TINJAUAN PUSTAKA
terjadi karena berbagai sebab sehingga terkadang agak sulit dilakukan pencegahan.
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Berat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama
setelah lahir.10
a. Berat bayi lahir rendah, dengan berat kurang dari 2500 gram
c. Berat bayi lahir amat sangat rendah, dengan berat kurang dari 1000 gram. 14
Sejak tahun 1961, WHO mengganti istilah Premature dengan Low Birth
Weights Infants (bayi dengan berat badan lahir rendah). Hal ini dikarenakan tidak
semua bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram merupakan bayi
prematur.15
a. Bayi kurang bulan atau preterm ialah bayi dengan kehamilan kurang dari 37
b. Bayi cukup bulan atau aterm ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37
(KMK).
minggu dan mempunyai berat badan sesuai untuk masa kehamilannya atau biasa
Yaitu berat bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya untuk
masa gestasi, dengan batasan yang diajukan oleh Battaglia dan Lubhenco (1967)
yang dapat merupakan bayi preterm, aterm, atau postterm. Istilah lain yang
digunakan adalah Small for Gestational Age (SGA). Penyebab dismaturitas ialah
janin mengalami gangguan pertumbuhan didalam uterus atau Intra Uterine Growth
atas :
a. Simetri, adalah janin yang menderita distres yang lama, dimana gangguan
sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pertumbuhan jantung, otak dan
limpa, timus sangat berkurang dan berat tidak sesuai dengan masa gestasi. 17
itu bayi sangat peka terhadap gangguan pernapasan, infeksi, trauma kelahiran,
hipotermi dan sebagainya. Sedangkan bayi dismatur dapat lebih mudah hidup setelah
berada di luar rahim karena alat-alat tubuh lebih berkembang dibandingkan bayi
prematur dengan berat badan yang sama. Dalam jangka panjang bayi BBLR dapat
Pengertian neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang berusia 0-28 hari.
Sedangkan pengertian neonatus dengan risiko tinggi adalah neonatus yang memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mengalami kematian atau menjadi sakit berat dalam
masa neonatal. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian neonatus, maka
perlu sekali mengenali neonatus dengan risiko tinggi sedini mungkin. Istilah neonatus
risiko tinggi menyatakan bahwa bayi harus mendapatkan pengawasan ketat oleh para
standar pada kunjungan bayi baru lahir. Lama pengawasan dapat berkisar dari
pada minggu pertama kehidupan (0-6 hari). Mengingat besarnya risiko kematian pada
minggu pertama, setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai
standar lebih sering dalam minggu pertama untuk mendeteksi adanya penyakit atau
tanda bahaya sehingga dapat dilakukan intervensi sedini mungkin untuk mencegah
kematian.6
b. Mempunyai berat badan kurang dari 2500 gram atau lebih dari 4000 gram.
c. Dilahirkan dari ibu yang mengalami berbagai penyakit infeksi, ketuban pecah
d. Kehamilan kembar dan kehamilan yang terjadi lagi setelah tiga bulan
kehamilan sebelumnya.
lain-lain.
bergantung pada faktor usia ibu. Usia reproduksi yang optimal bagi seorang ibu
adalah usia 20-35 tahun, di bawah dan di atas usia tersebut akan terjadi peningkatan
risiko kehamilan dan persalinan. Menurut Manik yang dikutip oleh Jumirah, dkk
(2001) usia ibu < 20 tahun berisiko 14 kali lebih besar dan usia ≥ 35 tahun berisiko 4
kali lebih besar melahirkan bayi BBLR dibandingkan usia 20-34 tahun.19
lebih sering dijumpai pada ibu dengan pendidikan yang rendah (6,4%) disusul dengan
ibu dengan pendidikan sedang (4,8%). Ibu dengan tingkat pendidikan yang lebih
tinggi lebih mudah menyerap informasi yang diberikan sehingga dapat melahirkan
sedangkan di Provinsi Sumatera Utara (3,3%) dan yang terendah terdapat di Provinsi
Bengkulu (2,5%).20
Di Kota Medan, angka kejadian BBLR pada tahun 2008 adalah sebesar 0,14%
Di Sumatera Utara, angka kejadian BBLR pada tahun 2003 adalah sebesar
1,62% dari 187.420 bayi yang lahir hidup dan pada tahun 2007 terdapat 0,73% bayi
a. Paritas
golongan nullipara (ibu dengan paritas 0), primipara (ibu dengan paritas 1), multipara
(ibu dengan paritas 2-3) dan grandemultipara (ibu dengan paritas ≥ 4). 21
Kejadian BBLR yang tinggi pada kelompok ibu dengan paritas rendah
dihubungkan dengan faktor umur ibu yang masih terlalu muda, dimana organ-organ
reproduksi ibu belum tumbuh secara sempurna dan kondisi psikis ibu yang belum
siap. Sementara pada paritas tinggi, hal yang mungkin terjadi adalah gangguan
kesehatan seperti anemia, kurang gizi ataupun gangguan pada rahim. Hal-hal tersebut
BBLR.13
Banyak studi menunjukkan bahwa kehamilan kedua dan ketiga adalah paling
tidak menyulitkan, sedangkan komplikasi meningkat setelah anak ketiga. Dari hasil
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, persentase kematian neonatal tinggi
pada anak pertama dan pada ibu dengan jumlah paritas 3 atau lebih. 22
lebih tinggi ditemukan pada ibu dengan paritas nullipara (paritas 0) yaitu sebesar
sempurna, baik itu organ reproduksi dan organ pernapasan oleh karena itu mengalami
kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya. Teori Beck dan Roshental menyatakan
bahwa berat badan bayi bertambah sesuai dengan masa kehamilan. Apabila bayi lahir
pada umur kehamilan yang pendek, maka berat bayi belum mencapai berat badan
Dari hasil penelitian Marbun (2005) di RSU Pirngadi Medan, ibu yang
melahirkan bayi dengan BBLR lebih tinggi dijumpai pada ibu dengan umur
minggu (38,2%).25
c. Jarak Kehamilan
Ibu hamil dengan jarak kehamilan dari anak terkecil kurang dari 2 tahun akan
meningkatkan risiko terjadinya BBLR. Jarak kehamilan sebaiknya lebih dari 2 tahun.
Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu punya waktu yang singkat
ditemukan pada ibu dengan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun yaitu sebanyak 69
mengenai keadaan bayi yang sedang dikandungnya. Angka lahir mati atau kejadian
Ibu dengan riwayat obstetrik yang buruk (BBLR, abortus, kelainan genetik, lahir
Dari hasil penelitan Ginting (2002) di RSU Pirngadi Medan, kejadian BBLR
lebih sering dialami oleh ibu dengan riwayat obstetrik yang buruk (86,8%). 23
e. Komplikasi Kehamilan
komplikasi pada kehamilan ini dapat mengganggu kesehatan ibu dan pertumbuhan
bayi BBLR sebesar 6,947 lebih besar dibandingkan ibu yang tidak mengalami
preeklamsi/eklamsi.31
f. Kadar Hb
mutu gizi yang baik dan cukup. Bila makanan ibu sewaktu hamil tidak mencukupi
kemunduran kesehatan janin. Kekurangan zat gizi yang diperlukan saat pertumbuhan
dapat mengakibatkan semakin tingginya kehamilan prematur atau BBLR dan cacat
bawaan.16
hamil, antara lain dengan mengukur kadar Hb. Pengukuran kadar Hb dimaksudkan
untuk mengetahui kondisi seorang ibu apakah mengalami anemia gizi. Batas ambang
menunjukkan bahwa ibu hamil yang anemia berisiko melahirkan bayi BBLR 3,21
antenatal care (ANC) adalah salah satu cara untuk menyiapkan fisik maupun mental
ibu di dalam masa kehamilan sehingga mampu mehadapi persalinan, kala nifas,
Pemeriksaan rutin saat hamil merupakan salah satu cara mencegah terjadinya bayi
lahir dengan BBLR. Kunjungan ANC dilakukan 4 kali selama masa kehamilan. Satu
kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu), satu kali dalam trimester kedua
(antara minggu 14-28) dan dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu ke-36) dan
yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian baik
kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan mempunyai peluang untuk tidak
kehamilannya (4,6%).20
h. Rokok
kelainan kongenital, kematian janin dan BBLR. Carbon monoksida dan nikotin
adalah dua bahan kimia yang paling berpengaruh terhadap janin dan terdapat pada
janin. Nikotin meningkatkan tekanan darah janin dan menurunkan angka pernapasan,
Nikotin berefek pada sistem syaraf pusat genitalia, saluran cerna, dan sistem urinari
janin. Dampak rokok bukan hanya dirasakan pada perokok aktif tetapi juga pada
perokok pasif. Orang yang tidak merokok atau perokok pasif yang terpapar asap
rokok akan mengirup dua kali lipat racun yang dihembuskan oleh perokok aktif. 36
seseorang merokok lebih dari 25 batang per hari atau lebih dari 1 bungkus per hari
maka sudah dapat menyebabkan berat bayi lahir < 2500 gram. 37 Penelitian yang
dilakukan oleh Hegaard, dkk (2005) juga menunjukkan ibu hamil yang terpapar asap
rokok di rumah maupun diluar rumah lebih dari 2 jam per hari, akan melahirkan bayi
rata-rata 79 gram lebih rendah dari ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok. 38
Konsumsi kronis alkohol dalam jumlah besar oleh ibu pada waktu hamil
Menurut penelitan yang dilakukan oleh Patra, dkk (2011) menyatakan bahwa
konsumsi alkohol rata-rata 1 kali sehari atau lebih akan meningkatkan risiko BBLR
dan mengonsumsi alkohol dengan rata-rata 3 kali sehari pada masa kehamilan akan
menaikkan risiko prematur sebesar 23% daripada ibu yang tidak meminum alkohol. 40
Masalah yang terjadi pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) terutama
yang prematur terjadi karena ketidakmatangan sistem organ pada bayi tersebut.
Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan pada sistem pernapasan,
perkemihan.
a. Sistem Pernapasan
setelah lahir disebabkan oleh jumlah alveoli yang berfungsi masih sedikit,
kekurangan surfaktan (zat di dalam paru yang melapisi bagian dalam alveoli,
sehingga alveoli tidak kolaps pada saat respirasi), lumen sistem pernapasan yang
kecil, kolaps atau obstruksi jalan napas, insufisiensi kalsifikasi dari tulang thoraks.
Hal-hal inilah yang menganggu usaha bayi untuk bernapas dan sering mengakibatkan
gawat napas (distres pernapasan). Gangguan napas yang sering terjadi adalah
dan Asfiksia. Membran Hialin dapat mengenai bayi dismatur yang preterm, terutama
Bayi dengan BBLR umumnya mudah sekali terjadi trauma susunan syaraf
pusat yang disebabkan antara lain; perdarahan intracranial karena pembuluh darah
yang rapuh, trauma lahir, perubahan proses koagulasi, hipoksia dan hipoglikemia.
Sementara itu asfiksia berat yang terjadi pada BBLR juga sangat berpengaruh pada
sistem susunan syaraf pusat yang diakibatkan karena kekurangan oksigen dan
kekurangan perfusi/iskemia.
c. Sistem Kardiovaskuler
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah masalah yang sering terjadi pada bayi
prematur. Sebelum lahir, arteri besar yang disebut ductus arteriosus memungkinkan
darah tidak mengaliri paru-paru bayi. Ductus biasanya menutup setelah lahir sehingga
darah dapat mengalir ke paru-paru dan mengambil oksigen. Ketika ductus tidak
d. Sistem Gastrointestinal
pencernaannya belum berfungsi seperti bayi yang cukup bulan. Hal ini diakibatkan
antara lain karena tidak adanya koordinasi mengisap dan menelan sampai usia gestasi
33-34 minggu, kurangnya cadangan beberapa nutrisi seperti kurang dapat menyerap
lemak dan mencerna protein, jumlah enzim yang belum mencukupi, waktu
e. Sistem Hematologi
prematur adalah usia sel darah merahnya lebih pendek, pembentukan sel darah merah
yang lambat, pembuluh darah kapiler mudah rapuh yang dapat menyebabkan
f. Sistem Penglihatan
menyebabkan perlukaan atau lepasnya retina. ROP dapat berlangsung ringan dan
membaik dengan sendirinya, tetapi bisa juga menjadi serius dan mengakibatkan
kebutaan. Semua bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram atau usia kehamilan
kurang dari 32 minggu berisiko mengalami ROP. Semakin rendah berat lahir atau
usia kehamilan maka semakin tinggi pula risiko terjadinya ROP. Bayi dengan ROP
berisiko besar terjadi strabismus (juling), katarak, kelainan refraksi (rabun jauh)
sampai kebutaan.
g. Sistem Perkemihan
belum matang sehingga tidak mampu mengelola air, elektrolit dan asam-basa, tidak
Pemeriksaan bayi baru lahir dilakukan segera setelah bayi lahir untuk melihat
kondisi bayi apakah menderita suatu kelainan atau tidak. Upaya yang dapat dilakukan
adalah :
a. Penilaian APGAR
Merupakan sebuah metode untuk menilai kondisi umum bayi sesaat setelah
kelahiran yang dilakukan pada menit pertama dan kelima pasca kelahiran dan untuk
mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Hal yang dinilai pada skor
APGAR adalah usaha napas, warna kulit, denyut jantung, tonus otot dan reaksi
terhadap rangsang. Setiap penilaian diberi angka 0,1,2. Dari hasi penilaian dapat
diketahui apakah bayi normal (7-10), asfiksia ringan (4-6) atau asfiksia berat (0-3).
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada bayi dengan BBLR yaitu dengan berat
badan bayi < 2500 gram. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai tanda-tanda
prematuritas seperti tulang rawan telinga belum terbentuk, refleks lemah, jaringan
lemak bawah kulit sedikit, kulit tipis, merah dan transparan atau terdapatnya tanda-
tanda bayi KMK seperti tengkorak kepala keras, gerakan cukup aktif dan tangisan
cukup kuat, daya mengisap cukup kuat, kulit keriput, lemak bawah kulit tipis.
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum terjadi. Upaya yang dapat dilakukan
b. Makan-makanan yang bergizi guna menjaga gizi ibu maupun janin yang
dikandung.
sebanyak empat kali yaitu satu kali pada trisemester I, satu kali pada
pemeriksaan antenatal segala bentuk kelainan ataupun gangguan pada ibu dan
mati, pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan, pergerakan janin yang
antepartum.
a.2.1 Pemeriksaan skor ballard untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir
a.2.2 Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan untuk melihat ada
a.2.3 Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan kehamilan kurang bulan
napas.
a.2.4 USG kepala terutama pada bayi dengan kehamilan kurang bulan dimulai pada
intracranial.
Bayi BBLR akan cepat mengalami kehilangan panas badan atau suhu tubuh
dan dapat menjadi hipotermia atau hipertermia. Hal ini disebabkan oleh pusat
pengaturan suhu tubuh belum berfungsi dengan baik atau sistem metabolisme yang
adalah peningkatan suhu tubuh > 37,50C. Suhu tubuh normal terjadi jika ada
keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas. Suhu tubuh dijaga pada
atau hipertermia serta menjaga suhu tubuh tetap berada dalam keadaan normal, yaitu
dengan cara proteksi termal/warm chain. Jika sudah terjadi perubahan suhu badan
bayi, dilakukan penangan yang lebih khusus yakni dengan cara penggunaan
Pemberian makanan terbaik bagi bayi adalah ASI (Air Susu Ibu). Pemberian
hiperbilirubinemia. Pada bayi dengan masa gestasi 32 minggu atau kurang atau berat
badan kurang dari 1500 gram terlalu lemah untuk bisa mengisap secara efektif atau
tidak mempunyai refleks menelan yang memadai, ASI dapat diberikan dengan
Bayi BBLR mempunyai daya tahan tubuh yang rendah dan sistem imun yang
belum matang menyebabkan bayi BBLR sangat rentan dengan infeksi. Hal ini dapat
lahir