Contoh Naskah
Contoh Naskah
KEMISKINAN
BPS melaporkan Maret 2013, 28.07 juta jiwa atau 11,37 %, penduduk
Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan, 7,39 juta yang masih
pengangguran serta 1 juta1 lebih anak-anak Indonesia yang menderita gizi buruk
dan busung lapar. Sementara Yuniardi Hartono Wakil Direktur Marketing PT
Marcedes-Benz Indonesia mengatakan, Indonesia merupakan pemesan mobil
mewah terbesar se-Asia Tenggara mengalahkan Negara-Negara Berkembang
lainnya. Kedua data tersebut menunjukkan tingkat kesenjangan yang cukup tajam
antara yang kaya dan yang miskin di Negara kita, jika hal ini terus kita biarkan
maka yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin semakin menderita, the rich
richer and the poor poorer, untuk itu Memberantas Kemiskinan Dengan Zakat,
Infaq Dan Shadaqah, adalah tema yang akan kami bahas pada kesempatan ini.
Sebagai rujukan Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 103:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
Sabab an-Nuzûl ayat tadi menurut Imam as-Suyûthî dalam Lubab an-
Nuqûl fî Asbâb an-nuzûl menyatakan, bahwa ayat tersebut diturunkan
berdasarkan permintaan Abû Lubabah kepada Rasûlullâh, yâ Rasûlullâh, ambillah
harta kami dan mintakanlah ampunan untuk kami. Namun Rasûl menjawab, aku
1
Belum diketumakan data pasti tahun 2013
tidak pernah disuruh Allâh menerima harta sedikit pun. Maka turunlah perintah
kepada Rasûlullâh,
Syekh Ibnu Katsîr dalam tafsir Al-Qur’ân al-‘Azhîm jilid 3 halaman 470
menjelaskan: خذ من اموالهم صدقة اى تؤخذ الزكات من جميع االموال, ambillah zakat dari
kumpulan harta-harta mereka. Lafazh shadaqatan dalam ayat tadi mengandung
makna zakat, sebab menurut al-Mawardî dalam al-Ahkâm as-Shulthâniyyah Bab
II, zakat adalah shadaqah, shadaqah adalah zakat.
Dengan demikian, zakat wajib ditunaikan. Hartawan harus selalu
diingatkan, jangan sampai lupa dan melalaikan. Sanksi bagi orang yang tidak
membayar zakat bukanlah dari pemimpin dan penguasa, tapi dari Allah dengan
neraka Jahannam-Nya. Jika terjadi kesenjanganantara si miskin dan si kaya,
suatu bangsa tidak akan pernah sejahtera. Penjarahan, perampokan dan tindak
kriminal terjadi di mana-mana. Untuk itu ada 3 hikmah jika zakat telah
ditunaikan:
Pertama, تطهرهم من الذنوب واالخالق الرذيلة: تطهرهم اى. Zakat mensucikan para
hartawan dari dosa dan akhlak yang hina. Demikian Abdurrahmân bin Nasîr bin
Su’udî menjelaskan dalam Tafsîr Kalâm al-Manân Juz I halaman 350. As’ad
Hawâmîd dalam ايسر التفاسيرJuz I halaman 1337 menjelaskan, bahwa akhlak hina
yang dimaksud adalah sifat bakhil, kikir, tamak dan bengis terhadap fakir miskin.
Orang yang enggan membayar zakat selalu terlena dan berfoya-foya, jangankan
membantu kaum dhu’afa tapi malah merampas, menguras harta dan menindas
hak-hak mereka. Pantas kalau kasus bunuh diri, depresi, gangguan jiwa semakin
marak di Indonesia. Yang lebih menyedihkan lagi hadirin, tidak sedikit gadis-
gadis bangsa kita yang menjual kehormatannya untuk mendapat sesuap nasi.
Na’ûdzubillaâh.
Kedua, ترفعهم من منازل المنافقين إلى منازل المخلصين:}وتزكيهم{ اي. Zakat
mengangkat derajat para hartawan dari tempat orang-orang munafik menjadi
orang yang ikhlas. Demikian penjelasan Abû Muhammad Husain ibnu Mas’ûd al-
Baghawî dalam tafsir Mu’allimut Tanzîl Juz IV halaman 91.
Munafik menurut ats-Tsaurî dalam tafsir Tustarî Juz II halaman 130:
ولم يعمل باركانه, واقر بلسانه, من عرف بقلبه.Munafik adalah orang yang mengetahui di
hati, mengucapkan di lisan tetapi tidak mengerjakan dengan perbuatan. Dengan
demikian hadirin, para hartawan yang tak mau membayar zakat, tak pernah
berinfak enggan bersedekah buka saja disebut sebagai manusia tamak dan serakah
tapi telah termasuk ke dalam golongan orang munafik, bahkan Rasûlullâh
menambahkan:
ليس المؤمن الذي يشبع وجاره جائع الى جنبه, “Bukanlah seorang mukmin, orang yang
hidupnya kenyang sendirian sementara tetangganya merintih kelaparan”.
Ketiga, سكن لهم اي تسكن به نفوسهم, zakat memberikan ketenteraman dalam
kehidupan. Demikian Ibn al-Jazâ’ menjelaskan dalam tafsir تسهيل لعلوم التنزيلJuz I
halaman 627.
Namun apakah zakat di Indonesia telah mampu memberikan kemaslahatan
bagi rakyat miskin? Tentu belum. Wapres Budiono dalam konferensi pertama
World Zakat Forum di IPB International Convention Centre menyampaikan,
berdasarkan prediksi Bank Pembangunan Asia, jika dikelola dengan optimal zakat
di Indonesia akan melampaui 100 triliun, namun sayang, sampai akhir tahun 2011
Badan Amil Zakat Nasional hanya mampu mengumpulkan dan mencatat
sebanyak 1,5 triliun Rupiah, dan hanya mampu menyantuni 9 persen penduduk
miskin Indonesia. Kemana para hartawan bangsa kita yang lainnya, hadirin?
Bukankah mereka sering antri membeli mobil mewah milyaran Rupiah, sementara
rakyat miskin antri mempertaruhkan nyawa hanya untuk mendapatkan sembako
gratis dan beras miskin.
Untuk itu hadirin, jika kita ingin hidup sejahtera di bumi Indonesia, mulai
saat ini kita harus berbagi kepada sesama, karena hak yang miskin ada pada harta
si kaya. Inilah yang didendangkan oleh”………..”
Gunakan harta uang semua di atas jalan ridha Ilahi
Waqaf dan zakat amalkan segera (2x)
Itulah hartawan hidup yang suci
Apa yang harus kita lakukan untuk memberantas kemiskinan dengan
zakat, infak dan shadaqah? Sebagai jawabannya, kita simak firman Allah dalam
Al-Qur’ân surat al-Isrâ’ ayat 26:
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan
orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros.”
Masalah terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah maraknya
kasus korupsi.. Istilah maling berdasi, tikus berdasi seolah jadi pameo tak berarti
meski ditujukan bagi para pemimoin negeri tapi koruptor semakin menjadi-jadi.
Lemahnya penegakan hokum di Negara kita membuat koruptor tidak pernah jera,
bahkan jadi raja di balik terali baja, bebas terbang kemana-mana, fasilitas elit
bagai istana, pantas makin banyak pejabat yang tergoda, hakin dan jaksa pun turut
ikutserta, sementara rakyat biasa, tak sabar kalau hanya menonton di media,
akhirnya korupsi marak di kalangan pengusaha, karyawan biasa, pedagang kaki
lima, bahkan sampai tukang parker kendaraan roda dua. Jika hal ini kita biarkan
terlalu lama, Indonesia tidak akan pernah sejahtera tapi justru makin sengsara.
Untuk itu “Memberantas Korupsi Menuju Kesejahteraan Bangsa” adalah tema
syarhil Qur’ân yang akan kami bahas pada kesempatan ini. Sebagai rujukan kami
kutip firman Allah dalam Al-Qur’ân surah Al-Anfâl ayat 27:
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”