Anda di halaman 1dari 34

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi. Diklasifikasikan menjadi status gizi kurang,
status gizi baik, dan status gizi lebih (Almatsier, 2011).
WHO (2003) menyebutkan bahwa masalah gizi pada remaja masih
terabaikan karena masih banyak faktor yang belum diketahui penyebabnya.
Kementrian Kesehatan mengatakan pada tahun 2010 di Sulawesi tengah
angka kejadian remaja yang mempunyai status gizi kurang (kurus) 7,0%,
status gizi normal 82,6%, dan status gizi lebih sebanyak 5,9%.
Salah satu penelitian Akademi Kebidanan Gema Nusantara Bekasi pada
tahun 2011 mengenai hubungan status gizi dengan indeks prestasi komulatif
mahasiswa akademi kebidanan, didapatkan hasil mahasiswa yang memiliki
IPK rendah (21,7%), mahasiswa yang Memiliki status gizi kurang (24,1%).
Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara status gizi dengan indeks
prestasi komulatif pada mahasiswa kebidanan.(Anjani Khairunisa,2011).
Pada penelitian hubungan status gizi dengan prestasi belajar pada siswa-
siswi SMA Negri 1 Padang tahun ajaran 2013/2014 didapatkan hasil siswa-
siswi yang memiliki status gizi normal (50,6%), siswa-siswi yang memiliki
prestasi belajar baik (55,2%). Dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara status gizi dengan indeks prestasi belajar.(Steffi
Olivia,2014)
Upaya peningkatan produktifitas, kecerdasan dan mutu pendidikan dapat
dilakukan dengan menggunakan perbaikan dan perubahan terhadap faktor-
2

faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Gizi merupakan salah


satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia. Sesuai PP 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, proses penilaian
pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas penilaian hasil belajar
oleh pendidik, dan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi.
Penilaian belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, untuk
memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar dalam berbagai
bentuk. Penilaian hasil belajar ditentukan oleh pencapaian standar
kompetensi belajar untuk semua mata kuliah. Banyak hal yang
mempengaruhi pencapaian nilai akhir belajar seorang mahasiswa
diantaranya adalah kualitas mahasiswa yang diperoleh dari institusi
pendidikan yang erat kaitannya dengan status gizi pada masing masing
individu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan keterangan penelitian yang telah dilakukan oleh Anjani


Khairunisa yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
status gizi dengan indeks prestasi belajar sedangkan Steffi Olivia
menyatakan adanya hubungan bermakna antara status gizi dan indeks
prestasi belajar. Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah penelitian ini
adalah bagaimana profil status gizi dan indeks prestasi mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu, pada tahun 2017.
3

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana profil indeks prestasi mahasiswa Fakultas Kedokteran


Universitas Alkhairaat Palu?
2. Bagaimana profil status gizi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Alkhairaat Palu?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil status gizi dan indeks
prestasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu.

2. Tujuan Khusus

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran indeks prestasi


mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu, Sulawesi
tengah.
b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu, Sulawesi tengah.
4

E. Manfaat Penelitian

1. Pengembangan Ilmu

a. Peneliti

Dapat menambah pengetahuan peneliti dan pengalaman tentang


penelitian.
b. Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan dapat menjadi
rujukan untuk penelitian selanjutnya.
c. Institusi Pendidikan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi untuk menyusun program


guna meningkatkan mutu pendidikan.

2. Aplikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk perbaikan


pada prestasi belajar mahasiswa.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. STATUS GIZI

a. Definisi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi (Almatsier,2001). Status gizi yaitu ekspresi dari
keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari
nutrition dalam variabel tertentu. Diklasifikasikan menjadi status gizi kurang,
status gizi baik, dan status gizi lebih. Status gizi juga diartikan sebagai
keadaan kesehatan fisik seseorang ataupun kelompok orang yang ditentukan
dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran gizi tertentu (I Nyoman
Supriasa. dkk,2006).

b. Epidemiologi

Di Indonesia prevalensi status gizi pada tahun 2013, didapatkan 8,3 %


memiliki status gizi kurus, 13,3 % status gizi berat badan lebih (overweight),
15,4 % status gizi obesitas.
6

Gambar 1. Prevalensi status gizi dewasa tahun 2013


Sumber : Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Rikesdas 2013

Tabel 3. Epidemiologi status gizi Palu, Sulawesi Tengah

No. Penulis Tahun Lokasi Angka kejadian


1. Kemenkes 2010 Sulawesi tengah Kurus 7,0%
Normal 82,6%
Gemuk 5,9%
Sumber : Kemenkes RI, Rikesdas 2010

Menurut data Kementrian Kesehatan pada tahun 2010 di Sulawesi Tengah


prevalesi status gizi didapatkan 7% memiliki status gzi kurus, 82,6% memiliki
status gizi normal dan 5,9% memiliki status gizi gemuk.
c. Cara Mengukur Status gizi
Penilaian status gizi dibagi menjadi dua yaitu, secara langsung dan tidak
langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4
penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Sedangkan
penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi mejadi 3 penilaian
yaitu: survey konsumsi makanan, statistic vital, dan faktor ekologi. Dalam
7

penelitian ini, untuk menentukan status gizi digunakan penilaian status gizi
secara langsung yaitu, indeks antropometri.

1). Penilaian status Gizi secara tidak langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi mejadi 3


penilaian yaitu: survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi.
a). Survei konsumsi makanan
survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara
tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang
konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei
ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
b). Statistik vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisa
data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur,
angka kesakitan dan angka kematian akibat penyebab tertentu dan data
lainnya yang berhubungan dengan gizi.
c). Faktor ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi
sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, biologis dan lingkungan
budaya. jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan
ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi
dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu
masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.

2). Penilaian status Gizi secara langsung


Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian
yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.
8

a). Antropometri
Antropometri berasal dari kata antropos dan metros . Antropos adalah
tubuh dan metros adalah ukuran. Jadi antropometri adalah perolehan
pengukuran fisik dari individu yang dikaitkan dengan standar yang
mencerminkan pertumbuhan dan perkembangan. Antropometri sangat umum
digunakan untuk mengukur status gizi dan berbagai ketidak seimbangan
asupan asupan protein dan energi yang berguna untuk mengevaluasi
kelebihan dan kekurangan gizi. Gangguan biasa terlihat dari pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak otot dan jumlah
air dalam tubuh. Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai
status gizi adalah berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur dan
berat badan menurut tinggi badan (Gibson, 2005).
Syarat yang mendasari penggunaan Antropometri
(1). Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan
atas, mikrotoa dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri
dirumah.
(2). Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.
(3). Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional,
juga oleh tenaga lain setelah dilatih dalam teknik yang tepat. Jika terdapat
lebih dari satu tenaga khusus profesional maka harus ditetapkan persepsi
langkah langkah akurasi yang tepat. (Lee and Nieman,2003)
(4). Langkah langkah akurasi yang tepat dapat dibentuk oleh beberapa ahli
dengan cara mengambil pengukuran yang sama dan membandingkan
hasilnya.
(5). Biaya relatif murah, karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan
bahan-bahan lainnya.
(6). Hasilnya mudah disimpulkan, karena mempunyai ambang batas (cutt of
point) dan baku rujukan yang sudah pasti.
9

(7). Secara ilmiah diakui kebenarannya. hampir semua negara menggunakan


antropometri sebagai metode untuk mengukur status gizi masyarakat,
khususnya untuk penapisan (screening) status gizi. hal ini dikarenakan
antopometri diakui kebenrannya secara ilmiah.
Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa
Pemantauan status gizi pada orang dewasa salah satunya dengan cara
mengukur indeks massa tubuh. Pada tahun 1987, pertemuan pertama
IDECG ( International Dietary Energi Consultancy Group) di Guatamaela City,
yang merekomendasikan indeks massa tubuh untuk mengukur status gizi
orang dewasa. (Atmarita dan Lucya Feronica,1992).
Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan
antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai
dapat menjadi indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh
seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi
penelitian menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara
langsung lemak tubuh seperti underwater weighing dan dual energy x-ray
absorbtiometry (Grummer-Strawn LM et al., 2002). IMT merupakan altenatif
untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah serta metode skrining
kategori berat badan yang mudah dilakukan.
Status gizi dihitung menggunakan rumus Indeks masa tubuh menurut
WHO pada tahun 2008 :

Berat Badan (Kg)


𝐼𝑀𝑇 =
(Tinggi badan (m))2
10

Tabel 2. Klasifikasi Indeks Massa tubuh Menurut Asia Pasifik

Klasifikasi Indeks massa tubuh


Malnutrisi <18,5
Normal 18,5-22,9
Overweight >23,0
Obesitas I 25,0-29,9
Obesitas II >30
Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacifik Perspective:
Redefing Obesity &its Treatmen (2000)

Di Indonesia standar indeks massa tubuh yang digunakan adalah


klasifikasi indeks massa tubuh menurut Asia Pasifik.

d. Klasifikasi

Klasifikasi indeks massa tubuh dibagi menjadi dua yaitu: klasifikasi indeks
masa tubuh menurut WHO dan klasifikasi indeks masa tubuh menurut Asia
Pasifik.

Tabel 1. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh menurut WHO

No. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh


1. Berat badan kurang <18,5
2. Normal 18,5-24,9
3. Berat badan lebih 25,0-29,9
4. Obesitas I 30,0-34,9
5. Obesitas II 35,0-39,9
6. Obesitas III ≥40
11

Sumber : WHO technical series, 2000 Menurut WHO tahun 2002 klasifikasi
indeks massa tubuh

Tabel 2. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh Menurut Asia Pasifik

No. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh


1. Berat badan kurang <18,5
2. Normal 18,5-22,9
3. Berat badan lebih >23,0
4. Obesitas I 25,0-29,9
5. Obesitas II >30
Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacifik Perspective:
Redefing Obesity &its Treatmen (2000)

e. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Dewasa


1). Usia
Semakin bertambahnya usia maka akan semakin meningkat pula
kebutuhan zat tenaga bagi tubuh. Zat tenaga diperlukan untuk membantu
tubh melakukan aktifitas fisik.
2). Jenis Kelamin
Jenis kelamin menentukan besar kecilnya asupan nutrisi yang dikonsumsi.
Umumnya perempuan lebih banyak memerlukan keterampilan dibandingkan
tenaga, sehingga kebutuhan gizi perempuan lebih sedikit dibandingkan laki
laki
3). Pendapatan
Pendapatan mempengaruhi daya beli terhadap makanan. Semakin baik
pendapatan maka akan semakin baik pula makanan yang dikonsumsi baik
dari segi kualitas maupun kuantitas. Sebaliknya, pendapatan yang kurang
12

mengakibatkan menurunnya daya beli terhadap makanan secara kualitas


maupun kuantitas.
4). Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan
berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan
gizi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik status gizinya.
Ini dikarekan seseorang yang mengenyam pendidikan biasanya lebih
memahami dalam menerima informasi-informasi mengenai gizi.
6). Sosial budaya
Budaya memiliki pegaruh besar dalam pemilihan dan pengolahan pangan
menjadi makanan. Budaya juga mempengaruhu kebiasaan makan
seseorang.
7). Pola makan
Pola makan merupakan suatu wujud tindakan seseorang dalam memilih
dan mengkonsumsi makanan yang terbentuk melalui pengetahuan dan sikap.
8). Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan system
penunjangnya (Almatsier,2003).
9. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan
prilaku makan yang selanjutnya akan mempengaruhi status gizi

f. Akibat Gangguan Gizi

Metabolisme dan proses pertumbuhan tubuh bergantung pada zat zat gizi.
jika tubuh mengalami kekurangan gizi akan menyebabkan gangguan pada
proses:
1). Pertumbuhan anak-anak yang tidak sesuai dengan seharusnya.
13

2). Produksi tenaga berkurang, sehingga tubuh menjadi lemah, malas, dan
produktivitas kerja menurun.
3). Daya tahan tubuh terhadap tekanan atau stress menurun. Sistem imunitas
dan antibodi berkurang, sehingga lebih mudah terserang infeksi.
4). Struktur dan fungsi otak: kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh
terhadap perkembangan mental dan kemampuan berpikir. Otak mencapai
bentuk maksimalnya pada usia 2 tahun. Kekurangan gizi dapat berakibat
terganggunya fungsi otak secara permanen.
5). Anak anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukkan perilaku
tidak tenang, mudah tersinggung, cengeng, dan apatis.

2. Indeks Prestasi

a. Definisi

Prestasi akademik adalah hasil pembelajaran yang diperoleh dari


kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan
biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian (Hadi,2012). Indeks
Prestasi adalah penilaian keberhasilan studi semester yang dilakukan pada
tiap akhir semester.

b. Cara Penilaian Indeks Prestasi

Penilaian indeks prestasi meliputi semua mata kuliah yang direncanakan


mahasiswa dalam Kartu Rencana Stusi (KRS). Perhitungan Indeks Prestasi
menggunakan rumus :

∑KN
𝐼𝑃 = ∑K
14

Dengan K adalah besarnya sks masing-masing matakuliah, dan N adalah


nilai-nilai masing-masing matakuliah.

c. Standar Penilaian Indeks Prestasi

Standar penilaian indeks prestasi mahasiswa yang dipakai oleh


Universitas Indonesia adalah keputusan Rektor Universitas Indonesia tentang
administrasi hasil belajar mahasiswa Universitas Indonesia pada tahun 2007.

Tabel 4. Standar Penilaian Indeks Prestasi Universitas Indonesia

No. Huruf Bobot


1. A 4,00
2. A- 3,70
3. B+ 3,30
4. B 3,00
5. B- 2,70
6. C+ 2,30
7. C 2,00
8. C- 1,70
9. D 1,00
10. E 0,00
Sumber : Keputusan Rektor Universitas Indonesia No. 838A/SK/R/UI/2007
Tentang Administrasi Hasil Belajar Mahasiswa Universitas Indonesia

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi


15

Belajar di sekolah ataupun di jenjang pendidikan tinggi tidak selamanya


berhasil dan berjalan dengan mulus dan mudah, tetapi sering kali banyak
faktor yang mempengaruhi hasil dari prestasi belajar, dan dikategorikan
menjadi 2 faktor yaitu:

1). Faktor internal


Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh
a). Aspek Biologis
(1). kandungan sampai lahir sesudah lahir sudah tentu merupakan hal yang
sangat menentukan keberhasilan seseorang.
(2). kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi
keberhasilan seseorang. Namun demikian didalam menjaga kesehatan fisik
ada beberapa hal yang sangat diperlukan diantaranya makan dan minum
harus teratur serta memenuhi persyaratan kesehatan, olahraga dan istirahat
yang cukup.

a). Aspek Psikologis


(1). Intelegensi
Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar dasar memang berpengaruh
besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang mempunyai
intelegensi jauh dibawah normal akan sulit diharapkan untuk mencapai
prestasi belajar yang tinggi. Sebaliknya, seseorang yang intelegensinya
sangat tinggi mungkin saja akan sedikit lebih mudah untuk mencapai prestasi
belajar yang tinggi jika proses belajarnya ditunjang dengan berbagai faktor
lain yang mempengaruhi keberhasilam prestasi belajar. (anonymus, 2009).
(2). Motivasi
Kemauan dapat dikatakan sebagai faktor utama yang mempengaruhi hasil
belajar seseorang. Kemauan merupakan motor penggerak utama yang
keberhasilan seseorang. Baik ataupun tidaknya proses belajar seseorang
16

dipengaruhi seberapa besar kemauan seseorang untuk


melakukannya.(Haryati,1992)
(3). Bakat
Bakat merupakan salah satu faktor penunjang untuk mencapai
keberhasilan seseorang, tetapi bakat tidak sepenuhnya mempengaruhi
proses belajar.
(4). Daya Ingat
Daya ingat sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang. Daya ingat
dapat didefinisikan sebagai daya jiwa untuk memasukan, menyimpan dan
mengeluarkan kembali suatu kesan.

c). Aspek Waktu


Adanya keseimbangan antara kegiatan belajar dan kegiatan yang bersifat
hiburan atau rekreasi. Tujuannya agar dapat merefresh otak kembali setelah
kegiatan belajar yang padat dan jenuh.

2). Faktor Eksternal


Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari luar.
a). Lingkungan keluarga
Faktor ini merupakan faktor yang paling pertama dan utama dalam
menentukan perkembangan pendidikan seseorang. Kondisi lingkungan
keluarga sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang diantaranya
adalah adanya hubungan yang harmonis antar keluarga, tersedianya tempat
dan peralatan belajar, keadaan ekonomi keluarga yang cukup, suasana
lingkungan rumah yang tenang dan adanya perhatian yang diberikan
keluarga kepada anaknya.
b). Lingkungan Kampus
Hal mutlak yang harus ada adalah tata tertib dan disiplin yang ditegakan
oleh pihak kampus. Kondisi lingkungan kampus juga mempengaruhi proses
17

belajar antara lain adalah dosen yang cukup memadai, cara penyampaian
materi dari dosen kepada mahasiswanya, peralatan belajar yang memadai,
gedung kampus yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya proses
belajar yang baik, adanya teman yang baik, dan hubungan keharmonisan
setiap warga masyarakat kampus.
c). Lingkungan Masyarakat
Didalam masyarakat ada lingkungan atau tempat tertentu yang dapat
menunjang keberhasilan belajar ada pula lingkungan atau tempat belajar
yang menghambat proses belajar.
18

d. Kerangka Teori

Pada gambar kerangka teori penelitian ini memperlihatkan bahwa usia,


ekonomi, aktivitas fisik, pendidikan, pola makan, sosial budaya,
lingkungan dan jenis kelamin mempengaruhi status gizi manusia,
terutama pada mahasiswa. Sedangkan indeks prestasi atau prestasi
belajar dipengaruhi oleh faktor internal antara lain aspek biologis, aspek
psikologis dan aspek ekternal yang antara lain yaitu faktor lingkungan
keluarga, lingkungan kampus dan lingkungan masyarakat.

Faktor
Usia
Internal

Ekonomi

Aktivitas fisik

Pendidikan
Status Gizi Indeks
Prestasi
Social Budaya
Faktor
Eksternal
Pola Makan

Lingkungan

Jenis Kelamin

Gambar 2. Kerangka teori


19

C. Kerangka Konsep

Pada gambar 3 memperlihatkan kerangka konsep penelitian, kerangka


konsep dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Profil Status Gizi dan
Indeks Prestasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu
Pada Tahun 2017


STATUS INDEKS
PRESTASI
GIZI

Gambar 3. Kerangka konsep


20

D. Definisi Operasional

a. Berat Badan
Berat badan dalam penelitian ini adalah ukuran untuk menilai peningkatan
atau penurunan semua jaringan tubuh. Pengukuran berat badan dilakukan
dengan cara menimbang menggunakan timbangan berat badan (ballance
scale) dengan satuan kilogram.
Kriteria pengukuran berat badan :
1. Berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun.
2. Setelah buang air besar dan buang air kecil sebelumnya.
3. Tidak makan sebelumnya.
4. Posisi tegak dan menghadap lurus kedepan.
b. Tinggi Badan
Tinggi badan dalam penelitian ini adalah jarak maksimum dari ujung
kepala ke telapak kaki. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan alat
pengukuran tinggi badan (microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1 cm.
Kriteria pengukuran tinggi badan :
1. Berpakaian minimal tanpa alas kaki ataupun penutup kepala. Jika
menggunakan jilbab sebaiknya menggenakan jilbab yang tidak terlalu tebal.
2. Berdiri tegak, tepat dibawah microtoise dan hidung segaris dengan bagian
bawah microtoise.
3. Posisi kepala yaitu posisi Frankfurt (garis imaginasi dari bagian inferior dari
orbita horizontal terhadap meatus acusticus eksterna bagian dalam), dan
yang melekat pada dinding adalah kepala bagian belakang, bahu bagian
belakang, bokong dan kedua tumit.
4. pandangan lurus kedepan dan tangan dalam posisi tergantung bebas di
samping tubuh.
c.Indeks Massa Tubuh
21

Indeks masa tubuh dalam penelitain ini adalah pengukuran yang


membandingkan berat (kg) dan tinggi badan (m) seseorang. pengukuran
indeks massa tubuh menggunakan rumus :
Berat Badan (Kg)
𝐼𝑀𝑇 =
(Tinggi badan (m))2

Kriteria Objektif
1. Berat badan kurang (malnutrisi ) :Jika indeks masa tubuhnya < 18,5
2. Berat badan normal (normal ) :Jika indeks masa tubuhnya 18,5-
22,9
3. Berat badan lebih (overweight) :Jika indeks masa tubuhnya 23-24,9
4. Berat badan obesitas 1 (obesitas I) :Jika indeks masa tubuhnya 25-29,9
5. Berat badan obesitas 2 (obesitas II) :Jika indeks masa tubuhnya >30
d. Satuan Kredit Semester (SKS)
Satuan Kredit Semester pada penelitian ini adalah angka beban kuliah
yang diambil mahasiswa setiap semester yang dijalaninya.
e. Indeks Prestasi
Indeks prestai dalam penelitian ini adalah nilai yang didapatkan dalam satu
semster yang menggambarkan keberhasilan belajar dan dinyatakan dalam
bilangan dua angka di belakang koma. Indeks prestasi dalam penelitian ini
merupakan nilai yang didapatkan dalam 1 semester dengan rumus :

∑KN
𝐼𝑃 = ∑K

Dengan K adalah besarnya sks masing-masing matakuliah, dan N adalah


nilai-nilai masing-masing matakuliah.
22

Kriteria Objektif
1. A : Jika nilai indeks prestasi dalam 1 semester yaitu 4
2. A- : Jika nilai indeks prestasi dalam 1 semester yaitu 3,75
3. B+ : Jika nilai indeks prestasi dalam 1 semester yaitu3,5
4. B : Jika nilai indeks prestasi dalam 1 semester yaitu 3,0
5. B- : Jika nilai indeks prestasi dalam 1 semester yaitu 2,75
6. C+ : Jika nilai indeks prestasi dalam 1 semester yaitu 2,5
7. C : Jika nilai indeks prestasi dalam 1 semester yaitu 2,0
8. E : Jika nilai indeks prestasi dalam 1 semester yaitu 0
23

BAB III

METODELOGI PENILITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kategori dengan pendekatan


“cross sectional” yang bertujuan untuk mengetahui "Profil Status Gizi dan
Indeks Prestasi Mahasiswa Fakultas kedokteran Alkhairaat Palu Pada Tahun
2017"

Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Alkhairaat

Status gizi Indeks prestasi

 malnutrisi  A
 normal  A-
 berat badan  B+
berlebih  B
 obesitas I  B-
 obesitas II  C
 E

Gambar 4. Desain Penelitian


24

B. Tempat Penelitian dan waktu penelitian

a). Waktu Penelitian :Penelitian ini akan dilakukan pada tahun 2017
sampai target subjek penelitian terpenuhi
terpenuhi
b). Lokasi Penelitian :Lokasi penelitian adalah Fakultas Kedokteran
Alkhairaat Palu.

C. Populasi dan Subjek Penelitian

a). Populasi Penelitian


Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISA yang telah memiliki indeks
prestasi pada semester ganjil.
b). Subjek Penelitian
mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISA yang memiliki indeks prestasi dan
memenuhi kriteria penelitian. Subjek penelitian berdasarkan proposional
random sampling berdasarkan angkatan.

D. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

a. Kriteria inklusi
kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang akan diteliti. kriteria yang akan diteliti adalah :
a). Mahasiswa FK UNISA angkatan 2014, 2015, 2016
b). Hadir dan bersedia mengikuti penenelitian tanpa paksaan setalah
mendapatkan penjelasan.
25

b. Kriteria Ekslusi
kriteria eksklusi adalah keadaan yang menyebabkan subjek penelitian

tidak dapat diikut sertakan dalam penelitian.

1. Mahasiswa yang sedang cuti akademik.

2. Mahasiswa yang tidak memiliki kelengkapan nilai.

E. Besar Sampel

Besar sampel yang diperlukan pada penelitian ini sesuai dengan rumus :

N
𝑛=
1 + N. d2

n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
d : presisi (batas toleransi kesalahan)

N
𝑛=
1 + N. d2

130
𝑛=
1 + 130. 0,102

130
𝑛=
2,3
26

𝑛 = 56,521

𝑛 = 57 orang

Jadi, sampel yang dibutuhkan digenapkan menjadi 57 mahasiswa Fakultas


Kedokteran Alkhairaat Palu.

F. Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel dengan menggunakan "Simple Random


Sampling" yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat.
27

G. Alur Penelitian

130 mahasiswa FK
UNISA
Memenuhi kriteria
Simple random inklusi:
sampling
1. Mahasiswa FK
UNISA angkatan
Random sampling 2014, 2015, 2016

Informed consent 2. Hadir dan


bersedia mengikuti
57 subjek penelitian Penelitian

Pengambilan data

Pemeriksaan status gizi di tulis Pengambilan nilai indeks

dalam case report prestasi dengan data sekunder

dari pihak Fakultas Kedokteran

Universitas Alkhairaat

Pengumpulan data

Analisis data
SPSS 17.0

Penulisan hasil

Seminar hasil
Gambar 5. Alur Penelitian
28

H. Cara Kerja (Prosedur) Penelitian

1. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran


Universitas Alkhairaat angkatan 2014, 2015, 2016.
2. Pada semua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat
angkatan 2014, 2015, 2016 akan diberi penjelasan mengenai :
a. Latar belakang
Upaya peningkatan produktifitas, kecerdasan dan mutu pendidikan dapat
dilakukan dengan menggunakan perbaikan dan perubahan terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Gizi
merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya
manusia. Sesuai PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
proses penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas
penilaian hasil belajar oleh pendidik, dan penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan tinggi. Penilaian belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan, untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan
hasil belajar dalam berbagai bentuk. Penilaian hasil belajar ditentukan
oleh pencapaian standar kompetensi belajar untuk semua mata kuliah.
Banyak hal yang mempengaruhi pencapaian nilai akhir belajar seorang
mahasiswa diantaranya adalah kualitas mahasiswa yang diperoleh dari
institusi pendidikan yang erat kaitannya dengan status gizi pada masing
masing individu.
b. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui profil status gizi dan
indeks prestasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat
Palu.
c. Cara
29

Pada penelitian ini, peneliti akan menentukan status gizi mahasiswa


dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan pasien dengan
menggunakan timbangan BB(kg) dan microtoice (cm). setelah di dapatkan
hasil dari Tinggi Badan dan Berat Badan selanjutnya akan dihitung
dengan menggunakan rumus IMT untuk menentukan status gizi
mahasiswa.
d. Manfaat penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat emperluas ilmu pengetahuan peneliti
terutama mengenai status gizi , dan juga menambah pengalaman di
bidang penelitian. Selain itu, Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi
tambahan dan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, dan dapat
digunakan sebagai bahan untuk menyusun program guna meningkatkan
mutu pendidikan.
e. Hak dan kewajiban subjek
Mahasiswa mempunyai hak dan kewajiban untuk menolak dan untuk
mengikuti penelitian. Setelah diberikan penjelasan, mahasiswa dimintakan
persetujuannya untuk menjadi subjek penelitian dengan memberikan
lembaran surat persetujuan.
3. Setelah mahasiswa mengerti dengan semua penjelasan dan memenuhi
kriteria penelitian, peneliti akan meminta persetujuan mahasiswa untuk
ikut dalam penelitian dengan sukarela.
4. Jika mahasiswa bersedia, maka pasien tersebut di masukkan sebagai
subjek penelitian.
5. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan :
a. Pemeriksaan status gizi berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT)
menggunakan timbangan BB dan microtoice.
6. Pengambilan indeks prestasi mahasiswa dengan data sekunder yang
diambil dari pihak Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat.
30

7. Catat hasil sesuai dengan observasi yang telah dilakukan pada subjek
penelitian dan dimasukan kedalam tabel SPSS 17,0 yang akan dianalisa
secara analitik.
8. Selanjutnya analisa data yang telah terkumpul akan dilakukan
pengolahan secara analitik koperatif tidak berpasangan yaitu dummy
tuble dan alternatif Uji Fisher. Analisa data ini mengunakan perangkat
lunak komputer dengan pengolahan data statistik yaitu program SPSS
17.0.
9. Setelah semua data diolah, dilakukan penulisan hasil sebagai laporan
10. Hasil penelitian ini kemudian di sajikan dalam seminar/ujian skripsi dan
ditulis sebagai skripsi.

A. Instrumen dan Alat Penelitian

Instrumen atau alat penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data

yaitu menggunakan formulir laporan kasus (case report),timbangan berat

badan (TANITA) , dan microtoice.

I. Rencana Pengolahan Data

Data pada penelitian ini diolah menggunakan perangkat lunak komputer


program SPSS 19.
Masalah deskripif kategorik dianalisis secara deskriptif untuk variabel
kategorik. Hasilnya adalah berupa frekuensi dan presentase (proporsi) yang
dapat disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik.
Pada penelitian deskriptif kategorik, hasil yang diharapkan adalah proporsi
dan IK (Interval Kepercayaan) dari proporsi tersebut. Proporsi adalah
31

perbandingan antara subjek yang mengalami efek yang dilihat dibanding


terhadap keseluruhan subjek.
Dummy Table
Tabel 5. Rencana Analisis data tentang sebaran status gizi dan indeks
prestasi mahasiswa.
No. Jumlah
Kriteria Status gizi N %
1. <18,5
2. 18,5-22,9
3. >23,0
4. 25,0-29,9
5. >30

No. Jumlah
Kriteria Indeks prestasi
N %
1. 4,00
2. 3,75
3. 3,50
4. 3,00
5. 2,75
6. 2,50
7. 2,00
8. 0,00
32

I. Aspek Etika

1. Semua mahasiswa FK UNISA yang akan menjadi subjek akan dimintakan


persetujuan secara sukarela tanpa paksaan setelah sebelumnya telah diberi
penjelasan mengenai prosedur penelitian.
2. Memiliki hak untuk tidak ikut, hak bertanya, dan hak untuk tidak
menjawab pertanyaan dalam penelitian ini.
3. Pada penelitian ini subjek tidak akan mendapatkan resiko yang
membahayakan karena hanya menggunakan metode pengambilan sample
yang sederhana.
4. Semua subjek penelitian tidak akan dikenakan biaya apapun dalam
penelitian ini.
5. Peneliti akan menjaga kerahasian semua data subjek mengenai hasil
penelitian ini.
33

DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama,2006: 9.

2. Hartriyanti yayuk, Triyyanti. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. FKM UI. Ed.
1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007:267-8.

3. Tjokronegoro A, Utama H. Pengkajian Status Gizi: studi epidemiologi.


Jakarta: Balai penerbit FKUI, 2003:88.

4. Annasari, dkk. 1995, Gizi Dalam Masa Pertumbuhan dan Perkembangan


Manusia. PAM Gizi, Malang.

5. Hasi, S.P. 2012. Peraturan Rektor Universitas Dipenogoro


No.209/PER/UN7/2012. Semarang. Universitas Indonesia

6. Daruyani, S. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Prestasi


Mahasiswa FSM Universitas Dipenogoro Semester Pertama Dengan Metode
Regresi Logistik Biner. Skripsi di terbitkan. Semarang: jurusan Statistika FSM
UNDIP.

7. Siregar, Retnawati. 2006. Pengaruh indeks prestasi dan persepsi


mahasiswa akuntansi kota medan mengenai beberapa faktor tertentu
terhadap pilihan karir. (23 september 2016)

8. Peraturan Rektor Universitas Dipenogoro No. 209/PER/UN/2012 Tentang


Peraturan Akademik Bidang Pendidikan Universitas Diponegoro. Semarang:
Rektor Universitas Dipenogoro

9. Keputusan Rektor Universitas Indonesia No. 838A/SK/R/UI/2007 Tentang


Administrasi Hasil Belajar Mahasiswa Universitas Indonesia. Jakarta: Rektor
Universitas Indonesia.

10. Hildayati, M. 2002. Penelusuran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Prestasi Akademik Mahasiswa Semester I Universitas IBN Khaldun Bogor.
Skripsi di terbitkan. Bogor: Jurusan Statistika-MIPA IPB
34

11. Bagian Gizi Klinis FK-UNHAS. 2011. Standar Oprasional Prosedur Gizi
klinis. Makasar

12. Mahan Kthleen L, Escott-Stump Sylvia. 2008. Krause’s Food & Nutrition
Therapy. Canada, page :400-403

13. Supriasa, Nyoman I. 2001. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

14. jelliffe D.B. 1989. Community Nutritional Assesment. Oxford University


Press, New York

15. Idrus Deswarni dan Gatot Kunanto. 1990. Buku Penanganan


Dosen/Mahasiswa Program Diploma III-Gizi. Epidemiologi I, Pusdiknakes,
Jakarta

16. Padriyani, Olivia Stevi. 2014. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi
Belajar pada Siswa-Siswi SMA Negri 1 padang Tahun Ajaran 2013/2014.
Skripsi. Padang: Jurusan Pendidikan Dokter UNAND

17. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. 2014. Standar Nasional Pendidikan


Tinggi. Jakarta:Dikti

18. Grummer-Strawn LM et Al., 2002. American Journal of Clinical Nutrition.


Dalam: Centers of Disease Control and Prevention, 2009. Assessing Your
Weight: About BMI for Adult. Didapat dari :
http://cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/adult_bmi/index.html [diakses
pada 20 januari 2016]

19. WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacifik Perspective:


Redefing Obesity &its Treatmen. 2000

Anda mungkin juga menyukai