Anda di halaman 1dari 15

Makalah

ILMU KALAM
( RUKUN IMAN )

OLEH :

HERMAN
16110012

TAHUN AKADEMIK
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada penulis, dan tak lupa pula kita mengucapkan salam dan sholawat
kepada Nabi Junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam yang tak berpendidikan kealam yang berpendidikan, seperti yang kita rasakan saat
sekarang ini. Sehingga penulis dapat menyusun tugas Mata Kuliah ILMU KALAM yang
berbentuk Makalah yang berjudul “Rukun Iman”.
Penulis menyusun tugas ini dalam bentuk makalah hanya bertujuan untuk memenuhi
tugas yang di berikan oleh Dosen yang mengajar mata kuliah ini dan untuk dapat
dimanfaatkan kearah yang lebih baik oleh pembacanya.
Dalam penulisan makalah ini masih banyak lagi kekurangan-kekurangan yang harus
di perbaiki, maka dari itu penulis senantiasa menerima kritikan dan saran dari sipembaca
makalah ini.Harapan dari penulis, semoga makalah ini menambah wawasan dan ilmu,
khususnya bagi penulis sendiri dan pada umumnya bagi pembaca makalah ini.

Sengkang, juli 2017

Penulis

Herman

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 2
A. Pengertian Rukun Iman ...................................................................... 2
B. Iman Kepada Allah ....................................................................... 2
C. Iman Kepada Malaikat ........................................................................ 5
D. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah ....................................................................... 6
BAB III PENUTUP .................................................................................... 11
Kesimpulan ................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beragama adalah suatu bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang diajarkan
oleh agama yang dianutnya. Beragama berarti meyakini secara bulat terhadap pokok-pokok
ajaran dan keyakinan sebuah agama, oleh karena itu tidak ada manusia yang mengaku beragama
tanpa ia meyakini apa-apa yang ditetapkan oleh agama tersebut.
Dalam agama islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun iman, terdiri dari
enam pilar, keenam pilar tersebut adalah keyakinan islam terhadap hal-hal ghaib yang hanya
dapat diyakini secara trasendental, sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar daya nalar
manusia. Rukun iman (pilar keyakinan) ini terdiri dari : 1. Iman kepada Allah, 2. Iman kepada
Malaikat, 3. Iman kepada kitab, 4. Iman kepada rasul, 5. Iman kepada hari akhir, 6. Iman kepada
qada dan qadar.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN RUKUN IMAN
Rukun iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan seorang
muslim, dalam hal-hal ini terdapat enam pilar keyakinanatau rukun iman dalam ajaran islam
yaitu :
1. Iman kepada Allah SWT
- Patuh dan taat kepada ajaran Allah dan hukum-hukum-Nya.
2. Iman kepada malaikat (makhluk ghaib)
- Mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah si alam
semesta.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
- Melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitab-Nya secara hanif. Salah satu kitab Allah
adalah Al-Qur’an.
- Al-Qur’an memuat tiga kitab Allah sebelumnya, yaitu kitab-kitab zabur, taurat, dan
injil.
4. Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT.
- Mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan
kebenaran yang disertai kesabaran.
5. Iman kepada hari akhir
- Paham bahwa setiap perbuatan aka nada pembalasan.
6. Iman kepada Qada dan Qadar
- Paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta.
Mengenai Rukun Iman ini berikut dalil-dalilnya :

Artinya :
“ bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-
malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi. . . . . .”. (QS Al-Baqarah : 177)
B. IMAN KEPADA ALLAH
Akidah yang mendasar adalah tauhid atau beriman kepada Allah SWT. Beriman kepada
Allah SWT adalah keyakinan teguh akan wujud Allah SWT, dan bahwasanya Dia adalah
Rabb dan pemilik segala sesuatu, hanya Dialah Sang pencipta dan hanya Dialah yang berhak
disembah (diibadahi), tiada sekutu bagi-Nya Lailahaillallah , tiada tuhan yang patut
disembah selain Allah SWT.
Unggkapan illah tidak hanya mengandung makna Tuhan, tetapi juga mengandung makna
“yang ditaati”. Oleh karenanya, berakidah tauhid, tidak hanya dengan mengakui adanya
Allah Yang Maha Esa, yang menciptakan segenap alam semesta, tetapi juga harus taat
terhadap apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang.
Tauhid adalah ajaran pokok yang dibawa oleh para Nabi, sejak Nabi Adam AS hingga Nabi

2
Muhammad SAW. Para Nabi dan Rasul terdahulu senantiasa menyeru umatnya untuk
menyadari bahwa Tuhan hanya satu dan Tuhan yang satu itulah yang wajib disembah dan
ditaati. Dia tidak boleh disekutukan dengan sesuatu apa pun karena selain Dia, semua di ala
mini adalah makhluk yang tidak pantas untuk dutuhankan. Al-quran menegaskan bahwa
Allah SWT tidak akan mengampuni mereka yang menyekutukan-Nya .

Artinya :
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (QS An-Nisa :
48)
Atas dasar tauhid ini pula, Allah SWT tidak membenarkan pertuhanan sesama manusia,
betapa pun sucinya manusia itu. Karena itu, islam tidak menerima ketuhanan Isa Al-Masih,
kendati ia seorang Nabi dan Rasul. Demikian pula, islam tidak menyetujui tradisi kalangan
Bani Israil yang secara majasi menyebut orang-orang yang taat kepada Tuhan sebagai “anak
Tuhan” dan menyebut orang durhaka kepada-Nya dengan sebutan “anak setan”. Secara tegas
Al-Qur’an menjelaskan bahwa Tuhan tidak mempunyai anak dan juga tidak mengadopsi
anak.

Artinya :
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS Al-Ikhlas : 1-4)
Al-Qur’an begitu lugas menjelaskan kemahaesaan Allah SWT. Al-Qur’an menyatakan
bahwa sekiranya dilangit dan dibumi terdapat banyak tuhan, niscaya langit dan Bumi ini
akan hancur.

Artinya ;
“ Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah
Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka
sifatkan”. (QS Al-Anbiya : 22)
Kemahaesaan Allah SWT dapat mudah kita pahami dengan mengibaratkan sebagai sebuah
kerajaan yang hanya mempunyai seorang raja. Jika sebuah kerajaan mempunyai lebih dari
seorang raja, niscaya kerajaan itu akan hancur berantakan karena masing-masing raja akan
bertarung untuk menunjukkan keunggulan dirinya.

3
C. IMAN KEPADA MALAIKAT
Pandangan mata kita terbatas. Pendengaran pun juga terbatas. Begitu juga halnya dengan
akal budi kita. Jika beberapa orang berada dalam sebuah rumah tertutup, lantas terdengar bel
pintu luar bordering tanda datangnya seorang tamu, maka mereka tidak dapat mengetahui
identitas sang tamu dan maksud kedatangannya.
Penglihatan manusiaini terbatas, karena indra manusia hanya bisa melihat hal fisik/jasmani,
namun tidak bisa melihat hal-hal yang metafisik (ghaib). Walaupun tidak bisa dilihat, bukan
berarti hal gaib tidak ada. Sebab banyak benda yang tidak dapat dilihat di dunia ini, akan
tetapi benda itu ada. Angin misalnya, kita tidak dapat melihatnya, tetapi hembusannya dapat
kita rasakan.
Allah SWT berfirman :

Artinya :
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali
Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun
yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam
kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfudz)". (QS Al-An’am : 59)
 Iman kepada Malaikat
Sifat dan tugas malaikat
Malaikat adalah akhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah
Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah SWT serta senantiasa melakukan apa
yang diperintahkan kepada mereka.
Malaikat berjumlah sangat banyak dan tidak ada yang dapat menghitungnya, kecuali
Allah SWT. Malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari nur (cahaya). Karena diciptakan
dari cahaya, maka wajar bila malaikat termasuk makhluk gaib yang sifat-sifatnya berbeda
dengan manusia. Sifat-sifat malaikat antara lain :
• Tidak pernah durhaka atau membangkang terhadap perintah Allah SWT.

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan”. (QS At-Tahrim : 6)
• Taat terhadap segala apa yang diperintahkan Allah SWT.
• Senantiasa bertasbih kepada Allah SWT.
• Tidak memiliki nafsu.
• Mempunyai kemampuan yang luar biasa dengan izin-Nya.
Nama Malaikat yang wajib kita ketahui ada 10 nama dan beserta tugasnya masing-masing :
1. Jibril, bertugas menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada Nabi dan Rasul
2. Mikail, bertugas membagi rezeki kepada seluruh makhluk Allah SWT

4
3. Izrail, bertugas mencabut roh (nyawa) semua makhluk termasuk nyawa malaikat dan dialah
yang mencabut nyawanya sendiri
4. Israfil, bertugas meniup sangsakala (terompet) pada saat tiba hari kiamat dan ketika akan
dibangkitkan manusia dari alam kubur
5. Raqib, bertugas mencatat segala amal perbuatan baik manusia
6. Atid, bertugas mencatat segala amal perbuatan buruk manusia
7. Munkar, bertugas mengadili manusia di alam kubur
8. Nakir, bertugas mengadili manusia di alam kubur
9. Ridwan, bertugas menjaga Surga
10. Malik, bertugas menjaga Neraka
 Makhluk gaib selain Malaikat (jin, iblis, dan setan)
Sebagaimana dijelaskan di atas, selain malaikat ada makhluk gain lain yang justru sangat
berbeda dengan malaikat, yaitu jin, iblis dan setan. Sebagai muslim, yakin akan adanya
jin, iblis dan setan adalah wajib hukumnya.
 Jin
Jin secara literal berarti sesuatu yang berkonotasi “tersembunyi” atau “tidak terlihat”.
Hal itulah yang memungkinkan kita mengkaitkan dengan sifat yang umum “alam
tersembunyi”.
Allah SWT menjelaskan jika manusia diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari
api yang sangat panas. Sesuai Firman Allah SWT :

Artinya :
“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”.
“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas”.(QS Al-
Hijr : 26-27)
Dari api yang amat panas inilah Allah SWT telah menciptakan jin, yaitu sel atau atom
dari nukleas-nukleas api. Kemudian Allah memasukkan roh atau nyawa, maka jadilah ia
hidup seperti yang dikehendaki oleh Allah SWT. Jin juga diberi izin oleh Allah
menzahirkan berbagai bentuk dan rupa, tentunya yang disukai dan dikehendakinya
kecuali rupa Rasulullah Saw.
 Setan/ iblis
Setan berasal dari golongan jin yang durhaka. Iblis diusir Allah dari surge karena
menentang perintah-Nya. Iblis tidak mau bersujud kepada Nabi Adam As sebagai
penghormatan ciptaan-Nya yang mulia.
Allah SWT memberikan derajat manusia lebih tinggi daripada makhluk-makhluk
yang lain karena manusia diberikan akal. Sehingga manusia mampu untuk
membedakan yang baik dan yang buruk.
Kisah tentang keutamaan dan kekufuran iblis tersebut, terdapat dalam surat Al-
Baqarah ayat 30-37.

5
Artinya :
30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui."
31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana."
33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini."
Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman:
"Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia
langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan?"
34. dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia
Termasuk golongan orang-orang yang kafir.
35. dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan
makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai,
dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang
yang zalim.
36. lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari Keadaan
semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang
lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu
yang ditentukan."
37. kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, Maka Allah menerima
taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

D. IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH


1. Pengertian Kitab dan suhuf
Kitab secara bahasa mempunyai arti tulisan. Sedangkan menurut istilah, kitab adalah
wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada
umatnya sebagai petunjuk dan pedoman petunjuk hidup.
Suhuf menurut bahasa berarti lembaran. Adapun suhuf menurut istilah adalah wahyu

6
yang disampaikan kepada rasul, kan tetapi tidak wajib disampaikan kepada manusia.
Beriamn kepada Kitab-kitab Allah SWT.
Beriman kepadakitab-kitab Allah SWT adalah meyakini dengan sebenar-benarnya
bahwa Allah SWT memiliki kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para Nabi dan
Rasul-Nya; yang benar-benar merupakan kalam (firman, ucapan)-Nya. Kitab-kitab itu
adalah cahaya dan petunjuk dari Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT
:

Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya”. (QS. An-Nisa’ :136)
2. Kitab-kitab Allah SWT ada 4, yaitu :
1. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS berbahasa Ibrani
2. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS berbahasa Qibti
3. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS berbahasa Suryani
4. Kitab Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berbahasa Arab
a. Kitab Zabur
Kitab Zabur adalah kumpulan firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Daud
as.

Artinya :
“Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. dan Sesungguhnya
telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur
kepada Daud.(QS. Al-Isra’ : 55)

Kitab Zabur berisi kumpulan mazmur, yakni nyanyian rohani yang dianggap suci (Inggris:
Psalm) yang berasal dari Nabi Daud as. 150 nyanyian yang terkumpul dalam kitab ini berkisah
tentang seluruh peristiwa dan pengalaman hidup Nabi Daud as. mulai dari mengenai
kejatuhannya, dosanya, pengampunan dosanya oleh Allah, sukacita kemenangannya atas musuh
Allah, kemuliaan Tuhan, sampai kemuliaan Mesias yang akan datang. Jadi kitab ini sama sekali
tidak mengandung hukum-hukum atau syariat (peraturan agama), karena Nabi Daud as.
diperintahkan oleh Allah SWT mengikuti peraturan yang dibawa oleh Nabi Musa as.

Secara garis besarnya, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud as. terdiri dari
lima macam:
1. Ratapan dan doa individu

7
2. Ratapan-ratapan jamaah
3. Nyanyian untuk raja
4. Nyanyian liturgy kebaktian untuk memuji Tuhan
5. Nyanyian perorangan sebagai rasa syukur
b. Kitab Taurat
Kitab Taurat adalah kumpulan firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada
Nabi Musa as. Kitab ini berlaku hanya bagi Nabi Musa as. dan Bani Israil. Firman
Allah SWT.

Artinya :
“Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu
petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain
Aku”. (QS. Al-Isra’ : 2)

Isi pokok kitab ini adalah Sepuluh firman atau Perintah (Ten Commandements) Allah
SWT yang diterima oleh Nabi Musa as. ketika berada di puncak gunung Thursina.
Sepuluh Firman atau Perintah yang mencakup asas-asas akidah (keyakinan) dan asas
- asas syariat (kebaktian) itu termuat dalam kitab Keluaran pasal 20: 1-17 dan Kitab
Ulangan pasal 5: 1-21. Sepuluh Perintah Allah SWT tersebut sebagai berikut:
1. Keharusan mengakui ke-Esa-an Allah dan mencintai-Nya.
2. Larangan menyembah patung atau berhala, sebab Alllah SWT tidak dapat diserupakan
dengan makhluk-makhluk-Nya baik yang ada di langit, di darat, maupun di air.
3. Perintah menyebut nama Allah SWT dengan hormat.
4. Perintah memuliakan hari Sabat (sabtu).
5. Perintah menghormati ayah-ibu.
6. Larangan membunuh sesama manusia.
7. Larangan berbuat cabul (mendekati zina).
8. Larangan mencuri.
9. Larangan berdusta (menjadi saksi palsu).
10. Larangan berkeinginan memiliki atau menguasai barang orang lain dengan cara yang
tidak benar.
c. Kitab Injil
Injil adalah kitab yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi
Isa as. (Yesus Kristus), putra dari Maryam. Firman Allah SWT.

Artinya :
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan
kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang

8
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi
petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”. (QS Al-Maidah : 46)
d. Al-Qur’an
Al-qur’an menurut bahasa berarti bacaan. Adapun menurut istilah adalah kalam Allah
SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai mukjizatnya dan bagi
yang membacanya merupakan ibadah.

Artinya :
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya”. (QS Al-Hijr : 9)
Dalam Al-Qur'an sendiri terdapat beberapa ayat yang menyertakan nama lain yang
digunakan untuk merujuk kepada Al-Qur'an itu sendiri. Berikut adalah nama-nama
tersebut dan ayat yang mencantumkannya:
• Al-Kitab
• Al-Furqan (pembeda benar salah)
• Adz-Dzikr (pemberi peringatan)
• Al-Mau'idhah (pelajaran/nasihat)
• Al-Hukm (peraturan/hukum)
• Al-Hikmah (kebijaksanaan)
• Asy-Syifa' (obat/penyembuh)
• Al-Huda (petunjuk)
• At-Tanzil (yang diturunkan)
• Ar-Rahmat (karunia)
• Ar-Ruh (ruh)
• Al-Bayan (penerang)
• Al-Kalam (ucapan/firman)
• Al-Busyra (kabar gembira)
• An-Nur (cahaya)
• Al-Basha'ir (pedoman)
• Al-Balagh (penyampaian/kabar)
• Al-Qaul (perkataan/ucapan)
 Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Dalam menerapkan hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT, imlementasinya
sebagai berikut:
a. Beriman kepada Allah SWT hukumnya adalah wajib. Harus melakukan, tidak boleh
meninggalkan. Orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan mendapatkan balasan
dari Allah SWT berupa ganjaran.
b. Menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dimana Al Qur’an merupakan
penyempurna dari kitab-kitab terdahulu. Orang-orang yang beriman kepada kitab-kitab
Allah akan membuktikan keimanannya selalu sesuai dengan ajaran Allah SWT, sehingga
dalam hidupnya akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
c. Memberikan kemantapan dalam menjalani keislaman. Al Qur’an adalah firman Allah

9
SWT dan mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bukti
kerasulannya dan sampai akhiruz zaman tetap terjaga kemurniannya.
 Fungsi beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT di antaranya agar manusia :
o Mendapatkan petunjuk hidup agar tidak tersesat dan memperoleh kebahagiaan dunia
dan akhirat.
o Mendapatkan penjelasan tentang persoalan-persoalan hidup manusia.
o Dapat membedakan antara yang hak dan yang batil.
o Mendapat kabar gembira dengan surge sebagai imbalan perbuatan baik dan peringatan
dengan neraka sebagai imbalan perbuatan buruk.
o Menjadikan kitab Allah sebagai dasar pengambilan keputusan.
o Mendapatkan sumber informasi dunia metafisik yang tidak dapat dijangkau oleh akal
pikiran manusia.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan
seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman dalam
ajaran Islam, yaitu:man kepada Allah, Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Iman
kepada Kitab-kitab Allah, Iman kepada Rasul-rasul Allah, Iman kepada hari Kiamat,
Iman kepada Qada dan Qadar,
2. Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul maka
manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang sesuai dengan
apa yang diharapkan Allah.
3. Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa dan putus
asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan
kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai
dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
4. Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan datangnya hari
akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia. Keimanan tersebut akan melahirkan
sikap optimis, yakni bahwa tidak akan ada yang sia-sia dalam kehidupan manusia,
karena semuanya akan dipertanggungjawabkan amal ibadah dan balasannya.

11
DAFTAR PUSTAKA
A. Ahyadi. 2009. Bahan Kuliah PAI. Sumedang: PG PAUD STKIP UNSAP

Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt. Bina Ilmu.

Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka

Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung: Rosdakarya.

Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara

12

Anda mungkin juga menyukai