Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

Modul Praktikum : Amobilisasi Sel Ragi Menggunakan Na-Alginat


Tanggal Praktikum : 28 Mei 2018 – 11 Juni 2018
Tanggal Laporan : 18 Juli 2018
Dosen Pembimbing : Bevi Lidya, Dra., M.Si., Apt

KELOMPOK 1
2-ANALIS KIMIA
Ahya Sularasa 161431001

Anri Dwi Febrianto 161431002

Aprilia Yean Wisaka 161431005

Auliya Rahmawati 161431006

Bella Cika Sabila 161431007

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN BIOPROSES


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
A. Tujuan
- Dapat melakukan amobilisasi pada sel Saccharomyses cerevisiae
- Dapat melakukan fermentasi alcohol dari glukosa menggunakan sel amobil
- Membandingkan hasil fermentasi alcohol dengan sel amobil dan sel bebas

B. Dasar Teori

Sel amobil adalah sel yang terikat secara fisik atau terlokalisasi pada suatu
tempat tertentu yang masih mempunyai aktifitas katalitik dan dapat digunakan untuk
pemakaian berulang-ulang dan kontinu. Proses ini dapat dilakukan dengan cara
mengikatkan sel pada suatu bahan tertentu melalui pengikatan kimiawi dengan
menahannya secara fisik dalam suatu rongga/ruang bahan atau dengan cara gabungan
keduanya.

Teknologi amobilisasi memegang peranan penting dalam perkembangan proses


biokimia dalam suatu bioreaktor. Sel yang mengalami immobilisasi (immoblized
mivrobial cells) telah banyak diterapkan dalam fermentasi misalnya produksi alkohol,
asam amino, antibiotik atau pada degradasi polutan limbah cair. Immobilisasi sel adalah
suatu proses untuk menghentikan pergerakan dari molekul sel atau enzim dengan
menahannya pada suatu matriks.

Kelebihan amobilisasi sel dibandingkan dengan sel bebas (free cells) :

1. Melindungi sel dari kondisi buruk lingkungan sekitar (suhu, pH, pelarut organik,
racun).
2. Proses separasi menjadi lebih mudah dan cepat.
3. Meningkatkan produktifitas sel karena dapat digunakan berulang kali
4. Memudahkan pemisahan antara sel dengan produk.
5. Dapat melakukan reaksi beruntun (sinergis) karena adanya multienzim.
6. Adanya zat pendukung , dapat menahan organism dalam bioreactor sehingga laju
reaksi dapat ditingkatkan.

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 2


7. Sel mikroba mampu meregenerasi kofaktor yang penting bagi reaksi biosintesis.
8. Biaya untuk perancangan /pembuatan bioreactor dapat dikurangi.

Kerugian amobilisasi sel dibandingkan dengan sel bebas (free cells) :

1. Sel mengandung sejumlah besar enzim sehingga memungkinkan mengkatalisis


reaksi samping yang tak dikehendaki
2. Amobilisasi sel yang sedang tumbuh, memungkinkan produk yang diperoleh
sedikit
3. Amobilisasi sel yang sedang tumbuh memungkinkan adanya rintangan pada
ruang yang kosong diantara partikel sehingga aliran substrat tertahan.

Teknik amobilisasi terdiri atas beberapa prinsip, menurut Bickerstraff (1997)


terdapat 5 prinsip amobilisasi sel atau enzim yaitu :
 Metoda Ikatan antar Polimer (cross-linking).
Dinding sel mikroba yang mengandung gugus amin bebas dan gugus
karboksil dapat berikatan silang dengan senyawa seperti glutaraldehid atau
toluene diisosianat. Sel mikroba juga dapat diamobilisasi melalui ikatan ion
dengan senyawa polielektrolit. Metoda amobilisasi dengan cara ini jarang
dilakukan untuk sel. Dalam penggunaan untuk amobilisasi sel, metoda ini
biasanya dikombinasikan dengan metoda penjerapan (entrapment) untuk
stabilisasi proses amobilisasi. Metoda ini diterapkan untuk amobilisasi sel
mikroba, tumbuhan maupun enzim.
 Metoda Kopolimerisasi (copolymerization).
Metoda ini merupakan metoda pengembangan dari metoda ikatan antar
polimer (cross-linking). Pada saat proses amobilisasi biasanya ditambahkan
senyawa yang berfungsi sebagai “spacer” seperti gelatin, albumin, polietilenimin
ke dalam suspensi sel yang akan diamobilisasi. Selanjutnya suspensi sel ini
diamobilisasi dengan metoda ikatan antar polimer. Prosedur ini akan membuat
sel terperangkap pada suatu jaring kovalen. Metoda ini banyak menyebabkan
kematian sel, akan tetapi pada beberapa aplikasi metoda ini dapat digunakan

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 3


(Brodelius, 1987). Sama halnya dengan metoda ikatan antar polimer, metoda ini
juga banyak digunakan dalam amobilisasi sel tumbuhan, sel mikroba dan enzim.
 Metoda Ikatan Kovalen.
Metoda ini dilakukan dengan cara menggunakan sistem dimana sel dapat
terikat secara kovalen dengan gugus reaktif dari suatu matrik, atau sel terikat
pada suatu senyawa perantara yang menghubungkan sel dengan matriknya.
Contohnya matrik selulosa dapat dikombinasi dengan glutaraldehid sebagai
senyawa perantara. Senyawa perantara ini sebagian besar bersifat toksik
sehingga dapat merusak sel (Brodelius, 1987). Digunakan untuk amobilisasi
semua jenis sel (tumbuhan, mikroba) dan enzim.
 Metoda Adsorpsi
Metoda ini didasarkan kepada afinitas mikroba terhadap suatu permukaan
padat. Fenomena ini dapat terjadi secara alami. Misalnya, mikroba yang terikat
pada butiran pasir, partikel tanah, permukaan gigi, permukaan logam dan
permukaan senyawa polivinilklorida. Kekuatan afinitas mikroba terhadap suatu
permukaan padat tergantung pada jenis mikroba. Reaksi yang terjadi antara
permukaan padat dengan sel adalah interaksi elektrostatik. Beberapa jenis bahan
yang telah digunakan untuk amobilisasi sel dengan cara ini adalah selulosa,
lektin, polivinilklorida (Brodelius, 1987). Metoda ini banyak diaplikasikan untuk
amobilisasi sel mikroba.
 Metoda Penjerapan (entrapment).
Pada metode entrapping, imobilisasi, enzim/sel didasarkan pada penempatan
enzim di dalam kisi dari suatu polimer atau di dalam membran yang bersifat semi
permiabel. Bila enzim ditempatkan dalam kisi, maka metode yang digolongkan
adalah jenis kisi, sedang bila ditempatkan dalam membran yang bersifat
semipermiabel, maka metodenya digolongkan ke dalam jenis mikrokapsul
(Chibata, 1978).

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 4


C. Alat dan Bahan

Alat Bahan
- Cawan petri - Na-alginat
- Pipet tetes - CaCl2 0,1 M
- Pipet ukur 1 ml, 5 ml - Stock culture
- Gelas ukur 100 ml Saccharomyses cerevisiae
- Gelas kimia 50 ml, 100 ml - GYEA
- Erlenmeyer 250 ml, 500 ml - GYEB
- Spirtus - 0,1% Tween 80
- Jarum ose - NaCl 0,9% (b/v)
- Shaker incubator - Alkohol
- Fermentor - Aquadest
- Sentifuge
- Syringe
- Neraca Analitik
- Spatula
- Kertas timbang
- Hot Plate
- Magnetik Stirrer
- Autoklaf
- Batang pengaduk
- Labu takar 50 ml/100 ml

** Catatan : Alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan steril begitupun
dengan lingkungan tempat bekerja.

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 5


D. Cara Kerja
1. Produksi miselia ragi Saccharomyses cerevisiae

Menumbuhkan ragi dalam cawan petri yang berisi GYEA

Inkubasi pada suhu dan waktu optimumnya

Memasukkan spora ke dalam 50 ml air steril yang mengandung


0,1 % Tween 80

Aduk hingga membentuk suspensi

Ambil 1 ml suspensi ke dalam erlenmeyer 500 ml yang berisi 49 ml


medium cair

Inkubasi pada suhu dan waktu optimumnya (150


rpm)

Sentifuge selama 10 menit (10000 rpm)

Cuci dengan larutan NaCl 0,9%

Sel siap untuk diamobilisasi

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 6


2. Pembuatan larutan Na-alginat 2 % (w/w)

Menimbang 2,00 gram Na-alginat

Larutkan dengan 100 ml aquadest

Panaskan pada suhu 70oC selama 15 menit hingga membentuk gel

Dinginkan hingga mencapai suhu 40oC

3. Pembuatan larutan standar glukosa dan etanol

Membuat larutan standar glukosa dan etanol 2%, 4%, 6%, 8% dan
10%

Ukur % brix (untuk glukosa) dan indeks bias (untuk


etanol)

Membuat kurva kalibrasi glukosa dan etanol

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 7


4. Amobilisasi sel dalam Na-alginat

Memasukkan 1,5 gram miselium ke dalam gelas kimia 100 ml yang telah
berisi 3 ml Na-alginat 2%

Aduk perlahan hingga homogen

Masukkan campuran ke dalam syringe

Teteskan ke dalam labu erlenmeyer yang berisi 100 ml CaCl2 0,1 M pada
suhu ruang

Terbentuk butiran-butiran (beads)

Biarkan beads semalam pada


suhu 4oC

Cuci dengan NaCl 0,9%

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 8


5. Fermentasi alcohol dari glukosa

Melakukan fermentasi alkohol dari glukosa dengan sel ragi teramobil

Ukur % brix dan indeks bias selama 10 menit sekali

Melakukan fermentasi alkohol dari glukosa dengan sel ragi bebas

Ukur % brix dan indeks bias selama 10 menit sekali

Hitung kenaikan jumlah produk dan penurunan jumlah substrat berdasarkan kurva
kalibrasi glukosa dan etanol yang telah dibuat

Membandingkan hasil fermentasi


dengan sel amobil dan sel bebas

E. Keselamatan Kerja

Mengingat bahaya serta sifat bahan biologis yang digunakan , maka untuk
keselamatan kerja perlu diperhatikan hal-hal berikut :

- Praktikan wajib mengenakan alat keselamatan kerja (lab-jas, masker,


penutup kepala, dan sarung tangan. Hal ini dilakukan agar mikroba yang
akan dibiakkan tidak terhirup.

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 9


- Memperlakukan kultur mikroba dengan hati-hati. Teknik aseptic harus
dilakukan dengan benar sehingga tidak terjadi kontaminasi, khususnya jika
mikroba yang digunakan bersifat pathogen.
- Menggunakan alat pembakar spirtus dengan hati-hati untuk menghindari
terjadinya kebakaran.
- Sebelum praktikum dimulai, praktikan sangat disarankan sarapan dan minum
susu terlebih dahulu.

F. Data Pengamatan
a. Pembuatan kurva standar glukosa dan etanol
Standar glukosa :
Konsentrasi Glukosa % Brix
2% 1,6 %
4% 3,1 %
6% 4,1 %
8% 5,8 %
10 % 6,9 %

Standar etanol :
Konsentrasi Etanol Indeks Bias
2% 1,3332
4% 1,3345
6% 1,3353
8% 1,3360
10 % 1,3364

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 10


b. Pengukuran hasil fermentasi
Dengan sel amobil :
Waktu Indeks Bias % Brix
T1 1,3365 2,4
T2 1,3357 2,0
T3 1,3360 2,1
T4 1,3356 1,7
T5 1,3348 1,3
T6 1,3351 1,4
T7 1,3348 1,3
T8 1,3356 1,7
T9 1,3356 1,7
T10 1,3355 1,8

Dengan sel bebas :


Waktu Indeks Bias % Brix
T1 1,3360 2,3
T2 1,3365 2,4
T3 1,3364 2,3
T4 1,3363 2,2
T5 1,3357 2,0
T6 1,3353 1,7
T7 1,3351 1,6
T8 1,3355 1,7
T9 1,3358 2,1
T10 1,3362 2,2

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 11


G. Pengolahan Data

Kurva Kalibrasi Glukosa y = 0.665x + 0.0031


R² = 0.9949
8.0%
7.0%
6.0%
5.0%
% Brix

4.0%
3.0%
2.0%
1.0%
0.0%
0% 2% 4% 6% 8% 10% 12%
Konsentrasi Glukosa

Kurva Kalibrasi Etanol y = 0.395x + 13.327


R² = 0.959
13.3700
13.3650
13.3600
Indeks Bias

13.3550
13.3500
13.3450
13.3400
13.3350
13.3300
0% 2% 4% 6% 8% 10% 12%
Konsentrasi Etanol

a. Perhitungan kadar glukosa selama proses fermentasi :

Persamaan kurva : y = 0,665x + 0,003

% brix pada t tertentu = sebagai y

Konsentrasi glukosa pada t tertentu = sebagai x, maka :

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 12


y – 0,003
X=
0,665

b. Perhitungan kadar etanol selama proses fermentasi :

Persamaan kurva : y = 0,395x + 13,32

Indeks bias pada t tertentu = sebagai y

Konsentrasi etanol pada t tertentu = sebagai x, maka :

y – 13,32
X=
0,395

c. Konsentrasi glukosa dan etanol selama proses fermentasi


Dengan sel amobil :

Waktu Konsentrasi Konsentrasi


Glukosa Etanol

T1 3.6045 0.1139
T2 3.0030 0.0937
T3 3.1534 0.1013
T4 2.5519 0.0911
T5 1.9504 0.0709
T6 2.1008 0.0785
T7 1.9504 0.0709
T8 2.5519 0.0911
T9 2.5519 0.0911
T10 2.7023 0.0886

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 13


Konsentrasi Glukosa dan Etanol selama
proses fermentasi (Sel Amobil)
3.5000
3.0000
Konsentrasi (%)

2.5000
2.0000
1.5000 C Glukosa (%)
1.0000 C Etanol (%)
0.5000
0.0000
0 2 4 6 8 10 12
Waktu

Dengan sel bebas :

Waktu Konsentrasi Konsentrasi


Glukosa Etanol
T1 3.4541 0.1013
T2 3.6045 0.1139
T3 3.4541 0.1114
T4 3.3038 0.1089
T5 3.0030 0.0937
T6 2.5519 0.0835
T7 2.4015 0.0785
T8 2.5519 0.0886
T9 3.1534 0.0962
T10 3.3038 0.1063

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 14


Konsentrasi Glukosa dan Etanol selama
proses fermentasi (Sel Bebas)
3.5000
3.0000
Konsentrasi (%) 2.5000
2.0000
1.5000 C Glukosa (%)
1.0000 C Etanol (%)
0.5000
0.0000
0 2 4 6 8 10 12
Waktu

H. Pembahasan

Pada praktikum ini, dilakukan fermentasi glukosa menjadi alkohol menggunakan


ragi Saccharomyces cerevisae. Adapun sel ragi yang digunakan dalam proses fermentasi
adalah sel amobil dan sel bebas. Hal ini dilakukan agar dapat membandingkan hasil
fermentasi dengan sel amobil dan sel bebas sehingga dapat memutuskan metode mana
yang lebih baik.

Sel ragi yang akan diamobilisasi ditumbuhkan dahulu pada cawan petri berisi
media GYEA yang disimpan dalam inkubator sampai menghasilkan spora yang cukup
banyak (pada waktu dan suhu optimumnya). Kemudian ditumbuhkan dalam media cair
GYEB yang ditambah 0.1% tween 80 dalam inkubator shaker sehingga membentuk
miselia.

Proses amobilisasi dilakukan dengan metode penjeratan secara fisik dalam


membran semi permeable. Matriks pendukung yang bisa digunakan salah satunya yaitu
jenis polimer porous yaitu alginate, dan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Na-
alginat. Proses amobilisasi ini dilakukan denganmencampurkan suspensi ragi dengan

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 15


Na-alginat yang telah dibuat. Campuran yang telah dihomogenkan ini dimasukkan ke
dalam syringe untuk dibentuk menjadi butiran-butiran (beads). Pembentukan beads ini
akan terjadi saat campuran dijatuhkan atau terkena kontak dengan larutan CaCl2.

Reaksi yang terjadi saat pembentukan beads adalah :

2Na-alginat + CaCl2  Ca-alginat + 2NaCl

Ketika natrium alginat dilarutkan dalam kalsium klorida, maka akan terbentuk
gel kalsium alginat yang tidak larut dalam air. Ikatan antara kalsium dengan alginat
adalah ikatan khelat (antara kalsium dengan rantai L-guluronat dari alginat). Karena
ikatan inilah beads akan terbentuk dengan sendirinya. Hasil beads diharapkan berbentuk
bulat sempurna dengan ukuran yang sama tiap beadsnya. Maka dari itu, diperlukan
ketilitian dan ketelatenan saat membuat beads menggunakan syringe ini.

Hasil beads ini disimpan selama satu malam pada suhu 4oC dalam keadaan masih
terendam dalam larutan CaCl2. Setelah beads dibilas menggunakan larutan NaCl 0.9 %,
beads ini siap digunakan untuk fermentasi alkohol. Setiap proses atau langkah dilakukan
secara aseptik dan juga menggunakan alat yang steril untuk menghindari masuknya
kontaminan.

Fermentasi alkohol dari glukosa dilakukan dengan bantuan fermentor. Setiap 10


menit sekali, hasil fermentasi disampling untuk diukur % brix dan indeks biasnya. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak kenaikan jumlah produk dan
penurunan jumlah substrat. Nilai ini bisa diperoleh dengan menginterpolasikannya ke
dalam kurva kalibrasi. Maka dari itu dibuatlah deret standar glukosa dan etanol dengan
konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Deret standar ini diukur % brix nya (untuk
glukosa) dan indeks biasnya (untuk alkohol).

Fermentasi dengan sel bebas dilakukan persis seperti fermentasi sebelumnya


dengan sel amobil, hanya saja sel yang digunakan untuk memfermentasi alcohol tidak
melalui tahap amobilisasi terlebih dahulu. Persamaan kurva kalibrasi glukosa yaitu y =

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 16


0,665x + 0,003 (R2 = 0,994) sedangkan persamaan kurva kalibrasi etanol yaitu y =
0,395x + 13,32 (R2 = 0,959).

Hasil percobaan menunjukkan bahwa baik fermentasi menggunakan sel amobil


dan sel bebas menunjukkan penurunan konsentrasi substrat (glukosa) seiring dengan
berjalannya waktu. Sebaliknya, konsentrasi etanol yang dihasilkan dari proses
fermentasi meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Namun, kenaikan jumlah
produk dan penurunan jumlah substrat ini tak stabil, karena diakhir pengukuran justru
menunjukkan hasil yang sebaliknya. Kondisi ini cenderung sama antara fermentasi
dengan sel amobil dan sel bebas. Tapi, hasil produk alcohol menggunakan sel bebas
menunjukkan nilai yang lebih tinggi (pada T10) yaitu 0,1063 daripada fermentasi
dengan sel amobil yaitu 0,0886. Meski begitu, fermentasi dengan sel amobil memiliki
kelebihan yang tidak dimiliki oleh fermentasi dengan sel bebas, yaitu sel dapat
digunakan berulang-ulang.

I. Kesimpulan

Proses fermentasi alcohol dari glukosa menggunakan sel bebas Saccharomyses


cerevisiae selama 100 menit menghasilkan etanol dengan konsentrasi yang lebih tinggi
yaitu 0.1063 % daripada sel amobil yaitu 0.0886 %.

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 17


Daftar Pustaka

Chibata, I. 1978. Immobilized Enzymes. Research and Development, Kodansha Ltd.,


Tokyo

Kennedy, J.F., 1995. Principles of Immobilization of Enzymes. London, UK : Elis


Hardwood

Kierstan MPJ, Cough D MP. 1985. Immobilisation of Cells and Enzymes by Gel
Entrapment. Oxford : IRL Press.

Bioteknologi - Amobilisasi sel ragi dengan Na-Alginat – Kelompok 1 Page 18

Anda mungkin juga menyukai