Anda di halaman 1dari 71

Dikembangkan oleh:

Pusat Kurikulum dan Perbukuan


Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
i
KATA PENGANTAR peserta didik (warga belajar) yang memerlukan pendidikan akademik dan
keterampilan atau kecakapan hidup untuk meningkatkan mutu kehidupannya,
Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas (5) berkembangnya teknologi dan kemajuan pada berbagai aspek.
Fungsi dan tujuan pendidikan kesetaraan selama ini tetap relevan mengingat
masih besarnya jumlah anak putus sekolah dalam dan antar jenjang pendidikan;
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis bagi penyiapan masih tetap adanya jumlah penganggur dan setengah penganggur terutama usia
generasi penerus suatu bangsa. Oleh karena itu setiap negara memberikan prioritas muda dari tahun ke tahun; serta kenyataan konsekuensi dari kondisi geografis dan
yang tinggi terhadap pendidikan bagi warga negaranya, termasuk Indonesia. adanya ketimpangan tingkat kemajuan pembangunan di Indonesia sehingga masih
Diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa tiap warga negara berhak mendapat menghadirkan adanya daerah terluar, terdepan (perbatasan) dan tertinggal atau
pendidikan (Pasal 31, ayat 1). Untuk itu pendidikan nasional harus mampu dikenal dengan daerah 3 T; adanya beberapa daerah rawan bencana atau konflik.
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap Oleh karena itu kehadiran negara untuk menyediakan pendidikan kesetaraan
warga negara. Negara harus memberi kesempatan pendidikan yang sama kepada tetap diperlukan. Masih banyaknya anak usia sekolah yang tidak sekolah dan
semua warga negara tanpa kecuali. Artinya, warga negara yang karena sesuatu banyaknya masyarakat yang sudah bekerja dan belum memiliki ijazah sebagai
hal terpaksa tidak bisa mengikuti pendidikan di jalur sekolah (jalur pendidikan pengakuan kualifikasi akademiknya, mengindikasikan keberadaan pendidikan
formal) harus dijamin memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan kesetaraan dapat menjadi pendidikan alternatif bagi masyarakat.
yang setara melalui jalur luar sekolah (jalur pendidikan nonformal). Kurikulum pendidikan kesetaraan dikembangkan dengan mengacu pada Peraturan
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 tahun 2016 tentang kompetensi inti
pada cepatnya perubahan di semua bidang kehidupan. Sementara itu apa yang dan kompetensi dasar pendidikan dasar dan menengah. Kompetensi inti dan
dipelajari selama di sekolah sering tidak bisa mengimbangi cepatnya perubahan kompetensi dasar tersebut disesuaikan dengan konteks pendidikan kesetaraan dan
yang terjadi di kehidupan nyata. Konsekuensinya, setiap orang harus senantiasa fungsionalisasi dalam kehidupan sehari hari. Kontekstualisasi dan fungsionalisasi
belajar untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan/keahlian, dan/atau ini tidak mengurangi derajat kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum
kompetensinya kalau tidak mau ketinggalan jaman. Kesempatan belajar tersebut pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum pendidikan kesetaraan yang terdiri
bisa melalui jalur pendidikan formal, nonformal, maupun informal. dari; Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket A, Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
Paket B dan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket C, dikembangkan bersama
Sejak awal kehadirannya di kancah pembangunan pendidikan di tanah air,
Ditjen PAUD dan Dikmas, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemdikbud bersama
fungsi pendidikan kesetaraan sebagai bagian dari pendidikan nonformal adalah
para akademisi dan praktisi pendidikan kesetaraan.
mengembangkan potensi peserta didik (warga belajar) dengan penekanan
pada penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional serta Kami berharap agar Kurikulum Pendidikan Kesetaraan ini dapat menjadi pedoman
pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Adapun tujuan utama bagi semua pihak yang terkait dengan penyelengaraan pendidikan kesetaraan.
pendidikan kesetaraan kedepan adalah: (1) menjamin penyelesaian pendidikan
dasar yang bermutu bagi anak yang kurang beruntung (putus sekolah, putus Jakarta, November 2017
lanjut, tidak pernah sekolah), khususnya perempuan, minoritis etnik, dan anak Direktur Jenderal,
yang bermukim di desa terbelakang, miskin, terpencil atau sulit dicapai karena
letak geografis dan atau keterbatasan transportasi; (2) menjamin pemenuhan
kebutuhan belajar bagi semua manusia muda dan orang dewasa melalui akses
yang adil pada program-program belajar dan kecakapan hidup; (3) menghapus Harris Iskandar
ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan menengah; dan (4) melayani NIP 196204291986011001

ii KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B iii


KATA SAMBUTAN
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang

Dalam rangka menyesuaikan dinamika perkembangan masyarakat, lokal, kompetensi lebih operasional; dan memberikan tekanan khusus rumusan
nasional, dan global guna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. kompetensi agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga
Untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa, pemerintah telah melakukan dapat menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
pengaturan kembali kurikulum dengan diterbitkannya Permendikbud No. alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
24 tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kualitas dan pengembangan pendidikan. Kontekstualisasi yang dilakukan
kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. mencakup konseptualisasi, rincian materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi
Pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang kata kerja operasional dan rumusan kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola
menyelenggarakan pendidikan umum program paket A setara SD/MI, paket oleh pendidik (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur
B setara SMP/MTs, dan Paket C setara SMA/MA. Untuk memastikan kualitas pencapaiannya (measurable assessable), dan bermakna dan relevan untuk dipelajari
lulusan pendidikan kesetaraan adalah setara dengan pendidikan formal, maka (worth to learn) peserta didik.
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan Setelah melalui tahapan workshop kontekstualisasi, review dan validasi kurikulum,
melalui kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dari kurikulum maka kurikulum pendidikan kesetaraan ini dinyatakan sesuai dengan standar
pendidikan formal serta disesuaikan dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan kompetensi lulusan dan standar isi pendidikan dasar dan menengah.
karakteristik pendidikan kesetaraan. Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup Terima kasih kami sampaikan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan
konseptualisasi, rincian materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja Keaksaraan dan Kesetaraan Ditjen PAUD Dikmas yang telah melibatkan secara
operasional dan rumusan kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola oleh aktif kepada Puskurbuk, perguruan tinggi, tutor, pengawas, pamong belajar,
pendidik (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur guru, penyelenggara lembaga pendidikan, dinas pendidikan, tokoh masyarakat,
pencapaiannya (measurable assessable), dan bermakna dan relevan untuk dipelajari tokoh pendidikan, organisasi pendidikan dan berbagai pihak lainnya untuk
(worth to learn) peserta didik melakukan validasi, review dan memberikan masukan dalam mengembangkan
Prinsip dan strategi dalam pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan ini dan menyempurnakan kurikulum pendidikan kesetaraan ini.
adalah memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen
dengan kompetensi dasar pendidikan formal; menjadikan rumusan atau deskripsi
kompetensi lebih operasional; dan memberikan tekanan khusus rumusan Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan
kompetensi agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat Balitbang Kemdikbud
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif
untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan
pengembangan pendidikan.
Dr. Awaluddin Tjalla
Prinsip dan strategi dalam pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan ini NIP. 196011121985031001
adalah memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen
dengan kompetensi dasar pendidikan formal; menjadikan rumusan atau deskripsi

iv KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B v


DAFTAR ISI STRUKTUR KURIKULUM
PENDIDKAN KESETARAAN PAKET B

Kata Pengantar Dirjen PAUD dan Dikmas ......................................................... ii


Kata Sambutan Puskurbuk ................................................................................ iv Struktur kurikulum Paket B merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban
Da ar Isi ........................................................................................................... vi belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,
meliputi mata pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK).
Struktur Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket B ......................................... 1
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ..................................................... 5 Penyusunan kurikulum pendidikan kesataraan mengacu pada komptensi inti dan
kompetensi dasar kurikuluk pendidikan dasar dan menengah (Permendikbud
Bahasa Indonesia .............................................................................................. 19
No. 24 tahun 2016) Kompetensi inti dan kempetensi dasar tersebut dilakukan
Matema ka ...................................................................................................... 33 kontekstualisasi dan fungsionalsasi tanpak mengurangi kualitas dan standar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ........................................................................... 46 kompetensi yang ada. Khusus kurikulum mata pelajaran agama dan budi
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .......................................................................... 58 pekerti sepenuhnya menggunakan kurikulum pendidikan dasar dan
Bahasa Inggris ................................................................................................... 68 menegah yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Seni Budaya ...................................................................................................... 84
Pendidikan Olahraga dan Rekreasi ................................................................... 100
Mmuatan belajar Paket B dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK)
yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik
Prakarya ............................................................................................................ 112
dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui pembelajaran tatap muka,
tutorial, dan atau belajar mandiri.
SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil
belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan
untuk setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK
dihitung berdasarkan pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata pelajaran.
SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur
pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri. Satu SKK
adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam pelajaran
tatap muka atau 2 jam pelajaran tutorial atau 3 jam pelajaran mandiri, atau
kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam yang dimaksud adalah
satu jam pelajaran yaitu sama dengan 35 menit untuk Paket A, 40 menit untuk
Paket B, dan 45 menit untuk Paket C.

vi KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B 1


Struktur kurikulum program pendidikan kesetaraan dimaksudkan untuk • Seni dan budaya untuk membentuk karakter peserta didik menjadi
mencapai standar kompetensi lulusan sesuai dengan Permendikbud Nomor manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya.
20 Tahun 2016 dengan orientasi pengembangan olahkarya untuk mencapai • Pendidikan Olahraga dan Rekreasi untuk membentuk karakter
keterampilan fungsional yang menjadi kekhasan program program pendidikan peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan
kesetaraan yaitu: rasa sportivitas.
1. Paket A: Memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidup • Prakarya untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
sehari-hari. memiliki kecakapan okupasional dan vokasional
2. Paket B: Memiliki keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja. Muatan keterampilan tersebut merupakan muatan wajib, akan tetapi
3. Paket C: Memiliki keterampilan berwirausaha. untuk pendalaman atau spesialisasi peserta didik dapat memilih salah
satu keterampilan keahlian sesuai potensi, kebutuhan, kearifan lokal
Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan terdiri mata pelajaran kelompok
umum dan kelompok khusus. dan karakteristik peserta didik.

1. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada c. Strategi dan pendekatan pembelajaran dapat dirancang secara
standar pendidikan formal sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun tematik-terpadu atau menggunakan pendekatan berbasis mata
2016 tentang Standar Isi serta kontennya dikembangkan oleh pusat dan pelajaran sesuai dengan karakteristk dan kebutuhan pendidikan
merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta kesetaraan dan peserta didik
didik d. Tingkatan pada pendidikan kesetaraan adalah sebagai berikut.
2. Kelompok khusus: berisi program pengembangan kecakapan hidup yang 1) Muatan dan kompetensi Tingkatan 3/ setara dengan kelas VII –
mencakup keterampilan okupasional, fungsional, vokasional, sikap dan VIII pada jenjang pendidikan formal
kepribadian profesional, dan jiwa wirausaha mandiri yang dikembangkan 2) Muatan dan kompetensi Tingkatan 4/ setara dengan kelas IX pada
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan yaitu: jenjang pendidikan formal
a. Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan Muatan belajar program pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam
keberdayaan, harga diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi
mandiri dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat. Materi- yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program
materi untuk mencapai kompetensi dapat meliputi: Pengembangan pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/
diri, pengembangan kapasitas untuk mendukung keterampilan yang atau kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang
dipilih peserta didik. dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial
b. Keterampilan diberikan dengan memperhatikan variasi potensi atau 3 jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya.
sumber daya daerah yang ada, kebutuhan peserta didik dan Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran
peluang kesempatan kerja yang tersedia, sehingga peserta didik yaitu sama dengan 40 menit untuk Paket B
mampu melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan
dan kreativitas dalam berkarya untuk mengisi ruang publik secara
produktif. Keterampilan terdiri atas:

2 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B 3


Adapun struktur sebaran mata pelajaran Paket B sebagaimana tersaji pada tabel
berikut.
STRUKTUR KURIKULUM PAKET B
Mata Pelajaran Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK)
Tingkatan 3/
Derajat Terampil 1 Tingkatan 4/ Jumlah
Setara Kelas VII-VIII Derajat Terampil 2
Setara Kelas IX
Kelompok Umum
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Inggris 56 27 83
5. Matema ka
6. Ilmu Pengetahuan Alam
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelompok Khusus
7 Pemberdayaan
24 11 35
8 Keterampilan

Jumlah 80 38 118

4 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKN 5


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
PENDIDIKAN KESETARAAN pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
Mata Pelajaran : pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
A. Rasional sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif, inovatif,
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan dan futuristik.
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
Pengembangan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
(PPKn) di pendidikan formal berupaya menjadikan mata pelajaran yang
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
mampu memberikan kontribusi dan solusi terhadap krisis multidimensional.
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
Misi mata pelajaran PPKn adalah mengembangkan keadaban Pancasila
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
yang mampu membudayakan dan memberdayakan peserta didik menjadi
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
warganegara yang cerdas dan baik serta menjadi pemimpin bangsa dan negara
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas, dan bertanggungjawab.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan Selain itu, dalam konteks kehidupan global, mata pelajaran PPKn juga
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan membekali peserta didik untuk hidup sebagai warga dunia (global citizenship)
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap dengan nilai dan moral Pancasila sesuai dinamika kehidupan abad 21. Oleh
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan karena itu, substansi dan pembelajaran PPKn diorientasikan pada visi dan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi keterampilan abad 21 sebagaimana telah menjadi komitmen global.
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
mata pelajaran PPKn di pendidikan kesetaraan. Mengingat tujuan dalam
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
konteks pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan,
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan.
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.

6 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKN 7


B. Tujuan C. Ruang Lingkup
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, Mata pelajaran PPKn di pendidikan kesetaraan memiliki ruang lingkup
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dengan aspek sebagai berikut:
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/ Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa
atau ekstrakurikuler. Sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 2013 penjelasan
UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional
pasal 77 J ayat (1) huruf b ditegaskan bahwan Pendidikan kewarganegaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
dimaksudkan untuk membentuk Peserta Didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk
Negara Republik Indonesia
Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi dan
komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Secara umum tujuan mata pelajaran PPKn pada jenjang pendidikan dasar dan Ruang lingkup materi Tingkatan III setara kelas VII-VIII dan Tingkatan IV
menengah adalah mengembangkan potensi peserta didik atau warga belajar setara kelas IX sesuai dengan aspek-aspek berikut.
dalam seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni: (1) sikap kewarganegaraan No RUANG TINGKATAN III TINGKATAN IV
termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan LINGKUP SETARA KELAS VII VIII SETARA KELAS IX
1 Pancasila • Proses perumusan dan • Peris wa dan dinamika
(civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (2) pengetahuan penetapan Pancasila yang terjadi di masyarakat
kewarganegaraan; (3) keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan sebagai dasar negara dengan prak k ideal
dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility). • Pancasila sebagai dasar Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan negara dan pandangan
Secara khusus Tujuan PPKn yang berisikan keseluruhan dimensi tersebut hidup bangsa hidup bangsa
sehingga peserta didik mampu: 2 Undang-Undang • Norma-norma yang • Isi alinea dan pokok
Dasar Negara berlaku dalam kehidup- pikiran yang terkandung
1. Menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, Republik Indonesia an bermasyarakat untuk dalam pembukaan
1945 mewujudkan keadilan Undang-Undang
dan pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial; • Kesejarahan perumusan Dasar Negara Republik
2. Memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif dan pengesahan Undang- Indonesia tahun 1945
undang Dasar Negara • Ketentuan tentang
dan pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik Republik Indonesia Tahun bentuk dan kedaulatan
Indonesia Tahun 1945; 1945 negara sesuai Undang-
3. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat • Makna, kedudukan Undang Dasar Negara
dan fungsi Undang- Republik Indonesia tahun
kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Dasar Negara 1945
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Republik Indonesia tahun
1945, serta peratuan
semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan
perundangan-undangan
Republik Indonesia; dan lainnya dalam sistem
4. Berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota hukum nasional
• Tata urutan peraturan
masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat dan perundang-undangan
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup dalam sistem hukum
bersama dalam berbagai tatanan sosial budaya. nasional di Indonesia

8 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKN 9


No RUANG TINGKATAN III TINGKATAN IV equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
LINGKUP SETARA KELAS VII VIII SETARA KELAS IX rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
3 Bhinneka Tunggal • Keberagaman suku, • Prinsip persatuan tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
Ika agama, ras dan dalam keberagaman
antargolongan dalam suku, agama, ras, dan
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
bingkai Bhinneka Tunggal antargolongan (SARA), menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
Ika sosial, budaya, ekonomi alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
• Makna dan ar dan gender dalam bingkat kualitas dan pengembangan pendidikan.
Kebangkitan Nasional Bhinneka Tunggal Ika
1908 dalam perjuangan • Prinsip harmoni Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
kemerdekaan Republik dalam keberagaman kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
Indonesia suku, agama, ras, dan
• Nilai dan semangat antargolongan (sara) Tingkatan: III (Setara Kelas VII s.d. VIII)
Sumpah Pemuda tahun sosial, budaya, ekonomi,
1928 dalam bingkai dan gender dalam bingkai Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
4 Negara Kesatuan • Bentuk-bentuk kerja • Cinta tanah air/bela sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti Sikap Spiritual
Republik Indonesia sama dalam berbagai negara dalam konteks yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan menghayati ajaran
bidang kehidupan di Negara Kesatuan
masyarakat Republik Indonesia
agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik
• Karakteris k daerah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
dalam kerangka Negara (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
Kesatuan Republik efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
Indonesia
• Semangat dan komitmen
keberadaannya”.
kebangsaan kolek f Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran
untuk memperkuat
Negara Kesatuan Republik
langsung (direct teaching) dan tidak langsung (indirect teaching), yaitu
Indonesia dalam kontek keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat
kehidupan siswa dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran,
Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Pendidikan Kesetaraan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Pada tingkatan III
dalam pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan agar mudah pencapaian pembelajaran mengacu pada pencapaian Kompetensi Inti setara
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan kelas VIII sebagai pencapaian akhir pembelajaran PPKn. Untuk Kompetensi
pendidikan kesetaraan. Dasar pada KI sikap spiritual dan sikap sosial juga dirumuskan pencapaian
akhir yang diharapkan (setara SMP kelas VIII), sedangkan untuk proses
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan pencapaiannya meliputi tahapan menerima, menjalankan, menghargai,
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, mengahayati, dan mengamalkan. Kontekstualisasi Kompetensi Dasar pada KI
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau pengetahuan dan keterampilan dirumuskan dengan pengelompokan sesuai

10 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKN 11


dengan ruang lingkup mata pelajaran PPKn. Kontekstualisasi kompetensi inti KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
1.7 Menghorma keberagaman 2.7 Menghargai keberagaman suku,
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR norma-norma, suku, agama, ras agama, ras dan antargolongan
KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN dan antargolongan dalam bingkai dalam bingkai Bhinneka Tunggal
SIKAP SPIRITUAL SIKAP SOSIAL Bhinneka Tunggal Ika sebagai Ika
1. Menghargai dan menghaya ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, sesama ciptaan Tuhan
agama yang dianutnya tanggung jawab, peduli (toleran, gotong 1.8 Mensyukuri nilai dan semangat 2.8 Bertanggung jawab terhadap
royong), santun, dan percaya diri dalam Kebangkitan Nasional 1908 makna dan ar pen ng
berinteraksi secara efek f dengan dalam perjuangan kemerdekaan Kebangkitan Nasional 1908
lingkungan sosial dan alam dalam Republik Indonesia secara tulus. dalam perjuangan kemerdekaan
jangkauan pergaulan dan keberadaannya Republik Indonesia
1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang 2.1 Mengembangkan sikap 1.9 Mensyukuri makna kerja sama 2.9 Mendukung bentuk-bentuk
Maha Esa atas semangat bertanggung jawab dan dalam berbagai bidang kehidupan kerjasama dalam berbagai bidang
dan komitmen para pendiri berkomitmen sebagai warga di masyarakat kehidupan di masyarakat
negara dalam merumuskan negara Indonesia seper yang 1.10 Menjalankan perilaku orang 2.10 Mengembangkan sikap toleransi
dan menetapkan Dasar Negara diteladankan para pendiri negara beriman sesuai nilai dan semangat sesuai nilai dan semangat Sumpah
Pancasila dalam perumusan dan penetapan SumpahPemuda tahun 1928 dalam Pemuda tahun 1928 dalam
Pancasila sebagai dasar negara bingkai Bhinneka Tunggal Ika bingkai Bhinneka Tunggal Ika
1.2 Bersyukur kepada Tuhan Yang 2.2 Mengembangkan sikap yang 1.11 Menghargai karakteris k daerah 2.11 Bersikap antusias terhadap
Maha Esa atas konsensus nasional mencerminkan nilai-nilai luhur tempat nggalnya dalam kerangka persatuan dan kesatuan dengan
Pancasila sebagai dasar negara dan Pancasila sebagai dasar negara Negara Kesatuan Republik memper mbangkan karakteris k
pandangan hidup bangsa dan pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai anugerah daerah tempat nggalnya
1.3 Menghargai norma-norma 2.3 Mematuhi norma-norma Tuhan Yang Maha Esa
keadilan yang berlaku dalam yang berlaku dalam kehidupan 1.12 Mensyukuri semangat dan 2.12 Menunjukkan sikap gotong royong
kehidupan bermasyarakat sebagai bermasyarakat untuk komitmen kolek f kebangsaan sebagai wujud nyata semangat
anugerah Tuhan yang Maha Esa mewujudkan keadilan untuk memperkuat NKRI yang dan komitmen kolek f kebangsaan
1.4 Menghargai makna, kedudukan 2.4 Mendukung makna, kedudukan berketuhanan Yang Maha Esa untuk memperkuat Negara
dan fungsi Undang-Undang dan fungsi Undang-Undang Kesatuan Republik Indonesia
Dasar Negara Republik Indonesia Dasar Negara Republik Indonesia PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Tahun1945 sebagai bentuk sikap Tahun 1945, serta peraturan 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
beriman dan bertakwa perundangan lainnya sesuai pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
dengan Undang- Undang Dasar prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
Negara Republik Indonesia 1945 tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
1.5 Menghargai nilai kesejarahan 2.5 Mengembangkan sikap teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
perumusan dan pengesahan bertanggung jawab yang fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
Undang-Undang Dasar Negara mendukung nilai kesejarahan dengan yang dipelajari di sekolah dan
Republik Indonesia Tahun 1945 perumusan dan pengesahan sumber lain yang sama dalam sudut
sebagai bentuk sikap beriman Undang-Undang Dasar Republik pandang/teori
Indonesia Tahun 1945 3.1 Menganalisis proses sejarah, 4.1 Menyaji hasil analisis proses
1.6 Bersyukur kepada Tuhan yang 2.6 Menunjukkan sikap disiplin komitmen kebangsaan, dan sejarah perumusan dan
Maha Esa atas diberlakukannya dalam menerapkan aturan sesuai nilai-nilai semangat para pendiri penetapan Pancasila sebagai
tata urutan peraturan perundang- dengan nilai-nilai yang terkandung negara dalam perumusan dan Dasar Negara
undangan dalam sistem hukum dalam tata urutan peraturan penetapan Pancasila sebagai
nasional Indonesia perundanga- undangan nasional Dasar Negara.

12 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKN 13


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
3.2 Menelaah kedudukan, fungsi, 4.2 Menyaji hasil telaah nilai-nilai 3.11 Mengasosiasikan dengan cara 4.11 Melaksanakan peneli an
serta ar pen ng Pancasila sebagai Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan karakteristik sederhana dengan cara
dasar negara dan pandangan hidup dan pandangan hidup bangsa daerah seperti potensi menunjukkan data tentang ciri
bangsa Indonesia. dalam kehidupan sehari-hari wilayah, sumber alam, khas daerah tempat nggalnya
3.3. Memahami norma-norma yang 4.3 Mengampanyekan perilaku sesuai sumberdaya manusia, sebagai sebagai bagian utuh dari Negara
berlaku dalam kehidupan berma- norma-norma yang berlaku dalam bagian yang utuh dari Negara Kesatuan Republik Indonesia .
syarakat mencakup penger an, kehidupan bermasyarakat untuk Kesatuan Republik Indonesia
contoh, dan sanksi norma-norma mewujudkan keadilan 3.12 Menginterpretasikan semangat 4.12 Mengorganisasikan kegiatan di
untuk mewujudkan keadilan dalam dan komitmen kebangsaan lingkungan kehidupan sehari-hari
kehidupan sehari-hari. kolek f dengan menunjukkan yang mencerminkan semangat
3.4 Menelaah makna, kedudukan 4.4 Menyajikan hasil telaah makna, ciri-ciri semangat, dan ciri-ciri dan komitmen kebangsaan untuk
dan fungsi Undang-Undang Dasar kedudukan dan fungsi Undang- komitmen kebangsaan kolek f memperkuat Negara Kesatuan
Negara Republik Indonesia Tahun Undang Dasar Negara Republik untuk memperkuat Negara Republik Indonesia
1945, serta peratuan perundangan- Indonesia Tahun 1945 dalam Kesatuan Republik Indonesia
undangan lainnya dalam penerapan kehidupan sehari-hari dalam konteks daerah.
3.5 Menganalisis proses sejarah, ar 4.5 Menyimulasikan perilaku yang
pen ng, serta peran tokoh-tokoh meniru karakter tokoh dalam Tingkatan: IV (Setara Kelas IX)
dalam perumusan dan pengesahan perumusan dan pengesahan
Undang-undang Dasar Negara Undang-Undang Dasar Negara Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
Republik Indonesia Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945 mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.6 Memahami makna tata urutan, 4.6 Mendemonstrasikan proses sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti Sikap Spiritual
dan proses pembentukan pembentukan suatu peraturan
peraturan perundang-undangan pada tata peraturan perundang-
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan menghayati ajaran
dalam sistem hukum nasional di undangan dalam sistem hukum agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik
Indonesia nasional di Indonesia dengan cara mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
membuat peta konsep.
(toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
3.7 Mengiden fikasi keberagaman 4.7 Mendemonstrasikan perilaku
suku, agama, ras dan toleran terhadap adanya kebera- efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
antargolongan dalam bingkai gaman suku, agama, ras dan antar- keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
Bhinneka Tunggal Ika golongan dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika melalui simulasi
proses pembelajaran langsung (direct teaching) dan tidak langsung (indirect
3.8 Menganalisis makna dan ar 4.8 Menyaji hasil penalaran tentang teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
pen ng Kebangkitan nasional peran tokoh kebangkitan nasional dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
1908 dalam perjuangan dalam perjuangan kemerdekaan
kemerdekaan Republik Indonesia Republik Indonesia
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.9 Menganalisis bentuk-bentuk 4.9 Menunjukkan bentuk-bentuk Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
kerjasama dalam berbagai bidang kerjasama di pelbagai bidang
kehidupan masyarakat kehidupan masyarakat pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
3.10 Memproyeksikan makna, ar 4.10 Mengaitkan nilai-nilai dan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pen ng, nilai-nilai dan semangat semangat Sumpah Pemuda Tahun dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
Sumpah Pemuda tahun 1928 1928 dalam bingkai Bhineka
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Tunggal Ika dengan kehidupan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
Ika melalui teladan tokoh dalam sehari-hari
masyarakat sekitar.

14 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKN 15


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
SIKAP SPIRITUAL SIKAP SOSIAL PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Menghargai dan menghaya ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
agama yang dianutnya tanggung jawab, peduli (toleran, pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
gotong royong), santun, dan percaya prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
diri dalam berinteraksi secara efek f tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
dengan lingkungan sosial dan alam teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
dalam jangkauan pergaulan dan fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
keberadaannya dengan yang dipelajari di sekolah dan
1.1 Mensyukuri perwujudan 2.1 Menunjukkan sikap bangga akan sumber lain yang sama dalam sudut
Pancasila sebagai Dasar Negara tanah air sebagai perwujudan pandang/teori
yang merupakan anugerah Tuhan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar 3.1 Membandingkan antara peris wa 4.1 Melakukan peneli an sederhana
Yang Maha Esa negara dan dinamika yang terjadi di dengan cara menyajikan hasil
1.2 Menghargai isi alinea dan pokok 2.2 Melaksanakan isi alinea dan masyarakat seper adanya perbandingan antara peris wa
pikiran yang terkandung dalam pokok pikiran yang terkandung ancaman terhadap nilai-nilai dan dinamika yang terjadi di
Pembukaan Undang-Undang Dasar dalam Pembukaan Undang- Pancasila, perubahan nilai sesuai masyarakat dengan penerapan
Negara Republik Indonesia Tahun Undang Dasar Negara Republik perkembangan zaman, dan Pancasila sebagai dasar negara
1945 sebagai wujud rasa syukur Indonesia Tahun 1945 ideologi terbuka, dengan prak k dan pandangan hidup bangsa
kepada Tuhan Yang Maha Esa ideal Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup
1.3 Bersyukur kepada Tuhan Yang 2.3 Menunjukkan sikap bertanggung bangsa.
Maha Esa atas bentuk dan jawab dalam mendukung bentuk
kedaulatan Negara Republik dan kedaulatan Negara 3.2 Menyintesiskan dengan cara 4.2 Menyajikan hasil sintesis isi
Indonesia menjelaskan hubungan antara alinea dan pokok pikiran yang
isi alinea dan pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan
1.4 Menghorma keberagaman 2.4 Mengutamakan sikap toleran terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
suku,agama, ras, dan dalam menghadapi masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
antargolongan (SARA) di akibat keberagaman kehidupan Republik Indonesia Tahun 1945
masyarakat sebagai pemberian bermasyarakat dan cara
Tuhan Yang Maha Esa pemecahannya 3.3 Memahami ketentuan tentang 4.3 Memaparkan penerapan tentang
bentuk dan kedaulatan negara se- bentuk dan kedaulatan negara se-
1.5 Mengapresiasi prinsip harmoni 2.5 Menunjukkan sikap peduli
suai Undang-Undang Dasar Negara suai Undang-Undang Dasar Negara
dalam keberagaman suku, terhadap masalah-masalah
Republik Indonesia tahun 1945 Republik Indonesia tahun 1945
agama, ras, dan antargolongan yang muncul dalam bidang
(SARA) sosial, budaya, ekonomi, sosial, budaya, ekonomi, dan 3.4 Menganalisis prinsip persatuan 4.4 Menyimulasikan hasil analisis
dan gender dalam bingkai gender di masyarakat dan cara dalam keberagaman suku, prinsip persatuan dalam
Bhinneka Tunggal Ika sebagai pemecahannya dalam bingkai agama, ras, dan antargolongan keberagaman suku, agama, ras,
anugerah Tuhan Yang Maha Esa Bhinneka Tunggal Ika (SARA), sosial, budaya, ekonomi, dan antargolongan (SARA) dalam
dan gender dalam bingkai bingkai Bhinneka Tunggal Ika
1.6 Menunjukkan perilaku orang 2.6 Mengutamakan sikap disiplin
Bhinneka Tunggal Ika.
beriman dalam mencintai sebagai warga negara sejalan
tanah air dalam konteks Negara dengan konsep bela negara 3.5 Menganalisis prinsip harmoni 4.5 Menyampaikan hasil analisis
Kesatuan Republik Indonesia dalam konteks Negara Kesatuan dalam keberagaman suku, prinsip harmoni dalam
Republik Indonesia agama, ras, dan antargolongan keberagaman suku, agama, ras,
(SARA) sosial, budaya, ekonomi, dan antargolongan (SARA) sosial,
dan gender dalam bingkai budaya, ekonomi, dan gender
Bhinneka Tunggal Ika dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

16 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKN 17


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
3.6 Mengkreasikan konsep cinta 4.6 Mengorganisasikan kegiatan
tanah air/bela negara dalam lingkungan yang mencerminkan
konteks Negara Kesatuan konsep cinta tanah air dalam
Republik Indonesia dengan cara konteks kehidupan sehari-hari
membuat poster. dengan cara melakukan ak vitas
yang bermanfaat bagi lingkungan
seper menanam pohon,
kerjabak , mengembangkan
kesenian daerah.

18 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INDONESIA 19


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Dalam konteks di atas, pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi sangat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah penting dalam upaya membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan didik sebagai komunikator dan pemikir (termasuk pemikir imajinatif ).
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga mengantar warga negara Indonesia
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional menjadi melek literasi dan informasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia di
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang sekolah merupakan pembinaan dan pengembangan sikap, pengetahuan, dan
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan keterampilan berkomunikasi yang diperlukan peserta didik dalam menempuh
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan pendidikan, kehidupan di lingkungan sosial, dan menjalani dunia kerja.
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
Pembelajaran berbahasa Indonesia mencakup pembelajaran pengetahuan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
kebahasaindonesiaan dan cara penggunaannya secara efektif. Peserta didik
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan belajar tentang fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana berinteraksi secara
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan efektif; membangun dan membina hubungan; mengungkapkan dan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbahasa. Peserta
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan didik mampu berkomunikasi secara efektif, dengan kalimat yang tertata
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi dengan baik (termasuk ejaan dan tanda bacanya). Pemahaman tentang
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi bahasa, sebagai penghela pengetahuan dan wahana komunikasi, diharapkan
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. dapat menjadikan peserta didik sebagai pengguna bahasa Indonesia yang
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk komunikatif dan produktif, baik secara lisan maupun tulis.
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas karena berbagai
Kemampuan membaca dan menulis sangat diperlukan untuk membangun
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan yang mampu
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
menumbuhkan kehalusan budi, kesetiakawanan, dan sebagai bentuk upaya
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
melestarikan budaya bangsa. Sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab fenomena kehidupan dengan sendirinya menuntut kecakapan personal
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara (personal skills) yang berfokus pada kecakapan berpikir rasional yang
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan mengedepankan kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi.
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
Pembelajaran literasi bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
dalam memahami, menafsirkan, dan menciptakan teks yang tepat, akurat,

20 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INDONESIA 21


fasih, dan penuh percaya diri selama belajar di sekolah dan untuk kehidupan 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
di masyarakat. Pilihan teks mencakup teks media, teks sehari-hari, dan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
teks dunia kerja. Rentangan bobot teks dari tingkatan 1 hingga tingkatan 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
6 secara bertahap semakin kompleks dan semakin sulit, dari bahasa sehari- memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
hari pengalaman pribadi hingga semakin abstrak, bahasa ragam teknis dan kemampuan berbahasa.
khusus, dan bahasa untuk kepentingan akademik. Peserta didik dihadapkan 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
pada bahasa untuk berbagai tujuan, audiens, dan konteks. Peserta didik budaya dan intelektual manusia Indonesia.
dipajankan pada beragam pengetahuan dan pendapat yang disajikan dan
C. Ruang Lingkup
dikembangkan dalam teks dan penyajian multimodal (lisan, cetakan, dan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
konteks digital) yang mengakibatkan kompetensi mendengarkan, memirsa,
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
membaca, berbicara, menulis dan mencipta dikembangkan secara sistematis
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
dan berperspektif masa depan.
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
pelajaran Bahasa Indonesia di Pendidikan Kesetaraan Paket B setara Sekolah sangat diperlukan.
Menengah Pertama. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih
Secara khusus, pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah pertama
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan
dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Bahasa Indonesia di pendidikan
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan
kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu
yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan
setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski,
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat
mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan,
dalam pendidikan formal. kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.
B. Tujuan Mengacu pada kompetensi Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama,
Tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu sikap spiritual, kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini ruang
sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai melalui lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup pengetahuan tentang
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. bahasa dan bagaimana penggunaan bahasa secara efektif. Peserta didik
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki belajar bagaimana bahasa Indonesia memungkinkan orang saling berinteraksi
kemampuan sebagai berikut. secara efektif; membangun dan membina hubungan; mengungkapkan dan
mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, sikap, perasaan, dan pendapat.
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, Peserta didik mampu berkomunikasi secara efektif melalui teks yang koheren,
baik secara lisan maupun tulis. kalimat yang tertata dengan baik, termasuk tata ejaan, tanda baca pada tingkat
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kata, kalimat, dan teks yang lebih luas. Melalui pembelajaran berbasis teks,
persatuan dan bahasa negara. pemahaman tentang bahasa, bahasa sebagai sistem dan bahasa sebagai wahana
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan pengetahuan dan komunikasi akan menjadikan peserta didik sebagai penutur
kreatif untuk berbagai tujuan. Bahasa Indonesia yang produktif.

22 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INDONESIA 23


D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan pembelajaran berlangsungsehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pendidikan kesetaraan. PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami pengetahuan (faktual, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
konseptual, dan prosedural) dalam ranah konkret (menggunakan,
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, berdasarkan rasa ingin tahunya mengurai, merangkai, memodifikasi,
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau tentang ilmu pengetahuan, teknologi, dan membuat) dan ranah abstrak
seni, budaya terkait fenomena dan (menulis, membaca, menghitung,
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan dengan yang dipelajari di sekolah dan
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
3.1 Mengiden fikasi informasi dalam 4.1 Menjelaskan isi teks deskripsi
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
teks deskripsi tentang objek objek (tempat wisata, tempat
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, pentas seni daerah,
kualitas dan pengembangan pendidikan. bersejarah, dan atau suasana kain tradisional, dll) yang
pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca secara lisan,
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, didengar dan dibaca. tulis, dan gambar atau tabel.
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat 3.2 Menelaah struktur dan 4.2 Menyajikan data, gagasan, kesan
kebahasaan dari teks deskripsi dalam bentuk teks deskripsi
Tingkatan: III (Setara Kelas VII s.d. VIII) tentang objek (sekolah, tempat tentang objek (sekolah, tempat
wisata, tempat bersejarah, wisata, tempat bersejarah,
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum dan⁄atau suasana pentas seni dan⁄atau suasana pentas seni
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap daerah) yang didengar dan daerah) secara tulis dan lisan
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual dibaca. dengan memperha kan struktur,
kebahasaan baik secara lisan
yang perlu dimiliki peserta didik yaitu mampu “Menghargai dan menghayati maupun tulis.
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial yaitu peserta 3.3 Mengiden fikasi unsur-unsur 4.3 Menceritakan kembali isi teks
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli teks narasi (cerita imajinasi) yang narasi (cerita imajinasi) yang
(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara dibaca dan didengar. didengar dan dibaca secara lisan,
tulis dan gambar atau tabel.
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
3.4 Menelaah struktur dan 4.4 Menyajikan gagasan krea f
keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran kebahasaan teks narasi (cerita dalam bentuk cerita imajinasi
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya imajinasi) yang dibaca dan secara lisan dan tulis dengan
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan didengar. memperha kan struktur,
penggunaan bahasa, atau aspek
dan kondisi peserta didik. lisan.

24 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INDONESIA 25


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.5 Mengiden fikasi teks prosedur 4.5 Menyimpulkan isi teks prosedur 3.13 Mengiden fikasi informasi (pesan, 4.13 Menyimpulkan isi puisi rakyat
tentang cara melakukan sesuatu tentang cara memainkan alat rima, dan pilihan kata) dari puisi (pantun, syair, dan bentuk puisi
dan cara membuat (cara musik daerah, tarian daerah, cara rakyat (pantun, syair, dan bentuk rakyat setempat) yang disajikan
memainkan alat musik/tarian membuat cinderamata, dan/atau puisi rakyat setempat) yang dalam bentuk tulis dan lisan.
daerah, cara membuat kuliner kuliner khas daerah) yang dibaca dibaca dan didengar.
khas daerah, dll.) dari berbagai dan didengar. 3.14 Menelaah struktur dan kebahasaan 4.14 Menyusun puisi rakyat (pantun,
sumber yang dibaca dan didengar. puisi rakyat (pantun, syair, dan syair, dan bentuk puisi rakyat
3.6 Menelaah struktur dan aspek 4.6 Menyajikan data rangkaian bentuk puisi rakyat setempat) yang setempat).
kebahasaan teks prosedur kegiatan ke dalam bentuk teks dibaca dan didengar.
tentang cara melakukan sesuatu prosedur (tentang cara memainkan 3.15 Mengiden fikasi informasi tentang 4.15 Menceritakan kembali isi cerita
dan cara membuat (cara alat musik daerah, tarian daerah, fabel/legenda daerah setempat fabel/legenda daerah setempat
memainkan alat musik/tarian cara membuat cinderamata, dll) yang dibaca dan didengar. yang dibaca/didengar.
daerah, cara membuat kuliner dengan memperha kan struktur,
3.16 Menelaah struktur dan kebahasa- 4.16 Memerankan isi fabel/legenda
khas daerah, dll.) dari berbagai unsur kebahasaan, dan isi secara
an fabel/legenda daerah setempat daerah setempat yang dibaca
sumber yang dibaca dan didengar. lisan dan tulis.
yang dibaca dan didengar. dan didengar.
3.7 Mengiden fikasi informasi dari 4.7 Menyimpulkan isi teks laporan
3.17 Mengiden fikasi unsur-unsur teks 4.17 Menyimpulkan isi berita
teks laporan hasil observasi hasil observasi berupa buku
berita (membanggakan dan memo- (membanggakan dan memo vasi)
berupa buku pengetahuan yang pengetahuan yang dibaca dan
vasi) yang didengar dan dibaca. yang dibaca dan didengar.
dibaca atau diperdengarkan. didengar.
3.18 Menelaah struktur dan 4.18 Menyajikan data dan informasi
3.8 Menelaah struktur, kebahasaan, 4.8 Menyajikan rangkuman teks
kebahasaan teks berita dalam bentuk berita secara lisan
dan isi teks laporan hasil laporan hasil observasi yang
(membanggakan dan dan tulis dengan memperha kan
observasi yang berupa buku berupa buku pengetahuan
memo vasi) yang didengar dan struktur, kebahasaan, atau aspek
pengetahuan yang dibaca atau secara lisan dan tulis dengan
dibaca. lisan (lafal, intonasi, mimik, dan
diperdengarkan. memperha kan kaidah
kinesik.
kebahasaan atau aspek lisan.
3.19 Mengiden fikasi informasi teks 4.19 Menyimpulkan isi iklan, slogan,
3.9 Menemukan unsur-unsur dari 4.9 Membuat peta pikiran/ sinopsis
buku fiksi dan nonfiksi yang tentang isi buku nonfiksi/buku iklan, slogan, atau poster (yang atau poster (membanggakan
dibaca. fiksi yang dibaca. membuat bangga dan memo vasi) dan memo vasi) dari berbagai
dari berbagai sumber yang dibaca sumber.
3.10 Menelaah hubungan unsur-unsur 4.10 Menyajikan tanggapan secara
dan didengar.
dalam buku fiksi dan nonfiksi. lisan, tulis, dan gambar, tabel
atau grafik terhadap isi buku 3.20 Menelaah pola penyajian dan 4.20 Menyajikan gagasan, pesan,
fiksi/nonfiksi yang dibaca. kebahasaan teks iklan, slogan, dan ajakan dalam bentuk iklan,
3.11 Mengiden fikasi informasi 4.11 Menyimpulkan isi (kabar, atau poster (yang membuat slogan, atau poster secara lisan
(kabar, keperluan, permintaan, keperluan, permintaan, dan/ bangga dan memo vasi) dari dan tulis.
dan/atau permohonan) dari surat atau permohonan) surat pribadi berbagai sumber yang dibaca
pribadi dan surat dinas yang dan surat dinas yang dibaca atau dan didengar.
dibaca dan didengar. diperdengarkan. 3.21 Mengiden fikasi informasi teks 4.21 Menyimpulkan isi teks eksposisi
3.12 Mengiden fikasi unsur-unsur dan 4.12 Menulis surat (pribadi dan dinas) eksposisi berupa ar kel ilmiah (ar kel ilmiah populer dari koran
kebahasaan dari surat pribadi untuk kepen ngan resmi dengan populer dari koran/majalah) yang dan majalah) yang didengar dan
dan surat dinas yang dibaca dan memperha kan struktur teks, didengar dan dibaca. dibaca.
didengar. kebahasaan, dan isi.

26 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INDONESIA 27


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.22 Mengiden fikasi struktur, unsur 4.22 Menyajikan gagasan dan 3.29 Mengiden fikasi jenis saran, 4.29 Menyimpulkan isi saran, ajakan,
kebahasaan, dan aspek lisan pendapat ke dalam bentuk teks ajakan, arahan, dan per mbangan arahan, per mbangan tentang
dalam teks eksposisi ar kel eksposisi ar kel ilmiah populer tentang berbagai hal posi f berbagai hal posi f permasalahan
ilmiah populer (lingkungan (lingkungan hidup, kondisi sosial, atas permasalahan aktual dari aktual dari teks persuasi
hidup, kondisi sosial, dan/atau dan/atau keragaman budaya, dll) teks persuasi (lingkungan hidup, (lingkungan hidup, kondisi sosial,
keragaman budaya, dll) yang secara lisan dan tertulis dengan kondisi sosial, dan/atau keragaman dan/atau keragaman budaya
diperdengarkan atau dibaca. memperha kan struktur, unsur budaya daerah setempat) yang daerah setempat) yang didengar
kebahasaan, dan aspek lisan. didengar dan dibaca. dan dibaca.
3.23 Mengiden fikasi unsur-unsur 4.23 Menyimpulkan unsur-unsur 3.30 Menelaah struktur dan 4.30 Menyajikan teks persuasi
pembangun teks puisi yang pembangun dan makna teks puisi kebahasaan teks persuasi yang (saran, ajakan, arahan, dan
diperdengarkan atau dibaca. yang diperdengarkan atau dibaca. berupa saran, ajakan, dan per mbangan) secara tulis dan
3.24 Menelaah unsur-unsur 4.24 Menyajikan gagasan, perasaan, per mbangan tentang berbagai lisan dengan memperha kan
pembangun teks puisi dan pendapat dalam bentuk teks permasalahan aktual (lingkungan struktur, kebahasaan, atau aspek
(perjuangan, lingkungan hidup, puisi secara tulis/lisan dengan hidup, kondisi sosial, dan/atau lisan.
kondisi sosial, dan lain-lain) yang memperha kan unsur-unsur keragaman budaya daerah
diperdengarkan atau dibaca. pembangun puisi . setempat, dll) dari berbagai
sumber yang didengar atau dibaca.
3.25 Mengiden fikasi informasi dari 4.25 Meringkas isi teks eksplanasi
teks ekplanasi berupa paparan yang berupa proses terjadinya 3.31 Mengiden fikasi unsur-unsur 4.31 Menginterpretasi drama
kejadian suatu fenomena suatu fenomena alam di daerah drama (tradisional dan moderen) (tradisional dan modern) yang
alam di daerah setempat yang setempat dari beragam sumber yang disajikan dalam bentuk dibaca dan ditonton/didengar.
diperdengarkan atau dibaca. yang didengar dan dibaca. pentas atau naskah.
3.26 Menelaah teks ekplanasi 4.26 Menyajikan informasi dan data 3.32 Menelaah karakteris k unsur dan 4.32 Menyajikan drama dalam bentuk
berupa paparan kejadian suatu dalam bentuk teks eksplanasi kaidah kebahasaan dalam teks pentas atau naskah.
fenomena alam di daerah proses terjadinya suatu fenomena drama yang berbentuk naskah
setempat yang diperdengarkan alam di daerah setempat atau pentas.
atau dibaca. secara lisan dan tulis dengan 3.33 Menggali dan menemukan 4.33 Membuat peta konsep/garis alur
memperha kan struktur, unsur informasi dari buku fiksi dan dari buku fiksi dan nonfiksi yang
kebahasaan, atau aspek lisan. nonfiksi yang dibaca. dibaca.
3.27 Mengiden fikasi informasi pada 4.27 Menceritakan kembali isi teks 3.34 Menelaah unsur buku fiksi dan 4.34 Menyajikan tanggapan terhadap
teks ulasan tentang kualitas ulasan tentang kualitas karya nonfiksi yang dibaca. buku fiksi dan nonfiksi yang
karya (film, cerpen, puisi, novel, (film, cerpen, puisi, novel, karya dibaca secara lisan/tertulis .
dan karya seni daerah) yang seni daerah) yang dibaca atau
dibaca atau diperdengarkan. didengar. Tingkatan: IV (Setara Kelas IX)
3.28 Menelaah struktur dan 4.28 Menyajikan tanggapan tentang Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
kebahasaan teks ulasan kualitas karya (film, cerpen,
(film, cerpen, puisi, novel, puisi, novel, karya seni daerah, mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
dan karya seni daerah) yang dll.) dalam bentuk teks ulasan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
diperdengarkan dan dibaca. secara lisan dan tulis dengan yang perlu dimiliki peserta didik yaitu mampu “Menghargai dan menghayati
memperha kan struktur, unsur
kebahasaan, atau aspek lisan. ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti Sikap Sosial yaitu peserta
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

28 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INDONESIA 29


(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran PENGETAHUAN KETERAMPILAN
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya 3.3 Mengiden fikasi gagasan, 4.3 Menyimpulkan gagasan,
pikiran, pandangan, arahan atau pandangan, arahan, atau pesan
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan pesan dalam pidato persuasif dalam pidato (lingkungan
dan kondisi peserta didik. tentang permasalahan aktual di hidup, kondisi sosial, dan/atau
daerah atau lingkungan setempat keragaman budaya daerah
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses yang didengar dan dibaca. setempat) yang didengar dan/
pembelajaran berlangsungsehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan atau dibaca.
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor 3.4 Menelaah struktur dan ciri 4.4 Menuangkan gagasan, pikiran,
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi kebahasaan pidato persuasif arahan atau pesan dalam pidato
tentang permasalahan aktual di (lingkungan hidup, kondisi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. daerah atau lingkungan setempat sosial, dan/atau keragaman
yang didengar dan dibaca. budaya daerah setempat)secara
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
lisan dan/atau tulis dengan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
memperha kan struktur dan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN kebahasaan.
3. Memahami pengetahuan (faktual, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji 3.5 Mengiden fikasi unsur 4.5 Menyimpulkan unsur-unsur
konseptual, dan prosedural) dalam ranah konkret (menggunakan, pembangun karya sastra dalam pembangun karya sastra dengan
berdasarkan rasa ingin tahunya mengurai, merangkai, memodifikasi, teks cerita pendek yang dibaca buk yang mendukung dari
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, dan membuat) dan ranah abstrak atau didengar. cerita pendek yang dibaca atau
seni, budaya terkait fenomena dan (menulis, membaca, menghitung, didengar.
kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
3.6 Menelaah struktur dan aspek 4.6 Mengungkapkan pengalaman
dengan yang dipelajari di sekolah dan
kebahasaan cerita pendek yang dan gagasan dalam bentuk cerita
sumber lain yang sama. dalam sudut
dibaca atau didengar. pendek dengan memperha kan
pandang/teori
struktur dan kebahasaan.
3.1 Mengiden fikasi informasi 4.1 Menyimpulkan tujuan, bahan/
3.7 Mengiden fikasi informasi 4.7 Menyimpulkan isi teks tanggapan
dari laporan percobaan yang alat, langkah, dan hasil dalam
berupa kri k, sanggahan, atau berupa kri k, sanggahan, atau
dibaca dan didengar (percobaan laporan percobaan yang didengar
pujian dari teks tanggapan pujian (mengenai lingkungan
sederhana untuk mendeteksi dan/atau dibaca.
(lingkungan hidup, kondisi sosial, hidup, kondisi sosial, dan/atau
zat berbahaya pada makanan,
dan/atau keragaman budaya keragaman budaya daerah
adanya vitamin pada makanan,
daerah setempat, dll) yang setempat) yang didengar dan
dll).
didengar dan/atau dibaca. dibaca.
3.2 Menelaah struktur dan 4.2 Menyajikan tujuan, bahan/
3.8 Menelaah struktur dan 4.8 Mengungkapkan kri k,
kebahasaan dari teks laporan alat, langkah, dan hasil dalam
kebahasaan dari teks tanggapan sanggahan, atau pujian dalam
percobaan yang didengar atau laporan percobaan secara tulis
(lingkungan hidup, kondisi sosial, bentuk teks tanggapan secara
dibaca (percobaan sederhana dan lisan dengan memperha kan
dan/atau keragaman budaya, dll) lisan dan/atau tulis dengan
untuk mendeteksi zat berbahaya kelengkapan data, struktur, aspek
berupa kri k, sanggahan, atau memperha kan struktur dan
pada makanan, adanya vitamin kebahasaan, dan aspek lisan.
pujian yang didengar dan/atau kebahasaan.
pada makanan, dll).
dibaca.

30 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INDONESIA 31


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.9 Mengiden fikasi informasi teks 4.9 Menyimpulkan isi gagasan,
diskusi berupa pendapat pro pendapat, argumen yang
dan kontra dari permasalahan mendukung dan yang kontra
aktual di daerah atau lingkungan serta solusi atas permasalahan
setempat yang dibaca dan aktual dalam teks diskusi yang
didengar. didengar dan dibaca.
3.10 Menelaah pendapat dan 4.10 Menyajikan gagasan/pendapat,
argumen yang mendukung dan argumen yang mendukung dan
yang kontra dalam teks diskusi yang kontra serta solusi atas
berkaitan dengan permasalahan permasalahan aktual dalam teks
aktual di daerah atau lingkungan diskusi dengan memperha kan
setempat yang dibaca dan struktur dan aspek kebahasaan,
didengar. dan aspek lisan (intonasi,
gesture, pelafalan).
3.11 Mengiden fikasi isi ungkapan 4.11 Menyimpulkan isi ungkapan
simpa , kepedulian, empa , simpa , kepedulian, empa atau
atau perasaan pribadi dari teks perasaan pribadi dalam bentuk
cerita inspira f yang dibaca dan cerita inspira f yang dibaca dan
didengar. didengar.
3.12 Menelaah struktur, kebahasaan, 4.12 Mengungkapkan rasa simpa ,
dan isi teks cerita inspira f. empa , kepedulian, dan
perasaan dalam bentuk cerita
inspira f dengan memperha kan
struktur cerita dan aspek
kebahasaan.
3.13 Menggali informasi unsur-unsur 4.13 Membuat peta konsep/garis alur
buku fiksi dan nonfiksi. dari buku fiksi dan nonfiksi yang
dibaca.
3.14 Menelaah hubungan antara 4.14 Menyajikan tanggapan terhadap
unsur-unsur buku fiksi/nonfiksi buku fiksi dan nonfiksi yang
yang dibaca. dibaca.
3.15 Menemukan unsur-unsur dari 4.15 Membuat peta pikiran/
buku fiksi dan nonfiksi yang rangkuman alur tentang isi buku
dibaca. nonfiksi/ buku fiksi yang dibaca.
3.16 Menelaah hubungan unsur-unsur 4.16 Menyajikan tanggapan terhadap
dalam buku fiksi dan nonfiksi. isi buku fiksi nonfiksi yang dibaca.

32 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B MATEMATIKA 33


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
PENDIDIKAN KESETARAAN dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
Mata Pelajaran : Matematika kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
A. Rasional sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan Matematika bekerja melalui perluasan dan pembenaran, pembenahan,
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada generalisasi, dan/atau formalisasi dari fakta, aksioma, prinsip, dan konsep-
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional konsep matematika yang berkaitan dengan fenomena-fenomena dan masalah
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang empiris yang ditemui dan perlu diselesaikan dalam kehidupan keseharian
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan serta dalam konteks perkembangan masyarakat.
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan Pengembangan kurikulum matematika diarahkan untuk meningkatkan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. kecakapan hidup (life skill), terutama dalam membangun penalaran, kreatifitas,
bekerjasama, inovasi dan komunikasi dengan menggunakan bahasa simbolis
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan yang singkat dan jelas dan pemecahan masalah (problem solving). Selain
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan itu, pengembangan kompetensi matematika juga menekankan kemahiran
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap atau keterampilan menggunakan perangkat teknologi untuk melakukan
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan perhitungan teknis (komputasi) dan penyajian dalam bentuk gambar dan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi grafik (visualisasi), yang penting untuk mendukung keterampilan lainnya
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi yang bersifat keterampilan lintas disiplin ilmu dan keterampilan yang bersifat
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. nonkognitif serta pengembangan nilai, norma dan etika (soft skill), serta
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk bertanggungjawab terhadap perkembangan diri dan masyarakatnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia.
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena Setiap individu perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. tertentu, yaitu penguasaan akan kecakapan matematika yang diperlukan
untuk dapat memahami dunia di sekitarnya, berhasil dalam kehidupan atau

34 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B MATEMATIKA 35


karier, mengembangkan kreativitas dan sebagai sarana untuk meningkatkan 3. Melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan,
kesadaran terhadap perkembangan budaya, situasi yang selalu berubah, tidak menganalisis komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam
pasti, dan sangat kompetitif. konteks matematika dan di luar matematika (kehidupan nyata, ilmu, dan
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran teknologi) yang bersifat rutin maupun tidak rutin
mata pelajaran Matematika di Pendidikan Kesetaraan Paket B setara Sekolah 4. Mengomunikasikan gagasan, penalaran, argumentasi atau pembuktian
Menengah Pertama. Mengingat dalam konteks pendidikan kesetaraan melalui kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
tujuannya lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab memperjelas keadaan atau masalah
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, 5. Menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti,
maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan kontekstualisasi juga terlebih sistematis, taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan, toleran,
perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Namun demikian, meski dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.
kontekstualisasi kedua aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas C. Ruang Lingkup
lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
B. Tujuan Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang sangat diperlukan.
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler. Secara khusus, pembelajaran Matematika di Paket B setara sekolah menengah
pertama dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan
Dalam belajar matematika, pemahaman konsep sering diawali secara induktif kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Matematika di
melalui pengamatan pola atau fenomena, pengalaman peristiwa nyata atau pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi
intuisi. Cara belajar secara deduktif dan induktif digunakan dan sama-sama sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai
berperan penting dalam Matematika sehingga terbentuk sikap kritis, kreatif, kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal.
jujur dan komunikatif pada peserta didik. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan
Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika agar memberikan kontribusi kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran
dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan dasar dan Matematika. Materi-materi pembelajaran matematika meliputi:
pendidikan menengah melalui pengalaman belajar, sebagai berikut. 1. Menggunakan bilangan bulat, bilangan pecahan, pangkat dan akar, pola
1. Memahami konsep, algoritma, operasi atau prosedur dan strategi bilangan, barisan dan deret dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-
matematika secara luwes, akurat, efisien, efektif, dan tepat dalam hari
kehidupan atau dalam pemecahan masalah sehari-hari 2. Menggunakan himpunan, ekspresi aljabar, relasi dan fungsi, perbandingan,
2. Melakukan penalaran matematis yang meliputi membuat generalisasi aritmetika sosial, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, sistem
berdasarkan pola, fakta, fenomena atau data yang ada, membuat dugaan persamaan linear dua variabel, persamaan garis lurus, persamaan dan
dan memverifikasinya fungsi kuadrat dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari

36 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B MATEMATIKA 37


3. Menggunakan garis dan sudut, bangun datar (segi empat dan segitiga), yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
bangun ruang sisi datar, bangun datar sisi lengkung, lingkaran, ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
kesebangunan dan kekongruenan,dan teorema Pythagoras, transformasi didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
4. Mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, dan menggunakan peluang efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
(empirik dan teoretik) dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas kebutuhan dan kondisi peserta didik.
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
pendidikan formal, agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
dalam praktek penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami dan menerapkan 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan,
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
kualitas dan pengembangan pendidikan. dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, pandang/teori
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan 3.1 Membandingkan dan 4.1 Menyelesaikan masalah sehari-
kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola oleh pendidik (teachable); mudah menentukan letak urutan hari berkaitan dengan urutan
bilangan bulat dan pecahan letak bilangan bulat dan pecahan
dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapaiannya (measurable
(biasa, campuran, desimal, (biasa, campuran, desimal,
assessable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk persen) dengan alat bantu (garis persen) dengan prosedur dan
kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik. bilangan/benda konkret) dan strategi sesuai karakteri k
tanpa alat bantu masalah serta menggunakan
Tingkatan: III (Setara Kelas VII s.d. VIII) alat bantu (garis bilangan/benda
konkret) dan tanpa alat bantu
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual

38 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B MATEMATIKA 39


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menentukan dan melakukan 4.2 Menyelesaikan masalah sehari- 3.7 Menjelaskan perbandingan/rasio 4.7 Menyelesaikan masalah sehari-
operasi hitung (penjumlahan, hari yang berkaitan dengan dua besaran (yang satuannya hari yang berkaitan dengan
pengurangan, perkalian, dan operasi hitung bilangan bulat dan sama dan berbeda) dengan perbandingan dua besaran
pembagian) bilangan bulat dan pecahan dengan dengan prosedur menggunakan hasil satuan (satuannya sama dan berbeda)
pecahan dengan dengan alat dan strategi sesuai karakteri k pengukuran dan pemodelan dengan prosedur dan strategi
bantu (garis bilangan/benda masalah dalam mengiden fikasi benda konkret dan dak konkret sesuai karakteri k masalah melalui
konkret) dan tanpa alat bantu jenis operasi serta menggunakan pengukuran dan pemodelan benda
alat bantu (garis bilangan/benda konkret dan dak konkret
konkret) dan tanpa alat bantu 3.8 Menentukan perbandingan 4.8 Menyelesaikan masalah sehari-
3.3 Menyatakan bilangan bulat 4.3 Menyelesaikan masalah sehari- senilai dan berbalik nilai de- hari yang berkaitan dengan
sebagai bilangan berpangkat hari yang berkaitan dengan ngan menggunakan tabel data, perbandingan senilai dan berbalik
bulat posi f dan nega f dengan bilangan dalam bentuk bilangan grafik, dan persamaan dengan nilai dengan prosedur dan strategi
mengiden fikasi konteks (dunia berpangkat bulat posi f dan menggunakan hasil satuan sesuai karakteri k masalah
nyata) dan model-model bilangan nega f dengan prosedur dan pengukuran dan pemodelan melalui penggunaan tabel data,
berpangkat dari peris wa sehari- strategi sesuai karakteri k benda konkret dan dak konkret grafik, dan persamaan
hari masalah melalui iden fikasi 3.9 Menjelaskan berbagai situasi 4.9 Menyelesaikan masalah sehari-
bentuk-bentuk bilangan terkait aritme ka sosial hari berkaitan dengan aritme ka
berpangkat (penjualan, pembelian, potongan, sosial (penjualan, pembelian,
3.4 Menyatakan himpunan, 4.4 Menyelesaikan masalah sehari- keuntungan, kerugian, bunga potongan, keuntungan, kerugian,
himpunan bagian, himpunan hari yang berkaitan dengan tunggal, persentase, bruto, neto, bunga tunggal, persentase, bruto,
semesta, himpunan kosong, himpunan, himpunan bagian, tara) dengan mengiden fikasi neto, tara) dengan prosedur
komplemen himpunan dengan himpunan semesta, himpunan konteks (dunia nyata) dan model dan strategi sesuai karakteri k
kata-kata, notasi pembentuk kosong, komplemen himpunan dari peris wa sehari-hari masalah
himpunan, dan diagram dan operasi dua himpunan 3.10 Mengiden fikasi hubungan 4.10 Menyelesaikan masalah sehari-
melalui contoh sehari-hari dengan prosedur dan strategi antar sudut sebagai akibat dari hari yang berkaitan dengan
serta menentukan operasi dua sesuai karakteri k masalah dua garis sejajar yang dipotong hubungan antar sudut sebagai
himpunan oleh garis transversal dengan akibat dari dua garis sejajar yang
3.5 Menjelaskan bentuk aljabar 4.5 Menyelesaikan masalah sehari- menggunakan konteks (dunia dipotong oleh garis transversal
dan melakukan operasi pada hariyang berkaitan dengan nyata) dan model peris wa dengan prosedur dan strategi
bentuk aljabar (penjumlahan, bentuk aljabar dan operasi pada sehari-hari sesuai karakteri k masalah
pengurangan, perkalian, bentuk aljabar dengan prosedur melalui pemodelan
dan pembagian) dengan dan strategi sesuai karakteri k 3.11 Mengiden fikasi dan menentukan 4.11 Menyelesaikan masalah sehari-
menggunakan contoh dan model masalah keliling luas bangun datar segi hari yang berkaitan dengan luas
dari peris wa sehari-hari empat (persegi, persegi panjang, dan keliling segiempat (persegi,
3.6 Menentukan persamaan dan 4.6 Menyelesaikan masalah sehari- belah ketupat, jajar genjang, persegipanjang, belahketupat,
per daksamaan linear satu hari yang berkaitan dengan trapesium, layang-layang) dan jajargenjang, trapesium, dan
variabel dengan menggunakan persamaan dan per daksamaan segi ga dengan menggunakan layanglayang) dan segi ga dengan
model dan konteks dari peris wa linear satu variabel dengan konteks (dunia nyata), model- prosedur dan strategi sesuai
sehari-hari prosedur dan strategi sesuai model (matema ka), produksi dan karakteri k masalah melalui
karakteris k masalah kontruksi dari peris wa sehari-hari pemodelan bangun datar

40 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B MATEMATIKA 41


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.12 Menganalisis hubungan antara 4.12 Menyajikan dan menafsirkan 3.19 Mengiden fikasi dan menentukan 4.19 Menyelesaikan masalah sehari-
data dengan cara penyajiannya data dalam bentuk tabel, hubungan sudut pusat, sudut hari yang berkaitan dengan sudut
(tabel, diagram garis, diagram diagram garis, diagram batang, keliling, panjang busur, dan luas pusat, sudut keliling, panjang
batang, dan diagram lingkaran) dan diagram lingkaran dengan juring lingkaran melalui benda busur, dan luas juring lingkaran,
melalui pencacahan, pengukuran, prosedur dan strategi sesuai konkret dan dak konkret dalam serta hubungannya dengan
dan pemodelan karakteri k masalah melalui peris wa sehari-hari prosedur dan strategi sesuai
pencacahan, pengukuran, dan karakteri k masalah melalui
pemodelan benda konkret dan dak konkret
3.13 Menentukan pola pada barisan 4.13 Menyelesaikan masalah sehari-hari 3.20 Menentukan garis singgung 4.20 Menyelesaikan masalah sehari-
bilangan dan barisan konfigurasi yang berkaitan dengan pola pada persekutuan luar dan hari yang berkaitan dengan garis
objek dengan menggunakan barisan bilangan dan barisan konfi- persekutuan dalam dua lingkaran singgung persekutuan luar dan
model benda konkret dan dak gurasi objek dengan prosedur dan dengan cara melukisnya persekutuan dalam dua lingkaran
konkret dari peris wa sehari-hari strategi sesuai karakteri k masalah dengan prosedur dan strategi
3.14 Menjelaskan dan menentukan 4.14 Menyelesaikan masalah sehari- sesuai karakteri k masalah
kedudukan k dalam bidang hari yang berkaitan dengan melalui model-model lingkaran
koordinat Kartesius yang kedudukan k dalam bidang 3.21 Membedakan dan menentukan 4.21 Menyelesaikan masalah sehari-
dihubungkan dengan menggunakan koordinat Kartesius dengan luas permukaan dan volume hari yang berkaitan dengan
konteks (dunia nyata), dan model prosedur dan strategi sesuai bangun ruang sisi datar (kubus, luas permukaan dan volume
dari peris wa sehari-hari karakteri k masalah balok, prisma, dan limas) dengan bangun ruang sisi datar (kubus,
3.15 Menjelaskan dan menyatakan 4.15 Menyelesaikan masalah sehari- menggunakan model-model, balok, prima dan limas), serta
relasi dan fungsi dengan hari yang berkaitan dengan relasi konteks (dunia nyata), produksi gabungannya dengan prosedur
menggunakan kata-kata, tabel, dan fungsi dengan prosedur dan dan kontruksi dan strategi sesuai karakteri k
grafik, diagram, dan persamaan strategi sesuai karakteri k masalah masalah melalui contoh dan
serta menggunakan berbagai model bangun ruang sisi datar
representasi (kata-kata, tabel, 3.22 Menganalisis data berdasarkan 4.22 Menyajikan dan menyelesaikan
grafik, diagram, dan persamaan) distribusi data, nilai rata-rata, masalah sehari-hari yang
3.16 Menganalisis fungsi linear 4.16 Menyelesaikan masalah sehari- median, modus, dan sebaran data berkaitan dengan distribusi data,
(sebagai persamaan garis hari yang berkaitan dengan fungsi untuk mengambil kesimpulan, nilai rata-rata, median, modus,
lurus) dan menginterpretasikan linear sebagai persamaan garis membuat keputusan, dan dan sebaran data untuk meng-
grafiknya yang dihubungkan lurus dengan prosedur dan strategi membuat prediksi ambil kesimpulan, membuat
dengan masalah sehari-hari sesuai karakteri k masalah keputusan, dan membuat prediksi
3.17 Menjelaskan sistem persamaan 4.17 Menyelesaikan masalah sehari- dengan prosedur dan strategi
linear dua variabel dan menentu- hari yang berkaitan dengan sistem sesuai karakteri k masalah
kan penyelesaiannya dengan persamaan linear dua variabel 3.23 Menentukan peluang empirik dan 4.23 Menyelesaikan masalah sehari-
menggunakan konteks dan model dengan prosedur dan strategi teore k suatu kejadian dari suatu hari yang berkaitan dengan
dari peris wa sehari-hari sesuai karakteri k masalah percobaan sta s ka peluang empirik dan teore k
3.18 Menjelaskan dan membuk kan 4.18 Menyelesaikan masalah sehari-hari suatu kejadian dari suatu
teorema Pythagoras dan tripel yang berkaitan dengan teorema percobaan sta s k dengan
Pythagoras dengan menggunakan Pythagoras dan tripel Pythagoras prosedur dan strategi sesuai
contoh dan model dari peris wa dengan prosedur dan strategi karakteri k masalah
sehari-hari sesuai karakteri k masalah

42 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B MATEMATIKA 43


Tingkatan: IV (Setara Kelas IX) KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.2 Menentukan akar- akar 4.2 Menyelesaikan masalah sehari-
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual persamaan kuadrat dengan hari yang berkaitan dengan
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan menghayati ajaran karakteris knya melalui konteks persamaan kuadrat dengan
agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang perlu dimiliki peserta (dunia nyata) dan model dari prosedur dan strategi sesuai
peris wa sehari-hari karakteris k masalah
didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
3.3 Menentukan fungsi kuadrat 4.3 Menyajikan fungsi kuadrat
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi dengan menggunakan tabel, melalui penggunaan tabel,
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan persamaan, dan grafik melalui persamaan, dan grafik dengan
dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui konteks (dunia nyata) dan model prosedur dan strategi sesuai
dari peris wa sehari-hari karakteri k masalah
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
3.4 Mengiden fikasi dan 4.4 Menyajikan dan menyelesaikan
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan menentukan hubungan antara masalah sehari-hari dengan
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta koefisien dan diskriminan fungsi menggunakan sifat-sifat fungsi
kebutuhan dan kondisi peserta didik. kuadrat dengan grafiknya kuadrat melalui prosedur dan
strategi sesuai karakteri k
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses masalah
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan 3.5 Menentukan hasil transformasi 4.5 Menyelesaikan masalah sehari-
geometri (refleksi, translasi, hari yang berkaitan dengan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik rotasi, dan dilatasi) yang transformasi geometri (refleksi,
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi dihubungkan dengan masalah translasi, rotasi, dan dilatasi)
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. sehari-hari menggunakan dengan prosedur dan strategi
konteks(dunia nyata) dan model sesuai karakteri k masalah
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR benda konkret dan dak konkret
KURIKULUM PADA PENDIDIKAN KESETARAAN 3.6 Menjelaskan dan menentukan 4.6 Menyelesaikan masalah sehari-
PENGETAHUAN KETERAMPILAN kesebangunan dan kekongruenan hari yang berkaitan dengan
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar antar bangun datar dengan kesebangunan dan kekongruenan
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan, mengiden fikasi model konkret antar bangun datar dengan
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi, dan dak konkret bangun datar prosedur dan strategi sesuai
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak karakteris k masalah serta
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung, menggunakan model konkret
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai dan dak konkret bangun datar
dengan yang dipelajari di sekolah dan 3.7 Menentukan luas permukaan 4.7 Menyelesaikan masalah sehari-
sumber lain yang sama dalam sudut dan volume berbagai bangun hari yang berkaitan dengan
pandang/teori ruang sisi lengkung (tabung, luas permukaan dan volume
3.1 Menentukan dan melakukan 4.1 Menyelesaikan masalah sehari- kerucut, dan bola) dengan bangun ruang sisi lengkung
operasi bilangan berpangkat hari berkaitan dengan sifat-sifat menggunakan alat peraga (tabung, kerucut, dan bola), serta
bilangan rasional dan bentuk operasi bilangan berpangkat maupun tanpa alat peraga gabungan beberapa bangun
akar, serta sifat-sifatnya bulat dan bentuk akar dengan ruang sisi lengkung dengan
prosedur dan strategi sesuai prosedur dan strategi sesuai
karakteri k masalah karakteris k masalah

44 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B MATEMATIKA 45


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui

46 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN ALAM 47


kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dan sifatnya, energi dan perubahannya, bumi dan antariksa, serta keterkaitan
dalam lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, peserta didik dapat
dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya
pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Pendidikan Kesetaraan Paket B
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan setara Sekolah Menengah Pertama. Mengingat tujuan dalam pendidikan
hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab
itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup,
di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu
bersifat kreatif dan inovatif. dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga
Pendidikan IPA merupakan salah satu aspek pendidikan yang menggunakan aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara
sains sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan umumnya yakni dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana
tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan sains khususnya, yaitu terdapat dalam pendidikan formal.
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta menerapkannya dalam B. Tujuan
kehidupan sehari-hari. Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu
Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah upaya sistematis untuk menciptakan, sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai melalui
membangun, dan mengorganisasikan pengetahuan tentang gejala alam. Upaya proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
ini berawal dari sifat dasar manusia yang penuh dengan rasa ingin tahu. Rasa Kurikulum mata pelajaran IPA Paket B dirancang agar peserta didik memiliki
ingin tahu ini kemudian ditindaklanjuti dengan penyelidikan dalam rangka kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan masyarakat di masa kini dan di
mencari penjelasan yang paling sederhana namun akurat dan konsisten untuk masa mendatang. Kompetensi yang dimaksud meliputi: (1) menumbuhkan sikap
menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala alam. religius dan etika sosial yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
Hasil dari penyelidikan ini umumnya membawa ke pertanyaan lanjutan dan bernegara; (2) menguasai pengetahuan; (3) memiliki keterampilan atau
yang lebih rinci, lebih rumit, dan memerlukan upaya yang lebih keras untuk kemampuan menerapkan pengetahuan dalam rangka melakukan penyelidikan
menyelidikinya. Kegiatan penyelidikan ini memerlukan teknologi yang ilmiah, pemecahan masalah, dan pembuatan karya kreatif yang berkaitan
sesuai, yang umumnya berupa teknologi terkini yang ada. Di lain pihak, dari dengan kehidupan sehari-hari, serta sikap ilmiah sebagai perilaku sehari-hari
kegiatan penyelidikan pada akhirnya dihasilkan teknologi yang lebih baru. dalam berinteraksi dengan masyarakat, lingkungan dan pemanfaatan teknologi

Pembelajaran IPA di Pendidikan Kesetaraan Paket B dipandang bukan hanya Secara khusus, tujuan diberikannya mata pelajaran IPA di Paket B adalah agar
untuk pengalihan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and peserta didik mampu:
skills) saja kepada peserta didik, tetapi juga untuk membangun kemampuan 1. Menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis, kreatif,
berpikir tingkat tinggi (analitis, sintesis, kritis, kreatif, dan inovatif ) melalui inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan
pengalaman kerja ilmiah. potensi, proses dan produk sains
Dengan demikian, IPA sangat layak sebagai wahana untuk penumbuhan dan 2. Memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran
penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terus-menerus pada sains melalui bidang IPA
diri peserta didik pada berbagai jenjang pendidikan. Melalui pembelajaran 3. Memahami produk atau hasil alam dengan cara yang logis yang bersesuaian
IPA yang meliputi kerja ilmiah, makhluk hidup dan proses kehidupan, zat dengan prinsip-prinsip sains;

48 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN ALAM 49


4. Mengambil keputusan di antara berbagai pilihan berdasarkan 4. Energi dan Perubahannya
pertimbangan ilmiah Meliputi energi, suhu, pemuaian, dan kalor, gerak lurus, gaya dan Hukum
5. Menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan berdasarkan Newton, pesawat sederhana, tekanan zat cair, getaran, gelombang dan
pertimbangan ilmiah bunyi, cahaya dan alat optik, listrik statis dan dinamis, kemagnetan dan
6. Memahami dan menghargai peran sains dalam memecahkan permasalahan induksi elektromagnetik.
lingkungan hidup
7. Memahami dampak dari perkembangan sains terhadap perkembangan 5. Bumi dan Antariksa
teknologi, kehidupan, dan lingkungan Meliputi struktur bumi, tata surya, gerak edar bumi dan bulan.
C. Ruang lingkup 6. Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
sangat diperlukan. terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
Mata pelajaran IPA Paket B pada pendidikan kesetaraan memuat materi- dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
materi yang sejalan dengan pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi pendidikan kesetaraan.
setara dengan kualitas lulusan pendidikan formal. Mengingat masalah dan Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
tantangan khusus yang dihadapi pendidikan kesetaraan, perlu dilakukan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahun Alam Paket B menekankan equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
pada pengamatan fenomena alam dan penerapannya dalam kehidupan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
sehari-hari. Pembahasanfenomenaalam terkait dengan kompetensiproduktif tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
dan teknologi, dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi mahluk dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
hidup dan proses kehidupan, benda/zat/bahan dan sifat-sifatnya, energi dan menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
perubahannya, bumi dan antariksa, meliputi aspek-aspek sebagai berikut: alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
1. Kerja Ilmiah & Keselamatan Kerja kualitas dan pengembangan pendidikan.
2. Mahluk Hidup dan Proses Kehidupan
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
Meliputi objek ilmu pengetahuan alam, klasifikasi makhluk hidup,
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
organisasi kehidupan, energi dalam kehidupan, interaksi makhluk hidup
dengan lingkungannya, pencemaran lingkungan, pemanasan global, Tingkatan: III (Setara Kelas VII s.d. VIII)
sistem gerak pada manusia, struktur tumbuhan, sistem pencernaan, sistem Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
ekskresi, sistem reproduksi, hereditas, dan perkembangan penduduk. mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3. Zat dan Sifatnya
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
Meliputi karakteristik zat; sifat bahan; bahan kimia; unsur, senyawa, dan
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
campuran; pemisahan campuran; perubahan fisika dan perubahan kimia;
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
asam dan basa; atom, ion, dan molekul.
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli

50 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN ALAM 51


(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri PENGETAHUAN KETERAMPILAN
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut 3.4 Menjelaskan konsep suhu, pemu- 4.4 Menyajikan hasil penyelidikan
aian, kalor, perpindahan kalor, dan tentang pengaruh kalor terhadap
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect penerapannya dalam kehidupan kenaikan suhu dan perubahan wu-
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan sehari-hari termasuk mekanisme jud benda, serta perpindahan kalor
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, menjaga kestabilan suhu tubuh melalui berbagai peris wa sehari-
pada manusia dan hewan hari yang diama dan dialami
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.5 Menjelaskan bentuk-bentuk 4.5 Menyajikan hasil penyelidikan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses energi, sumber energi, hukum tentang terhadap sumber energi,
kekekalan energi, dan perubahan perubahan bentuk energi,
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
energi dalam kehidupan sehari- termasuk fotosintesis melalui
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor hari termasuk fotosintesis fenomena sehari-hari
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi 3.6 Mengiden fikasi sistem organisasi 4.6 Membuat gambar sel tumbuhan/
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. kehidupan mulai dari ngkat sel hewan dan bagian-bagiannya
sampai organisme (sel, jaringan,
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR organ, sistem organ, organisme)
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dan komposisi utama penyusun sel
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.7 Menganalisis interaksi antara 4.7 Menyajikan data hasil
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar makhluk hidup dengan pengamatan tentang interaksi
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan, lingkungannya serta dinamika makhluk hidup dengan
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi, populasi akibat interaksi tersebut lingkungan sekitarnya
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak 3.8 Menganalisis terjadinya 4.8 Membuat tulisan tentang
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung, pencemaran lingkungan (air, udara, gagasan penyelesaian masalah
fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai tanah dan suara) serta dampaknya pencemaran di lingkungannya
dengan yang dipelajari di sekolah dan bagi manusia dan lingkungan berdasarkan hasil pengamatan
sumber lain yang sama dalam sudut 3.9 Menganalisis perubahan iklim 4.9 Membuat tulisan tentang gagasan
pandang/teori. dan dampaknya bagi ekosistem berbagai upaya dalam menghadapi
3.1 Menerapkan konsep pengukuran 4.1 Mengukur dengan alat ukur masalah perubahan iklim baik
berbagai besaran dengan satuan baku dan tak baku melalui adaptasi atau mi gasi
menggunakan satuan baku dan beberapa benda-benda di sekitar, 3.10 Menjelaskan lapisan bumi, 4.10 Mengomunikasikan upaya
satuan dak baku kemudian menyajikan datanya gunung api, gempa bumi, dan pengurangan resiko dan dampak
3.2 Mengklasifikasikan makhluk 4.2 Menyajikan hasil pengklasifikasian ndakan pengurangan resiko bencana alam serta ndakan
hidup dan benda tak hidup makhluk hidup dan benda tak sebelum, pada saat, dan pasca penyelamatan diri pada saat terjadi
berdasarkan karakteris k (ciri-ciri) hidup di lingkungan sekitar bencana sesuai ancaman bencana bencana sesuai dengan jenis
yang diama berdasarkan karakteris k (ciri-ciri) di daerahnya ancaman bencana di daerahnya
yang diama 3.11 Menjelaskan sistem tata surya, 4.11 Menyajikan tulisan tentang
3.3 Menjelaskan konsep campuran 4.3 Menyajikan hasil penyelidikan rotasi dan revolusi bumi, dampak rotasi dan revolusi bumi
rotasi dan revolusi bulan, serta dan bulan bagi kehidupan di bumi,
dan zat tunggal (unsur dan tentang perubahan fisika dan
dampaknya bagi kehidupan di berdasarkan hasil pengamatan
senyawa), sifat fisika dan kimia, perubahan kimia atau pemisahan
bumi atau sumber informasi lainnya
perubahan fisika dan kimia dalam campuran dalam kehidupan
kehidupan sehari- hari sehari-hari 3.12 Menjelaskan gerak pada 4.12 Menyajikan tulisan berbagai
tumbuhan dan sistem gerak pada gangguan pada sistem gerak,
manusia, serta upaya menjaga serta upaya menjaga kesehatan
kesehatan sistem gerak sistem gerak manusia

52 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN ALAM 53


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.13 Menganalisis gerak lurus, 4.13 Menyajikan hasil penyelidikan 3.21Menganalisis sistem ekskresi pada 4.21Membuat tulisan tentang sistem
pengaruh gaya terhadap gerak pengaruh gaya terhadap gerak manusia dan gangguan yang terjadi ekskresi pada manusia dan
berdasarkan Hukum Newton dan benda berdasarkan peris wa pada sistem ekskresi serta upaya penerapannya dalam menjaga
penerapannya pada gerak benda dalam kehidupan sehari-hari menjaga kesehatan sistem ekskresi kesehatan diri
dan gerak makhluk hidup 3.22 Menganalisis konsep getaran, 4.22Membuat tulisan tentang
3.14 Menjelaskan konsep usaha, 4.14 Menyajikan manfaat penggunaan gelombang, dan bunyi dalam kehi- penerapan konsep getaran dan
pesawat sederhana, dan pesawat sederhana dalam dupan sehari-hari termasuk sistem bunyi dalam sistem pendengaran
penerapannya dalamkehidupan kehidupan sehari-hari pendengaran manusia dan sistem manusia dan sistem sonar pada
sehari-hari termasuk kerja otot sonar pada hewan hewan
pada struktur rangka manusia 3.23 Menganalisis sifat-sifat cahaya, pem- 4.23 Menyajikan hasil percobaan
3.15 Menganalisis keterkaitan struktur 4.15 Menyajikan tulisan hasil bentukan bayangan pada bidang tentang pembentukan bayangan
jaringan tumbuhan dan fungsinya, penelusuran berbagai sumber datar dan lengkung serta pene- pada cermin dan lensa
serta teknologi yang terinspirasi informasi tentang teknologi yang rapannya untuk menjelaskan proses
oleh struktur tumbuhan terinspirasi dari hasil pengamatan penglihatan manusia, mata se-
struktur tumbuhan rangga, dan prinsip kerja alat op k
3.16 Menganalisis sistem pencernaan 4.16 Menyajikan tulisan tentang
pada manusia dan penyakit yang pencernaan mekanis dan kimiawi Tingkatan IV Setara Kelas IX
berhubungan dengan sistem dari berbagai sumber
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
pencernaan serta upaya menjaga
kesehatan sistem pencernaan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
3.17 Menjelaskan berbagai zat adi f 4.17 Membuat karya tulis tentang sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
dalam makanan dan minuman, dampak penyalahgunaan sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan
zat adik f, psikotropika, serta zat adi f dan zat adik f bagi
pengaruhnya terhadap kesehatan kesehatan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang
3.18 Menganalisis sistem peredaran 4.18 Menyajikan laporan berdasarkan perlu dimiliki peserta didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
darah pada manusia dan percobaan hubungan antara disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
gangguan pada sistem peredaran ak vitas (misalnya sebelum dan
darah serta upaya menjaga sesudah berlari) dengan denyut
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
kesehatan sistem peredaran darah jantung dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut
3.19 Menjelaskan konsep tekanan 4.19 Menyajikan tulisan penerapan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
zat dan penerapannya dalam tekanan zat cair pada kedalaman
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
kehidupan sehari-hari, termasuk tertentu, gaya apung, dan
tekanan darah, osmosis, dan kapilaritas, misalnya dalam dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
kapilaritas jaringan angkut pada batang tumbuhan dalam mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
tumbuhan kehidupan sehari-hari
3.20 Menganalisis sistem pernapasan 4.20 Menyajikan tulisan tentang Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
dan gangguan pada sistem upaya menjaga kesehatan sistem pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
pernapasan serta upaya menjaga pernapasan dan menemukan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik
kesehatan sistem pernapasan, solusi terhadap berbagai gangguan
yang terjadi pada diri sendiri dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.

54 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN ALAM 55


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan 3.6 Menerapkan konsep kemagnetan, 4.6 Membuat produk sederhana
pengetahuan (faktual, konseptual, dan menalar dalam ranah konkret induksi elektromagne k, dan pe- yang memanfaatkan prinsip
prosedural) berdasarkan rasa ingin (menggunakan, mengurai, manfaatan medan magnet dalam elektromagne k untuk
tahunya tentang ilmu pengetahuan, merangkai, memodifikasi, dan kehidupan sehari-hari termasuk kehidupan sehari-hari
teknologi, seni, budaya terkait membuat) dan ranah abstrak pergerakan/navigasi hewan untuk
fenomena dan kejadian tampak mata (menulis, membaca, menghitung, mencari makanan dan migrasi
menggambar, dan mengarang) 3.7 Menerapkan konsep bioteknologi 4.7 Membuat salah satu produk
sesuai dengan yang dipelajari di dan perannya dalam kehidupan bioteknologi konvensional
sekolah dan sumber lain yang manusia terutama untuk konvensional yang sumbernya
sama dalam sudut pandang/teori meningkatkan produksi pangan ada di lingkungan sekitar
3.1 Menghubungkan sistem 4.1 Menerapkan cara menjaga 3.8 Menghubungkan konsep par kel 4.8. Menyajikan hasil penelusuran
reproduksi pada manusia, kesehatan reproduksi pada diri materi (atom, ion, molekul), informasi tentang sifat bahan
kelainan dan penyakit pada sendiri struktur zat sederhana dengan dengan pemanfaatanya dalam
sistem reproduksi dan penerapan sifat bahan yang digunakan kehidupan sehari-hari
pola hidup yang menu njang dalam kehidupan sehari-hari,
kesehatan reproduksi serta dampak penggunaannya
3.2 Menganalisis sistem 4.2 Memprak kkan cara terhadap kesehatan manusia
perkembangbiakan pada membiakkan tumbuhan dengan 3.9 Menghubungkan sifat fisika 4.9 Menyajikan hasil penelusuran
tumbuhan dan hewan serta cara vegeta f dan kimia tanah, organisme informasi tentang peranan
penerapan teknologi pada sistem yang hidup dalam tanah, organisme yang hidup di dalam
reproduksi tumbuhan dan hewan dengan pen ngnya tanah untuk tanah (cacing tanah)
3.3 Menerapkan konsep pewarisan 4.3 Menyajikan tulisan tentang keberlanjutan kehidupan
sifat dan penerapannya dalam bibit unggul untuk pemuliaan 3.10Menjelaskan proses dan produk 4.10 Membuat produk teknologi
kehidupan untuk pemuliaan dan tanaman dalam kehidupan teknologi ramah lingkungan ramah lingkungan seper biogas
kelangsungan hidup sehari-hari untuk keberlanjutan kehidupan dari kotoran hewan, kompos
3.4 Menjelaskan konsep dan gejala 4.4 Menyajikan hasil pengamatan menggunakan biopori
listrik sta s dalam kehidupan tentang gejala listrik sta s dalam
sehari-hari termasuk kelistrikan kehidupan sehari-hari
pada sistem saraf dan pada hewan-
hewan yang mengandung listrik
3.5 Menerapkan konsep rangkaian lis- 4.5 Membuat tulisan berdasarkan
trik, energi dan daya listrik, sumber hasil pengamatan tentang
energi listrik dalam kehidupan penggunaan energi listrik di
sehari-hari termasuk sumber ener- rumah tangga dan cara melakukan
gi listrik alterna f, serta berbagai penghematan energi listrik dalam
upaya menghemat energi listrik kehidupan sehari-hari

56 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN ALAM 57


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

58 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 59


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup ekstrakurikuler. Kurikulum mata pelajaran IPS Paket B dirancang untuk
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai individu
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki etika sosial yang tinggi
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan serta bertanggungjawab terhadap perkembangan diri dan masyarakatnya
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, untuk menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia.
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat Untuk itu, kurikulum mata pelajaran IPS Paket B dirancang untuk
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan mempersiapkan peserta didik memiliki kompetensi:
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. 1. Mengenal dan memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya;
Sejauh ini, mata pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama dirancang 2. Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, kreatif, inovatif, kolaboratif
untuk mempersiapkan generasi baru bangsa yang memiliki kemampuan dan terampil menyelesaikan masalah dalam kehidupan masyarakat;
untuk hidup di masyarakat dengan baik dan fungsional, memiliki kepekaan 3. Memahami dampak perkembangan ilmu pengetahuan terhadap perkem-
sosial dan mampu berpartisipasi dalam mengatasi masalah-masalah sosial bangan teknologi dan kehidupan manusia baik di masa lalu maupun potensi
yang terjadi. Secara khusus, mata pelajaran IPS Paket B memiliki arti penting dampaknya di masa depan bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya
untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan diri dalam konteks 4. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
perkembangan masyarakat. Tumbuhnya kesadaran akan identitas diri dalam kemanusiaan serta bangga menjadi warga negara Indonesia; dan
hubungan sosial di masyarakat sekitar penting dikembangkan. Demikian pula, 5. Berkomunikasi, bekerja sama, dan berdaya saing dalam masyarakat yang
melalui belajar IPS, perlu ditingkatkan kepedulian mereka terhadap masalah majemuk, di tingkat lokal, nasional, global.
sosial di masyarakat sebagai individu yang mandiri dan peduli terhadap C. Ruang Lingkup
lingkungan sekitar dan kehidupan publik. Termasuk, kemampuannya dalam Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
menjalin kerjasama, melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
masalah-masalah sosial dan mengembangkan kehidupan publik. alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
mata pelajaran IPS di Pendidikan Kesetaraan Paket B setara Sekolah bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
Menengah Pertama. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih sangat diperlukan.
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan Secara khusus, pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama dirancang
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan manusia tersebut. Mata pelajaran IPS di pendidikan kesetaraan dalam hal
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan
dalam pendidikan formal. tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu
B. Tujuan dilakukan pada aspek pembelajaran.
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, Mengacu pada kompetensi IPS di Sekolah Menengah Pertama, kompetensi
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini dibagi dalam 2 tingkat-
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau an, yaitu tingkatan III dan tingkatan IV yang meliputi materi berikut.

60 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 61


1. Keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu; didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
2. Perubahan masyarakat Indonesia pada zaman pra-aksara, zaman Hindu (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
Buddha dan zaman Islam, zaman penjajahan dan tumbuhnya semangat efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
kebangsaan, masa pergerakan kemerdekaan sampai dengan awal (masa) keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
reformasi sekarang; proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
3. Jenis dan fungsi kelembagaan sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
masyarakat; memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
4. Interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi kebutuhan dan kondisi peserta didik.
dari waktu ke waktu. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum IPS pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Pendidikan Kesetaraan Program Paket B Setara SMP keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Penulisan
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kompetensi dasar dikelompokkan berdasarkan aspek pengembangan
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana kurikulum IPS, yaitu keruangan, waktu, interaksi manusia, dan sumber daya.
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan dalam tabel berikut.
pendidikan kesetaraan.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, PENGETAHUAN KETERAMPILAN
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau 3. Memahami dan menerapkan pe- 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan ngetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan teknologi, seni, dan budaya; terkait (menulis, membaca, menghitung,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang); sesuai
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan pandang/teori.
kualitas dan pengembangan pendidikan. KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, 3.3. Memahami kondisi geografis 4.1 Menyajikan tulisan hasil bacaan
Indonesia termasuk di dalamnya tentang kondisi geografis
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat lokasi, iklim, kondisi geologis, Indonesia termasuk di dalamnya
Tingkatan: III (Setara Kelas VII s.d. VIII) bentuk rupa bumi (morfologis), lokasi, iklim, kondisi geologis,
lahan, flora dan fauna. Serta bentuk rupa bumi (morfologis),
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum pengaruh interaksi antarruang di lahan, flora dan fauna. Serta
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap wilayah Indonesia dalam bentuk menceritakanterjadinya interaksi
perdagangan, transportasi dan antarruang di wilayah Indonesia
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual komunikasi,terhadap peningkatan dalam bentuk perdagangan,
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan taraf hidup masyarakat Indonesia. transportasi dan komunikasi.
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta

62 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 63


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.2 Memahami letak geografi 4.2 Menyajikan hasil telaah 3.6 Menganalisis keunggulan dan 4.6 Menyajikan hasil analisis dalam
negara-negara anggota ASEAN, dalam bentuk tulisantentang keterbatasan Negara-negara bentuk tabel tentang keunggulan
perkembangan keanggotaan letak geografi negara-negara ASEAN secara ekonomi, sosial dan keterbatasan Negara-negara
negara-negara anggota ASEAN anggota ASEAN, perkembangan dan budaya dalam bentuk anggota ASEAN secara ekonomi,
dan karakteris k negara anggota keanggotaan negara ASEAN dan kerjasama ekonomi (permintaan sosial dan budaya, serta bentuk-
ASEAN secara alam dan penduduk karakteris k negara anggota dan penawaran) barang, jasa dan bentuk kerjasama ekonomi
serta peran serta Indonesia ASEAN secara alam dan penduduk teknologi antarnegara ASEAN. (permintaan dan penawaran)
dengan negara-negara ASEAN di serta interaksi Indonesia dengan barang, jasa dan teknologi
bidang sosial, ekonomi, poli k negara-negara ASEAN di bidang antarnegara anggota ASEAN
dan budaya, demi kelangsung- sosial, ekonomi, poli k dan 3.7 Memahami secara berurutan 4.7 Membuat garis waktu tentang
an hidup dan kesejahteraan budaya, demi kelangsungan hidup perubahan kehidupan bangsa perubahan kehidupan bangsa
penduduknya dan kesejahteraan penduduknya. Indonesia menuju perkembangan Indonesia dalam aspek poli k,
3.3 Menganalisis interaksi sosial 4.3 Mengomunikasikan hasil secara berkesinambungan dalam sosial, budaya dan geografis
antarwilayah di Indonesia dan bacaan dari berbagai sumber aspek poli k, sosial, budaya dan serta pendidikan, mulai dari
pengaruhnya terhadap kehidupan data dan informasi tentang geografis serta pendidikan, mulai masa pra aksara sampai masa
penduduk pada aspek sosial, dampak berbagai interaksi sosial dari masa pra aksara sampai masa Hindu, Buddha dan Islam,
ekonomi dan budaya, sertanilai antarwilayah terhadap kondisi Hindu, Buddha dan Islam, secara serta menceritakannya secara
dan norma yang mendasari sosial, ekonomi, poli k dan kronologis dan sistema s. kronologis dan sistema s.
pembentukan lembaga sosial budaya masyarakat Indonesia, 3.8 Menganalisissecara kronologis 4.8 Menceritakan secara kronologi
yang ada di masyarakat serta membuat peta konsep kedatangan bangsa Eropa kedatangan bangsa Eropa ke
Indonesia. berbagai lembaga sosial ke Indonesia sebagai awal Indonesia sebagai awal penjajahan
budaya yang ada di Indonesia penjajahan dan menuju ke masa dan menuju ke masa penjajahan,
berdasarkan norma dan nilai yang penjajahan, sampai munculnya sampai munculnya pergerakan-
melandasinya. pergerakan-pergerakan secara pergerakan secara berkesinam-
3.4 Menganalisis ciri-ciri masyarakat 4.4 Menceritakan tentang ciri-ciri berkesinambungan yang menum- bungan yang menumbuhkan
yang majemuk/ plural dilihat dari masyarakat yang majemuk/ buhkan semangat kebangsaan, semangat kebangsaan,
etnis, agama, pekerjaan, dan plural dilihat dari etnis, agama, memajukan pendidikan, dan memajukan pendidikan, dan
status sosial, serta bentuk-bentuk pekerjaan dan status sosial, penguatan ekonomi. penguatan ekonomi.
interaksi sosialnya dalam lingkup serta bentuk-bentuk interaksi
Indonesia dan ASEAN sosialnyadalam lingkup Indonesia Tingkatan: IV (Setara Kelas IX)
dan ASEAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.5 Menganalisis berbagai ak vitas 4.5 Menyajikan hasil analisis berupa
ekonomi (produksi, distribusi, da ar barang-barang kebutuhan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
konsumsi) dan permintaan sehari-hari yang dibutuhkan oleh sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
penawaran komoditas/ daerah setempat dari daerah
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
barang antar daerah untuk lain dan da ar barang-barang
keberlangsungan kehidupan kebutuhan sehari-hari yang ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
ekonomi, sosial, dan budaya di dihasilkan oleh daerah setempat didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
Indonesia. untuk dipasark an ke daerah lain
(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
untuk meningkatkan kehidupan
ekonomi, sosial, dan budaya. efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,

64 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 65


pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
kebutuhan dan kondisi peserta didik. 3.4 Menganalisis perubahan secara 4.4 Menyajikan hasil analisis
kronologis dan kesinambungan sesuai urutan kejadian
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dari aspek geografis, poli k, dan menceritakan tentang
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan ekonomi, pendidikan, sosial, dan perubahan secara kronologis
budaya masyarakat Indonesia dan kesinambungan dari aspek
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dari awal kemerdekaan sampai geografis, poli k, ekonomi,
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Penulisan dengan masa reformasi. pendidikan, sosial, dan budaya
kompetensi dasar dikelompokkan berdasarkan aspek pengembangan masyarakat Indonesia dari awal
kemerdekaan sampai dengan
kurikulum IPS, yaitu keruangan, waktu, interaksi manusia, dan sumber daya. masa reformasi.
Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti
dalam tabel berikut.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
3.2 Menganalisis proses globalisasi 4.2 Menyajikan tulisanhasil
dalam kehidupan sehari-hari analisis proses globalisasi
sebagai akibat kemajuan dalam kehidupan sehari-
teknologi komunikasi dan hari sebagaiakibat kemajuan
informasi, serta transportasi, teknologi komunikasi dan
dan dampak posi f dan nega f informasi, serta transportasi,
globalisasi terhadap kehidupaan dan dampak posi f dan nega f
kebangsaan. globalisasi terhadap kehidupaan
kebangsaan.
3.3 Menganalisis ketergantungan 4.3 Menyajikan hasil analisis
antarruang dalamkerjasama dalam bentuk tabel kerjasama
antarnegara di bidang ekonomi antarnegara di bidang ekonomi
dan pengembangan kegiatan dan pengembangan kegiatan
ekonomi krea f berdasarkan ekonomi krea f berdasarkan
potensi wilayah Indonesia, untuk potensi wilayah Indonesia, untuk
kesejahteraan masyarakat dalam kesejahteraan masyarakat dalam
menghadapi Pasar Bebas menghadapi Pasar Bebas

66 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 67


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

68 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 69


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup Pencapaian kompetensi tersebut perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, mata pelajaran Bahasa Inggris di Pendidikan Kesetaraan Paket B setara Sekolah
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan Menengah Pertama. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat
Adapun, Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang berperan dalam pendidikan formal.
penting bagi pengembangan wawasan dan daya saing generasi muda ditingkat B. Tujuan
internasional. Dengan kemampuan bahasa Inggris, peserta didik diharapkan dapat Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
mengembangkan wawasannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
budaya yang berkembang di negara lain diseluruh dunia. Sebaliknya, peserta didik dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
juga dapat mulai belajar mengomunikasikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan ekstrakurikuler.
budaya yang berkembang di Indonesia ke berbagai bangsa dan negara lain. Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris di Paket B dan Paket C adalah sama,
Bahasa Inggris juga memungkinkan siswa mulai mengenal nilai-nilai luhur yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi
dan karakter positif yang berkembang di berbagai bangsa, belajar menghargai, komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional.
dan bahkan berupaya menirunya. Tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa Kompetensi ini dikembangkan melalui pembelajaran yang membimbing peserta
Inggris juga memungkinkan masuknya berbagai hal negatif ke bangsa ini. didik untuk dapat menggunakan berbagai teks berbahasa Inggris lisan dan tulis,
Namun dengan siswa belajar teks yang melibatkan berbagai konteks budaya secara runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan yang akurat dan berterima,
dan konteks situasi, siswa diharapkan mampu meningkatkan kemampuan tentang berbagai pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berpikir kritis sehingga mereka dapat menilai, memilih, dan membuat serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di
keputusan yang tepat dalam menanggapi berbagai informasi dalam berbagai lingkungan rumah, satuan pendidikan nonformal, dan masyarakat.
situasi. Mereka diharapkan mampu mempertimbangkan manfaat serta Perbedaannya adalah pada cakupan jenis teks dan tingkat kompleksitas
kerugian dari setiap tindakan yang dilakukan dalam mengatasi masalah dalam teks yang hendak dicapai. Teks-teks yang dikenalkan di Paket B pendek
setiap situasi. Penguasaan bahasa Inggris juga diharapkan menjadi kunci dan sederhana yang menjadi dasar untuk mempelajari teks-teks yang lebih
untuk belajar memperoleh wawasan seluas-luasnya tentang cara mengatasi panjang dan lebih kompleks di Paket C.
berbagai masalah yang dihadapi siswa.
C. Ruang Lingkup
Konsep ‘genre’ pada Bahasa Inggris dipandang sangat tepat jika digunakan Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
sebagai dasar dalam merumuskan kompetensi yang hendak dicapai oleh sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
peserta didik, karena dapat mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari. alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Genre merupakan bagaimana sebuah teks lisan, tulis, visual, diorganisasikan Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
untuk mencapai tujuan sosialnya. Genre merupakan praktik sosial yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
beroperasi pada tataran budaya, dan disebut konteks budaya. Tujuan sosial sangat diperlukan.
dari tindakan komunikasi membentuk jenis teks.

70 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 71


Pembelajaran Bahasa Inggris di Paket B setara sekolah menengah pertama • Menangkap makna dan menyusun teks • Unsur-unsur kebahasaan mencakup
dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas lisan dan tulis, pendek dan sederhana penanda wacana, kosa kata, tata bahasa,
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Bahasa Inggris di pendidikan dengan menggunakan struktur teks ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan,
secara urut dan runtut serta unsur tanda baca, dan kerapian tulisan tangan;
kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan kebahasaan secara akurat, berterima, • Modalitas: dengan batasan makna yang
yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi dan lancar. jelas.
setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski,
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan,
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
Secara umum kompetensi Bahasa Inggris adalah kemampuan berkomunikasi pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas
dalam tiga jenis wacana, (1) interpersonal, (2) transaksional, dan (3) fungsional, atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam
secara lisan dan tulis, pada tataran literasi fungsional (yaitu kompetensi yang pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan
diperlukan untuk menyelesaikan masalahdalam komunikasisehari-hari), dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
untuk melaksanakan fungsi sosial, dalam konteks kehidupan personal, sosial
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
budaya, akademik, dan profesi. Peserta didik dipandu untuk menggunakan
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
berbagai bentuk teks untuk kebutuhan literasi dasar, dengan struktur yang
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
berterima secara koheren dan kohesif serta unsur-unsur kebahasaan secara
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
tepat. Berikut ruang lingkup kompetensi dan materi Bahasa Inggris untuk
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
tingkatan 5 dan tingkatan 6.
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
• Menunjukkan perilaku yang berte- • Teks-teks pendek dalam wacana menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
rima dalam lingkungan personal, sosial interpersonal, transaksional, fungsional
budaya, akademik, dan profesi; khusus, dan fungsional dalam bentuk
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
teks descrip ve, personal recount, kualitas dan pengembangan pendidikan.
narra ve, procedure, informa onal
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
report, pada tataran literasi fungsional;
• Mengiden fikasi fungsi sosial, struktur • Berbagai jenis teks mencakup ga kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
teks dan unsur kebahasaan dari aspek, yaitu fungsi sosial, struktur teks, Tingkatan III Setara Kelas VII dan VIII
teks pendek dan sederhana, dalam dan unsur kebahasaan, yang ke ganya
kehidupan dan kegiatan peserta didik ditentukan dan dipilih sesuai tujuan dan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
sehari-hari; konteks komunikasinya; mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
• Berkomunikasi secara interperso- • Keterampilan mencakup mende- sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
nal, transaksional dan fungsional ngarkan, berbicara, membaca,
tentang diri sendiri, keluarga, serta menulis, dan menonton, secara
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
orang, binatang dan benda, kongkrit efek f, dengan lingkungan sosial dan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
dan imajina f, yang terdekat dengan alam dalam jangkauan pergaulan dan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
kehidupan dan kegiatan peserta didik keberadaannya. (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sehari-hari di rumah, satuan pendidikan
nonformal, dan masyarakat;
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut

72 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 73


dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Mengiden fikasi fungsi sosial, 4.4 Menyusun teks interaksi
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan ndakan
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor informasi terkait nama dan terkait nama dan jumlah
jumlah binatang, benda, dan binatang, benda, dan bangunan
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi bangunan publik yang dekat publik yang dekat dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. dengan kehidupan peserta kehidupan peserta didik sehari-
didik sehari-hari, sesuai dengan hari, dengan memperha kan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR konteks penggunaannya. fungsi sosial, struktur teks, dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN (Perha kan unsur kebahasaan unsur kebahasaan yang benar
PENGETAHUAN KETERAMPILAN dan kosa kata terkait ar cle a dan dan sesuai konteks.
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar the, plural dan singular).
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan, 3.5 Mengiden fikasi fungsi sosial, 4.5 Menyusun teks interaksi transaksi-
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi, struktur teks, dan unsur kebahasa- onal lisan dan tulis sangat pendek
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak an teks interaksi transaksional dan sederhana yang melibatkan
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung, lisan dan tulis dalam memberi dan ndakan memberi dan meminta
fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai meminta informasi terkait dengan informasi terkait sifat orang,
dengan yang dipelajari di satuan sifat orang, binatang, benda sesuai binatang, dan benda, dengan
pendidikan dan sumber lain yang sama dengan konteks penggunaannya. memperha kan fungsi sosial,
dalam sudut pandang/teori. (Perha kan unsur kebahasaan be, struktur teks dan unsur kebahasaan
3.1 Mengiden fikasi fungsi sosial, 4.1 Menyusun teks interaksi adjec ve). yang benar dan sesuai konteks.
struktur teks, dan unsur interpersonal lisan dan tulis sangat 3.6 Mengiden fikasi fungsi sosial, 4.6 Menyusun teks interaksi
kebahasaan teks interaksi pendek dan sederhana yang struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
interpersonal lisan dan tulis melibatkan ndakan menyapa, kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana
dalam menyapa, berpamitan, berpamitan, mengucapkan transaksional lisan dan tulis dalam yang melibatkan ndakan
mengucapkan terimakasih, terimakasih, dan meminta memberi dan meminta informasi memberi dan meminta informasi
dan meminta maaf, serta maaf, dan menanggapinya terkait dengan ngkah laku/ terkait ngkah laku/ ndakan/
menanggapinya, sesuai dengan dengan memperha kan fungsi ndakan/fungsi orang, binatang, fungsi orang, binatang, dan
konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan unsur benda, sesuai dengan konteks benda, dengan fungsi sosial,
kebahasaan yang benar dan sesuai penggunaannya. (Perha kan unsur struktur teks, dan unsur
konteks. kebahasaan kalimat declara ve, kebahasaan yang benar dan
3.3 Mengiden fikasi fungsi sosial, 4.3 Menyusun teks interaksi interroga ve, simple present tense. sesuai konteks.
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis 3.7 Membandingkan fungsi sosial, 4.7 Teks deskrip f
kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana struktur teks, dan unsur 4.7.1 Menangkap makna secara
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan ndakan kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi deskrip f lisan dan tulis terkait sosial, struktur teks, dan unsur
informasi terkait nama hari, terkait nama hari, bulan, nama deskripsi orang, binatang, dan kebahasaan teks deskrip f
bulan, nama waktu dalam hari, waktu dalam hari, waktu dalam benda, sangat pendek dan lisan dan tulis, sangat pendek
waktu dalam bentuk angka, bentuk angka, tanggal, dan tahun, sederhana, sesuai dengan konteks dan sederhana, terkait orang,
tanggal, dan tahun, sesuai dengan fungsi sosial, struktur penggunaannya. binatang, dan benda
dengan konteks penggunaannya. teks, dan unsur kebahasaan yang
(Perha kan kosa kata terkait benar dan sesuai konteks.
angka kardinal dan ordinal).

74 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 75


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
4.7.2 Menyusun teks deskrip f lisan 3.12 Menerapkan fungsi sosial, 4.12 Menyusun teks interaksi
dan tulis, sangat pendek dan struktur teks, dan unsur interpersonal lisan dan tulis
sederhana, terkait orang, kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana
binatang, dan benda, dengan interpersonal lisan dan yang melibatkan ndakan
memperha kan fungsi sosial, tulis dalam menyuruh, menyuruh, mengajak, meminta
struktur teks, dan unsur mengajak, meminta ijin, serta ijin, dan menanggapinya
kebahasaan, secara benar dan
menanggapinya, sesuai dengan dengan memperha kan fungsi
sesuai konteks.
konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan unsur
3.8 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.8 Menangkap maknasecara
kebahasaan yang benar dan
unsur kebahasaan dalam lirik kontekstual terkait fungsi sosial dan
lagu. unsur kebahasaan dalam lirik lagu. sesuai konteks.
3.9 Menerapkan fungsi sosial, 4.9 Menyusun teks interaksi interper- 3.13 Membandingkan fungsi sosial, 4.13 Menyusun teks khusus dalam
struktur teks, dan unsur sonal lisan dan tulis sangat pendek struktur teks, dan unsur bentuk gree ng card, sangat
kebahasaan teks interaksi dan sederhana yang melibatkan kebahasaan beberapa teks pendek dan sederhana, terkait
interpersonal lisan dan tulis ndakan meminta perha an, khusus dalam bentuk gree ng hari-hari spesial dengan
dalam meminta perha an, mengecek pemahaman, meng- card, terkait dengan hari-hari memperha kan fungsi sosial,
mengecek pemahaman, hargai kinerja, serta meminta spesial, sesuai dengan konteks struktur teks, dan unsur
menghargai kinerja, meminta dan dan mengungkapkan pendapat, penggunaannya. kebahasaan, secara benar dan
mengungkapkan pendapat, serta dan menanggapinya dengan sesuai konteks.
menanggapinya, sesuai dengan memperha kan fungsi sosial, 3.14 Menerapkan fungsi sosial, 4.14 Menyusun teks interaksi
konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur kebahasa-
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
an yang benar dan sesuai konteks.
kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana
3.10 Menerapkan fungsi sosial, 4.10 Menyusun teks interaksi
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan ndakan
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan ndakan informasi terkait keberadaan terkait keberadaan orang, benda,
dalam memberi dan meminta memberi dan meminta orang, benda, binatang, sesuai binatang, dengan memperha kan
informasi terkait kemampuan informasi terkait kemampuan dengan konteks penggunaannya. fungsi sosial, struktur teks, dan
dan kemauan, melakukan suatu dan kemauan, melakukan suatu (Perha kan unsur kebahasaan unsur kebahasaan yang benar
ndakan, sesuai dengan konteks ndakan, dengan memperha kan there is/are). dan sesuai konteks.
penggunaannya. (Perha kan fungsi sosial, struktur teks, dan 3.15 Menerapkan fungsi sosial, 4.15 Menyusun teks interaksi
unsur kebahasaan can, will). unsur kebahasaan yang benar struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
dan sesuai konteks. kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana
3.11 Menerapkan fungsi sosial, 4.11 Menyusun teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan ndakan
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi
kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana
informasi terkait keadaan/ terkait keadaan/ ndakan/
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan ndakan
dalam memberi dan meminta memberi dan meminta ndakan/kegiatan/ kejadian kegiatan/kejadian yang dilakukan/
informasi terkait keharusan, informasi terkait keharusan, yang dilakukan/ terjadi secara terjadi secara ru n atau
larangan, dan himbauan, sesuai larangan, dan himbauan, ru n atau merupakan kebenaran merupakan kebenaran umum,
dengan konteks penggunaannya. dengan memperha kan fungsi umum, sesuai dengan konteks dengan memperha kan fungsi
(Perha kan unsur kebahasaan sosial, struktur teks, dan unsur penggunaannya. (Perha kan sosial, struktur teks dan unsur
must, should). kebahasaan yang benar dan unsur kebahasaan simple present kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks. tense). sesuai konteks .

76 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 77


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.16 Menerapkan fungsi sosial, 4.16 Menyusun teks interaksi 3.19 Membandingkan fungsi sosial, 4.19 Teks recount
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis struktur teks, dan unsur 4.19.1 Menangkap makna secara
kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan ndakan personal recount lisan dan tulis sosial, struktur teks, dan unsur
yang melibatkan ndakan memberi dan meminta terkait pengalaman pribadi di kebahasaan teks recount lisan
memberi dan meminta informasi informasi terkait keadaan/ waktu lampau, pendek dan dan tulis, sangat pendek dan
terkait keadaan/ ndakan/ ndakan/ kegiatan/kejadi sederhana, sesuai dengan konteks sederhana, terkait pengalaman
kegiatan/kejadian yang sedang an yang sedang dilakukan/ penggunaannya. pribadi di waktu lampau
dilakukan/ berlangsung saat berlangsung saat diucapkan, (personal recount).
diucapkan, sesuai dengan konteks dengan memperha kan fungsi 4.19.2 Menyusun teks recount lisan
penggunaannya. (Perha kan sosial, struktur teks, dan unsur dan tulis, sangat pendek dan
unsur kebahasaan present kebahasaan yang benar dan sederhana, terkait pengalaman
con nuous tense). sesuai konteks. pribadi di waktu lampau
3.17 Menerapkan fungsi sosial, 4.17 Menyusun teks interaksi (personal recount), dengan
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis memperha kan fungsi sosial,
kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana struktur teks, dan unsur
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan ndakan kebahasaan, secara benar dan
dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi sesuai konteks.
informasi terkait perbandingan terkait perbandingan jumlah dan 3.20 Membandingkan fungsi sosial, 4.20 Teks pesan singkat dan pengumum-
jumlah dan sifat orang, binatang, sifat orang, binatang, benda, struktur teks, dan unsur an/pemberitahuan (no ce).
benda, sesuai dengan konteks dengan memperha kan fungsi kebahasaan beberapa teks khusus 4.20.1 Menangkap makna secara kon-
penggunaannya. (Perha kan sosial, struktur teks, dan unsur dalam bentuk pesan singkat dan tekstual terkait dengan fungsi
unsur kebahasaan degree of kebahasaan yang benar dan pengumuman/ pemberitahuan sosial, struktur teks, dan unsur
comparison). sesuai konteks. (no ce), terkait kegiatan satuan kebahasaan teks khusus dalam
3.18 Menerapkan fungsi sosial, 4.18 Menyusun teks interaksi pendidikan nonformal, sesuai bentukpesan singkat dan peng-
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis dengan konteks penggunaannya. umuman/ pemberitahuan (no ce)
kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana lisan dan tulis, sangat pendek dan
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan ndakan sederhana, terkait kegiatan satuan
dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi pendidikan nonformal.
informasi terkait keadaan/ terkait keadaan / ndakan/ 4.20.2 Menyusun teks khusus dalam
ndakan/kegiatan/ kejadian kegiatan/kejadian yang dilakukan/ bentuk pesan singkat dan peng-
yang dilakukan/terjadi, ru n terjadi, ru n maupun dak umuman/pemberitahuan (no ce),
maupun dak ru n, atau menjadi ru n, atau menjadi kebenaran sangat pendek dan sederhana,
kebenaran umum di waktu umum di waktu lampau, terkait kegiatan satuan pendi-
lampau, sesuai dengan konteks dengan memperha kan fungsi dikan nonformal dengan mem-
penggunaannya. (Perha kan sosial, struktur teks, dan unsur perha kan fungsi sosial, struktur
unsur kebahasaan simple past kebahasaan yang benar dan teks, dan unsur kebahasaan,
tense). sesuai konteks. secara benar dan sesuai konteks.
3.21 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.21. Menangkap makna terkait
unsur kebahasaan dalam lirik fungsi sosial dan unsur
lagu. kebahasaansecara kontekstual
dalam lirik lagu.

78 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 79


Tingkatan: IV (Setara Kelas IX) KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum PENGETAHUAN KETERAMPILAN
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) 3.2. Menerapkan fungsi sosial, 4.2. Menyusun teks interaksi
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan kebahasaan teks interaksi sangat pendek dan sederhana
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan ndakan
menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang dalam memberi dan meminta memberi dan meminta
perlu dimiliki peserta didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, informasi terkait maksud, informasi terkait maksud,
tujuan, persetujuan melakukan tujuan, persetujuan melakukan
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya suatu ndakan/kegiatan, sesuai suatu ndakan/kegiatan,
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dengan konteks penggunaannya. dengan memperha kan fungsi
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut (Perha kan unsur kebahasaan sosial, struktur teks, dan unsur
to, in order to, so that, (dis) kebahasaan yang benar dan
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect agreement). sesuai konteks.
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan 3.3. Membandingkan fungsi sosial, 4.3. Menangkap makna secara
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, struktur teks, dan unsur kontekstual terkait dengan
kebahasaan beberapa teks khusus fungsi sosial, struktur teks, dan
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. dalam bentuk label, terkait obat/ unsur kebahasaan teks khusus
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses makanan/ minuman, sesuai dalam bentuk label pendek
dengan konteks penggunaannya. dan sederhana, terkait obat/
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan makanan/minuman.
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik 3.4. Membandingkan fungsi sosial, 4.4. Menangkap makna secara
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. kebahasaan beberapa teks sosial, struktur teks, dan unsur
prosedur lisan dan tulis terkait kebahasaan teks prosedur lisan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR resep makanan/minuman dan dan tulis, sangat pendek dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN manual, pendek dan sederhana, sederhana, dalam bentuk resep
PENGETAHUAN KETERAMPILAN sesuai dengan konteks dan manual.
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar penggunaannya.
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan, 3.5. Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.5. Menyusun teks interaksi
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi, teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak teks interaksi transaksional sangat pendek dan sederhana
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung, lisan dan tulis dalam memberi yang melibatkan ndakan
fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai dan meminta informasi terkait memberi dan meminta informasi
dengan yang dipelajari di satuan keadaan/ ndakan/kegiatan/ terkait keadaan/ ndakan/
pendidikan dan sumber lain yang sama
kejadian yang sedang dilakukan/ kegiatan/kejadian yang sedang
dalam sudut pandang/teori.
terjadi pada saat ini dan waktu dilakukan/terjadi pada saat
3.1. Menerapkan fungsi sosial, 4.1. Menyusun teks interaksi interper-
lampau, sesuai dengan konteks ini dan waktu lampau, dengan
struktur teks, dan unsur sonal lisan dan tulis sangat pendek
kebahasaan teks interaksi dan sederhana yang melibatkan penggunaannya (perha kan memper-ha kan fungsi sosial,
interpersonal lisan dan tulis ndakan menyatakan harapan, unsur kebahasaan present struktur teks, dan unsur
dalam menyatakan harapan, doa, doa, dan ucapan selamat atas con nuous, past con nuous). kebahasaan yang benar dan
dan ucapan selamat atas suatu suatu kebahagiaan dan prestasi, sesuai konteks.
kebahagiaan dan prestasi, serta dan menanggapinya, dengan
menanggapinya, sesuai dengan memperha kan fungsi sosial,
konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur kebahasa-
an yang benar dan sesuai konteks.

80 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 81


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.6. Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.6. Menyusun teks interaksi 3.9. Membandingkan fungsi sosial, 4.9. Teks informa on report
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis struktur teks, dan unsur 4.9.1 Menangkap makna secara
teks interaksi transaksional sangat pendek dan sederhana kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
lisan dan tulis dalam memberi yang melibatkan ndakan informa on report lisan dan sosial, struktur teks, dan unsur
dan meminta informasi terkait memberi dan meminta informasi tulis terkait mata pelajaran kebahasaan teks informa on
keadaan/ ndakan/ kegiatan/ terkait dengan keadaan/ ndakan/ lain di Kelas IX, pendek dan report lisan dan tulis, sangat
kejadian yang sudah/telah kegiatan/ kejadian yang sudah/ sederhana, sesuai dengan konteks pendek dan sederhana, terkait
dilakukan/ terjadi di waktu telah dilakukan/terjadi di waktu penggunaannya. topik yang tercakup dalam mata
lampau dikaitkan dengan keadaan lampau dikaitkan dengan keadaan pelajaran lain di Kelas IX.
sekarang, tanpa menyebutkan sekarang, tanpa menyebutkan 4.9.2 Menyusun teks informa on
waktu terjadinya secara waktu terjadinya secara spesifik, report lisan dan tulis, sangat
spesifik, sesuai dengan konteks dengan memperha kan fungsi pendek dan sederhana, terkait
penggunaannya (perha kan sosial, struktur teks, dan unsur topik yang tercakup dalam
unsur kebahasaan present perfect kebahasaan yang benar dan mata pelajaran lain di Kelas IX,
tense). sesuai konteks. dengan memperha kan fungsi
3.7. Membandingkan fungsi sosial, 4.7. Menangkap makna secara sosial, struktur teks, dan unsur
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi kebahasaan, secara benar dan
kebahasaan beberapa teks nara f sosial, struktur teks, dan unsur sesuai konteks.
lisan dan tulis terkait fairy tales, kebahasaan teks nara f, lisan 3.10. Membandingkan fungsi 4.10. Menangkap makna secara
pendek dan sederhana, sesuai dan tulis, sangat pendek dan sosial, struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
dengan konteks penggunaannya. sederhana, terkait fairy tales. kebahasaan beberapa teks khusus sosial, struktur teks, dan unsur
3.8. Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.8. Menyusun teks interaksi dalam bentuk iklan terkait produk kebahasaan teks khusus dalam
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis dan jasa, sesuai dengan konteks bentuk iklan, pendek dan
teks interaksi transaksional sangat pendek dan sederhana penggunaannya. sederhana, terkait produk dan jasa.
lisan dan tulis dalam memberi yang melibatkan ndakan 3.11. Menafsirkan fungsi sosial dan 4.11.Menangkap makna terkait fungsi
dan meminta informasi memberi dan meminta informasi unsur kebahasaan dalam lirik sosial dan unsur kebahasaan
terkait keadaan/ ndakan/ terkait keadaan / ndakan/ lagu. secara kontekstual dalam lirik lagu.
kegiatan/ kejadian tanpa perlu kegiatan/ kejadian tanpa
menyebutkan pelakunya sesuai perlu menyebutkan pelakunya
dengan konteks penggunaannya. dengan memperha kan fungsi
(perha kan unsur kebahasaan sosial, struktur teks dan unsur
passive voice). kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks. (perha kan unsur
kebahasaan passive voice).

82 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B BAHASA INGGRIS 83


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Seni Budaya
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup

84 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 85


pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat B. Tujuan
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Sejauh ini, mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama dirancang Mata Pelajaran Seni Budaya bertujuan untuk menumbuhkembangkan
untuk mempersiapkan generasi baru bangsa berpengetahuan, berketerampilan, kepekaan estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada diri
dan mampu mengekspresikan diri memerlukan pemahaman tentang setiap peserta didik secara menyeluruh. Sikap ini dapat tumbuh jika dilakukan
konsep seni, pengetahuan seni, proses kreasi seni, dan penyajian karya yang dengan serangkaian proses aktivitas berkesenian pada peserta didik. Mata
berkontribusi pada pembangunan bangsa dan peradaban dunia. Secara khusus, pelajaran Seni Budaya memiliki tujuan khusus, yaitu :
mata pelajaran Seni budaya bersifat: (1) multilingual, yakni pengembangan 1. Menumbuhkembangkan sikap menghargai, jujur, disiplin, percaya diri,
kemampuan peserta didik mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai toleransi, kerjasama, dan bertanggungjawab;
cara dan media, dengan pemanfaatan bahasa rupa, bahasa kata, bahasa bunyi, 2. Memahami fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan pentingnya mempelajari
bahasa gerak, bahasa peran, dan kemungkinan berbagai perpaduan di antaranya. Seni Budaya;
(2) multidimensional, yakni pengembangan beragam kompetensi peserta didik 3. Menampilkan sikap apresiasiatif dan mengembangkan pengalaman estetik
tentang apresiasi, ekspresi dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis melalui pembelajaran Seni Budaya;
unsur estetika, logika, dan etika. Pendidikan seni bersifat (3) multikultural, 4. Mengekspresikan diri melalui kegiatan berkarya seni yang kreatif dan
yakni menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan peserta didik produktif;
mengapresiasi beragam budaya nusantara dan mancanegara. 5. Membuat pergelaran dan pameran karya seni
Pembelajaran Seni Budaya juga merupakan wujud pembentukan sikap C. Ruang Lingkup
demokratis yang memungkinkan peserta didik hidup secara beradab dan toleran Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga
terhadap perbedaan nilai dalam kehidupan masyarakat yang pluralistik. Sikap perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan
ini diperlukan untuk membentuk kesadaran peserta didik akan beragamnya perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian
nilai budaya yang hidup di tengah masyarakat. Pendidikan seni berperan warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab
mengembangkan (4) multikecerdasan, yakni peran seni membentuk pribadi pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
yang harmonis sesuai dengan perkembangan psikologis peserta didik, termasuk Pembelajaran Seni Budaya di Paket B setara sekolah menengah pertama
kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual-spasial, verbal-linguistik, dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas
musikal, matematik-logik, jasmani-kinestetis, naturalis, dan spiritual. sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Seni Budaya di pendidikan
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan
mata pelajaran Seni Budaya di Pendidikan Kesetaraan Paket B setara Sekolah yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi
Menengah Pertama. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski,
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan,
meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.

86 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 87


Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya pada jenjang pendidikan alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
Kesetaraan Paket B berisi kegiatan apresiasi, ekspresi dan kreasi yang meliputi kualitas dan pengembangan pendidikan.
4 aspek seni, yaitu: Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
1. Seni Rupa kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
Pembelajaran seni rupa meliputi konsep, pengetahuan bahan dan alat, Tingkatan: III (Setara Kelas VII s.d. VIII)
teknik dan prosedur penciptaan, dan pameran
2. Seni Musik SENI RUPA
Pembelajaran seni musik meliputi konsep, alat, teknik penciptaan, dan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
pergelaran mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3. Seni Tari sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
Pembelajaran seni tari meliputi konsep, teknik penciptaan, dan pergelaran, yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
4. Seni Teater ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
Pembelajaran seni teater meliputi konsep, teknik, prosedur penciptaan, didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
dan pergelaran (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
Dari ke-4 aspek mata pelajaran Seni Budaya yang tersedia, satuan pendidikan efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
dapat memilih sesuai dengan sumber daya dan sarana prasarana satuan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
pendidikan, potensi daerah, dan minat peserta didik. Karakteristik mata proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pelajaran Seni Budaya dapat menjadi sarana konservasi dan pengembangan pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
budaya lokal, sehingga budaya tersebut terjaga kelestariannya. memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pendidikan kesetaraan. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan dengan yang dipelajari di satuan
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat pendidikan dan sumber lain yang sama
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan dalam sudut pandang/teori.

88 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 89


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI MUSIK
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Memahami prosedur 4.1 Menggambar flora, fauna, alam mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
menggambar flora, fauna dan benda yang ada di lingkungan seki- sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
alam benda dengan berbagai tar dengan memanfaatkan berbagai yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
bahan, alat dan media. alat, bahan dan media yang
tersedia pada daerah setempat. ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
3.2 Memahami prosedur 4.2 Menggambar ragam hias dengan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
menggambar gubahan flora, inspirasi flora, fauna, dan bentuk (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
fauna, dan bentuk geometrik geometrik yang ada di lingkungan
menjadi ragam hias. sekitar, dengan memanfaatkan efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
berbagai alat dan media yang keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
tersedia pada daerah setempat. proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
3.3 Memahami prosedur penerapan 4.3 Membuat karya dengan berbagai
ragam hia s pada bahan buatan mo f ragam hias yang diaplikasikan
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
yang ada di daerah setempat. pada bahan buatan yang tersedia memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
di lingkungan setempat. kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.4 Memahami prosedur penerapan 4.4 Membuat karya dengan berbagai
ragam hias pada bahan alam yang mo f ragam hias yang diaplikasikan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
ada di daerah setempat. pada bahan alam yang tersedia di pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
lingkungan setempat.
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.5 Memahami prosedur 4.5 Menggambar menggunakan
menggambar menggunakan model dengan berbagai dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
model dengan berbagai bahan bahan dan teknik berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
dan teknik. pengamatan, dengan
memanfaatkan berbagai alat, KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
bahan dan media yang tersedia KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pada daerah setempat. PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.6 Memahami cara menggambar 4.6 Menggambar illustrasi dengan tek- 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
illustrasi dengan berbagai teknik nik manual atau digital yang diapli- pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
manual atau digital. kasikan ke karya disain aplika f, dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
dengan memanfaatkan berbagai
ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
alat, bahan dan media yang
tersedia pada daerah setempat. tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
3.7 Memahami cara menggambar 4.7 Menggambar poster dengan berba-
poster dengan berbagai bahan gai bahan dan teknik yang diapli- dengan yang dipelajari di satuan
dan teknik. kasikan ke karya disain aplika f, pendidikan dan sumber lain yang sama
dengan memanfaatkan berbagai dalam sudut pandang/teori.
alat, bahan dan media yang 3.1 Memahami konsep dasar bernyanyi 4.1 Menyanyikan lagu dengan satu
tersedia pada daerah setempat. satu suara secara berkelompok. suara secara berkelompok.
3.8 Memahami cara menggambar 4.8 Menggambar komik dengan 3.2 Memahami dasar bernyanyi 4.2 Menyanyikan lagu dengan dua
komik dengan berbagai teknik. berbagai teknik yang diaplikasikan dengan dua suara atau lebih. suara atau lebih dalam bentuk
ke karya disain aplika f, dengan kelompok.
memanfaatkan berbagai alat, 3.3 Memahami konsep dasar 4.3 Memainkan alat musik sederhana
bahan dan media yang tersedia permainan alat musik sederhana. secara perorangan yang terdapat
pada daerah setempat. pada lingkungan sekitar.

90 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 91


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Memahami konsep dasar 4.4 Memainkan ansambel musik KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
ansambel music. sejenis dan campuran berdasakan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
ketersediaan instrumen musik PENGETAHUAN KETERAMPILAN
pada lingkungan sekitar. 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
3.5 Memahami teknik dan gaya 4.5 Menyanyikan lagu-lagu daerah pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
menyanyi tunggal lagu-lagu sesuai dengan unsur teknik, gaya, prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
daerah. dialek dan intonasi kedaerahan. tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
3.6 Memahami teknik dan gaya lagu 4.6 Menyanyikan lagu- lagu daerah teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
daerah dalam bentuk dua suara dalam bentuk dua suara atau lebih fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
atau lebih. dan mampu menyajikannya dalam dengan yang dipelajari di satuan
kelompok. pendidikan dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
3.7 Memahami teknik permainan 4.7 Memainkan salah satu alat
salah satu alat musik tradisional. musik tradisi secara perorangan 3.1 Memahami gerak tari berdasarkan 4.1 Meragakan geraktari berdasarkan
sesuai ketersediaan pada daerah unsur ruang waktu dan tenaga. unsur ruang waktu dan tenaga.
setempat. 3.2 Memahami gerak tari sesuai 4.2 Memeragakan gerak tari sesuai
3.8 Memahami teknik permainan 4.8 Memainkan alat-alat musik tradisi iringan. iringan.
alat-alat musik tradisional. secara berkelompok sesuai keter- 3.3 Memahami gerak tari sesuai 4.3 Memeragakan gerak tari sesuai
sediaan pada daerah setempat. dengan level dan pola lantai. dengan level dan pola lantai.
3.4 Memahami gerak tari sesuai iringan. 4.4 Memeragakan gerak tari sesuai
SENI TARI iringan.
3.5 Memahami keunikan gerak tari 4.5 Memeragakan keunikan gerak tari
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum tradisional. tradisional.
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap 3.6 Memahami tari tradisional 4.6 Memeragakan tari tradisional
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual dengan unsur pendukung tari. dengan unsur pendukung tari.
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan 3.7 Memahami penerapan pola lantai 4.7 Memeragakan cara menerapkan
gerak tari tradisional. pola lantai gerak tari tradisional.
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta 3.8 Memahami tari tradisional sesuai 4.8 Memeragakan tari tradisional
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli iringan. sesuai iringan.
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara SENI TEATER
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
kebutuhan dan kondisi peserta didik. ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui

92 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 93


proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, Tingkatan: IV (Setara Kelas IX)
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan SENI RUPA
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik. Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi perlu dimiliki peserta didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan, teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi, dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
dengan yang dipelajari di satuan
pendidikan dan sumber lain yang sama pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
dalam sudut pandang/teori. keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik
3.1 Memahami konsep, teknik dan 4.1 Meragakan adegan fragmen dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi
prosedur dasar seni peran untuk sesuai konsep, teknik dan
pementasan fragmen. prosedur seni peran. kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
3.2 Memahami teknik menyusun 4.2 Menyusun naskah sesuai kaidah KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
naskah fragmen. pementasan fragmen. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.3 Memahami perancangan 4.3 Merancang pementasan fragmen. PENGETAHUAN KETERAMPILAN
pementasan fragmen. 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
3.4 Memahami pementasan fragmen. 4.4 Mementaskan fragmen. pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
3.5 Memahami konsep, teknik dan 4.5 Meragakan gerak pantomim prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
prosedur dasar seni peran sesuai sesuai konsep, teknik dan tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
kaidah pementasan pantomim. prosedur seni peran. teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
3.6 Memahami teknik menyusun 4.6 menyusun naskah sesuai kaidah fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
naskah sesuai kaidah pementasan pementasan pantomim. dengan yang dipelajari di sekolah dan
pantomim. sumber lain yang sama dalam sudut
3.7 Memahami perancangan 4.7 Merancang pementasan pandang/teori.
pementasan pantomim. pantomim. 3.1 Memahami prosedurmembuat 4.1 Membuat karya seni lukis dengan
3.8 Memahami pementasan 4.8 Mementaskan pantomim. karya seni lukis dengan berbagai berbagai bahan dan teknik
pantomim. bahan dan teknik. dengan alat dan media yang
tersedia di daerah setempat.

94 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 95


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Memahami prosedur membuat 4.2 Membuat karya seni patung
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
karya seni patung dengan dengan berbagai bahan dan teknik
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
berbagai bahan dan teknik. dengan memanfaatkan berbagai
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
alat, bahan dan media yang
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
tersedia pada daerah setempat.
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
3.3 Memahami prosedur membuat 4.3 Membuat karya seni grafis fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
karya seni grafis dengan berbagai dengan berbagai bahan dan dengan yang dipelajari di sekolah dan
bahan dan teknik. teknik dengan memanfaatkan sumber lain yang sama dalam sudut
berbagai alat, bahan dan media pandang/teori
yang tersedia pada daerah
setempat. 3.1 Memahami teknik 4.1 Mengembangkan ornamentasi
pengembangan ornamentasi ritme maupun melodi lagu dalam
3.4 Memahami prosedur dan tata 4.3 Menyelenggarakan pameran seni
melodi dan ritme bentuk vokal solo/tunggal
kelola penyelenggaraan pameran rupa berdasarkan karya-karya
karya seni rupa. yang telah dihasilkan. 3.2 Memahami teknik 4.2 Mengembangkan ornamentasi
pengembangan ornamentasi ritmis maupun melodis lagu
SENI MUSIK ritmis maupun melodis dalam bentuk kelompok vokal
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.3 Memahami konsep, bentuk, dan 4.3 Memainkan karya-karya musik
ciri-ciri musik populer populer dengan vokal dan atau
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap alat musik secara individual
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual 3.4 Memahami pertunjukan musik 4.4 Menampilkan hasil
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan menghayati ajaran Populer pengembangan ornamentasi
agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang perlu dimiliki peserta ritmis maupun melodis musik
populer dalam bentuk ansambel
didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi SENI TARI
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan menghayati ajaran
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang perlu dimiliki peserta
kebutuhan dan kondisi peserta didik. didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.

96 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 97


Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan, pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi, prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori pandang/teori.
3.1 Memahami keunikan gerak tari 4.1 Memeragakan keunikan gerak tari 3.1 Memahami konsep, teknik dan 4.1 Meragakan adegan drama
kreasi. kreasi. prosedur dasar seni peran sesuai musikal dan atau operet sesuai
3.2 Memahami tari kreasi sesuai 4.2 Memeragakan tari kreasi sesuai kaidah pementasan drama musikal konsep, teknik dan prosedur seni
iringan. iringan. dan atau operet. peran.
3.3 Memahami penerapan pola lantai 4.3 Memeragakan cara menerapkan 3.2 Memahami teknik menyusun 4.2 Menyusun naskah sesuai kaidah
gerak tari kreasi. pola lantai geraktari kreasi. naskah sesuai kaidah pementasan pementasan drama musikal dan
3.4 Memahami tari kreasi sesuai 4.4 Memeragakan tari kreasi sesuai drama musikal dan atau operet. atau operet.
iringan. iringan. 3.3 Memahami perancangan 4.3. Merancang pementasan drama
pementasan drama musikal dan musikal dan atau operet.
SENI TEATER atau operet.
3.4 memahami pementasan drama 4.4 Mementaskan drama musikal dan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
musikal dan atau operet atau operet
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang perlu dimiliki peserta
didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.

98 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA 99


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Olahraga dan Rekreasi
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan

100 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 101
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi pelajaran Pendidikan Olahraga dan Rekreasi di Pendidikan Kesetaraan Paket
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup B setara Sekolah Menengah Pertama. Mengingat tujuan dalam pendidikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup,
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai terdapat dalam pendidikan formal.
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. B. Tujuan
Pendidikan Olahraga dan Rekreasi dirancang sebagai sarana untuk menyegarkan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
dan memulihkan kekuatan fisik dan mental melalui berbagai kegiatan yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
pengembangan organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
(physical fitness), kegiatan pisik (physical activities), dan pengembangan ekstrakurikuler.
keterampilan (skill development) untuk membentuk karakter generasi muda Adapun mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Rekreasi bertujuan untuk
bangsa yang sehat jasmani dan rohani, dan memiliki rasa sportivitas dan jujur mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, kete-
sebagai warga negara yang berpengetahuan, berkepribadian, keterampilan, rampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,
cerdas serta berkepribadian dalam rangka membentuk manusia Indonesia landasan karakter moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkung-
yang berkualitas. Secara khusus, mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan an bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, kesehatan dan rekreasi yang
Rekreasi memiliki arti penting untuk mendorong pertumbuhan fisik, direncanakan secara sistematis, bersifat rekreatif/menyenangkan, dan sesuai
perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, usia perkembangan serta kehidupan budaya setempat.
penghayatan nilai-nilai (sikap mental, emosional, sportivitas, spiritual, dan
sosial) yang dibangun melalui aktivitas yang menyenangkan bersifat rekreatif, C. Ruang Lingkup
serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
Dengan belajar Olahraga dan Rekreasi peserta didik belajar berinteraksi alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
dengan orang lain di alam terbuka, lapangan ataupun arena indoor sebagai Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
pembentukan karakter dan kesehatan fisik dan psikis, melalui suatu program bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
olahraga rekreatif yang disusun dan direncanakan dengan baik, menarik dan sangat diperlukan.
menyenangkan, sehingga dapat membentuk perkembangan pribadi peserta Pembelajaran Olahraga dan Rekreasi di Paket B setara sekolah menengah
didik yang mampu bekerja sama, sportif, jujur dan toleran dalam melakukan pertama dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan
aktivitas serta memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Olahraga dan Rekreasi
sehari- secara mandiri dan berani berkompetisi di era global atau abad 21. di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi

102 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 103
sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai Tingkatan: III (Setara Kelas VII s.d. VIII)
kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
Lingkup materi pada pendidikan olahraga dan rekreasi berupa pengembangan yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
pola gerak dasar, atletik (track and field), permainan bola besar, dan bola kecil, ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
beladiri, pengembangan kebugaran jasmani, melalui berbagai permainan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
dan olahraga sederhana dan/atau tradisional bersifat rekreatif, serta aktivitas (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
gerak berirama, selain itu juga dimuat pendidikan kesehatan yang membahas sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
kesehatan pribadi berupa kebersihan diri dan lingkungan, pencegahan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
terhadap obat berbahaya, hingga bahaya HIV – AIDS, serta kesehatan mental sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dan sosial. dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tan- mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
tangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
pendidikan kesetaraan. kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN

yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan dengan yang dipelajari di satuan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan pendidikan dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
kualitas dan pengembangan pendidikan.
3.1 Memahami gerak dasar dalam 4.1 Memprak kkan gerak dasar
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, berbagai permainan bola besar dalam berbagai permainan bola
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. sederhana, tradisional dan atau besar sederhana, tradisional dan
rekrea f *) atau rekrea f *)

104 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 105
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Memahami variasi gerak dasar 4.2 Memprak kkan variasi gerak 3.10 Memahami konsep la han 4.10 Memprak kkan la han pe-
(satu pola gerak dilakukan dasar (satu pola gerak dilakukan peningkatan derajat kebugaran ningkatan derajat kebugaran
dengan berbagai cara) dalam dengan berbagai cara) dalam jasmani yang terkait dengan jasmani yang terkait dengan
berbagai permainan bola besar berbagai permainan bola besar keterampilan (kecepatan, keterampilan (kecepatan,
sederhana, tradisional dan atau sederhana, tradisional dan atau kelincahan, keseimbangan, dan kelincahan, keseimbangan, dan
rekrea f *) rekrea f *) koordinasi) serta pengukuran koordinasi) serta pengukuran
3.3 Memahami gerak dasar dalam 4.3 Memprak kkan gerak dasar hasilnya hasilnya
berbagai permainan bola kecil dalam berbagai permainan bola 3.11 Memahami berbagai kete- 4.11 Memprak kkan berbagai ke-
sederhana, tradisional dan atau kecil sederhana, tradisional dan rampilan dasar senam lantai terampilan dasar senam lantai
rekrea f *) atau rekrea f *) 3.12 Memahami kombinasi kete- 4.12 Memprak kkan kombinasi
3.4 Memahami variasi gerak dasar 4.4 Memprak kkan variasi (satu pola rampilan (menggabungkan dua keterampilan (menggabungkan
(satu pola gerak dilakukan gerak dilakukan dengan berbagai atau lebih keterampilan gerak dua atau lebih keterampilan
dengan berbagai cara) dalam cara) gerak dasar dalam berbagai dasar) dalam bentuk rangkaian gerak dasar) dalam bentuk
berbagai permainan bola kecil permainan bola kecil sederhana, gerak sederhana dalam ak vitas rangkaian gerak sederhana
sederhana, tradisional dan atau tradisional dan atau rekrea f *) senam lantai dalam ak vitas senam lantai
rekrea f *) 3.12 Memahami variasi gerak (satu 4.12 Memprak kkan variasi
3.5 Memahami gerak dasar jalan, 4.5 Memprak kkan gerak dasar pola gerak dilakukan dengan gerak (satu pola gerak
lari, lompat, dan lempar dalam jalan, lari, lompat, dan lempar berbagai cara) dan kombinasi dilakukan dengan berbagai
berbagai permainan sederhana, dalam berbagai permainan gerak (menggabungkan dua cara) dan kombinasi gerak
tradisional dan atau rekrea f *) sederhana, tradisional dan atau atau lebih keterampilan gerak (menggabungkan dua atau
rekrea f *) dalam bentuk rangkaian langkah, lebih keterampilan gerak dalam
3.6 Memahami variasi gerak dasar 4.6 Memprak kkan variasi gerak dasar ayunan lengan, dan atau gerak bentuk rangkaian langkah,
(satu pola gerak dilakukan dengan (satu pola gerak dilakukan dengan anggota tubuh lainnya mengiku ayunan lengan, dan atau gerak
berbagai cara) jalan, lari, lompat, berbagai cara) jalan, lari, lompat, irama (ketukan) tanpa/dengan anggota tubuh lainnya mengiku
dan lempar sederhana, tradisional dan lempar sederhana, tradisional musik sebagai pembentuk gerak irama (ketukan) tanpa/dengan
dan atau rekrea f *) dan atau rekrea f *) pemanasan dalam ak vitas gerak musik sebagai pembentuk gerak
berirama pemanasan dalam ak vitas gerak
3.7 Memahami gerak dasar seni 4.7 Memprak kkan gerak dasar seni
berirama
beladiri. **) beladiri. **)
3.14 Memahami variasi (satu 4.14 Memprak kkan prosedur variasi
3.8 Memahami variasi gerak dasar 4.8 Memprak kkan variasi gerak pola gerak dilakukan dengan (satu pola gerak dilakukan
(satu pola gerak dilakukan dasar (satu pola gerak dilakukan berbagai cara) dan kombinasi dengan berbagai cara) dan
dengan berbagai cara) seni dengan berbagai cara) seni (menggabungkan dua atau lebih kombinasi (menggabungkan dua
beladiri beladiri keterampilan gerak dasar) gerak atau lebih keterampilan gerak
3.9 Memahami konsep peningkat- 4.9 Memprak kkan la han pe- berbentuk rangkaian langkah, dasar) gerak berbentuk rangkaian
an derajat kebugaran jasmani ningkatan derajat kebugaran ayunan lengan, dan gerak langkah, ayunan lengan, dan
yang terkait dengan kesehatan jasmani yang terkait dengan anggota tubuh lainnya mengiku gerak anggota tubuh lainnya
(la han: daya tahan, kekuatan, kesehatan (la han: daya tahan, irama (ketukan) tanpa/dengan mengiku irama (ketukan)
dan kelenturan) dan pengukuran kekuatan, dan kelenturan) dan musik sebagai pembentuk gerak tanpa/dengan musik sebagai
hasilnya pengukuran hasilnya pemanasan dan in la han pembentuk gerak pemanasan
dalam ak vitas gerak berirama dan in la han dalam ak vitas
gerak berirama

106 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 107
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik
3.15 Memahami gerak dasar salah 4.15 Memprak kkan gerak dasar dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi
satu gaya renang dengan salah satu gaya renang dengan
koordinasi gerak yang baik. ***) koordinasi gerak yang baik. ***)
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
3.16 Memahami gerak dasar salah 4.16 Memprak kkan gerak dasar KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
satu gaya renang dalam salah satu gaya renang dalam KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
permainan air dengan atau tanpa permainan air dengan atau tanpa PENGETAHUAN KETERAMPILAN
alat ***) alat ***)
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
3.17 Memahami perkembangan tubuh 4.17 Memaparkan perkembangan pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
remaja yang melipu perubahan tubuh remaja yang melipu prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
fisik sekunder (masa pubertas) perubahan fisik sekunder (masa tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
dan mental. pubertas) dan mental. teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
3.18 Memahami pola makan sehat, 4.18 Memaparkan pola makan fenomena dan kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang) sesuai
bergizi dan seimbang serta sehat, bergizi dan seimbang dengan yang dipelajari di sekolah dan
pengaruhnya terhadap kesehatan. serta pengaruhnya terhadap sumber lain yang sama dalam sudut
kesehatan. pandang/teori.
3.19 Memahami perlunya pencegahan 4.19 Memaparkan perlunya 3.1 Memahami kombinasi gerak 4.1 Memprak kkan kombinasi gerak
terhadap “bahaya pergaulan pencegahan terhadap “bahaya dasar (menggabungkan dua atau dasar (menggabungkan dua atau
bebas” pergaulan bebas” lebih keterampilan gerak dasar) lebih keterampilan gerak dasar)
3.20 Memahami cara menjaga 4.20 Memaparkan cara menjaga dalam berbagai permainan bola dalam berbagai permainan bola
keselamatan diri dan orang lain keselamatan diri dan orang lain besar sederhana, tradisional, dan besar sederhana, tradisional, dan
di jalan raya di jalan raya atau rekrea f *) atau rekrea f *)
3.2 Memahami kombinasi gerak 4.2 Memprak kkan kombinasi gerak
Tingkatan: IV (Setara Kelas IX) dasar (menggabungkan dua atau dasar (menggabungkan dua atau
lebih keterampilan gerak dasar) lebih keterampilan gerak dasar)
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum dalam berbagai permainan bola dalam berbagai permainan bola
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) kecil sederhana, tradisional, dan kecil sederhana, tradisional, dan
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti atau rekrea f *) atau rekrea f *)
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghargai dan 3.3 Memahami kombinasi 4.3 Memprak kkan kombinasi
(menggabungkan dua atau (menggabungkan dua atau
menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial yang lebih keterampilan gerak lebih keterampilan gerak
perlu dimiliki peserta didik adalah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, dasar) gerak dasar jalan, lari, dasar) gerak dasar jalan, lari,
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya lompat, dan lempar dalam lompat, dan lempar dalam
berbagai permainan sederhana, berbagai permainan sederhana,
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam tradisional, dan atau rekrea f *) tradisional, dan atau rekrea f *)
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut 3.4 Memahami variasi (satu pola gerak 4.4 Memprak kkan variasi (satu
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect dilakukan dengan berbagai cara) pola gerak dilakukan dengan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan kombinasi (menggabungkan berbagai cara) dan kombinasi
dua atau lebih keterampilan (menggabungkan dua atau lebih
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, gerak dasar) gerak dasar seni keterampilan gerak dasar) gerak
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. beladiri. **) dasar seni beladiri. **)

108 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 109
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR yang diminati oleh gurunya melainkan diminati oleh siswanya agar
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN siswa tidak terpaksa dan PJOK menjadi momok bagi siswanya)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
**) Pembelajaran aktifitas beladiri selain pencaksilat dapat juga aktifitas
3.5 Memahami penyusunan 4.5 Memprak kkan program
program pengembangan la han pengembangan beladiri lainnya (karate, yudo, taekondo, dll) disesuaikan dengan
komponen kebugaran komponen kebugaran situasi dan kondisi sekolah. Olahraga beladiri pencaksilat mulai di-
jasmani terkait dengan terkait jasmani terkait dengan terkait ajarkan pada kelas IV dikarenakan karakterisrtik psikis anak kelas
kesehatan (la han; daya tahan, kesehatan (la han; daya tahan,
kekuatan, dan kelenturan) dan kekuatan, dan kelenturan) dan I. II dan III belum cukup untuk menerima aktifitas pembelajaran
keterampilan (la han; kecepatan, keterampilan (la han; kecepatan, beladiri.
kelincahan, keseimbangan, dan kelincahan, keseimbangan, dan
koordinasi) secara sederhana. koordinasi) secara sederhana. ***) Pembelajaran aktifitas air boleh dilaksanakan sesuai dengan kondi-
3.6 Memahami kombinasi 4.6 Memprak kkan kombinasi si, jikalau tidak bisa dilaksanakan digantikan dengan aktifitas fisik
keterampilan (menggabungkan keterampilan (menggabungkan lainnya yang terdapat di lingkup materi.
dua atau lebih keterampilan dua atau lebih keterampilan
gerak dasar) berbentuk rangkaian gerak dasar) berbentuk rangkaian
gerak sederhana secara gerak sederhana secara
konsisten, tepat, dan terkontrol konsisten, tepat, dan terkontrol
dalam ak vitas senam lantai. dalam ak vitas senam lantai.
3.7 Memahami variasi dan kombinasi 4.7 Memprak kkan variasi dan
gerak berbentuk rangkaian kombinasi gerak berbentuk
langkah dan ayunan lengan serta rangkaian langkah dan ayunan
anggota tubuh lainnya mengiku lengan serta anggota tubuh
irama (ketukan) tanpa/dengan lainnya mengiku irama
musik sebagai pembentuk gerak (ketukan) tanpa/dengan musik
pemanasan, in la han, dan sebagai pembentuk gerak
pendinginan dalam ak vitas pemanasan, in la han, dan
gerak berirama. pendinginan dalam ak vitas
gerak berirama.
3.8 Memahami gerak dasar salah 4.8 Memprak kkan gerak dasar
satu gaya renang dalam bentuk salah satu gaya renang dalam
perlombaan ***) bentuk perlombaan ***)
3.9 Memahami ndakan P3K pada 4.9 Memaparkan ndakan P3K pada
kejadian darurat, baik pada diri kejadian darurat, baik pada diri
sendiri maupun orang lain. sendiri maupun orang lain.
3.10 Memahami peran ak vitas fisik 4.10 Memaparkan peran ak vitas fisik
terhadap pencegahan penyakit. terhadap pencegahan penyakit.

Keterangan:
*) Untuk kompetensi dasar permainan bola besar dan permainan bola
kecil dapat dipilih sesuai dengan sarana prasarana yang tersedia. (Dan
dipastikan Guru tidak mengajarkan pada salah satu pembelajaran

110 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 111
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Prakarya
Jenjang : Paket B Setara SMP/MTS

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan

112 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 113
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan,
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan.
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, B. Tujuan
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. ekstrakurikuler.
Selama ini, mata pelajaran Prakarya dirancang untuk mempersiapkan generasi Secara khusus, mata pelajaran Prakarya diajarkan untuk mencapai tujuan
muda bangsa sebagai pewaris budaya bangsa sebagai individu dan warga negara material dan tujuan formal sebagai berikut.
yang beriman, produktif kreatif, inovatif dan peduli terhadap permasalahan
masyarakat dan bangsa, serta mampu berkontribusi pada kehidupan 1. Tujuan material
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Secara khusus, Menemukan, membuat karya (produk) prakarya, merancang ulang
mata pelajaran Prakarya memiliki arti penting untuk mengembangkan dan produk dan mengembangkan produk berupa: kerajinan, rekayasa,
menguatkan budaya lokal (local genius dan local wisdom), nilai-nilai karakter budidaya dan pengolahan melalui kegiatan mengidentifikasi, memecahkan
sebagai pembangunan kembali potensi lokal, pemanfaatan sumber daya alam masalah, merancang, membuat, memanfaatkan, mengevaluasi, dan
secara seimbang dan dasar pengembangan kewirausahaan dan ekonomi kreatif, mengembangkan produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-
sehingga mampu membangun citra dan identitas bangsa, serta memberikan hari. Sedangkan keterampilan yang dikembangkan adalah kemampuan
dampak ekonomi dan sosial yang positif. Melalui penguatan pembelajaran memodifikasi, menggubah, mengembangkan, dan menciptakan serta
Prakarya nantinya peserta didik mampu menciptakan ide-ide kreatif, kritis, dan merekonstruksi karya yang ada, baik karya sendiri maupun karya orang
mampu beradaptasi dengan perubahan yang berlangsung di lingkungan sekitar, lain
pengembangan kompetensi kemandirian yang dilengkapi dengan berpikir 2. Tujuan formal
kreatif dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan masalah untuk a. Menemukan atau mengemukakan gagasan atau ide-ide yang mampu
menemukan solusi yang inovatif. Dasar pembelajaran berbasis budaya pada memunculkan bakat atau talenta peserta didik, terutama diterapkan
mata pelajaran Prakarya ini diharapkan dapat menumbuhkan nilai kearifan lokal pada jenjang pendidikan dasar (Paket A setara SD/MI).
dan nilai ‘jati diri’ sehingga tumbuh semangat kemandirian, kewirausahaan dan b. Mengembangkan kreatifitas melalui: mencipta, merancang,
sekaligus kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai kearifan lokal. memodifikasi (menggubah), dan merekonstruksi berdasarkan
Pencapaian kompetensi atau visi mata pelajaran Prakarya di atas perlu pendidikan teknologi dasar, kewirausahaan dan kearifan lokal,
dijadikan acuan dalam pembelajaran mata pelajaran Prakarya di Pendidikan dimulai pada jenjang pendidikan menengah pertama (Paket B setara
Kesetaraan Paket B setara Sekolah Menengah Pertama. Mengingat tujuan SMP/MTs) sampai dengan pendidikan menengah atas (Paket C setara
dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan SMA/MA, SMK/MA).

114 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 115
c. Melatih kepekaan rasa peserta didik terhadap perkembangan ilmu 1. Kerajinan
pengetahuan, teknologi dan seni untuk menjadi inovator dengan Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya
mengembangkan: rasa ingin tahu, rasa kepedulian, rasa memiliki merupakan benda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan:
bersama, rasa keindahan dan toleransi. estetika - ergonomis, dengan simbol budaya, kebutuhan tata upacara
d. Membangun jiwa mandiri dan inovatif peserta didik yang berkarakter: dan kepercayaan (theory of magic and relligy), dan benda fungsional
jujur, bertanggungjawab, disiplin, dan peduli. yang dikaitkan dengan nilai pendidikan pada prosedur pembuatannya.
e. Menumbuhkembangan berpikir teknologis dan estetis: cepat, tepat, Lingkup ini dapat menggali dari potensi lokal dan seni terap (applied art),
cekat serta estetis, ekonomis dan praktis, dimulai pada jenjang desain kekinian (modernisme dan postmodernisme).
pendidikan menengah atas (Paket C setara SMA/MA/SMK/MAK). 2. Rekayasa
f. Menempa keberanian untuk mengambil resiko dalam mengembangkan Rekayasa terkait dengan beberapa kemampuan: merancang, merekonstruksi
keterampilan dan mengimplementasikan pengetahuannya. dan membuat benda produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-
C. Ruang Lingkup hari dengan pendekatan pemecahan masalah. Sebagai contoh: rekayasa
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, penyambungan balok kayu untuk membuat susunan (konstruksi)
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya kerangka atap rumah, harus dilakukan dengan prinsip ketepatan agar
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. susunan rumah tidak mudah runtuh. Lingkup ini memerlukan kesatuan
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang pikir dan kecekatan tangan membuat susunan mengarah kepada: berpikir
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini kreatif, praktis, efektif, ketepatan dan hemat serta berpikir prediktif.
sangat diperlukan. 3. Budidaya
Pembelajaran Prakarya di Paket B setara sekolah menengah pertama dirancang Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja berusaha untuk
agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda atau makhluk
manusia tersebut. Mata pelajaran Prakarya di pendidikan kesetaraan dalam hidup agar lebih besar/tumbuh, dan berkembangbiak, bertambah banyak.
hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya pembudidaya. Prinsip
dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akan memberikan hidup
lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan pada tumbuhan atau hewan, namun dalam bekerja dibutuhkan sistem
tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu yang berjalan rutin atau prosedural. Manfaat edukatif teknologi budidaya
dilakukan pada aspek pembelajaran. ini adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami
Adapun penataan konten mata pelajaran Prakarya disusun mengikuti pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (ecosystem) menjadi peserta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berdasarkan pada didik yang berpikir sistematis berdasarkan potensi kearifan lokal.
budaya/kearifan lokal sehingga tumbuh semangat kemandirian, kewirausahaan 4. Pengolahan
dan sekaligus kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai kearifan lokal. Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi
Konteks pendidikan kearifan lokal (berbasis budaya) diselenggarakan pada benda produk jadi, agar dapat dimanfaatkan. Pada prinsipnya kerja
tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan menengah. Konteks pendidikan pengolahan adalah mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang
berbasis budaya/kearifan lokal pada mata pelajaran Prakarya dibagi dalam mempunyai nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti: mencampur,
empat aspek, yaitu: mengawetkan, dan memodifikasi. Manfaat edukatif teknologi pengolahan

116 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 117
bagi pengembangan kepribadian peserta didik adalah pelatihan rasa sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan sehari-hari, sistematis yang yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
dipadukan dengan pikiran serta Prakarya. ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
Keempat aspek Prakarya tersebut hendaknya dipilih oleh satuan pendidikan, didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
minimal dua atau satu aspek Prakarya. Ketentuan pemilihan aspek Prakarya (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
tersebut dengan mempertimbangkan ketersediaan tutor/fasilitator yang sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
memiliki latar belakang pengetahuan dan kemampuan keterampilan dari secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
aspek prakarya tersebut serta berdasarkan minat peserta didik. sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan. dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau PENGETAHUAN KETERAMPILAN
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan tahunya tentang ilmu pengetahuan, membuat) dan ranah abstrak (menulis,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat teknologi, seni, budaya terkait membaca, menghitung, menggambar,
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan fenomena dan kejadian tampak mata. dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan yang sama dalam sudut pandang/teori.
kualitas dan pengembangan pendidikan. 3.1 Menjelaskan penger an, jenis, 4.1 Memilih jenis bahan dan cara
ciri-ciri dan cara pengolahan pengolahan serat dan teks l yang
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, serat dan teks l melalui kegiatan dihasilkan di daerah setempat
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. pengamatan di lapangan dan atau berdasarkan hasil pengamatan
studi pustaka. atau studi pustaka (contoh serat
Tingkatan III Setara Kelas VII dan VIII misalnya rumput/ ilalang, kapas,
bulu domba, tali plas k, kulit
KERAJINAN kayu; contoh teks l misalnya, kain
teks l, kain tenun, dan lain-lain).
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap

118 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 119
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menjelaskan dasar-dasar pe- 4.2 Merancang, membuat, dan 3.7 Menjelaskan jenis, ciri-ciri, cara 4.7 Memilih jenis bahan alami,
rancangan, jenis dan karakter menyajikan produk kerajinan dari dan teknik pengolahan bahan ar ficial (buatan pabrik) seper :
bahan, dan tahapan pembuatan bahan serat/teks l yang krea f limbah melalui pengamatan atau bahan limbah kerang, sisik ikan,
karya kerajinan dari bahan serat dan inova f, sesuai dengan bahan studi pustaka (misalnya: bahan tulang ikan; bahan limbah buatan
dan teks l secara krea f (kreasi dan teknik daerah setempat limbah alam yaitu kerang, sisik yaitu kaca, keramik dan botol
baru), serta cara pengemasannya (misalnya rumput/ilalang, kapas, ikan, tulang ikan; bahan limbah plas k) serta teknik pengolahan
melalui kegiatan pengamatan bulu domba, kulit kayu, kain, tali buatan yaitu kaca, keramik dan bahan limbah yang dihasilkan
atau studi pustaka. plas k dan lain-lain). botol plas k). di daerah setempat melalui
3.3 Menjelaskan, jenis, ciri-ciri, cara 4.3 Memilih jenis bahan dan cara pengamatan atau studi pustaka.
dan teknik pengolahan kertas, pengolahan kertas dan plas k 3.8 Memahami dasar perancangan dan 4.8 Membuat karya kerajinan dari
plas k lembaran (dan yang sejenis lembaran (dan yang sejenis bahan tahapan pembuatan karya kerajinan bahan kulit kerang, kaca, keramik
bahan lembaran) sesuai potensi lembaran) sesuai potensi daerah dari bahan kulit kerang, kaca, dan botol plas k secara krea f
daerah melalui pengamatan dan setempat melalui pengamatan keramik dan botol plas k secara (kreasi baru) yang dihasilkan di
atau studi pustaka. atau studi pustaka. krea f (kreasi baru) serta cara daerah setempat sesuai tahapan
3.4 Memahami dasar-dasar 4.4 Merancang, membuat dan pengemasannya melalui kegiatan pembuatan karya dan pembuatan
perancangan dan tahapan menyajikan karya kerajinan dari pengamatan atau studi pustaka. pengemasannya.
pembuatan karya kerajinan bahan kertas dan plas k lembaran
dari bahan kertas dan plas k (dan yang sejenis bahan lembaran) REKAYASA
lembaran secara krea f (kreasi dengan teknik memodifikasi
baru) serta cara pengemasannya (menggubah, menambah, Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
melalui pengamatan atau studi mengurangi rancangan yang ada) mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
pustaka. secara krea f berdasarkan potensi sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
daerah setempat.
3.5 Menjelaskan penger an, 4.5 Memilih jenis bahan dan cara peng-
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
jenis bahan, ciri-ciri dan cara olahan bahan lunak yang dihasilkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
pengolahan bahan lunak melalui di daerah setempat berdasar- didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
pengamatan atau studi pustaka kan hasil pengamatan atau studi (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
(bahan lunak alam yaitu tanah pustaka (bahan lunak alam yaitu
liat, kulit, getah nyatu, flour clay, tanah liat, kulit, getah nyatu, flour sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
bubur su; bahan lunak buatan clay, bubur su; bahan lunak buat- secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
yaitu lilin, fiberglass, gips, sabun, an yaitu lilin, fiberglass, gips, sabun, sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
polymer clay/ plas sin, parafin.) polymer clay/ plas sin, parafin).
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
3.6 Menjelaskan dasar perancangan 4.6 Membuat karya kerajinan dari
dan tahapan pembuatan karya bahan lunak secara krea f teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
kerajinan dari bahan lunak secara (kreasi baru) yang dihasilkan di dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
krea f (kreasi baru), serta cara daerah setempat sesuai tahapan mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
pengemasannya melalui kegiatan pembuatan karya dan pembuatan
pengamatan atau studi pustaka. pengemasannya (bahan lunak Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
alam yaitu tanah liat, kulit, getah pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
nyatu, flour clay, bubur su;
bahan lunak buatan yaitu lilin,
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
fiberglass, gips, sabun, polymer dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
clay/ plas sin, parafin). kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.

120 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 121
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
PENGETAHUAN KETERAMPILAN sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi, dan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
ingin tahunya tentang ilmu penge- membuat) dan ranah abstrak (menulis, dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
tahuan, teknologi, seni, budaya terkait membaca, menghitung, menggambar,
fenomena dan kejadian tampak mata. dan mengarang) sesuai dengan yang
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
dipelajari di sekolah dan sumber lain dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
yang sama dalam sudut pandang/teori. mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.1 Menjelaskan perkembangan tek- 4.1 Membuat sketsa gambar dan
nologi dan pengaruhnya terhadap gambar teknik dari suatu Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
profesi dan kehidupan sehari-hari rancangan produk teknologi pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
serta perancangan produk berupa sederhana yang bermanfaat
sketsa gambar, gambar teknik dan untuk kehidupan sehari-hari. keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
keselamatan kerjanya. dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
3.2 Mengiden fikasi jenis, sifat, 4.2 Membuat produk teknologi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
fungsi dan kekuatan bahan serta sederhana yang sesuai dengan
penggunaan peralatan kerja sifat, fungsi dan kekuatan bahan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pengolahannya. yang tersedia dilingkungan sekitar. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.3 Mengiden fikasi jenis dan fungsi 4.3 Membuat sketsa gambar produk PENGETAHUAN KETERAMPILAN
teknologi kontruksi. teknologi kontruksi sederhana. 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
3.4 Menjelaskan jenis, sifat dan 4.4 Membuat produk teknologi pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
fungsi persambungan dan konstruksi sederhana. dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
penguatan konstruksi. ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
3.5 Menjelaskan perkembangan 4.5. Merancang produk teknologi tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
peralatan dan media penghantar informasi dan komunikasi fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
teknologi informasi dan sederhana yang bermanfaat
dengan yang dipelajari di sekolah dan
komunikasi. dalam kehidupan sehari-hari.
sumber lain yang sama dalam sudut
3.6 Mengiden fikasi jenis, sifat, 4.6 Membuat produk teknologi
pandang/teori
fungsi, dan is lah-is lah teknologi informasi dan komunikasi
informasi dan komunikasi. sederhana yang bermanfaat 3.1 Mengiden fikasi jenis-jenis 4.1 Menentukan komoditas tanaman
dalam kehidupan sehari-hari. tanaman sayuran, sarana produksi, sayuran yang akan dibudidayakan
3.7 Mengiden fikasi jenis dan fungsi 4.7 Membuat sketsa gambar produk dan alterna f media budidaya sesuai dengan karakteris k
teknologi kontruksi. teknologi kontruksi sederhana. tanaman sayuran yang dapat wilayah setempat
3.8 Menjelaskan jenis, sifat dan 4.8 Membuat produk teknologi dikembangkan di wilayah setempat
fungsi persambungan dan konstruksi sederhana. 3.2 Menjelaskan langkah-langkah 4.2 Memprak kkan langkah-langkah
penguatan konstruksi. budidaya tanaman sayuran budidaya tanaman sayuran
3.3 Mengiden fikasi jenis-jenis 4.3 Menentukan komoditas tanaman
BUDIDAYA tanaman obat dan sarana obat yang akan dibudidayakan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum produksinya yang dapat sesuai dengan kebutuhan dan
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap dikembangkan sesuai kebutuhan karakteris k wilayah setempat
dan karakteris k wilayah setempat
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
3.4 Menjelaskan langkah-langkah 4.4 Memprak kkan langkah-langkah
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan budidaya tanaman obat budidaya tanaman obat
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta

122 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 123
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.5 Mengiden fikasi jenis per- 4.5 Menentukan komoditas Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
syaratan hidup, dan komoditas ternak kesayangan yang dapat pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
ternak kesayangan yang dapat dikembangkan di wilayah keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam
dikembangkan di wilayah setempat setempat mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi
3.6 Menjelaskan kebutuhan dan 4.6 Menyiapkan sarana pemeliharaan
karakteris k sarana dan peralatan ternak kesayangan dengan
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
budidaya ternak kesayangan peralatan sederhana KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
3.7 Menjelaskan langkah-langkah 4.7 Memelihara ternak kesayangan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
budidaya ternak kesayangan sesuai langkah-langkah PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.8 Mengiden fikasi jenis, per- 4.8 Menentukan komoditas satwa 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
syaratan, dan komoditas satwa harapan (jangkrik, kroto, ulat pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
harapan (jangkrik, kroto, ulat sutra, cacing, bekicot, dan lain- dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
sutra, cacing, bekicot, dan lain- lain) yang dapat dikembangkan di ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
lain) yang dapat dikembangkan di wilayah setempat tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
wilayah setempat fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
3.9 Menjelaskan kebutuhan dan 4.9 Menentukan sarana dan dengan yang dipelajari di sekolah dan
karakteris k sarana produksi dan peralatan ternak satwa harapan sumber lain yang sama dalam sudut
peralatan budidaya satwa harapan (jangkrik, kroto, ulat sutra, cacing, pandang/teori
(jangkrik, kroto, ulat sutra, cacing, bekicot, dan lain-lain) 3.1 Mengiden fikasi kandungan 4.1 Membuat dan menyajikan
bekicot, dan lain-lain) dan manfaat buah segar, serta makanan dan minuman dari
3.10 Menjelaskan langkah-langkah 4.10 Memprak kkan budidaya satwa tahapan dan teknik pengolahan buah segar khas daerah setempat
budidaya satwa harapan harapan (jangkrik, kroto, ulat buah segar menjadi makanan secara krea f.
(jangkrik, kroto, ulat sutra, cacing, sutra, cacing, bekicot, dan lain- dan minuman yang ada di daerah
bekicot, dan lain-lain) lain) yang dapat dikembangkan di setempat melalui kegiatan
wilayah setempat pengamatan atau studi pustaka
3.2 Menjelaskan penger an, ciri-ciri, 4.2 Membuat dan menyajikan
PENGOLAHAN kandungan dan manfaat hasil makanan atau minuman dari
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum samping, serta tahapan dan teknik bahan hasil samping buah segar
pengolahan hasil samping dari khas daerah setempat secara
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
buah segar menjadi makanan krea f.
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual atau minuman yang ada di
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan daerah setempat melalui kegiatan
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta pengamatan atau studi pustaka
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli 3.3 Mengiden fikasi, kandungan 4.3 Membuat dan menyajikan
dan manfaat, serta tahapan dan makanan dan minuman dari
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif teknik pengolahan bahan sayuran bahan sayuran khas daerah
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi menjadi makanan dan minuman setempat secara krea f.
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri yang ada di daerah setempat
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut melalui kegiatan pengamatan
atau studi pustaka.
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan

124 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 125
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Tingkatan IV Setara Kelas IX
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
KERAJINAN
3.4 Menjelaskan penger an, ciri-ciri, 4.4 Membuat dan menyajikan Kompetensi inti Sikap Spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah
kandungan dan manfaat, serta makanan atau minuman dari “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun
tahapan dan teknik pengolahan bahan hasil samping sayuran khas rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukan perilaku jujur,
bahan hasil samping sayuran daerah setempat secara krea f
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan
menjadi makanan atau minuman
yang ada di daerah setempat percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
melalui kegiatan pengamatan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi
atau studi pustaka. tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
3.5 Mengiden fikasi kandungan 4.5 Membuat dan menyajikan yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
dan manfaat, serta tahapan dan makanan atau minuman dari
teknik pengolahan bahan serealia/ bahan serealia/padi-padian, karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.
padi-padian, kacang-kacangan kacang-kacangan dan umbi khas Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
dan umbi menjadi makanan atau daerah setempat secara krea f
minuman yang ada di daerah proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan
setempat melalui kegiatan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
pengamatan atau studi pustaka. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti
3.6 Menjelaskan penger an, jenis dan 4.6 Membuat dan menyajikan/ dalam tabel berikut.
ciri-ciri, serta tahapan dan teknik mengemas bahan pangan
pengolahan bahan serealia/padi- setengah jadi dari bahan serealia/ KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
padian, kacang-kacangan dan umbi padi-padian, kacang-kacangan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
menjadi bahan pangan setengah dan umbi khas daerah setempat PENGETAHUAN KETERAMPILAN
jadi yang ada di daerah setempat secara krea f 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
melalui kegiatan pengamatan atau pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
studi pustaka. prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
3.7 Mengiden fikasi kandungan 4.7 Membuat dan menyajikan tahunya tentang ilmu pengetahuan, membuat) dan ranah abstrak (menulis,
dan manfaat, serta tahapan dan makanan dari bahan pangan teknologi, seni, budaya terkait membaca, menghitung, menggambar,
teknik pengolahan bahan pangan setengah jadi serealia/padi- fenomena dan kejadian tampak mata dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain
setengah jadi dari serealia/padi- padian, kacang-kacangan dan
yang sama dalam sudut pandang/teori
padian, kacang-kacangan dan umbi umbi khas daerah setempat
3.1 Menjelaskan penger an, jenis, 4.1 Memilih jenis bahan dan cara
menjadi makanan yang ada di secara krea f
sifat, serta karakter bahan pengolahan bahan kayu dan
daerah setempat melalui kegiatan (medium) dan teknik pengolahan bambu yang dihasilkan di
pengamatan atau studi pustaka. bahan kayu dan bambu, ran ng, daerah setempat berdasarkan
3.8 Menjelaskan penger an, jenis, kan- 4.8 Membuat dan menyajikan papan, balok, rotan melalui pengetahuan hasil pengamatan
dungan dan manfaat, serta tahapan makanan atau minuman dari pengamatan dan studi pustaka . dan studi pustaka (misalnya
dan teknik pengolahan bahan hasil bahan pangan hasil samping ran ng, papan, balok, rotan )
samping pangan serealia/padi-padi- serealia/padi-padian, kacang- 3.2 Menjelaskan dasar perancangan 4.2 Membuat karya kerajinan dari
an, kacang-kacangan dan umbi kacangan dan umbi khas daerah dan tahapan pembuatan karya bahan kayu dan bambu secara
menjadi makanan atau minuman setempat secara krea f kerajinan dari bahan kayu dan bam- krea f (kreasi baru) yang dihasilkan
yang ada di daerah setempat mela- bu secara krea f (kreasi baru) serta di daerah setempat sesuai tahapan
lui kegiatan pengamatan atau studi cara pengemasannya melalui peng- pembuatan dan pembuatan
pustaka. amatan dan studi pustaka (misalnya pengemasannya (misalnya ran ng,
ran ng, papan, balok, rotan) papan, balok, rotan)

126 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 127
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menjelaskan penger an, jenis, 4.3 Memilih jenis bahan dan teknik 3.1 Menjelaskan prinsip kelistrikan 4.1 Merancang instalasi listrik dalam
ciri-ciri dan langkah-langkah pengolahan bahan (medium) dan sistem instalasi listrik dalam rumah tangga
pengolahan bahan logam, batu, logam, batu atau plas k sesuai rumah tangga
atau plas k melalui pengamatan potensi daerah setempat melalui 3.2 Mengiden fikasi komponen, jenis 4.2 Membuat miniatur instalasi listrik
dan studi pustaka pengamatan atau studi pustaka
dan fungsi instalasi listrik dalam rumah tangga
3.4 Mengiden fikasi hasil karya 4.4 Merancang, membuat,
3.3 Menjelaskan dasar-dasar sistem 4.3 Merancang rangkaian pengendali
kerajinan berdasarkan prinsip mengemas, menampilkan karya
perancangan, langkah pembuatan kerajinan dari bahan logam, elektronika analog dan elektronika elektronik sederhana
dan penampilan/pengemasan batu atau plas k secara krea f digital, serta sistem pengendali
karya kerajinan dari bahan logam, (kreasi baru) yang dihasilkan di 3.4 Menganalisis sistem-sistem 4.4 Membuat alat pengendali
batu atau plas k secara krea f. daerah setempat sesuai tahapan pengendali elektronik melalui elektronik sederhana
pembuatan karya dan pembuatan pengamatan atau studi pustaka
pengemasannya
BUDIDAYA
REKAYASA Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghargai dan menghayati
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
adalah “Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
(indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa. dan kondisi siswa.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan
guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Kontekstualisasi guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar 3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan, pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi, dan dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
ingin tahunya tentang ilmu penge- membuat) dan ranah abstrak (menulis, ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
tahuan, teknologi, seni, budaya terkait membaca, menghitung, menggambar, tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
fenomena dan kejadian tampak mata dan mengarang) sesuai dengan yang fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
dipelajari di sekolah dan sumber lain dengan yang dipelajari di sekolah dan
yang sama dalam sudut pandang/teori sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

128 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 129
3.1 Mengiden fikasi jenis, 4.1 Menentukan komoditas KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
karakteris k, dan komoditas ikan konsumsi yang dapat KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
ikan konsumsi yang dapat dikembangkan di wilayah PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dikembangkan di wilayah setempat setempat
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
3.2 Mengiden fikasi jenis wadah, 4.2 Menyiapkan sarana dan peralatan
pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
sarana produksi, dan peralatan yang dibutuhkan untuk budidaya
dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
budidaya ikan konsumsi ikan konsumsi
ingin tahunya tentang ilmu penge- dan membuat) dan ranah abstrak
3.3 Menjelaskan langkah-langkah 4.3 Memprak kkan langkah-langkah
tahuan, teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
proses budidaya (pembesaran) proses budidaya (pembesaran)
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
ikan konsumsi ikan konsumsi yang dapat
dengan yang dipelajari di sekolah dan
dikembangkan di wilayah setempat
sumber lain yang sama dalam sudut
3.4 Mengiden fikasi jenis, 4.4 Menentukan komoditas ikan hias pandang/teori
karakteris k, dan komoditas ikan yang dapat dikembangkan di
hias yang dapat dikembangkan di wilayah setempat 3.1 Mengiden fikasi kandungan 4.1 Membuat dan menyajikan
wilayah setempat dan manfaat, serta tahapan dan makanan atau minuman dari
teknik pengolahan bahan hasil bahan hasil peternakan (daging,
3.5 Mengiden fikasi jenis wadah, 4.5 Menyiapkan sarana dan peralatan
peternakan (daging, telur, susu) telur, susu) dan perikanan (ikan,
sarana produksi, dan peralatan budidaya ikan hias
dan perikanan (ikan, udang, cumi, udang, cumi, rumput laut) khas
budidaya ikan hias
rumput laut) menjadi makanan daerah setempat secara krea f
3.6 Menjelaskan langkah-langkah 4.6 Memprak kkan langkah-
atau minuman yang ada di daerah
proses budidaya (pembesaran) langkah proses budidaya
setempat melalui kegiatan peng-
ikan hias (pembesaran) ikan hias yang dapat
amatan atau studi pustaka.
dikembangkan di wilayah setempat
3.2 Menjelaskan penger an, 4.2 Membuat dan menyajikan/
PENGOLAHAN kandungan dan manfaat, serta mengemas bahan pangan
tahapan dan teknik pengolahan setengah jadi dari bahan hasil
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghargai dan menghayati bahan hasil peternakan (daging, peternakan (daging, telur, susu)
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial telur, susu) dan perikanan (ikan, dan perikanan (ikan, udang,
udang, cumi, rumput laut) cumi, rumput laut) khas daerah
adalah “Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
menjadi bahan pangan setengah setempat secara krea f
(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara jadi yang ada di daerah setempat
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan melalui kegiatan pengamatan
atau studi pustaka.
keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
3.3 Menjelaskan penger an, 4.3 Membuat dan menyajikan
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
kandungan dan manfaat, serta makanan dari bahan pangan
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan tahapan dan teknik pengolahan setengah jadi hasil peternakan
dan kondisi siswa. bahan pangan setengah jadi (daging, telur, susu) dan
dari hasil peternakan (daging, perikanan (ikan, udang, cumi,
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang telur, susu) dan perikanan (ikan, rumput laut) khas daerah
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan udang, cumi, rumput laut) setempat secara krea f
menjadi makanan yang ada di
guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Kontekstualisasi daerah setempat melalui kegiatan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. pengamatan atau studi pustaka.

130 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 131
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Menjelaskan penger an, 4.4 Membuat dan menyajikan
kandungan dan manfaat, serta makanan atau minuman dari
tahapan dan teknik pengolahan bahan pangan hasil samping hasil
hasil peternakan (daging, telur, peternakan (daging, telur, susu)
susu) dan perikanan (ikan, udang, dan perikanan (ikan, udang,
cumi, rumput laut) menjadi cumi, rumput laut) khas daerah
makanan atau minuman yang ada setempat secara krea f
di daerah setempat melalui kegiatan
pengamatan atau studi pustaka.

132 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B

Anda mungkin juga menyukai