1,2,3
Jurusan PGSD, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang signifikan antara
siswa yang belajar dengan model pembelajaran problem solving dengan siswa yang belajar
dengan model konvensional pada siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD) semester ganjil tahun
pelajaran 2013/2014 di Gugus V Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar. Jenis
penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian berjumlah 71 orang dari
siswa kelas IV SD Gugus V Kecamatan Tegalalang Kabupaten Gianyar tahun pelajaran
2013/2014. Sampel penelitian ini yaitu berjumlah 35 orang dari kelas IV SD Negeri 1 Pupuan
sebagai kelompok eksperimen dan 36 orang dari kelas IV SD Negeri 2 Pupuansebagai
kelompok kontrol. Data hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan metode tes pilihan
ganda. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis tipe statistik
deskriptif dan statistik inferensial yaitu uji-t. Hasil penelitian ini menemukan bahwa: (1) hasil
belajar matematika siswa kelompok eksperimen tergolong tinggi dengan dengan rata-rata M
15,5, (2) hasil belajar matematika siswa kelompok kontrol tergolong sedang dengan rata-rata
M 10,44, (3) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika siswa antara
kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran problrm
solving dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional pada siswa kelas IV semester I di SD Gugus V Kecamatan Tegallalang
Kabupaten Gianyar (thitung> ttabel, thitung = 6,667 dan ttabel = 2,000).
Abstract
This research aims to know the differences of students’ achievement significantlybetween
studnents who learn through problem solving learning model with the students who learn
through conventional learning model of four grade elementary school at five cluster
Tegallalang subdistrict Gianyar regency in academic year 2013/2014. Kind of this research is
quasi-experiment. The populations of this research were 71 students from four grade of five
cluster in Tegallalang subdistrict Gianyar regency in academic year 2013/2014. Samples of
this research were 35 students from four grade students of Negeri 1 Pupuan elementary
school as experiment group and 36 students of Negeri 2 Pupuan elementary school as
control group. The data of students’ achievement were collected by using multiple choice
test. The data obtainedwere analized by using analysis technique descriptive statistic type
and inferential statistic that is t-test. The result of this research found that: (1) the result of
students’ mathematic learning of experiment group was high with the mean score M 15,5, (2)
the result of students’ mathematic learning of control group was moderate with the mean
score M 10,44, (3) there was significant difference between students who were taught using
problem solving learning model and students’ who were taught using conventional learning
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
model of four grade students in semester I at five cluster of Tegallalang subdistrict Gianyar
regency (tcount> ttable, tcount= 6,667 dan ttable= 2,000).
satu semester sangat terbatas. Padahal yang lain seperti misalnya mendapat
terbatasnya waktu dan padatnya materi perlakuan karena berstatus sebagai grup
pembelajaran dapat diatasi dengan kontrol. Jadi kuasi eksperimen adalah
menekakankan proses pembelajaran pada pemberian perlakuan (treatment) pada
konsep-konsep utama, karena dengan subjek, dengan tidak membeda-bedakan
penguasaan yang baik terhadap konsep- subjek yang akan diteliti.
konsep utama akan mempermudah Populasi dalam penelitian ini
pemahaman terhadap konsep-konsep yang merupakan populasi yang berada dalam
tidak utama. satu wilayah. Secara geografis dan
Penerapan model pembelajaran yang ekonami dari populasi penelitian ini sudah
berpusat pada guru inilah yang diperkirakan dapat dikatakan berhasil dari populasi yang
menjadi penyebab rendahnya prestasi setara. Untuk lebih akurat mengenai
belajar siswa. Jika permasalahan diatas kesetaraan populasi ini dilakukanlah
dibiarkan dalam proses pembelajaran dapat analisis statistik.
diperkirakan bahwa prestasi belajar siswa Berdasarkan hal tersebut untuk
tidak akan meningkat, dan kualitas emngetahui kemampuan siswa kelas IV
pendidikan menjadi rendah. masing-masing SD setara atau tidak, maka
Model pembelajaran problem solving terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan
memberikan peluang pada siswa untuk dengan menggunakan analisis varian satu
lebih banyak terlibat dalam proses jalur ( ANAVA A). Berdasarkan analisis
pembeljaran matematika. Zakaria & Yusoff denfan ANAVA A pada taraf signifikansi 5%
(2009) menyatakan bahwa “sasaran dari diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,65
pengajaran Matematika adalah sedangkan nilai Ftabel pada dbantar = 4 dan
mengembangkan keterampilan siswa untuk dbdalam = 107 yaitu diperoleh Ftabel sebesar
pemecahan masalah matematika”. 2,44. Dengan demikian, maka terlihat Ftabel>
Berdasarkan uraian di atas maka Fhitung sehingga H0 diterima. Dari pernyataan
penelitian ini dilakukan dengan memilih tersebut maka dapat ditari kesimpulan
judul“Pengaruh Model Pembelajara bahwa H0 yang menyatakan tidak ada
Problem SolvingBerbantuan Media Konkret perbedaan yang signifikan hasil belajar
terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa ulangan semeseter mata pelajaran
Kelas IV SD Semester Ganjil di Gugus V Matematika sisaw kelas IV SD Gugus V
Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar
Tahun Pelajaran 2013/2014. tahun Pelajaran 2013/2014 adalah diterima.
Dengan kata lain, tidak ada perbedaan
yang signifikan hasil belajar ualangan
METODE semester mata pelajaran Matematika siswa
Penelitian ini tergolong kedalam kelas IV semester ganjil Tahun ajaran
penelitian “eksperimen semu”. Penelitian 2013/2014 SD Gugus V Kecamatan
eksperimen merupakan penelitian yang Tegallalang Kabupaten Gianyar.
bertujuan untuk menguji keefektifan suatu Dari empat SD yang ada di Gugus V
teori/konsep/model dengan cara kecamatan Tegallalang Kabupaen Gianyar,
menerapkan (treatment) pada suatu diadakan undian untuk mengambil dua
kelompok subjek penelitian dengan sekolah yang menjadi sampel penelitian.
menggunakan kelompok pembanding yang Hasil dari pengundian tersebut yaitu SD No.
biasa disebut kelompok kontrol (Agung, 1 Pupuan dan SD No. 2 Pupuan. Kedua SD
2010). Sedangkan Sukardi (2008: 16) tersebut diundi kembali untuk emnentukan
berpendapat “kuasi eksperimen dapat kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil
diartikan sebagai eksperimen yang dari pengundian tersebut yaitu Sd No.1
mendekati eksperimen semu”. Bentuk Pupuan sebagai kelas eksperimen dan SD
penelitian kuasi eksperimen banyak No.2 Pupuan sebagai kelas kontrol. Kelas
digunakan di bidang ilmu pendidikan atau eksperimen dibelajarankan dengan Model
penelitian lain dengan subjek yang diteliti pembeljaran Problem Solving berbantuan
adalah manusia, di mana mereka tidak media konkret, sedangkan kelas kontrol
boleh dibedakan antara yang satu dengan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Dari hasil perhitungan uji-t, diperoleh t dengan kelompok siswa yang dibelajarkan
hitung sebesar 6,667. Untuk mengetahui dengan model pembelajaran konvensional.
signifikansinya maka, perlu dibandingkan Tinjauan ini didasarkan pada hasil belajar
dengan ttabel taraf signifikansi 5% dan db= matematika pada siswa kelas IV SD No. 1
69 adalah 2,000. Karena nilai t hitung lebih Pupuan yang mengikuti model
besar dari t tabel (6,667 > 2,000) maka H0 pembelajaran problem solving lebih tinggi,
ditolak dan H1 diterima. Ada perbedaan rata-rata skor hasil belajar siswa yang
antara siswa yang di ajar dengan mengikuti model pembelajaran Problem
menggunakan model pembelajaran Solving adalah 15,5 yang berada pada
Problem Solving dengan siswa yang di ajar kategori tinggi dan rata-rata skor hasil
dengan model pembelajaran konvensional belajar siswa yang mengikuti pembelajaran
terhadap hasil belajar matematika siswa dengan model konvensional adalah 10,44
kelas IV SD Gugus V Kecamatan yang berada pada kategori sedang.
Tegallalang Kabupaten Gianyar. Model Berdasarkan analisis data
pembelajaran Problem Solving menggunakan uji t diperoleh thitung =
berpengaruh signifikan terhadap hasil dan ttabel = 2,00 untuk db = 54 dengan
belajar Matematika siswa kelas IV SD taraf signifikansi 5%. Ini berarti H0 ditolak
Gugus V Kecamatan Tegallalang dan H1 diterima. Dengan kata lain, adanya
Kabupaten Gianyar. perbedaan hasil belajar Matematika antara
Berdasarkan deskripsi data hasil siswa yang belajar dengan model
penelitian, kelompok siswa yang pembelajaran Problem Solving dengan
dibelajarkan dengan model pembelajaran siswa yang belajar dengan pembelajaran
problem solving lebih tinggi dibandingkan konvensional.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)