya.
 Demam Rematik serangan rekuren tanpa Penyakit Jantung Rematik : 2 major atau
Demam Rematik serangan rekuren dengan Penyakit Jantung Rematik: 2 minor +
bukti Streptokokus B hemolitukus grup A sebelumnya .
 Korea Syndenham: tidak perlu kriteria major lainnya atau bukti Streptokokus B

hemolitikus grup A
 Penyakit Jantung Rematik (stenosis mitral murni atau

kombinasi dengan insufisiensi dan atau gangguan aorta): tidak perlu kriteria lain.
3. Pemeriksaan penunjang : darah rutin, acute-phase reactants (ESR & CRP), swab
tenggorok, ASTO ( anti streptolisin titer O ) , Photo thorax dan EKG. Konsultasi ke
divisi kardiologi untuk mengetahui apakah ada keterlibatan organ jantung, bila perlu
dilakukan echocardiography.

4. Tata laksana1,2 :

- Istirahat baring
- Anti inflamasi
- Eradikasi kuman: Benzathine penicillin G, 0.6 to 1.2 million units intramuscular,
satu kali pemberian.
- Profilaksis jangka panjang: 2

B. Gromerulonefritis akut paska streptokokus 3

1. Manifestasi klinis : 50% asimptomatik, hematuria/ gross hematuria, Kasus klasik atau
tipikal diawali dengan infeksi saluran napas atas dengan nyeri tenggorok dua minggu
mendahului timbulnya sembab, anuria/oliguria, hipertensi dan edema.

2. Pemeriksaan penunjang :
- Urin rutin ( hematuria/ gross hematuria, proteinuria )
- Lab darah : peningkatan titer ASO ( anti streptolisin titer O ), antihialuronidase
(AH ase) dan antideoksiribonuklease (AD Nase-B) dan penurunan komplemen
C3.
- LED umumnya meninggi pada fase akut dan menurun setelah gejala klinik
menghilang.
3. Tata laksana :
- Istirahat dan terapi simptomatik
- Pemberian antibiotik pada GNAPS sampai sekarang masih sering dipertentangkan.
Terapi medikamentosa golongan penisilin diberikan untuk eradikasi kuman, yaitu
Amoksisilin 50 mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Jika terdapat alergi
terhadap golongan penisilin, dapat diberi eritromisin dosis 30 mg/kgbb/hari.

C. Tonsilofarigitis infeksi streptokokus grup A4


1. Manifestasi klinis : nyeri tenggorokan, demam, eksudat (+/-) dan pembesaran
tonsil / faring, pembesaran kelenjar getah bening di servikal anterior.
2. Pemeriksaan penunjang : swab tenggorok dan lab darah ( titer ASO )
3. Tata laksana:

- Terapi simptomatik
- Antibiotik pilihan pada terapi faringitis akut Streptokokus grup A adalah
Penisilin V oral 15-30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama 10 hari atau
benzatin penisilin G IM dosis tunggal dengan dosis 600.000 IU (BB<30 kg)
dan 1.200.000 IU (BB>30 kg). Amoksisilin dapat digunakan sebagai
pengganti penisilin pada anak yang lebih kecil, karena selain efeknya sama,
amoksisilin juga memiliki rasa yang lebih enak. Amoksisilin dengan dosis
50 mg/kgBB/hari dibagi 2 selama 6 hari, efektivitasnya sama dengan
Penisilin V oral selama 10 hari. Untuk anak yang alergi penisilin dapat
diberikan eritromisin etil suksinat 40 mg/kgBB/hari, eritromisin estolat 20-
40 mg/kgBB/hari, dengan pemberian 2, 3, atau 4 kali per hari selama 10
hari; atau dapat juga diberikan makrolid baru misalnya azitromisin dengan
dosis tunggal 10 mg/kgBB/hari, selama 3 hari berturut-turut.

D. PANDAS: Pediatric autoimmune neuropsychiatric disorder associated with


group A streptococci5
1. Manifestasi klinis : Obsessive-compulsive disorder (OCD) dan/ tic
disorder , onset usia 3 tahun – pubertas, gangguan neurologis ( gerakan
motoric berlebihan seperti TIC, chorea ).
2. Pemeriksaan penunjang :
- Kultur swab tenggorok atau kulit
- Lab darah : peningkatan titer ASO ( anti streptolisin titer O ) dan/
antideoksiribonuklease (AD Nase-B).
3. Tata laksana :
- Azithromycin 12 mg/kg per oral 1 dosis selama 5 hari (dosis maximum
500 mg). Pilihan lain : Cefadroxil (30 mg/kg /24 jam, 10 hari).
- Terapi neuropsikiatri : tetrabenazine, fluphenazine, atau risperidone

E. Streptococcal toxic shock syndrome6

1. Manifestasi klinis : riwayat trauma ringan ( bengkak, eritema, ekimosis


), demam (influenza-like syndrome), dan paling berat adalah syok.
2. Pemeriksaan penunjang : isolasi kuman streptokokus ( darah, LCS,
cairan pleura atau peritoneal, atau biopsy jaringan/ luka ).
3. Tata laksana :
- Tata laksana syok septik
- Debridemen luka
- Antibiotik : Clindamycin ( 900 mg/8jam intra vena ) dan
Penicillin G ( 4 juta unit/4jam intra vena )
F. Demam Scarlett7
1. Manifestasi klinis : demam, eritema difus dan papul ( sandpaper )strawberry
tongue, linear petechial character ( Pastia’s line ).

Gambar 1. Strawberry tongue


Gambar 2. Gambaran eritema dan papul (Sandpaper)

Gambar 3. Pastia’s line


2. Pemeriksaan penunjang
- Kultur dan swab tenggorok
- Lab darah : peningkatan titer ASO ( anti streptolisin titer O ) dan/
antideoksiribonuklease (AD Nase-B)
3. Tata laksana : oral Penicilin V atau amoxicillin selama 10 hari.
Daftar pustaka

1. Park MK. Park’s pediatric cardiology for practitioner. Sixth edition. Philadelphia:
Saunders; 2014.h.1226-48.
2. Steer A, Gibofsky A. Acute rheumatic fever[Internet]. 2018[updated 2018 May 2; cited
2018 July 18]. Available from: https://www.uptodate.com/contents/acute-rheumatic-
fever-treatment-and-prevention.
3. Rauf S, Albar H, Aras J. Konsensus glomerulonephritis paska streptokokus. Jakarta:
UKK nefrologi IDAI; 2012.h.1-17.
4. Pichichero ME. Streptococcal pharyngitis[Internet]. 2018[updated 2018 July 5; cited
2018 July 18]. Available from: https://www.uptodate.com/contents/treatment-and-
prevention-of-streptococcal-pharyngitis.
5. Pichichero ME. PANDAS: Pediatric autoimmune neuropsychiatric disorder associated
with group A streptococci[Internet].2018[updated 2018 Jun 7; cited 2018 July 18].
Available from:https://www.uptodate.com/contents/pandas-pediatric-autoimmune-
neuropsychiatric-disorder-associated-with-group-a-streptococci.
6. Stevens DL. Streptococcal toxic shock syndrome[Internet].2017[updated 2017 Dec 5;
cited 2018 July 18]. Available from: https://www.uptodate.com/contents/streptococcal-
toxic-shock-syndrome.
7. Pichichero ME. Complications of Streptococcal pharyngitis[Internet]. 2018[updated
2018 July 5; cited 2018 July 18]. Available from:
https://www.uptodate.com/contents/complications-of-streptococcal-
tonsillopharyngitis.

Anda mungkin juga menyukai