Anda di halaman 1dari 2

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan basil

Mycobacterium tuberculosis dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang

penting di dunia. Setiap tahun, ada sekitar 9 juta kasus baru TB, dan hampir 2 juta di

antaranya mati karena kasus ini. Semua negara di dunia terdapat penyakit TB, tetapi

sebagian besar kasus (85%) terjadi di Afrika (30%) dan Asia (55%) dengan India dan

Cina mencapai 35% dari seluruh kasus (WHO, 2011).

Indonesia menempati peringkat keempat dalam daftar 22 negara dengan masalah

TB besar di dunia dan memberikan kontribusi jumlah kasus TB di dunia sebesar

4,7%. Pada tahun 2009, perkiraan insidensi dan prevalensi TB semua tipe adalah 189

dan 285 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Angka kematian karena TB

diperkirakan sebesar 27 per 100.000 penduduk per tahun (Kementerian Kesehatan RI,

2011).

Munculnya pandemi HIV/AIDS di dunia menambah permasalahan TB.

Koinfeksi dengan HIV akan meningkatkan risiko kejadian TB secara signifikan. Pada

saat yang sama, kekebalan ganda kuman TB terhadap obat anti TB (multidrug

resistance = MDR) semakin menjadi masalah akibat kasus yang tidak berhasil

disembuhkan. Keadaan tersebut pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya epidemi

TB yang sulit ditangani (Depkes RI, 2007).

Dalam pemberantasan TB paru, pencarian kasus penting untuk keberhasilan

pelaksanaan program pengobatan. Hal ini ditunjang oleh sarana diagnostik yang

tepat. Diagnosis TB dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan klinis (dari

1
anamnesis terhadap keluhan pasien dan dari hasil pemeriksaan fisik penderita), hasil

pemeriksaan foto toraks, hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang

lainnya. Pemeriksaan radiologi toraks sendiri merupakan pemeriksaan yang sangat

penting dalam mendiagnosis TB (Rasad,S., 2005).

Anda mungkin juga menyukai