com
LAPORAN PRAKTIK
SURVAI KESEHATAN LINGKUNGAN DI DESA PAKULI
KECAMATAN GUMBASA
KABUPATEN SIGI
TAHUN 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing mata kuliah dasar
kesehatan lingkungan dan telah disahkan oleh ketua jurusan kesehatan lingkungan
Mengetahui:
GUSMAN ARSYAD,STT,M.Kes
Nip. 19670806199103 1 003
Ketua Jurusan
AMSAL, SKM.M.Kes
Nip.19660513 198802 1 002
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
KATA PENGANTAR
Allah Swt. Atas rahmat, taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan laporan
Kabupaten Sigi” sebagai akhir dari rangkaian survai yang kami lakukan untuk
dilakukan dalam mengukur derajat kesehatan di suatu tempat. Dari survai inilah kita
manusia.
Dalam proses survai ini kami menyadari banyak kekurangan yang terdapat di
dalamnya. Ini tidak lain dikarenakan pengalaman kan pengetahuan kami yang masih
kurang tentang kesehatan lingkungan. Namun ucapan terima kasih yang tak terhingga
kamiucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan kami bantuan dalam
kepada pemerintah desa pakuli yang telah menerima dan mengizinkan kami untk
Kata sempurna memang masih jauh dari apa yang telah kami buat ini, namun
kritik dan saran akan terus kami harapkan agar menjadi pembelajaran dikemudian
hari.
Penyusun
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah..............................................................
C. Manfaat .............................................................................
D. Tujuan ...............................................................................
A. Pengertian-pengertian ........................................................
D. Kondisi Perumahan............................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................
B. Saran ................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan bahaya kematian yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan hidup yang
ada di sekeliling mereka seperti benda mati, mahluk hidup, adat istiadat,
saat itu, setiap kejadian yang luar biasa yang terjadi pada saat itu selalu
kemarahan dewa.
revolusi industri di inggris pada abad ke-19 menimbulkan masalah baru bagi
buangan dan kotoran manusia, serta perubahan sosial dan kesehatan yang terjadi.
(Budiman Chandra,2007)
makanan, sampai dengan ledakan jumlah penduduk yang secara langsung akan
Survei sanitasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan yang bersifat
penyakit diare.
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
kecamatan gumbasa.
pakuli.
Lingkungan.
D. Manfaat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kesehatan Lingkungan
Menurut Dr. Budiman Chandra (2007), tujuan dan ruang lingkup kesehatan
lingkungan dapat dibagi menjadi menjadi dua, secara umum dan secara khusus.
1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada
manusia.
Adapun tujuan dan ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan
dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan mahlik hidup lain dan
4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian,
5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor dan cara
6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
kesehatan lingkungan.
a. Menurut Zikmund
Survai adalah satu bentuk teknik survai di mana informasi dikumpulkan dari
b. Menurut Bailey
c. Wikipedia.org
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.
Sekitar tiga per empat tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat
bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa meminum air. Selain itu air juga
rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter
atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi bergantung pada keadaan
3. Sampah Padat
lain dari sumber daya alam. Selain menghasilkan barang yang doikonsumsi,
dibutuhkan oleh manusia. Bahan buangan makin hari makin banyak. Hal ini
dan dipihak lain dengan ketersediaan ruang hidup manusia yang relatif tetap.
disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal ari kegiatan manusia dan
a. Pengelompokkan Sampah
sebagainya.
kayu, karet, dan daun kering. Dan rubbish yang tidak mudah
perumahan.
cair.
4. Limbah Cair
Limbah cair merupakan salah satu jenis sampah. Adapun jenis sampah
(waste) adalah zat-zat ayau benda yang berasal dari rumah maupun sisa-sisa
5. Kondisi Perumahan
Rumah yang baik terdiri dari rumah yang dilengkapi dengan berbagai
fasilitas pendukungnya, seperti srana jalan, saluran air kotor, tempat sampah,
sumber air bersih, lampu jalan, tempat bermain anak-anak, sekolah, tempat
ibadah, balai pertemuan dan pusat kesehatan masyarakat, serta harus bebas
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
pada dasarnya ditunjukkan untuk menyediakan rumah tinggal yang cukup baik
dalam bentuk disain, letak dan luas ruangan, serta fasilitas lainnya untuk agar
1) Harus dapat melindungi dari hujan, panas, dingin, dan dapat berfungsi
Sebagai salah satu Negara berkenbang dengan jumlah penduduk lebih dari 200
1) Urbanisasi Penduduk
kota. Lahan pertanian yang semakin berkurang terutama di pulau jawa dan
bondong dating ke kota besar mencari pekerjaan sebagai pekerja kasar seperti
dengan cara dumping tanpa ada pengelolaan lebih lanjut. Sistem pembuangan
sampah semacam ibi memerlikan lahan yang cukup luas, juga menyebabkan
pencemaran tanah, udara, dan air selain lahannya juga dapat menjadi tempat
Berdasarkan hasil survai yang pernah dilakukan, hanya sekitar 60% penduduk
mana-mana.
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
4) Pencemaran Udara
Selain itu, hamper setiap tahun asap tebal meliputi wilayah nusantara bahkan
dan perkebunan.
Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari industry maupun rumah
tangga dibuang langsung dan bercampur menjadi satu ke badan sungai atau
6) Bencana Alam/pengungsian
Genpa bumi, tanah longsor, gunung meletus, atau banjir yang sering terjadi di
pemukinan, gedung atau tempat industri baru tanpa didahului dengan studi
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
banjir, pencemaran udara, air dan tanah serta masalah sosial lain.
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
BAB III
METODOLOGI SURVAI
A. Jenis Survai
Pelaksanaan survai dilakukan pada hari minggu tanggal 22 Januari 2012 selama 1
hari.
1. Populasi
Populasi dalam survai ini adalah seluruh kepela keluarga yang ada di
desa Pakuli yang berjumlah 1021 Kepala Keluarga dan tersebar di 3 Dusun.
2. Sampel
Yang menjadi sampel dalam peneletian ini adalah sebagian dari kepala
keluarga yang ada di desa pakuli yang memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi sampel, dalam hal ini kami mengambil sampel sebanyak 30% dari
Jumlah sampel yang akan diteliti sebanhyak 30% dari jumlah populasi
kepala keluarga di desa pakuli yang berjumlah 306 kepa;a keluarga yang
%
= x jumlah populasi
%
%
= x 1021
%
Jadi, jumlah sampel yang akan diteliti berjumlah 306 Kepala Keluarga,
1. Data Primer
2. Data Sekunder
E. Penyajian Data
direkapitulasi ke dalam sebuah master table dan akan dijelaskan dengan narasi.
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
BAB IV
Dari hasil survai yang telah kami lakukan di desa pakuli pada tanggal 23
A. Kondisi Umum
Desa pakuli adalah salah Satu desa di Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi
Biromaru yang terletak di sebelah selatan dari Kota Palu. Luas wilayahnya ±
SAB Jumlah %
Memiliki 259 84,64
Tdk memiliki 47 15,36
Jumlah 306 100
Dari hasil survai didapatkan data bahwa 84,64% rumah di Desa Pakuli telah
memiliki sarana penyediaan air bersih. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat
desa Pakuli sebagian besar telah memnuhi kebutuhan air bersih setiap harinya.
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
Sedangkan rumah yang belum memiliki sarana penyediaan air bersih sebanyak
15,36 % .
Ketersediaan air bersih yang mencukupi adalah salah satu faktor utama
ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi
per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut
masyarakat. Maka dari itu , sarana penyediaan air bersih menjadi kebutuhan yang
Masyarakat desa Pakuli sebagian besar belum memiliki sarana penyediaan air
bersih tersendiri untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Ini terlihat dari hasil
survai yang menunjukan bahwa 87,06% warga masih menggunakan Air perpipaan
Sistem perpipaan merupakan cara penyaluran air dari sumber air seperti
mata air, sungai, danau, waduk, dan sebagainya dengan menggunakan pipa yang
3. Pada keadaan pipa sedang kosong akan terjadi tekanan negatif yang disebut
back siphoning. Akibat tekanan ini, bakteri dan gas beracun dapat terisap
pegunungan yang mana pada saat hujan, keadaan air menjadi memprihatinskan.
Kondisi ini tidak baik bagi kesehatan manusia, hal ini dikarenakan pada saat hujan
turun, unsur-unsur polutan yang berada di udara, ikut bersama air hujan masuk
kedalam tanah dan mencemari air. Sehingga air yang sampai kerumah warga,
mengandung zat-zat polutan yang berbahaya bagi kesehatan seperti Gas CO, CO2,
NO, Carbon, HidroCarbon, Aldehid, dan Pb. Selain itu, air hujan yang turun akan
air, sehingga air menjadi tercemar dengan mikroorganisme dan zat-zat lain
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
didalam tanah seperti Fe, S, Kalsium, dan pasir yang menyebabkan air menjadi
keruh.
penyediaan air bersih. Mayoritas warga memperoleh air melalui sumur milik
tetangga yaitu sebesar 34,06%. Dengan kondisi dan cara memperoleh air seperti
ini, maka dapat dipastikan bahwa kebutuhan air bersih tidak dapat terpenuhi
dengan baik, sebab pasokan air tidak dapat dipastikan aka nada dan cukup suntuk
Sementara itu, 21,27% memperoleh dari mata air, 23,40 memperoleh dari
dengan memperoleh air dari sumur tetangga, memperoleh air dari sungai dan mata
air selain air yang diperoleh berpotensi tercemar bakteri, cara seperti ini juga
kurang efisien untuk digunakan, sebab akan membutuhkan waktu yang cukup
banyak unutuk mengumpulkan air dari sumber-sumber tersebut dan selain itu juga
kondisi yang baik, sebab jika tidak tempat penampungan air yang kurang baik
dengan sumber air bersih. Mayoritas rumah di desa pakuli berjarak cukup jauh
dengan sumber air, hal ini disebabkan karena hampir semua rumah menggunakan
air dari sumber yang sama yang disalurkan dengan sistem perpipaan ke setiap
rumah.
Faktor jarak sebenarnya menjadi hal yang penting, semakin jauh jarak rumah
dengan sumber air maka pemenuhan kebutuhan air bersih akan semakin sulit
dilakukan. Semakin jauh jarak rumah dengan sumbar air maka akan lebih
menyulitkan dalam hal pengangkutan atau penyaluran air sampai ke rumah. Selain
itu jarak yang terlalu jauh sangat tidak efisien, karena akan menguras tenaga yang
Dari tabel diatas didapatkan hasil bahwa masih banyak rumah di desa pakuli
yang belum memahami tata cara pembuatan septic tank, dimana masih 78,7%
rumah yang membangun septic tank dengan jarak kurang dari 10 meter dari
sumber air.
Idealnya antara jarak septic tank dengan sarana air bersih sekurang-
kurangnya 10 meter, ini dikarenakan bakteri yang ada di dalam septic tank
bawah sejauh 3 meter. Jika letak septic tank kurang dari 10 meter maka bisa
dipastikan sumber air akan tercemar oleh bakteri yang berasal dari septic tank,
salah satunya adalah bakteri E.coli yang dapat menyebabkan penyakit diare.
Sedangkan sebagian kecil rumah yang membangun septic tank lebih dari 10
meter dengan sumber air, kondisi inilah yang baik dan sesuai dengan persyaratan
sanitasi.
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
Tabel 1.6b: Distribusi penduduk menurut Kondisi Fisik Sarana Air Bersih
Kondisi Jumlah %
Baik 258 84,3
Kurang Baik 38 15,7
Jumlah 306 100
Dari tabel di atas kami mendapatkan data tentang kondisi fisik sarana air
bersih yang ada di desa pakuli, 84,3% rumah memiliki sarana air bersih yang
masih dalam keadaan baik, sedangkan 15,7% kondisi sarana air bersih sudah tidak
baik lagi.
Kondisi sarana air bersih sangat berpengaruh terhadap kualitas air bersih,
sebab melalui sarana tersebut air dapat diperoleh dan disalurkan ke rumah-rumah.
Kondisi sarana air yang buruk akan memungkinkan air dapat tercemar dan
membahayakan tubuh, contoh kondisi sumur air yang buruk dan tidak tertutup
berbahaya dari luar sumur, dan akan menyebabkan air menjadi keruh.
Dari hasil survai didapatkan data sebesar 90,1% kondisi air bersih di desa
pakuli tampak jernih, dengan tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak keruh.
Secara fisik, air yang dikatakan bersih adalah air yang bebas dari kekeruhan,
tidak berwarna, dan tidak berbau. Air yang berwarna biasanya disebabkan
tingginya kandungan unsur besi di dalam air tersebut, sedangkan air yang berbau
biasanya disebabkan oleh unsur Blerang atau Sulfur yang terlalu banyak, dan air
yang keruh pada umumnya dikarenakan air mengandung zat padat terlarut yang
berlebihan, seperti pasir dan lumpur. Zat-zat tersebut tidak boleh terlalu banyak
terdapat di dalam air. Karena akan menimbulkan berbagai efek negatif terhadap
tubuh manusia. Oleh karena itulah seharusnya di dalam air bersih harus terbebas
Ini mengindikasikan bahwa masih ada 34% rumah di desa pakuli yang buang air
tidak menggunakan jamban, artinya rumah yang tidak membuang air di jamban
Membuang air dengan cara yang tidak sehat akan menimbulkan berbagai
timbulnya berbagai penyakit, seperti diare, dan akan mengundang bau busuk yang
sangat mengganggu.
Dari hasil survai diketahui bahwa 94% jamban yang keluarga di desa pakuli
jenis yang lain, jamban tipe leher angsa memiliki mangkuk yang berisi air pada
bagian bawahnya sehingga tinja yang dibuang tidak menimbulkan bau busuk di
dalam WC, selain itu tinja yang di buang akan ditampung ke dalam septic tank,
sehingga tinja terisolasi dan tidak dapat mengontaminasi mahluk hidup yang ada di
sekitarnya. Berbeda dengan tipe iannya seperti tipe plengseran dan cemplung, pada
jamban tipe cemplung tempat penampungan tinja atau septic tank berada di bawah
dudukan jambah, sehingga tinja akan langsung jatuh ke bawah. Kondisi ini tidak
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
sehat, sebab bau busuk dari tinja akan sangat mengganggu dan akan menjadi
Data yang diperoleh di lapangan didapatkan bahwa diantara 104 rumah yang
tidak memiliki jamban terdapat 46,1% rumah yang biasa membuang air besar di
saluran air, seperti sungai dan parit, 44,4% membuang kotoran di tempat lain, dan
sebagian kecil biasa membuang air besar di kebun dan semak-semak, yaitu 2,8%
dan 6,7%.
yang kurang baik bagi lingkungan dan manusia. Kebiasaan buang air besar di
saluran air akan menyebabkan tercemarnya air dengan tinja manusia yang banyak
mengandung bakteri E coli, selain itu membuang air di kebun dan semak-semak
dapat menimbulkan bau busuk dari tinja yang kemudian akan dihinggapi lalat
Dari tabel di atas diketahui kondisi kamban keluarga yang ada di desa
pakuli, yaitu 71,7% dalam kondisi baik dan terpelihara, 25,2% dalam kondisi baik
Jamban yang sehat merupakan jamban yang selalu dalam keadaan bersih dan
terpelihara, meliputi kondisi fisik bangunan dan kondisi air bersih. Jamban yang
tidak bersih dan terpelihara akan menimbulkan berbagai gangguan bagi kesehatan,
misalya, jamban yang jarang dibersihkan lantainya akan licin dan dapat
menyebabkan kecelakaan.
D. Pembuangan Sampah
kurang baik. Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat untuk membuang
sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) masih sangat munim, yaitu hanya
mencapai 59,1%, sedangkan 3,2% membuang sampah di selokan dan 23,7% warga
dihinggapi lalat dan juga bau sampah yang menyengat tidak sampai ke rumah
sampah yang dibuang di pekarangan rumah akan mudah berserakan jika ditiup
angin, selain itu, sampah yang berada di pekarangan akan mudah dihinggapi lalat
yang dapat menjadi vektor berbagai penyakit, dan juga kurang baik karena dapat
sampah rumah tangga mereka di selokan atau sungai. Prilaku semacam ini tidak
lingkungan, diantaranya:
sehingga jumlah oksigen terlarut di dalam air akan berkurang dan akan
dalam kondisi yang tidak baik, sedangkan yang rumah dengan kondisi
dampak yang kurang baik, tempat sampah akan mudah untuk dihinggapi lalat dann
Kebiasaan Jumlah %
Menampung Sampah sebelum di buang 203 63,3
Tidak Menampung Sampah Sebelum dibuang 103 33,7
Jumlah 306 100
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
yang mengundang lalat yang bias menjadi vektor dari berbagai macam penyaki,
teruttama jenis sampah basah yang sangat mudah membusuk. Untuk itulah
sebaiknya sampah segera dibuang untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
tersebut.
Kebiasaan Jumlah %
Memisahkan Sampah kering dan basah 72 23,5
Tidak memisahkan sampah kering dan basah 234 76,5
Jumlah 306 100
Tabel diatas menunjukkan masih cukup banyak rumah di desa pakuli yang
tidak memisahkan sampah kering dan basah sebelum dibuang yaitu mencapai
76,5%, sementara baru 23,5% yang memisahkan sampah basah dengan sampah
mempermudah proses pembusukan sampah itu sendiri, selain itu juga pemisahan
sampah akan mempermudah jika akan melakukan pengolahan sampah lebih lanjut,
seperti pembuatan kompos dan kerajinan daur ulang. Sampah yang tidak dipisahkan
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
dahulu sebelum dibuang akan sulit untuk mengalami penguraian oleh bakteri,
Kebiasasan Jumlah %
Membuang sampah setiap hari 216 70,5
Tidak membuang sampah setiap hari 90 29,5
Jumlah 306 100
menunjukkan 70,5% rumah di desa pakuli rutin membuang sampah setiap hari,
bersih dan indah, berbeda halnya jika sampah tidak rutin dibuang, maka
menyebabkan bau busuk yang akan dihinggapi lalat dan menimbulkan berbagai
penyakit, selain itu, secara estetika sampah yang tidak dibuang setiap hari akan
mengurangi keindahan dan tidak mencerminkan jiwa yang sehat dari penghuninya.
E. Kondisi Perumahan
dari berbagai ancaman yang ada di luar rumah, seperti, bahaya pencemaran,
terkena hujan, sinar matahari, kedinginan, serangan binatang buas, dan lain-lain.
Tentu saja untuk mewujudkan rumah tersebut harus ditunjang dengan bahan baku
rumah atau material rumah yang kokoh dan dapat melindungi dari berbagai
gangguan.
Hasil data yang diperoleh dari survai di desa pakuli didapatkan baru 55,5%
merupakan rumah semi permanen 32,6%, dan rumah darurat 1,9%. Jika ditinjau
menurut kriteria rumah sehat yang ditetapkan oleh WHO, rumah yang ideal adalah
rumah yang permanen, sesab rumah permanen merupakan rumah yang dibangun
dengan perencanaan jangka panjang yang sudah pasti menggunakan material yang
Selain itu, ditinjau dari segi material rumah yang ada di desa pakuli didapati
sebagian besar rumah memakai atap yang terbuat dari seng sebanyak 88,2%,
sedangkan sisanya menggunakan atap rumbia 7,8%, atap genteng 2,9% dan atap
sirap 0,9%. Atap rumah yang baik harus dapat melindungi dari bahaya yang ada di
luar rumah dan juga tidak berpotensi menimbulkan kecelakaan. Jika di tinjau dari
kedua hal tersebut maka atap yang paling ideal adalah atap seng, sebab atap seng
lebih kuat dan ringan. Sedangkan atap jenis lainnya seperti genteng memiliki
bobot yang lebih berat dan mudah pecah sehingga berpotensi menimbulkan
kecelakaan seperti tertimpa genteng. Atap rumbia juga tidak baik untuk digunakan
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
sebagai atap rumah karena atap jenis ini tidak tahan lama dan harus sering
diperbaharui.
Hasil survai mendapati kondisi lantai rumah di desa pakuli 88,5% lantai di
semen, sedangkan sebagian kecil menggunakan tegel 6,2%, papan 2,2%, dan ada
juga yang masih berlantaikan tanah sebanyak 6,2%. Kriteria lantai yang saniter
harus bebas dari kondisi yang berpotensi terjadinya kecalakaan bagi penghuni
rumah, selain itu lantai juga harus bebas dari kontaminasi bakteri-bakteri penyebab
Lantai yang ideal adalah lantai yang terbuat dari kubin atau tegel, sebab
lebih kuat dan tidak disukai oleh bakteri untuk bertahan hidup. Berbeda dengan
di desa pakuli sebagian besar menggunakan lantai semen, lantai semen kurang baik
untuk digunakan sebab lantai semen licin dan dapat menyebabkan terpelesat.
Selain lantai dan atap dinding rumah juga penting diperhatikan, karena
Idealnya konstruksi dinding harus kuat dan kokoh serta terbuat dari bahan yang
cukup baik, dimana mayoritas dinding rumah terbuat dari tembok yaitu sebesar
67,3%. Dinding yang terbuat dari tembok memiliki kekuatan yang lebih besar
dibandingkan dengan dinding yang terbuat dari bata dan papan, tembok yang
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
terbuat dari papan kurang maksimal dalam melindungi penghuninya dari gangguan
di liar rumah dan tembok papan mudah terbakar sehingga kurang aman digunakan.
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
Kondisi Jumlah %
Baik 275 89,8
Tidak Baik 31 10,2
Jumlah 306 100
survai mendapatkan data sebesar 89% kondisi ventilasi rumah yang ada di desa
pakuli dalam keadaan yang baik, sedangkan sisanya 10,2% dengan kondisi yang
kurang baik.
Fungsi ventilasi yang paling utama adalah sebagai tempat pertukaran udara
antara udara luar dengan udara di dalam rumah. Kondisi ventilasi yang kurang
baik akan mengakibatkan sirkulasi udara menjadi kurang baik, sehingga suplay
oksigen di dalam rumah menjadi berkurang dan udara di dalam rumah menjadi
pengap. Sirkulasi udara melalui ventilasi juga menyebabkan bakteri, virus, serta
bibit penyakit yang bertebaran di dalam rumah akan terbawa keluar dan digantikan
dengan udara yang baru, Jika sirkulasi udara di dalam rumah kurang baik, maka
Data pada tabel 1.4d menunjukkan 91,5% rumah di desa pakuli rutin
membuka jendela setiap hari, sedangkan 8,5% tidak rutin membuka jendela setiap
hari.
dalam rumah. Cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah akan mematikan
bakteri, virus, dan bibit penyakit yang ada di dalam rumah. Rumah yang mendapat
pencahayaan matahari dengan baik maka angka kuman di dalam rumah tersebut
akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan rumah yang tidak rutin membuka
jendela rumah.
yang baik sebesar 93,4%, sedangkan sisanya 6,6% dengan kondisi pencahayaan
Di dalam rumah yang sehat diperlukan pencahayaan yang baik, cahaya yang
mikroorganisme yang ada di dalam rumah, seperti bakteri, virus, dan bibit penyakit,
sehingga keadaan rumah lebih steril. Berbeda dengan rumah yang kurang mendapat
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
jendela, agar rumah mendapat pencahayaan yang baik maka perlu didukung dengan
jendela yang baik. Jendela rumah harus rutin dibuka setiap hari terutama diwaktu
pagi hari, selain itu luas jendela rumah minimal 15% dari luas lantai rumah.
membersihkan rumah masyarakat di desa pakuli. Dari hasil survai diketahui bahwa
98% rumah di desa pakuli rutin membersihkan rumah setiap hari, sedangkan 2%
Rumah yang selalu dibersihkan merupakan salah satu criteria rumah yang
sehat, karena dengan rutin membersihkan rumah akan membuat keadaan rumah
senantiasa bersih. Kondisi rumah yang bersih juga akan mempengaruhi kondisi
kesehatan penghuni rumah, sebab salah satu indikator penting didalam mengukur
dengan estetika, sebab rumah yang jarang dibersihkan akan menimbulkan rasa tidak
yang tidak membuang kotoran bayi di jamban, yaitu 70,3%. Membuang kotoran di
sembarang tempat juga akan menimbulkan dampak kurang baik bagi lingkungan,
sama halnya dengan tinja orang dewasa, membuang tinja bayi badan air dapat
menyebabkan pencemaran air, selain itu membuang tinja bayi di sembarang tempat
F. Sanitasi Makanan
cukup tinggi dalam memperhatikan kualitas makanan. Dapat dilihat dari hasil
makanan secara khusus. Hal ini penting, karena pengolahan makanan secara khusus
Dari hasil survai didapatkan 65,3% rumah telah memiliki tempat khusus
dengan keadaan tidak tertutup, dan sisanya tidak memiliki tempat penyimpanan
bahan baku makanan sebanyak 3,2%. Penyimpanan bahan baku manakanan akan
mencegah makanan terkontaminasi dengan bakteri, selain itu bahan baku makanan
yang disimpan dalam tempat khusus seperti kulkas/lemari es akan membuat bahan
bersih dan tertutup, sebab jika tidak makanan tidak akan terjaga dari kontaminasi
Data yang diperoleh dari hasil survai menunjukkan 84,3% rumah telah
memiliki tempat penyimpanan makanan jadi dengan kondisi tertutup, 1,7% dengan
kondisi tidak tertutup, dan 14% tidak memiliki tempat penyimpanan makanan jadi.
Makanan yang sudah sampai pada tahap penyajian makanan juga tidak
Penyajian makanan yang kurang baik maka akan memungkinkan makanan berperan
sebagai vektor dari berbagai penyakit. Penyakit dapat menular diakibatkan berbagai
faktor, diantaranya,
makanan cukup tinggi, 98,3% rumah di desa pakuli memiliki tempat penyimpanan
makanan jadi, 100% rumah menggunakan penutup untuk makanan yang disajikan
di atas meja, dan 100% rumah selalu mencuci peralatan makan dengan sabun. Ini
berarti risiko kontaminasi makanan dengan bakteri dan serangga akan berkurang
Dari hasi survai didapatkan data tentang kondisi peralatan makan rumah
yang ada di desa pakuli, 97,3% rumah selalu menjaga peralatan makan dalam
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
keadaan bersih, sedangkan 2,7% rumah tidak menjaga kebersihan peralatan makan
setiap saat.
peralatan makan yang tidak bersih akan menyebabkan makanan yang masuk ke
berbagai macam penyakit. Jika peralatan makan dipakai bergantian oleh orang yang
bibit penyakit, maka untuk itulah peralatan makan harus selalu dalam keadaan
bersih.
Hasil survai juga mendapatkan hasil bahwa 100% rumah di desa mpakuli
selalu mencuci peralatan makan dengan sabun. Hal ini sangan penting, peralatan
makan idealnya harus selalu dicuci dengan menggunakan sabun, karena sabun
G. Pelayanan Kesehatan
Tabel di atas menunjukkan hasil yang cukup baik, dimana hamper 100%
masyarakat memilih untuk berobat kepada tenaga medis kesehatan dan ke tempat-
orang memilih berobat secara tradisional melalui dukun, yaitu sebanyak 0,9%.
Kondisi ini akan turut mempengaruhi kesahatan manusia, sebab salah satu
bidang kesehatan seperti dokter dan perawat dimungkinkan akan menjamin kualitas
Data dari tabel di atas menunjukkan 83,6% rumah di desa pakuli berjarak
lebih dari 100 meter dengan tempat pelayanan, sedangkan 16,4% rumah berjarak
terhadap masyarakat, jarak tempat pelayanan kesehatan yang terlalu jauh akan
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
taraf ekonomi lemah yang tidak memiliki akses kendaraan untuk menuju tempat
yang masih kurang ditambah dengan jarak yang terlalu jauh akan membuat
penyakit yang sering diderita. Maka kami membagi penyakit tersebut dibagi
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
melalui kebiasaan hidup, penyakit yang ditularkan melalui makanan, dan penyakit
Dari hasil survai diketahui bahwa penyakit demam paling banyak diderita,
demam berdarah 4,2%, malaria 2,58%, diare 13,7%, dan sakit kepala 16,3%.
Kondisi lingkungan yang tidak kondusif akan dapat mempengaruhi kondisi mahluk
hidup di dalamnya, musim penghujan yang sedang terjadi di desa pakuli dapat
demam berdarah dan malaria. Selain itu kondisi lingkungan yang kurang kondusif
Begitu juga dengan lingkungan air, masih banyaknya warga yang tidak
pencernaan seperti diare, selain itu, sarana air bersih yang digunakan masyarakat
belum dapat mencukupi kebutuhan air bersih dengan konsisten, sebab pada musim
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
hujan air menjadi keruh dan tercemar. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan
salah satunya adalah Ispa. Selain itu kondisi lingkungan rumah juga mempengaruhi
penularan penyakit Ispa, kebiasaan memakai obat nyamuk bakar dan memakai
kasur yang terbuat dari kapuk juga dapat berpotensi menyebabkan gangguan
pernafasan.
Ada juga penyakit yang diularkan melalui makanan, yaitu sakit perut 1,72%,
alergi 1,29%, magh 4,31%, dan hipertensi 1,72%. Pada umumnya penyakit yang
disebabkan oleh makanan erat kaitannya dengan kebiasaan dan pola makan
seseorang. Sakit magh dapat dipengaruhi kebiasaan makan yang tidak teratur, sakit
dipengaruhi oleh kebiasaan memakan makanan yang sensitif terhadap kulit yang
dapat menyebabkan alergi, dan hipertensi juga dapat dapat disebabkan kebiasaan
kebiasaan hidup, seperti, gatal-gatal dapat diakibatkan karena kebiasaan hidup yang
kurang sehat, misalnya jarang mandi. Selain itu lingkungan yang kotor juga dapat
menyababkan gatal-gatal
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
http://atom-green.blogspot.com http://atom-green.blogspot.com
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa kondisi kesehatan lingkungan yang ada di desa pakuli belum
memenuhi persyaratan sanitasi. Hal ini dikarenakan sebagian besar rumah belum
B. Saran
2. Kepada Institusi
Disarankan agar hasil survai ini dijadikan sebagai rujukan dalam melihat isu-isu
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran