18016102710089
Kelas
PPG daljab FKIP UHAMKA
Modul 1 Tematik
Kegiatan Belajar 1 Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran
yang Mendidik
Tugas Modul 1 KB1
3. Tulislah materi-materi yang penting untuk dipelajari pada materi penunjang, tetapi tidak
dibahas pada materi utama!
Materi-Materi Penting Deskripsi Materi
Kecakapan yang harus Terdapat 16 kecakapan yang harus dimiliki generasi emas
dimiliki oleh generasi mendatang supaya mampu bersaing dan hidup di
mendatang agar dapat hidup lingkungan masyarakat dunia yang dikategorikan kedalam
dengan layak di lingkungan tiga kategori besar yaitu
masyarakat dunia pada abad 1. literasi dasar (foundational literacies)
ke-21 Literasi Bahasa dan Sastra
Siswa dapat berkomunikasi secara efektif
menggunakan bahasa global
Literasi Numerik
Siswa dapat berkomunikasi dengan bahasa numerik
pada era digital
Literasi Sains
Siswa memahami dan memaknai fenomena-fenomena
alam akibat perilaku manusia yang cenderung
destruktif
Literasi Finansial
Siswa memahami pentingnya alat pemenuh kebutuhan
di lingkungan dunia yang kompetitif
Literasi TIK
Siswa dapat memahami dan menggunakan TIK secara
progresif, kontruktif dan produktif
Literasi Budaya dan Kewarganegaraan
Siswa dapat menghargai budayanya sendiri dan budaya
bangsa lain, serta menjadi warga negara dan warga
dunia yang baik
2. kategori kompetensi (competencies)
Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Mencari tahu melalui proses analisis berpikir sistem
dan metakognisi untuk membuat keputusan dalam
rangka penyelesaian masalah diri dan masyarakat dunia
Berpikir Kreatif dan Inovasi
Kelancaran dan keluwesan dalam berpikir untuk
memodifikasi atau mencipta sesuatu yang bermanfaat
untuk masyarakat dunia
Komunikasi
Kemampuan menyerap, menyampaikan, dan
menghubungkan informasi dalam berbagai moda
bahasa agar pesan penting dunia dipahami setiap warga
dunia
Kolaborasi
Kemampuan bekerja secara tim untuk menyelesaikan
masalah dan membangun dunia
3. kategori kualitas karakter (character qualities)
Rasa Ingin Tahu
Generasi kelak merupakan generasi ilmuwan yang
peduli terhadap masalah dunia dan berkontribusi untuk
memecahkannya
Inisiatif
Generasi kelak merupakan generasi ikhlas, altruis
untuk berkorban dan berkiprah untuk kesejahteraan
umat manusia
Pantang Menyerah
Generasi kelak merupakan generasi yang kuat dalam
menghadapi kenyataan hidup yang serba sulit
Adaptasi
Generasi kelak merupakan generasi yang mampu
menyesuaikan dengan lingkungan apapun dan kondisi
bagaimanapun
Kepemimpinan
Generasi kelak merupakan generasi pemimpin yang
menjadi teladan bagi masyarakat dunia
Sosial Budaya
Generasi kelak merupakan generasi yang memiliki rasa
sosial yang tinggi untuk dunia dan menempatkan
budaya bangsanya menjadi bagian budaya global
3. Tulislah materi-materi yang penting untuk dipelajari yang terdapat pada literatur yang
telah dibaca, tetapi tidak dibahas pada materi utama dan penunjang!
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan
guru, dan siswa dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
seyogyanya dapat mengembangkan seluruh potensi, kecakapan, dan karakteristik siswa di
antaranya karakteristik fisik, motorik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan spiritual.
Guru harus mampu merancang dan menggunakan metode pembelajaran yang memperhatikan
karakteristik dan gaya belajar siswa agar materi yang disampaikan mudah dimengerti.
Menurut Aristoteles, perkembangan fisik masa anak sekolah (7-14 tahun) menunjukan
ciri gejala pubertas. Siswa SD menunjukkan pertumbuhan berat badan lebih banyak daripada
pertumbuhan tinggi badan karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran
beberapa bagian tubuh. Menurut Santrock (Desmita, 2014), perkembangan motorik siswa SD
adalah:
1. Mulai usia 6 tahun koordinasi antara mata sudah berkembang sehingga anak sudah bisa
membidik, melempar, dan menangkap.
2. Usia 7 tahun, tangan semakin kuat dan lebih menyukai menggunakan pensil daripada
krayon untuk melukis.
3. Usia 8-10 tahun, siswa dapat menggunakan tangan secara bebas, mudah, dan tepat.
Koordinasi motorik halus berkembang sehingga siswa dapat menulis dengan baik, ukuran
huruf menjadi lebih kecil dan rata.
4. Usia 10-12 tahun, siswa mulai menampilkan gerakan-gerakan kompleks, rumit, dan cepat.
Dengan mempertimbangkan perkembangan fisik motorik siswa usia SD guru
diharapkan mampu mengimplementasikannya ke dalam proses pembelajaran, diantaranya
guru diharapkan mengumpulkan data dan mengidentifikasi kondisi fisik dan kesehatan siswa
sehingga guru dapat memberikan tindak lanjut kepada siswa yang kemampuan motoriknya
belum baik dan memberikan perhatian yang khusus kepada siswa yang mengalami gangguan
panca indera dan tubuh kurang normal. Misalnya siswa yang memiliki kemampuan
penglihatan dan pendengaran yang kurang, maka guru menempatkan siswa tersebut untuk
duduk di depan. Guru diharapkan juga dapat melaksanakan pembelajaran yang mampu
memfasilitasi perkembangan keterampilan psikomotorik siswa.
Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif siswa SD berada pada tahap
operasional konkret. Pada tahap ini siswa memiliki kemampuan dalam proses berpikir untuk
mengoperasikan kaidah-kaidah logika meskipun masih terikat dengan objek-objek yang
bersifat konkret dan belum mampu memecahkan masalah yang bersifat abstrak. Pada tahap
ini, siswa mampu menguasai konservasi kuantitas, materi, panjang. luas, berat, dan volume.
Berdasarkan perkembangan kognitif siswa, guru harus mengidentifikasi kemampuan kognitif
siswa sehingga mampu merancang pembelajaran yang sesuai dengan perkembangannya guna
mengembangkan kemampuan kognitif siswa.
Perkembangan emosi mengambil peranan dalam keberhasilan pembelajaran. Faktor
kematangan dan faktor belajar mempengaruhi perkembangan emosi siswa. Karakteristik
emosi siswa SD antara lain mudah marah, rewel, rasa takut berlebihan, cemburu, ingin tahu,
iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang. Selain itu, perkembangan sosial sangat dekat
dengan perkembangan emosional. Karakteristik siswa berdasarkan perkembangan sosialnya
antara lain rentan terhadap penerimaan sosial, sangat peka dan mudah tersinggung, mulai
tumbuhnya sportifitas dan tanggung jawab, ada kecenderungan untuk menilai lebih rendah
segala sesuatu yang menjadi milik orang lain, cenderung bergaul dengan siswa yang berjenis
kelamin sama, cenderung bersaing dengan kelompok lain, serta ingin mendapatkan perhatian
dan pengakuan dari kelompok teman sebayanya.
Guru harus menjadi teladan bagi siswanya dengan menampilkan perilaku yang
mencerminkan kecerdasan emosi dan keterampilan sosial yang tinggi. Menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif bagi perkembangan kecerdasan emosional dan sosial. Guru
diharapkan merancang pembelajaran dengan memasukan aspek kecerdasan emosi dan
keterampilan sosial melalui disiplin, bimbingan, dan pembiasaan yang disertai penguatan,
serta pembelajaran berbasis kelompok yang memfasilitasi pengembangan kecerdasan emosi
dan keterampilan sosial. Bimbingan juga diperlukan agar siswa mampu mengorganisasikan
emosi nya.
Menurut Starbuch dan James, perkembangan spiritual siswa SD masih bersifat
reseptif dengan menerima apa saja yang dijelaskan orangtua atau guru kepadanya tetapi
disertai pengertian. Pandangan mengenai ke-Tuhan-an diterangkan secara rasional sesuai
dengan kemampuan berpikir siswa yaitu dengan cara yang lebih dekat dengan kehidupan
sehari-hari dan lebih konkret. Pelaksaan kegiatan keagamaaan diterima sebagai keharusan
moral. Berdasar pada perkembangan spiritual siswa SD guru harus merancang pembelajaran
dengan memasukan aspek moral dan spiritual dalam pembelajaran. Melakukan pembiasaan
yang mampu mengembangkan perilaku moral dan spiritual.
Pada umumnya karakteristik siswa yaitu senang bergerak, senang bermain, senang
berimajinasi dan berkarya, senang melakukan sesuatu secara langsung, dan senang bekerja
dalam kelompok. Oleh karena itu beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam
pembelajaran terkait dengan pengembangan potensi siswa adalah:
1. Memahami karakteristik perilaku dan kemampuan siswa pada tahap perkembangannya.
2. Merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan keragaman karakteristik siswa.
3. Memahami bahwa setiap siswa memiliki keunikan dan berbeda satu dengan lainnya.
4. Menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi pertumbuhan pribadi siswa agar mereka
dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
5. Membimbing siswa untuk menguasai berbagai keterampilan dan kemampuan sesuai
dengan tugas dan tahap perkembangannya.
6. Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk belajar bergaul, bekerja
sama, dan nilai-nilai moral untuk mengembangkan kepribadiannya.
7. Memotivasi siswa agar melakukan apa yang diharapkan pada masa usianya.
Dalam menyusun kegiatan pembelajaran harus mempertimbangkan perkembangan
dan karakteristik siswa. Proses pembelajaran harus mampu mengembangkan potensi dan
keterampila siswa agar siswa mampu mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam
kehidupan yang cepat berubah. Dalam belajar terdapat prinsip-prinsip yang harus dipenuhi
agar pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Implikasi dari prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah:
1. Prinsip perhatian dan motivasi
Guru perlu menggunakan, strategi, model, metode, dan media yang variatif, memilih bahan
ajar yang sesuai dengan minat siswa agar mereka tertarik mempelajarinya, memberikan
pujian baik secara verbal maupun nonverbal, mengawali pembelajaran dengan menjelaskan
tentang manfaat materi yang dipelajari.
2. Prinsip keaktifan
Guru harus menggunakan berbagai macam model dan metode yang melibatkan siswa secara
aktif dalam pembelajaran. Semakin terlibat aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,
maka semakin besar pula perolehan dan pemahamannya terhadap pengetahuan yang sedang
dipelajari. 10% pengetahuan dapat diperoleh melalui membaca, 20% pengetahuan diperoleh
melalui mendengarkan penjelasan (ceramah), 30% pengetahuan diperoleh melalui
menyaksikan gambar, 50% pengetahuan diperoleh melalui melihat tayangan video, atau
menyaksikan pertunjukan, demonstrasi, atau melihat sendiri ke lokasi, 70% pengetahuan
diperoleh melalui partisipasi dalam diskusi, mengemukakan pendapat dan pikirannya, 90%
pengetahuan diperoleh melalui aktivitas seperti melakukan presentasi dramatik,
mensimulasikan pengalaman nyata, atau melakukan sesuatu pada kondisi nyata.
3. Prinsip pengalaman atau keterlibatan secara langsung
Menyediakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam
pembelajaran seperti melakukan eksperimen dan bermain peran.
4. Prinsip pengulangan
Guru harus mengidentifikasi materi pembelajaran yang membutuhkan pengulangan,
merancang kegiatan pengulangan dengan memberikan soal-soal sejenis.
5. Prinsip tantangan
Guru menyajikan permasalahan yang menantang siswa untuk berpikir kreatif, logis, dan kritis
dalam menyelesaikan masalah.
6. Prinsip balikan dan penguatan
Guru harus memperhatikan karakteristik siswa, menyampaikan jawaban yang benar dari soal-
soal yang diberikan kepada siswa, memberi catatan-catatan pada hasil kerja siswa baik secara
individual maupun kelompok, membagikan hasil kerja siswa yang telah dinilai, memberikan
ganjaran bagi siswa yang berhasil menyelesaikan pekerjaan yang baik sebagai penguatan.
7. Prinsip perbedaan individu
Guru harus mengenali karakteristik siswa untuk menentukan pembelajaran yang tepat bagi
siswa tersebut, melayani siswa sesuai dengan karakteristiknya, menggunakan teknik yang
variatif sehingga diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya.
Memasuki pendidikan abad 21, teknologi dan informasi tidak bisa dipisahkan dengan
kegiatan masyarakat. Hal tersebut mendorong perubahan terhadap proses pembelajaran juga.
Proses pembelajaran di sekolah harus mampu mengembangkan berbagai keterampilan dan
kecakapan yang dapat bermanfaat bagi siswa terjun dalam masyarakat. Dalam menghadapi
perubahan zaman terdapat 16 kecakapan yang harus dimiliki generasi emas mendatang
supaya mampu bersaing dan hidup di lingkungan masyarakat dunia yang dikategorikan
kedalam tiga kategori besar yaitu Literasi dasar (foundational literacies) yang terdiri dari
literasi bahasa dan sastra, numeril, sains, finansial, TIK, serta budaya dan kewarganegaraan.
Kategori kompetensi yang terdiri dari 4C (communication, collaboration, critical thinking
and problem solving, dan creativity and innovation) dan terakhir kategori kualitas karakter
yang terdiri dari rasa ingin tahu, inisiatif, pantang menyerah, adaptasi, kepemimpinan dan
sosial budaya.
Pendidikan akan berhasil apabila adanya kerjasama antara keluarga, sekolah dan
lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga memegang peranan yang sangat penting dalam
pendidikan karena keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Pendidikan
keluarga adalah tentang pendidikan kebatinan, pendidikan keluarga menghilangkan sifat
individualistis, sehingga kelak mereka tidak sepi di tengah keramaian.
Siswa memiliki perkembangan kognitif yang berda-beda sesuai dengan usianya.
Sehingga guru perlu mempertimbangkan perkembangan siswa dalam melaksanakan
pembelajaran. Perkembangan kognitif menurut Robi Case, yaitu:
1. Sensorik motorik pada usia 0-1,5 tahun
Pada tahap ini anak sudah mulai berkembang sistem motoriknya. Anak juga sudah
mengenali, dan menafsirkan informasi apa yang ia lihat. Pada tahap ini anak sudah
mampu melihat benda dan menggenggamnya.
2. Interrelasional pada usia 1,5-5 tahun
Pada tahap ini anak mampu menangkap suatu objek sekitar lingkungan anak melalui
indera nya dan diproses untuk dijadikan suatu konsep.
3. Dimensional pada usia 5-11 tahun
Pada tahap ini anak mampu menangkap suatu objek sekitar lingkungan anak melalui
indera nya dan diproses untuk dijadikan suatu konsep yang kemudian anak
menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lainnya sehingga menjadi konsep yang
utuh.
4. Vektorial pada usia 11-19 tahun.
Anak anak sudah mulai berpikir abstrak.
Setiap siswa mempunyai waktunya masing-masing untuk berkembang dengan
maksimal. Masa peka adalah suatu masa ketika perkembangan anak muncul dan peka akan
pengaruh rangsangan yang datang, dan perkembangan anak mudah sekali di pengaruhi dan
dikembangkan. Pada masa peka perkembangan anak harus dilayani dan diberi kesempatan
sebaik-baiknya, dan masa dimana perkembangan anak berkembang secara maksimal.
Misalnya masa peka untuk berjalan pada anak adalah pada tahun ke 2, masa peka untuk
menggambar adalah pada tahun ke 5, dan masa peka untuk ingatan logis adalah tahun ke 12.
Sehingga kita dapat memaksimalkan perkembangan anak dengan memberikan rangsangan
dan layanan secara optimal.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap video, kegiatan pembelajaran yang dilakukan
sudah memperhatikan karakteristik siswa dan sudah berdasarkan pada prinsip pembelajaran
yang mendidik. Kegiatan pembelajaran didasarkan pada karakteristik siswa SD dengan
mengaitkan kegiatan sehari-hari siswa dengan materi pembelajaran. Guru menyajikan
pembelajaran dengan menggunakan metode dan media yang bervariasi sehingga
memunculkan antusiasme siswa dalam belajar. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran dengan melakukan diskusi dan bermain peran. Prinsip-prinsip yang
dilakukan oleh guru dalam pembelajaran tersebut diantaranya sebagai berikut.
1. Prinsip perhatian dan motivasi
Guru melakukan kegiatan bernyanyi di awal pembelajaran untuk mengajak siswa
mengetahui kegiatannya sehari-hari. Guru juga memperlihatkan gambar dan mengaitkan
kegiatan siswa dengan materi yang akan dipelajari. Sehingga akan timbul perhatian dan
motivasi pada siswa.
2. Prinsip keaktifan
Guru melakukan tanya jawab, diskusi, bermain peran dan mengamati lingkungan sekolah
agar siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Guru sekedar membimbing dan
mengarahkan siswa dalam kegiatan pembelaran.
3. Prinsip pengalaman atau keterlibatan secara langsung
Siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar dengan berdiskusi, tanya jawab,
bermain peran dan mengamati sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa lebih bermakna.
4. Prinsip tantangan
Guru meminta siswa berdiskusi dan bermain peran di depan kelas. Bermain peran
merupakan kegiatan pembelajaran yang menantang siswa untuk meningkatkan rasa percaya
dirinya dan menumbuhkan kreativitasnya dalam menyusun dialog sendiri.
5. Prinsip balikan dan penguatan
Siswa dan guru bersama sama dalam menyimpulkan materi dan merefleksi kegiatan
pembelajaran.
6. Prinsip perbedaan individu
Guru melaksanakan pembelajran yang bervariasi untuk memfasilitasi keragaman
karakteristik dan potensi siswa.