Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Paresis/Gangguan -
Mungkin (+)
N III
Sumber: Neurologi Klinis dalam Praktek Umum
Gejala stroke hemoragik yang lainnya bisa meliputi:
1. Perubahan tingkat kesadaran (mengantuk, letih, apatis, koma).
2. Kesulitan berbicara atau memahami orang lain (disartia)
3. Kesulitan menelan (disfagia)
4. Kesulitan menulis atau membaca.
5. Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur,
membungkuk, batuk, atau kadang terjadi secara tiba-tiba.
6. Kehilangan koordinasi.
7. Kehilangan keseimbangan.
8. Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti kesulitan
menggerakkan salah satu bagian tubuh, atau penurunan keterampilan
motorik.
9. Mual atau muntah.
10. Kejang.
11. Sensasi perubahan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti penurunan
sensasi, baal atau kesemutan.
12. Kelemahan pada salah satu bagian tubuh.
1.4 Patofisiologi
1.4.1 Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk
massa atau hematom yang menekan jaringan otak dan menimbulkan
oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi dengan cepat
dapat mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak.
Perdarahan intra cerebral sering dijumpai di daerah putamen, talamus,
sub kortikal, nukleus kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis
mengakibatkan perubahan struktur dinding permbuluh darah berupa
lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid.
1.4.2 Perdarahan subarachnoid
Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM. Aneurisma
paling sering didapat pada percabangan pembuluh darah besar di
sirkulasi willisi. AVM dapat dijumpai pada jaringan otak dipermukaan
pia meter dan ventrikel otak, ataupun didalam ventrikel otak dan ruang
subarakhnoid. Pecahnya arteri dan keluarnya darah keruang
subarakhnoid mengakibatkan terjadinya peningkatan TIK yang
mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri
kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda
rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam TIK yang mendadak
juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada retina dan penurunan
kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan vasospasme
pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari
setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan
dapat menghilang setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme
diduga karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah
dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri
di ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi
otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal
(hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia dan lain-lain).
1.6 Komplikasi
Stroke hemoragik dapat menyebabkan diantaranya yaitu:
a. Infark Serebri
b. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif
c. Fistula caroticocavernosum
d. Epistaksis (perdarahan hidung)
e. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal
Sedangkan menurut sumber ilmu bedah saraf satyanegara hal 257 dalam
buku Asuhan Keperawatan Praktis 2016, komplikasinya diantaranya yaitu:
1. Dini (0 – 48 jam pertama)
Edema serebri. Deficit neurologis cenderung memberat, dapat
mengakibatkan peningkatan TIK, herniasi, dan akhirnya menimbulkan
kematian infark miokard. Penyebab kematian mendadak pada stroke
stadium awal.
2. Jangka Pendek (1 – 14 hari)
a. Pneumonia akibat immobilisasi lama
b. Infark Miokard
c. Emboli Paru. Cenderung terjadi 7-14 hari pascastroke, sering kali
terjadi pada saat penderita mulai mobilisasi.
d. Stroke Rekuren, dapat terjadi pada setiap saat.
3. Jangka Panjang
a. Stroke Rekuren
b. Infark Miokard
c. Gangguan vaskuler lain: penyakit vaskuler perifer.
1.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
1.6.1 Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central
jaringan otak, sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih
bisa diselamatkan, tindakan awal difokuskan untuk menyelematkan
sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa
dan aliran darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki
disritmia (irama dan frekuensi) serta tekanan darah.
1.6.2 Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi
kepala yang berlebihan, pemberian dexamethason.
1.6.3 Pengobatan
a. Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan
perdarahan pada fase akut.
b. Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah
peristiwa trombolitik/emobolik.
c. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
1.6.4 Penatalaksanaan Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran
darah otak. Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga
menderita beberapa penyulit seperti hipertensi, diabetes dan penyakit
kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi
umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik
dapat dipertahankan.
b. Pengkajian Sekunder
1) Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan
sensasi atau paralysis.
Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot)
Data obyektif:
Perubahan tingkat kesadaran
Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis
( hemiplegia ) ,kelemahan umum
Gangguan penglihatan
2) Sirkulasi
Data Subyektif:
Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung,
disritmia, gagal jantung , endokarditis bacterial ),
polisitemia.
Data obyektif:
o Hipertensi arterial\
o Disritmia, perubahan EKG
o Pulsasi : kemungkinan bervariasi
o Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta
abdominal
3) Integritas ego
Data Subyektif:
o Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:
o Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat,
kesediahan , kegembiraan
o Kesulitan berekspresi diri
4) Eliminasi
Data Subyektif:
o Inkontinensia, anuria
o Distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh),
tidak adanya suara usus (ileus paralitik)
5) Makan/ minum
Data Subyektif:
o Nafsu makan hilang
o Nausea / vomitus menandakan adanya TIK
o Kehilangan sensasi lidah, pipi , tenggorokan, disfagia
o Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:
o Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek
palatum dan faring )
o Obesitas ( factor resiko )
6) Sensori neural
Data Subyektif:
o Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama
TIA )
o nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau
perdarahan sub arachnoid.
o Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena
terlihat seperti lumpuh/mati
o Penglihatan berkurang
o Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral
pada ekstremitas dan pada muka ipsilateral ( sisi
yang sama )
o Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:
o Status mental ; koma biasanya menandai stadium
perdarahan , gangguan tingkah laku (seperti: letergi,
apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif
o Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral
pada semua jenis stroke, genggaman tangan tidak
imbang, berkurangnya reflek tendon dalam (
kontralateral )
o Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
o Afasia (kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa,
kemungkinan ekspresif/ kesulitan berkata kata,
reseptif / kesulitan berkata kata komprehensif, global
/ kombinasi dari keduanya.
o Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat,
pendengaran, stimuli taktil
o Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan
motorik
o Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak
bereaksi pada sisi ipsi lateral
7) Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data obyektif:
Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot
/ fasial
2.3 Perencanaan
No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi (NIC) Rasional
. Kriteria Hasil
(NOC)
1. Gangguan Setelah 1. Berikan 1. Keluarga lebih
perfusi dilakukan asuhan penjelasan berpartisipasi dalam
jaringan keperawatan kepada proses penyembuhan
serebral selama … x 24 keluarga klien 2. Untuk mencegah
berhubunga jam diharapkan tentang sebab- perdarahan ulang
n dengan pasien tidak sebab 3. Mengetahui setiap
gangguan mengalami peningkatan perubahan yang
aliran gangguan perfusi TIK dan terjadi pada klien
darah jaringan serebral akibatnya secara dini dan untuk
sekunder dengan kriteria 2. Anjurkan penetapan tindakan
akibat hasil : kepada klien yang tepat
peningkata 1. Mempunyai untuk bed rest 4. Mengurangi tekanan
n tekanan sistem saraf total arteri dengan
intraknrani pusat dan 3. Observasi dan meningkatkan
al perifer yang catat tanda- drainage vena
utuh tanda vital dan dan memperbaiki
2. Menunjukkan kelainan sirkulasi serebral
fungsi tekanan 5. Batuk dan mengejan
sensorimotor intrakranial dapat meningkatkan
kranial yang tiap 2 jam tekanan intra kranial
utuh 4. Berikan posisi dan potensial terjadi
3. Menunjukkan kepala lebih perdarahan ulang
fungsi otonom tinggi 15-30 6. Rangsangan aktivitas
yang utuh dengan letak yang meningkat
4. Mempunyai jantung ( beri dapat meningkatkan
pupil yang bantal tipis) kenaikan TIK.
sama besar 5. Anjurkan klien Istirahat total dan
dan reaktif untuk ketenangan mungkin
5. Terbebas dari menghindari diperlukan untuk
aktivitas batuk dan pencegahan terhadap
kejang mengejan perdarahan dalam
6. Tidak berlebihan kasus stroke
mengalami 6. Ciptakan hemoragik/perdaraha
sakit kepala lingkungan n lainnya
yang tenang 7. Memperbaiki sel
dan batasi yang masih viable
pengunjunng
7. Kolaborasi
dengan tim
dokter dalam
pemberian obat
2. Gangguan Setelah 1. Kaji 1. Mengidentifikasi
mobilitas dilakukan asuhan kemampuan kekuatan/kelemahan
fisik keperawatan secara dan dapat
berhubunga selama … x 24 fungsional/luas memberikan
n dengan jam diharapkan nya kerusakan informasi mengenai
kerusakan pasien tidak awal dan pemulihan. Bantu
neuromusk mengalami dengan cara dalam pemilihan
ular ganguan yang teratur. terhadap intervensi
mobilitas fisik 2. Ubah posisi sebab teknik yang
dengan kriteria minimal setiap berbeda digunakan
hasil : 2 jam untuk paralisis
1. Mempertahan (telentang,miri spastik dengan
kan posisi ng) dan flaksid.
optimal, sebagainya dan 2. Menurunkan risiko
2. Mempertahan jika terjadinya
kan/meningka memungkinkan trauma/iskemia
tkan kekuatan bisa lebih jaringan. Daerah
dan fungsi sering jika yang terkena
bagian tubuh diletakkan mengalami
yang terserang dalam posisi perburukan/sirkulasi
hemiparesis bagian yang yang lebih jelek dan
dan terganggu. menurunkan sensasii
hemiplagia. 3. Letakkan pada dan lebih besar
3. Mempertahan posisi menimbulkan
kan perilaku telungkup satu kerusakan pada kulit/
yang kali atau dua dekubitus.
memungkinka kali sekali jika 3. Membantu
n adanya pasien dapat mempertahankan
aktivitas. mentoleransiny ekstensi pinggul
a. fungsional ; tetapi
4. Mulailah kemungkinan akan
melakukan meningkatkan
latihan rentang ansietas terutama
gerak aktif dan mengenai
pasif pada kemampuan pasien
semua untuk bernapas.
ekstremitas 4. Meminimalkan atrofi
saat masuk. otot, meningkatkan
Anjurkan sirkulasi, membantu
melakukan mencegah kontraktur.
latihan sepeti Menurunkan risiko
latihan terjadinya
quadrisep/glute hiperkalsiuria dan
al, meremas osteoporosis jika
bola karet, masalah utamanya
melebarkan adalah
jari-jari perdarahan. Catatan:
kaki/telapak. Stimulasi yang
5. Sokong berlebihan dapat
ekstremitas menjadi pencetus
dalam posisi adanya perdarahan
fungsionalnya, berulang.
gunakan papan 5. Mencegah
kaki (foot kontraktur/footdrop
board) seelama dan memfasilitasi
periode kegunaannya jika
paralisis berfungsi kembali.
flaksid. Paralisis flaksid
Pertahankan dapat mengganggu
posisi kepala kemampuannya
netral. untuk menyangga
6. Tempatkan kepala, dilain pihak
bantal di paralisis spastik
bawah aksila dapat mengarah pada
untuk deviasi kepala ke
melakukan salah satu sisi.
abduksi pada 6. Mencegah adduksi
tangan. bahu dan fleksi siku.
7. Tempatkan 7. Alas/dasar yang
”handroll’ keras menurunkan
keras pada stimulasi fleksi jari-
teelapak tangan jari, mempertahankan
dengan jari-jari jari-jari dan ibu jari
dan ibu jari pada posisi normal
saling (posisi anatomis).
berhadapan. 8. Mempertahankan
8. Posisikan lutut posisi fungsional.
dan panggul 9. Membantu dalam
dalam posisi melatih kembali jaras
ekstensi. saraf, meningkatkan
9. Bantu untuk respon proprioseptik
mengembangk dan motorik.
an 10. Mungkin diperlukan
keseimbangan untuk
duduk (seperti menghilangkan
meninggikan spastisitas pada
bagian kepala ekstremitas yang
tempat tidur, terganggu.
bantu untuk
duduk di sisi
tempat tidur,
biarkan pasien
menggunakan
kekuatan
tangan untuk
menyokong
berta badan
dan kaki yang
kuat untuk
memindahkan
kaki yang
sakit;
meningkatkan
waktu duduk)
dan
keseimbangan
dalam berdiri
(seperti
letakkan sepatu
yang datar ;
sokong bagian
belakang
bawah pasien
dengan tangan
sambil
meletakkan
lutut penolong
diluar lutut
pasien;bantu
menggunakan
alat pegangan
paralel dan
walker).
10. Anjurkan
pasien untuk
membantu
pergerakan
dan latihan
dengan
menggunakan
ekstremitas
yang tidak
sakit untuk
menyokong/
menggerakkan
daerah tubuh
yang
mengalami
kelemahan.
11. Konsultasikan
dengan ahli
fisioterapi
secara aktif,
latihan
resistif, dan
ambulasi
pasien.
3. Perubahan Setelah 1. Pantau/catat 1. Mengkaji adanya
perfusi dilakukan asuhan status kecenderungan pada
jaringan keperawatan neurologis tingkat kesadaran
serebral selama … x 24 secara teratur 2. Autoregulasi
berhubung jam diharapkan dengan skala mempertahankan
an dengan pasien sadar koma glascow aliran darah otak
oedema penuh dan tidak 2. Pantau tanda- yang konstan
serebral. gelisah dengan tanda vital 3. Aktivitas/ stimulasi
kriteria hasil : terutama yang kontinu dapat
Tingkat tekanan darah meningkatkan
kesadaran 3. Pertahankan Tekanan Intra
membaik, tanda- keadaan tirah Kranial (TIK)
tanda vital stabil baring 4. Menurunkan
tidak ada tanda- 4. Letakkan tekanan arteri
tanda kepala dengan dengan
peningkatan posisi agak meningkatkan
tekanan ditinggikkan drainase dan
intrakranial dan dalam meningkatkan
posisi sirkulasi/ perfusi
anatomis serebral
(netral)
5. Berikan obat 5. Meningkatkan/
sesuai memperbaiki aliran
indikasi: darah serebral dan
contohnya selanjutnya dapat
antikoagulan mencegah
(heparin) pembekuan
http://penyakitstroke.net/penyakit-stroke-hemoragik/
( ……………………………..) ( …..……………………..)